tag:blogger.com,1999:blog-9964071748335593652024-02-08T23:24:29.897+08:00Misteri Pemberdayaan Masyarakat DesaMisteri Pemberdayaan Desahttp://www.blogger.com/profile/12050053405844970849noreply@blogger.comBlogger30125tag:blogger.com,1999:blog-996407174833559365.post-34545573622841061222013-02-22T12:35:00.001+08:002013-02-22T12:35:22.855+08:00PemberkuasaanPemahaman Singkat
Pemberkuasaan / Pemberdayaan
Istilah pemberdayaan merupakan terjemahan dari “empowerment”, yang
secara harfiyah bisa diartikan sebagai “pemberkuasaan”, sedang dalam arti luas
pemberdayaan masyarakat adalah : suatu usaha pemberian atau peningkatan
“kekuasaan” (power) kepada masyarakat yang lemah atau tidak beruntung
(disadvantaged) melalui perubahan struktur social, dimana rakyat (masyarakat)
mampu menguasai (berkuasa atas) kehidupannya, sehingga harkat dan martabat
kehidupan masyarakat dapat berkembang kearah yang lebih baik.
Selain itu istilah pemberdayaan masyarakat hamper memiliki kesamaan
tujuan dengan pembangunan (development). Dimana pembangunan (development)
itu sendiri adalah proses social yang direncanakan atau di rekayasa untuk
memajukan kemajuan masyarakat, dimana pembangunan senantiasa berkembang
seiring dengan tuntutan zaman dan kebutuhan masyarakat.
Namun dari dua istilah diatas terdapat perbedaan paradigma yang sangat
mendasar, dimana pemberdayaan menempatkan masyarakat sebagai pemain
(actor) utama dalam menentukan kehidupannya, sedangkan pembangunan
menempatkan pemerintah sebagai sumber segala-galanya. Terlepas dari itu semua
dapat kita temukan tujuan yang ingin dicapai baik oleh pemberdayaan masyarakat
maupun pembangunan adalah untuk merubah kondisi kehidupan masyarakat yang awalnya tertinggal, melalui serangkaian proses, program yang terencana, sehingga
tercipta kehidupan masyarakat ke arah yang lebih baik.
Sejumlah studi menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin dan
termiskin di pedesaan masih cukup banyak. Mereka menjadi bagian dari
komunitas dengan struktur dan kultur pedesaan. Kira-kira separuh dari jumlah itu
benar-benar berada dalam kategori sangat miskin (the absolute poor). Kondisi
mereka sungguh memprihatikan antara lain, ditandai oleh malnutrion, tingkat
pendidikan yang rendah (bahkan sebagian masih buta huruf), dan rentan terhadap
penyakit. Jumlah penghasilan dari kelompok ini hanya cukup untuk makan.
Karena itu tidak mengherannkan bila perkembangan fisik dan mental mereka
(termasuk anak-anaknya) juga berjalan agak lamban. Kelambanan itu terasa sekali
ketika dalam kehidupan mereka diintroduksi ideologi dan teknologi baru yang
berbeda dari yang sudah ada.
Oleh karena itu, kegiatan pembangunan perlu diarahkan untuk merubah
kehidupan mereka menjadi lebih baik. Perencanaan dan inplementasi sehingga
mereka mempunyai akses pada sumber-sumber ekonomi sekaligus politik.
Nampaknya tidak terlalu berlebihan apabila dinyatakan bahwa medan perang
melawan kemiskinan dan kesenjangan yang utama sesungguhnya berada di
desa.Masyarakat miskin kini bertambah miskin dan masyarakat yang hampir
miskin kini tergelincir menjadi miskin. Oleh sebab itu, bila negara ingin mencapai
tujuan ekonomi sebagai cita-cita oleh rakyat maka masalah kependudukan
(masyarakat) perlu menjadi unsur utama dalam rencana pembangunan jangka
panjang.
