Selasa, 09 Juni 2009

KONSEP DASAR

PENGGALANGAN DANA ORGANISASI MASYARAKAT SIPIL

Fajar Sudarwo (Jarwo)[*]

Menembus Batas Logika Memperoleh Dana (fund)

Jangan sekali kali anda memikirkan dana / uang ketika anda dan organisasi anda membutuhkan dana / uang! Percayalah kalau kosentrasi anda untuk memperoleh dana / uang semata, maka sang uang akan semakin menjauh dan “membencinya”.

Uang / dana tidak akan terkejar namun dia akan mendekat sesuai dengan logikanya. Logika uang adalah mengikuti alur teori ekonomi. Alur ekonomi klasik bahwa uang adalah merupakan symbol nilai harga ekonomis dari suatu barang atau jasa. Logika harga (value) adalah berbading lurus antara permintaan akan suatu barang dan jasa. Dimana penawawan naik dan permintaan menurun maka harga akan menurun atau rendah. Begitu sebaliknya semakin naik permintaan dan penawaran menurun maka harga akan naik atau tinggi. Secara klasik ketika orang ingin memperoleh uang / dana maka harus mengikuti logika harga. Karena uang ada akibat keberadaan jasa atau barang …”ada barang / jasa ada uang”. Maka dari itu jangan pikir uang kalau membutuhkannya, tetapi pikir dan ciptakan jasa atau barang nya yang dapat mengikuti logika ekonomisnya!

Sejak warga dunia keluar dari dunia nyata memasuki cyber millennium atau dunia maya /mimpi (paska tahun sembilan puluhan), logika uang berubah seiring dengan perubahan logika value atau harga ekonomis suatu barang dan jasa. Harga atau value ekonomis tidak lagi lekat dengan keberadaan barang atau jasa. Belum ada barang atau jasa sudah ada value atau harganya. Bahkan uang sudah didapat walaupun belum mempunyai barang atau jasanya. Hal ini dikarenakan harga atau value sekarang lekat keberadaannya dengan “penjelasannya ide” barang atau jasa. Value ekonomis barang atau jasa bukan mengikuti dunia nyata barang atau jasanya tetapi mengikuti konsepsi / abstraksi atau cita cita yang lekat dengan barang atau jasa itu sendiri. Bahkan harga / value ekonomis lebih lekat atau tertarik dengan “ penjelasannya ide” dari pada dengan barang atau jasanya itu sendiri. Sekarang banyak orang sudah mengeluarkan uang namun barang dan jasanya belum ada, yang ada baru penjelasannya idenya. Maka dari itu dalam cyber millennium ini kalau menginginkan uang jangan memikirkan uangnya tetapi pikir bagaimana menjelaskan ide atau cita cita yang dapat memasuki logika cyber economic. Ada penjelasan tentang ide yang diterima oleh logika uang atau dengan kata lain ide adalah uang.

Logika LSM (lembaga Swadaya Masyarakat) dalam menggalang dana sebetulnya sudah menggunakan logika cyber economic. Bentuknya yang paling konvensional adapah “proposal program ke lembaga dana”. Proposal adalah merupakan salah satu bentuk penjelasan ide atau cita cita. Barang dan jasa nya belum sama sekali ada, namun funding sudah memberi harga atau mengirim uang sampai jutaan atau milyard rupiah. Pertanggung jawabannya juga bukan berupa baranga atau jasa LSM itu sendiri namun berupa penjelasan yang berupa laporan program. Dengan demikian dana atau uang yang didapat oleh LSM sebagain besar karena kualitas penjelasannya tentang ide atau cita citanya. Pertanyaan selanjutanya penjelasannya tentang ide yang bagaima yang dapat menggalang dana?

Strategi Membangun Kepercayaan Publik

Penjelasan ide yang mampu menggalang dana dari public adalah kalau penjelasan dan ide tersebut disampaikan oleh orang atau organisasi yang mendapat kepercayaan public. Untuk memperoleh kepercayaan public relatip tidak mudah. Kepercayaan public akan lahir sesuai dengan public image dari orang / organisasi itu sendiri. Untuk membangun public image perlu menunjukan brand image dari orang atau organisasi itu sendiri. Salah satu langkah untuk menumbuh kembangkan brand image menurut akhli pemasaran Hermawan Kartajaya memerlukan langkah langkah sebagai berikut.