Dalam proses pemberdayaan dan pembangunan masyarakat pemerintah
sebagai pemegang kebijakan memiliki tanggung jawab yang besar dalam
memenuhi hak-hak rakyat akan penghidupan yang layak, hak akan pendidikan,
kesehatan, kesempatan kerja, dan lain-lain. Dalam hal ini pemerintah perlu
melakukan langkah-langkah strategis seperti:
Pertama, menganalisa kebijakan sosial yaitu merumuskan seperangkat
tindakan (course of action), kerangka kerja (framework), petunjuk (guidline),
rencana (plan), penetaan (maping), trada atau strategi yang dirancang untuk
mencapai tujuan social. Tujuan social berorientasi pada upaya pemecahan
masalah social, pemenuhan kebutuhan sosial, dan pencapaian kesempatankesempatan
social yang maksimal.
Kedua, menaikkan anggaran untuk program pelayanan social dan
kebutuhan social, seperti pogram pengentasan kemiskinan, pendidikan, kesehatan,
perluasan lapangan kerja dan lain-lain. Idealnya, negara berkembang dapat
mengeluarkan dana untuk pembangunan social minimal 20 persen.
Ketiga, peningkatan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah.
Pemerintah pusat dan daerah kerap kali terjadi saling menyalahkan ketika
melakukan penanganan masalah dilapangan. Hal ini diakibatkan karena lemahnya
koordinasi. Langnkah koordinasi ini penting dalam rangka mencapai pelayanan
yang memadai serta mencegah persoalan yang muncul dilapangan
Dalam pemberdayan masyarakat paradigm pemerintah sebagai sumber
segala-galanya di geser dengan menempatkan masyarakat alikan sebagai pemain
utama. actor dalam pembangunan. Demikian juga dengan proses pembangunan seharusnya dilakukan untuk meningkatkan derajad keberdayaan masyarakat
sampai kapada tingkat keberdayaan masyarakat yang optimal.
Secara bertingkat keberdayaan masyarakat menurut susiladiharti dapat
digambarkan sebagai berikut:
(1) Tingkat keberdayaan pertama adalah terpenuhi kebutuhan dasar (basic needs).
(2) Tingkat keberdayaan kedua adalah penguasaan dan akses terhadap berbagai
system dan sunber yang diperlukan
(3) Tinggkat keberdayaan ketiga adalah dimilikinya kesadaran penuh akan
berbagai potensi, kekuatan dan kelemahan diri dan lingkungannya.
(4) Tingkat keberdayaan keempat adlah kemampuan berpartisipasi secara aktif
dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi lingkungan yang lebih kuat
(5) Tingkat keberdayaan kelima adalah kemampuan untuk mengendalikan diri
dan lingkungannya. Tingkat ini dapat dilihat dari keikutsertaan dan dinamika
masyarakat dalam mengevaluasi dan mengendalikan berbagai program dan
kebijakan intitusi dan pemerintahan.
Untuk mewujudkan derajad keberdayaan tersebut perlu dilakukan
langkah langkah secara runtun dan simultan, antara lain :
1. Meningkatkan suplai kebutuhan-kebutuhan bagi kelompok masyarakat yang
paling tidak berdaya (miskin).
2. Upaya penyadaran untuk memahami diri : potensi, kekuatan, dan kelemahan,
serta memahami lingkungannya,
3. Pembentukan dan penguatan institusi terutama institusi ditingkat local,
4. Upaya penguatan kebijakan,
5. 5. Dan pembentukan dan pengembangan jaringan usaha atau kerja
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2134146-tinjauan-teoritik-tentang-pemberdayaan-masyarakat/#ixzz2Lb94MCBy
Misteri Pemberdayaan Desahttp://www.blogger.com/profile/12050053405844970849noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-996407174833559365.post-11389125608208438352013-02-22T12:34:00.001+08:002013-02-22T12:34:52.058+08:00Pendampingan Masyarakat<p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b>STRATEGI PEMBERDAYAAN <o:p></o:p></b></p> <h1>SEBAGAI MEDIA PENDAMPINGAN MASYARAKAT</h1> <h1>Fajar Sudarwo</h1> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <h1 style="text-align: justify; line-height: 150%;">Mengapa Pemberdayaan Lahir?</h1> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Ketika tahun 1939 krisis ekonomi melanda dunia, semua orang berteriak bahwa<span style=""> </span>kapiatalis / pasar telah gagal ‘mensejahterakan’ rakyat dunia.<span style=""> </span>Salah satu pemikir di Ingrris Keyness yang menyerukan bahwa sebaiknya kesejahteraan rakyat dunia akan lebih baik diserahkan rakyat sendiri melalui institsu negara. Kemudian Presiden Amerika Serikat Truman menyambut dengan mengeluarkan ide <i>development</i> sebagai instrumen negara untuk mensejahterakan rakyatnya. Ide besar ini dilegitimasi oleh Persatuan Bangsa Bangsa menjadi mandat utama dan bagian struktur organisasi yang tidak terpisahkan dengan nama UNDP <i>(Unity Nation Development Program)</i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Persoalannya ketika UNDP menggunakan acuan modernisasi sebagai dasar developmenatisme nya maka, pelan dan pasti wacana dan dominasi pasar masuk kemabali melalui mekanisme negara. Sehingga negara negara yang menggunakan developmentalisme sebagai haluan programnya justru menjadi korban pertam kalinya. <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region> menjadi salah satu korban developmentalisme yang paling kongkrit<span style=""> </span>di depan mata kita. Lihat saja bagaiman kondisi bangsa ini saat sekarang? Pengangguran semakin meningkat, jurang perbedaan kaya dan miskin semakin lebar, tingkat ketergantungan dengan kapital dan organisasi Internasional sangat tinggi, sampai kita berada diambang batas kehancuran sebagai bangsa dan negara. Bahkan yang sangat memprihatinkan developmentalisme ini menjadi alat dan amunisi negara untuk menghegemony rakyat nya, sehingga hak hak dasarnya sebagai warganegara begitu saja dilindas untuk kepentingan rezim yang berkuasa.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Ketika developmentalisme yang acuan utamanya modernisasi ternyata tidak membawa ‘kesejahteraan’ justru menghantarkan ke jurang krisis multy dimensi, maka masyarakat dunia termasuk <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region> khususnya dari kalangan <i>Non Government Organization</i> (NGO) mencoba mengembangkan kerangka kawasan berpikir (paradigma) <i>empowerment approach</i> sebagai alternatip mengerem proses kehancuran rakyat akibat developmentalisme itu. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b>Apa itu Pemberdayaan?<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Divinisi pemberdayaan sangat <i>discussing</i> untung menyamakan persepsi dan konsepnya, namun pada intinya elemen pemberdayaan adalah bagian dari <i>new social movement paradigm</i> ( Paradigma gerakan social baru). Diaman ada proses rakyat memperkuat dirinya dalam rangka perubahan dari dalam untuk mencapai kondisi yang lebih baik.<span style=""> </span>Oreintasi dan acuan dasar pemberdayaan adalah bukan modernisasi tetapi kepada pengatualisasian nialai nila local (<i>indigenous value</i>), Pengetahuan dan ilmu local (<i>indigenous knowledge</i>) dan ketrampilan dan teknologi local (<i>indigenous skill and technology</i>).<span style=""> </span>Sedangkan aspeknya ada <st1:city st="on"><st1:place st="on">lima</st1:place></st1:city> yang menyatu dan tidak terpisahkan, yaitu:</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span><b>Pertama</b>, aspek <i>basic need providing</i>, dimana kebutuhan dasar adalah bagian yang harus dicukupi untuk semua orang di muka bumi ini. <span style="" lang="SV">Kebutuhan dasar ini meliputi; (1) Kesehatan, (2) Pangan, (3) Sandang, (4) Perumahan, dan (5) Pendidikan. Lima kebutuhan dasar ini menggunakan indicator dan parameter local sebagai ukuran dasarnya. Sehingga tingkat pemenuhan kebutuhan dasar disetiap komunitas sangat relatif dan berbeda satu sama lain. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span></span><b>Kedua</b>, Kesadaran dan pikiran kritis, dimana setiap manusia didodorng mempunyai kesadaran dan pikiran kritis untuk memahami relaita social, ekonomi, dan politik secara tajam. Hal ini penting untuk melihat posisi dan out put kinerjanya apakah merupakan bagian penindasan structural atau bagaian proses pemandirian. Sehingga dapat mengkalkulasi semua fenomena social dalam perspektip siapa yang diuntungkan siapa yang dirugian, apakah ada proses pembodohan dan hegemony atau proses pemerdekaan diri?