  1. Positioning

Orang / Organisasi kalau ingin memasuki wilayah public sebaiknya memilih dan memastikan posisi diri dalam konstelasi public hubungannya tentang posisi komitment sosiologisnya. Positioning ini merupakan kumpulan dari spirit, pasi, idiologi, prinsip dan nialai nilai hidup hubungannya dengan relasi public. Dengan kata lain positioning adalah sosok pragmatis dari idiologi yang diyakini. Implikasi ketika orang atau organisasi mengambil posisi, maka akan menghadapi lawan dan kawan, pembenci dan pengagum. Namun orang atau organisasi yang tidak jelas positioning nya akan mempunyai berbagai persoalan terhadap keberadaan atau eksistensi nya dalam ranah public. Bahkan tanpa positioning yang jelas orang atau organisasi akan tergilas oleh public opini. Tetapi “nyaman” nya tidak mempunyai lawan atau kawan yang jelas dan tidak terketahu siapa pembencinya dan siapa pengagumnya.

  1. Diferensiasi

Kalau sudah mengambil posisi yang jelas, maka orang atau organisasi perlu mengidentifikasi, mengaktualisasi dan menekuni diferensiasinya. Diferensiasi adalah unggulan unggulan positip yang hubungannya dengan kemaslahatan masyarakat. Keunggulan ini di kongkritkan dalam bidang profesi atau keakhlian dalam proses social. Keunggulan ini bisa berkembang tidak hanya satu keunggulan, namun bisa lebih dari satu kenggulan. Kualitas dan kapasitas keunggulan orang / oraganisasi dikomparasikan dan dikompetisikan dengan keunggulan orang / organisiasi lain.

  1. Brand Image

Ketika positioning dan diferensiasi orang atau organisasi telah disadari dan dimiliki maka perlu mengaktualisasi diri (organisasi) dalam symbol yang mudah dan cepat diingat sebagai “kesan baik” pada ranah public. Symbol tersebut dinamakan brand image. Brand image diri atau organisasi bertujuan untuk mempercepat public mengenal dan mengingat. Namun untuk membangun kepercayaan public perlu membuktikan kepada public hal hal sebagai berikut:

    1. Ada materi keunggulan produk / pelayanan yang mudah dikenal dan relatip memuaskan dalam kemanfaatannya.
    2. Legitimasi; Ada pengakuan secara cultural, politik, dan hukum yang dapat memberi landasan kebenaran umum. Ini bias berupa identitas yang diakui dan tidak menciderai cultural, politik dan hukum yang berlaku.
    3. Transparan; ada keterbukaan dan kejujuran dalam pengelolaan anggaran yang lalu dan sedang berlangsung.
    4. Akuntabel; ada keberanian mempertanggung jawabkan kepada public baik secara financial, program dan moral.

Strategi membangkitkan calon donatur

Penjelasan ide yang sangat effektip untuk membangkitkan para calon filantropis (dermawan) adalah dengan cara transformasi ide. Transformasi ini meliputi:

  1. Mentransformasi kepentingan dan kebutuhan diri / organisasi kita menjadi kepentingan dan kebutuhan calon donatur. Paling mudah adalah menseleksi calon donator yang mempunyai kesamaan minimal tidak bertentangan dengan kebutuhan dan kepentingan kita. Alternatif lain mengkonstruksi informasi agar kebutuhan, kepentingan kita menjadi potensil kebutuhan dan kepentingan calon donator.
  2. Mentransformasi cita cita dan tujuan program diri / organisasi kita menjadi cita cita dan tujuan calon donator. Hal ini perlu ada kemasan informasi yang mampu mengkonstruksi calon donatur agar mengakui dan merasakan bahwa cita cita dan tujuan calon donatur adalah merupakan cita cita dan tujuan kita.
  3. Meyakinkan melalui penjelasan rasional kepada calon donatur bahwa dana / uang yang akan diterima tidak diselewengkan dan akan dioptimalkan penggunaannya.
  4. Meyakinkan melalui penjelasan rasional kepada calon donatur bahwa diri / organisasi kita mampu secara managerial dan secara teknis melaksanakan program / pelayanan pengadaan produk yang akan didanai mereka.
  5. Ketepatan memperkirakan kemampuan keuangan calon donatur agar jumlah nominal dana yang diminta masih pada batas “kerelaan” financial / resources mereka.
  6. Ketepatan memilih momentum dan ketepatan orang sebagai penjelas ketika calon donatur pada saat kedermawanannya muncul.