</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span><b>Ketiga</b>, Akses kepada sumber sumber daya yang ada. Persoalan masyarakat pada umumnya adalah kurangnya akses kepada berbagai suberdaya yang dapat mensuport kepentingan kehidupannya. Oleh karena itu elemen pemberdayaan salah satunya adalah kemampuan mengakses berbagai sumberdaya yang mendukung hidupnya, seperti sumber daya pendidikan, sumber daya ekonomi, sumber daya keuangan (Bank) dan lain sebagainya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span><b><span style="" lang="SV">Keempat,</span></b><span style="" lang="SV"> aktip berpartisipasi dalam organisasi rakyat. Hal ini menjadi elemen penting dalam pemberdayaan. Karena organisasi rakyat adalah merupakan elemen setrategis, yaitu : (1) Sebagai media belajar<span style=""> </span>(<i>public education</i>). Dimana masyarakat akan terus menerus membelajari dirinya melalui sesama wagra dalam merespon berbagai dinamika kehidupannya. (2) Sebagai media membagun relasi yang adil (<i>equality reltionship</i>). Hal ini penting untuk melatih perilaku demokratis, <i>non patron clean</i>, <i>non patriarchy</i> dan <i>non nepotism</i>,<span style=""> </span>dan tidak anarkhis. (3) untuk membela dirinya (<i>advonkasi</i>) dalam memperthankan hak hak dasaranya sebagai manusia (HAM) dan hak hak politik, social, budaya sebagai warganegara.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span><span style=""> </span></span><b>Kelima</b>, kemampuan <i>social control and policy control</i>.<span style=""> </span>Salah satu gerakan pemberdayaan rakyat, elemennya adalah ada gerakan kontrol social untuk menjaga norma dan nialai kepada keberadaan entitas budaya setempat. Hal ini penting untuk proses pelestarian budaya. Namun juga ada kemampuan mengontrol kebijakan untuk membangun penegakan dan kepastian hokum formal. Hal ini sangat relevan dan penting mengingat penegakan dan kepastian hokum justru sering ditumbangkan oleh para pengambil keputusan dan pemegang kekuasaan. <span style="" lang="SV">Oleh karena itu rakyat harus bergerak untuk menyelamatkan dan menegakan hokum itu sendiri secara konstitusional dan non kekerasan. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Lima elemen pemberdayaan di atas tidak berhukum prirek, namun mekanisme kerjanya mengikuti mekanisme spiral. Dimana lima elemen tersebut bekerja dan bergerak secara simultan dan longitudinal satu sama lain. Hal ini penting untuk menghindari dalam proses pendampingannya di lapangan. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b><span style="" lang="SV">Apa Fungsi Strategis Pemberdayaan?<span style=""> </span><o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Secara sosiologis persoalan masyarakat ada tiga kawasan, yaitu: (1) Kawasan teknis yang berhubungan dengan sumberdaya manusia. (2) Kawasan idiologis yang berhubungan dengan visi dan misi masa depan dirinya dan aktualisasi budayanya(3) Kawasan structural yang ada hubungannya dengan system dan struktur yang mendominasi dirinya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Paradigma pemberdayaan ternyata medukung rakyat untuk menghadapi tiga kawasan persoalan diatas secara simultan dan longitudinal. Untuk memecahkan persoalan teknis menggunakan elemen pengembangan suberdaya manusia untuk memenuhi kebutuhan dasarnya secara teknis dari berbagai dukungan dari aksesnya kepada sumber sumber daya yang dapat dijangkau. Sedangkan untuk memecahkan persoalan idilogis adalah melalui elemen berpikir kritis. Hal ini merupakan bagian proses penggugatan dan pemerdekaan diri dari dominasi piker yang membelenggu dan menindas dirinya. Seadang untuk mengatasi persoalan dikawasan structural melalui elemen organisasi dan kontrol kebijakan sebagai media advokasi diri akan hak hak dasarnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b><span style="" lang="SV">Apa<span style=""> </span>Methode dan Media yang dapat untuk Pemberdayaan Rakyat?<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Metode pemberdayaan rakyat hampir berbanding terbalik dengan metode pembangunan masyarakat. Diamana proses tidak dimulai dari <i>mainstreaming</i> atau bakuan yang dapat menjadi acuan semua masyarakat, tetapi semua entitas komunitas akan menemukan <i>mainstreaming</i> nya sendiri. Prosesnya dimulai dengan: (1) Penyadaran diri dan mengembangkan pikiran kritis untuk membongkar hegemoni pembangunan yang ada didirnya. (2) Melakukan analisa kritis terhadap berbagai fenomena lingkungan kehidupannya. (3) Menemukan berbagai persoalan strategis. (4) Dari persoalan strategis ini masyarakat didorong untuk menemukan tindakan tindakan strategis. (5) Muncul satu gerakan untuk mengkaji dan mengkritisi berbagai ilmu ilmu rakyat asli. (6) Mengelaborasi atau mengurai ilmu rakyat dalam aspek ontologisnya, ephistimologiny dan methodologinya. (7) Mengaktualisasi dan mensosialisasi ilmu rakyat sebagai acuan untuk menyelesaikan persoalan yang ada. Adapun skema metode pemberdayaan dapat digambarkan sebagai berikut:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><!--[if gte vml 1]><v:oval id="_x0000_s1026" style="'position:absolute;left:0;text-align:left;"> <v:textbox> <![if !mso]> <table cellpadding="0" cellspacing="0" width="100%"> <tr> <td><![endif]> <div> <p class="MsoBodyText">PENYADARAN DIRI / REFLEKSI</p> </div> <![if !mso]></td> </tr> </table> <![endif]></v:textbox> </v:oval><v:oval id="_x0000_s1027" style="'position:absolute;left:0;"> <v:textbox> <![if !mso]> <table cellpadding="0" cellspacing="0" width="100%"> <tr> <td><![endif]> <div> <p class="MsoBodyText"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoBodyText">ANSOS PRTISIPATIP</p> </div> <![if !mso]></td> </tr> </table> <![endif]></v:textbox> </v:oval><v:rect id="_x0000_s1028" style="'position:absolute;left:0;"> <v:textbox> <![if !mso]> <table cellpadding="0" cellspacing="0" width="100%"> <tr> <td><![endif]> <div> <p class="MsoBodyText"><span lang="SV" style="'mso-ansi-language:SV'">MENGIDENTIFIKASI PERSOALAN STRATEGIS DAN TINDAKAN STRATEGEIS<o:p></o:p></span></p> </div> <![if !mso]></td> </tr> </table> <![endif]></v:textbox> </v:rect><v:line id="_x0000_s1032" style="'position:absolute;left:0;" from="162pt,68.9pt" to="189pt,68.9pt"> <v:stroke endarrow="block"> </v:line><v:line id="_x0000_s1033" style="'position:absolute;left:0;" from="261pt,68.9pt" to="4in,68.9pt"> <v:stroke endarrow="block"> </v:line><v:oval id="_x0000_s1029" style="'position:absolute;left:0;"> <v:textbox> <![if !mso]> <table cellpadding="0" cellspacing="0" width="100%"> <tr> <td><![endif]> <div> <p class="MsoBodyText">MENGKAJI ILMU ILMU LOKAL</p> </div> <![if !mso]></td> </tr> </table> <![endif]></v:textbox> </v:oval><v:oval id="_x0000_s1030" style="'position:absolute;left:0;"> <v:textbox> <![if !mso]> <table cellpadding="0" cellspacing="0" width="100%"> <tr> <td><![endif]> <div> <p class="MsoNormal"><span style="'font-size:10.0pt;mso-bidi-font-size:12.0pt';">ELABORASI DAN AKTUALISASI ILMU LOKAL<o:p></o:p></span></p> </div> <![if !mso]></td> </tr> </table> <![endif]></v:textbox> </v:oval><v:rect id="_x0000_s1031" style="'position:absolute;left:0;"> <v:textbox> <![if !mso]> <table cellpadding="0" cellspacing="0" width="100%"> <tr> <td><![endif]> <div> <p class="MsoBodyText">PENERAPAN DAN SOSIALISASI DALAM KEHIDUPAN</p> </div> <![if !mso]></td> </tr> </table> <![endif]></v:textbox> </v:rect><v:line id="_x0000_s1034" style="'position:absolute;left:0;" from="333pt,116pt" to="333pt,134pt"> <v:stroke endarrow="block"> </v:line><v:line id="_x0000_s1035" style="'position:absolute;left:0;" from="279pt,172.1pt" to="4in,172.1pt"> <v:stroke endarrow="block"> </v:line><v:line id="_x0000_s1036" style="'position:absolute;left:0;" from="135pt,182.15pt" to="153pt,182.15pt"> <v:stroke endarrow="block"> </v:line><v:line id="_x0000_s1037" style="'position:absolute;left:0;" from="99pt,116pt" to="99pt,134pt"> <v:stroke endarrow="block"> </v:line><![endif]--><!