Media penggalangan donatur

Ada beberapa media yang biasa digunakan untuk penggalangan dana, namun dapat dikelompokan menjadi dua; yaitu media langsung dan media tidak langsung. Penjelasan singkat media tersebut adalah:

1. Langsung; media ini adalah langsung membawa calon donatur untuk terlibat langsung memasuki persoalan yang menjadi isu sentral ide program. Beberapa media langsung yang dapat dilakukan adalah:

· Membuat acara dilokasi persoalan yang menjadi isu sentral ide program. Seperti; membuat acara kunjungan dan dialog di lokasi kerusakan lingkungan, bencana alam, kemiskinan dll. Hal ini dimaksudkan para calon donatur untuk tersentuh komitmennya setelah melihat langsung dan mendengar testimony korban. Namun kelemahan media langsung adalah sulitnya memperoleh waktu dan kesempatan para calon donatur.

· Membuat acara pertemuan terbatas para calon donatur yang menghadirkan para akhli dan para pemerhati persoalan yang menjadi isu sentral ide program.

· Membangun sukarelawan dari para profesi tour guide untuk menjadi juru penjelas ketika mempunyai momentum dan konsumen yang tepat.

· Public entertain atau cultural seremonial dengan melibatkan public figure tokoh spiritual dalam forum: pasar murah, pameran karya / produksi / pelayanan, kesenian rakyat, kesenian populair, olah raga (sepeda santa, kalan santai dll), acara pengajian (muslim), kebaktian di gereja dll.

2. Tidak langsung; media ini adalah untuk mempermudah calon donatur untuk memahami ide program yang membutuhkan sumbangannya. Beberapa media tidak langsung yang dapat dilakukan adalah:

· Direct-mail ; yaitu secara langsung mengirim surat kepada para calon donatur. Secara substansial surat itu adalah menjelaskan ide program secara singkat, jelas dan padat. Syarat untuk media ini adalah adanya figure orang atau lembaga yang mempunyai public brand image yang terpercaya. Para calaon donatur harus selektip dan tepat mempunyai perhatian dan cita cita yang sama dengan organisasi.

· Electronic-mail (Email); melalui jaringan komunikasi computer yang ditujukan calon donatur diberi penjelasan baik secara tertulis maupun audio visual. Paling efektif kalau penjelasannya melalui bentuk komprehensip antara penjelasan tulis sesuai dengan tulisan dan bahasa calon donatur, penjelasan audio visual lengkap dengan profile organisasi, profile pendukung, beneficiaries testimony.

· Website; melalui jaringan komunikasi computer kepada public secara continue dan up-to date yang berisi penjelasan baik secara tertulis maupun audio visul.Tentang profile organisasi, profile pendukung, laporan kegiatan dan hasil nya, perkembangan beneficiaries lengkap dengan testimony dan public opini.

· Media public baik media cetak, media TV atau Radio berupa berita lasung, iklan layanan masyarakat, dialog interactive maupun program khusus untuk menjelaskan perkembangan persoalan dan korban yang menjadi isu central ide program.

· Poster, leaflet, brosure, spanduk, stiker yang memberi penjelasan singkat dengan gaya agitatip, provokatip, atau promotive.

· Menggerakan relawan penjelas dan penggalang dana donatur di tempat tempat public. Seperti menggerakan mahasiswa, pelajar untuk mengumpulkan dana di tempat tempat public.

· Menempatkan kotak kotak pengumpul sumbangan di tempat tempat public.

· Menggabungkan dengan mekanisme system pembayaran konsumen pelayanan atau product tertentu seperti; pembayaran tiket club penghobi, pariwisata dll. Intinya product dan jasa yang konsumennya adalah orang yang sedang berada dan bersukaria.

· Mengirim proposal program; media ini biasa digunakan untuk para donatur besar atau lembaga dana atau yayasan penyandang dana. Substansi isi proposal program adalah: (1) Uraian Urgency atau mendesaknya adanya program (latar belakang). (2) Tujuan dan rencana capaian hasil (Spesifik-Measurable-Attainable-Relevant-Time bound). (3) Cara strategi untuk mencapai tujuan. (4) Kegiatan utama program. (4) Management dan pola pengelolaannya baik program maupun financial. (5) Metode untuk mengontrol dan melihat hasil program. (6) Sumberdaya pendukung yang dimiliki seperti pengalaman, orang professional dan fasilitas. (7) Anggaran secara rasional yang menunjukan effisiensi.

Penggalangan dana non donasi

Penggalian dana organisasi masyarakat sipil kecenderungannya untuk keluar dari dominasi funding agency. Hal ini dapat dimengerti karena organisasi masyarakat sipil menghindari ketergantungan, dominasi dan subordinasi. Oleh karena itu beberapa LSM sudah memulai membatasi diri untuk mendorong proporsi sumbangan masing lembaga dana tidak lebih dari 20 % dari total kebutuhan dana organisasi. Untuk mengurangi dominasi salah satu lembaga dana, adalah dengan cara memperbanyak lembaga dana yang menyumbangkan organisasi. Namun untuk memperoleh banyak lembaga dana tidak mudah. Maka dari itu beberapa organisasi masyarakat sipil mulai mencoba untuk menggalang dana sendiri tanpa donatur. Beberapa beberapa bentuk penggalangan dana non donasi adalah sebagai berikut:

a. Penggalangan dana dari anggota; Penggalangan dana dari anggota adalah merupakan cara universal untuk seluruh organisasi rakyat di seluruh dunia. Dana dari anggota menjadi tolok ukur utama keberadaan organisasi rakyat itu sendiri. Bahkan kalau ada organisasi rakyat tidak ada dana dari anggota, ini dipertanyakan kualitas keberadaannya.

b. Penggalangan dana dari usaha pelayanan organisasi; Penggalangan dana ini berupa jasa pelayanan organisasi terhadap anggota / consituen / kelompok dampingan. Pelayanan yang dapat menjadi bagian pendanaan organisasi adalah jenis pelayanan yang riil memberi keuntungan ekonomis anggota/ consituen/ kelompok dampingan. Contoh: APIKRI Jogjakarta memperoleh dana organisasi dari komisi mengeksport produksi kerajian kelompok dampingannya. Mitra Tani Jogjakarta memperoleh dana organisasi dari prosentase kuntungan pemasaran produksi pertanian organic kelompok dampingannya. CU Pancur Kasih Pontianak memperoleh dana organisasi dari prosentase SHU koperasi simpan pinjam anggotanya. USC-SATUNAMA Jogjakarta memperoleh dana organisasi dari jasa konsultasi dan sebagaian jasa training.

c. Penggalangan dana dari usaha ekonomis organisasi; Penggalangan dana melalui bentuk usaha ekonomi organisasi di Indonesia sudah banyak dilakukan oleh beberapa LSM. Seperti Yayasan Alfa Omega Kupang dengan membut usaha galangan kapal; Yasyasan Swadaya Membangun Lombok dengan membuat usaha PT Bank Segara Anakan, Bina Swadaya Jakarta dengan membuat uasaha Agribusiness dan PT Penerbitan Trubus,

d. Penggalangan dana dari effisiensi management proyek; dimana staf atau personil menabung sebagaian honornya untuk keberlangsungan organisasi, effisensi biaya operasinal dll.

Penggalangan dana public

Pengertian dana public adalah dana dari warganegara yang dikelola pemerintah. Asumsinya dana public merupakan hak warga sipil untuk menikmatinya. Organisasi masyarakat sipil sudah memulai untuk melakukan penggalangan dana public melalui benduk advokasi anggaran. Dana public biasanya bukan untuk biaya operasional organisasi, namun merupakan dana untuk biaya program yang langsung dinikmati kelompok dampingan atau consituen. Contoh: Advokasi anggaran dalam APBD atau APBN untuk meningkatkan pos anggaran pemberdayaan perempuan, pemberdayaan petani / nelayan / pedagang kecil.

Pengorganisasian Penggalian Dana

Upaya penggalian dana organisasi masyarakat sipil akan berhasil kalau terorganisir dengan solid. Oleh karena itu pengorganisasian penggalangan dana perlu di seriusi dengan langkah langkah substansial sebagai berikut.

  1. Menunjuk personil yang bertanggung jawab menggerakan penggalangan dana organisasi. Syarat dasar posisi ini adalah: Mempunyai ketrampilan komunikasi dengan berbagai bahasa; Memahami visi misi, nilai dasar organisasi; Cepat memahami substansi program utama organisasi; Creativ dan cerdas menangkap momentum dan menggalang perkawanan.