--[if !vml]--><span style=""> <table align="left" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody><tr> <td width="35" height="15"><br /></td> <td width="36"><br /></td> <td width="438"><br /></td> </tr> <tr> <td height="138"><br /></td> <td colspan="2" valign="top" align="left"><img src="file:///C:/DOCUME%7E1/FAJAR-%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image001.gif" shapes="_x0000_s1026 _x0000_s1027 _x0000_s1028 _x0000_s1032 _x0000_s1033" width="474" height="138" /></td> </tr> <tr> <td height="2"><br /></td> </tr> <tr> <td height="138"><br /></td> <td><br /></td> <td valign="top" align="left"><img src="file:///C:/DOCUME%7E1/FAJAR-%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image002.gif" shapes="_x0000_s1029 _x0000_s1030 _x0000_s1031 _x0000_s1034 _x0000_s1035 _x0000_s1036 _x0000_s1037" width="438" height="138" /></td> </tr> </tbody></table> </span><!--[endif]--><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <br /> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Untuk menceriterakan media pemberdayaan, saya akan menceritakan media pemberdayaan rakyata yang digunakan oleh Yayasan USC-SATUNAMA. </span>Beberpa media yang digunkan adalah:</p> <ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Media pertanian organisk. Media ini untuk menggali dan mengaktualisasi ilmu ilmu pertanian rakyat.</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Media pengadaan air bersih, media ini untuk menggali dan mengaktualisasi ilmu ilmu rakyat tentang ekosistem.</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Media kesehatan alami,<span style=""> </span>media ini untuk menggali dan mengaktualisasi ilmu ilmu rakyat tentang kesehatan rakyat.</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Media ekonomi kerakyatan, media ini untuk menggali dan mengaktualisasi ilmu ilmu rakyat tentang ekonomi rakyat.</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Organisasi petani , sebagai media untuk pembelajaran dalam berorganisasi yang mengacu kepada perilaku demokratisasi, egaliter, transparan dan accountable.</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Pendidikan kader kritis, ini media untuk menumbuhkan para aktivis pemberdayaan rakyat.</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Radio komunitas, semagai media untuk mensosialisasi dan mempromosikan ilmu ilmu local.</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Dongeng dan perpustakaan keliling untuk anak, ini sebagai media transformasi, mensosialisasi dan mempromosikan ilmu ilmu local bagi generasi penerus.</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Kesenian rakyar sebagai media untuk mengkritisi dan mensosialisasi dan mempromosikan ilmu ilmu local.</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Majalah tiga bulanan, sebagai media untuk membangun kesadaran kritis para intelektual organic.</li></ul> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b>Persoalan apa yang muncul dalam Pemberdayaan?<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Persoalan yang muncul dalam pemberdayaan adalah ada di dua tataran. Tataran pertama berada pada persoalan konseptual. Apakah pemberdayaan itu merupakan lanjutan developmentalisme atau bagian lain dari developentalisme itu sendiri? Untuk menjawab pertanyaan ini sesungguhnya mudah, lihat saja apa acuan dan orientasinya! Apakah acuan dan oreintasinya masih pada modernisasi ? atau tidak? Kalau orientasi dan acuan dasarnya masih mengacu kepada modernisasi, berarti jargon pemberdayaan masih merupakan kelanjutan developing dan bagian lain dari kawasan itu. Oleh karena itu harus jernih dalam menghadirkan orientasi dan acuannya. Persoalannya ketika kita melihat acuan local non modernisasi sebagai acuannya, kita ada hambatan untuk mengelaborasi dan mengaktualisasi ilmu ilmu local dalam hal onotlogi (inti keilmuan), episthemologi (landasan keilmuan) dan methodology (bagaimana penerapannya). Hambatan itu muncul akibat kurangnya keseriusan kita, <st1:city st="on"><st1:place st="on">nara</st1:place></st1:city> sumber dan materi materi dasarnya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Persoalan