Fungsi : 1. Merencanakan kegiatan fund raising

2. Mengelola perjalanan fund raising

3. Mereview sejarah sumbangan

4. Merefleksikan ide dan visi anggota pengurus, Dirpel dan lainnya dalam peran administrasinya

5. Membantu proses mendapatkan sumbangan besar

6. Memimpin Staff dan para voluntir

7. Bertindak sebagai kontak person

8. Menyarankan calon donatur

9. Mengembangkan strategi

  1. Menggerakan semua personil, pengurus, dan relawan organisasi untuk menjadi bagaian penggalian dana organisasi. Masing masing personil mempunyai tugas secara proporsional sesuai dengan kapasitasnya.
  2. Mengidentifikasi, mendokumentasi dan menganalisis semua calon donatur organisasi secara continue dan uptodate.
  3. Ada perencanaan regulair untuk kegiatan penggalangan dana organisasi. Perencanaan penting untuk menjadi acuan organisasi dalam melakukan penggalian dana organisasi.
  4. Mengelola event – event penggalangan dana organisasi secara selektip, effisien dan effektif. Jangan sampai biaya event penggalangan dana lebih besar dari perolehannya.
  5. Melakukan evaluasi hasil kegiatan penggalangan dana secara continue untuk memberikan berbagai rekomendasi yang detail dan operasional untuk memperbaiki program penggalian dana organisasi di masa yang akan datang.
  6. Menjaga dan melayani para donatur organisasi sengan cara sebagai berikut:
    • Menyampaiakn ucapan terima kasih kepada para donatur.
    • Menyampaikan laporan penggunaan dana organisasi dan hasilnya.
    • Menyampaiakn berbagai informasi tentang perkembangan organisasi secara berkala dengan singkat dan jelas.
    • Memberikan berbagai bentuk penghormatan bagi para donatur setia dan tetap.

Berbagai Karakter Donatur Organisasi masyarakat Sipil

Pemahaman akan karakter para calon donatur sangat penting, hal ini karena mempengaruhi dan menentukan strategi pendekatan dan keberhasilan kegiatan penggalian dana organisasi. Secara umum karakter beberapa donatur Organisasi Masyarakat Sipil adalah:

  1. Donatur Individual; Donatur individual karakternya berhubungan dengan budaya dan profesi masing masing individu. Latar belakang budaya donatur sangat menentukan karakternya dalam kedermawanannya. Profesi donatur juga menentukan karekter kedermawanannya, secara umum donator individual akan mendukung dengan kepentingan profesi dan kariernya.
  2. Donatur organisasi; Karakter donatur organisasi dapat dibagi dua pilahan besar. Organisasi Pemerintah dan Organisasi Non Pemerintah. Karakter organisasi pemerintah mengikuti kaidah kaidah birokrasi dan sesuai dengan perencanaan anggaran formal. Karakter organisasi non pemerintah dipengaruhu oleh sumber dananya; seperti: (a) Lembaga dana yang sumber dana dari partai politk; (b) Lembaga dana yang sumber nya dari pemerintah; (c) lembaga dana yang sumbernya dari PBB; Lembaga dana yang sumbernya dari organisasi humanis; dan Lembaga dana yang sumbernya dari lembaga bisnis.

Sifat bantuan dana untuk Organisasi Masyarakat Sipil

Sumber Dana

Ciri-Ciri

Contoh

Hibah

Biasanya dg batasan, suatu projek, terikat waktu, donasi untuk periode pendek atau menengah

Dana dari Pemerintah, Yayasan, asosiasi, perjanjian multilateral & bilateral

Sumbangan

Tanpa batasan, dapat dipakai untuk dana abadi, periode menengah ke jangka panjang

Individu atau kelompok

Pendapatan

Tanpa batasan, periode pendek ke panjang,untuk biaya operasi bisnis, perlu ketrampilan kusus untuk mengelolanya

Penjualan barang,

fee untuk jasa,

Bunga simpanan

Dana Abadi

Dana utama yang digunakan hanya bunganya

Simpanan organisasi yang terencana.

Kualifikasi Donasi

Kualifikasi Donor

Rasio Sumbanga

Donor Setia

Hibah Utama

10% dari seluruh Donor

Donor Berulang

Hibah meningkat

20% dari seluruh Donor

Donor

Pertama Kali sbg Donor

70% dari seluruh Donor



[*] Aktivis LSM IRE dan Konsultan fund rising Organisasi Masyarakt Sipil dan Perusahaan

1 komentar: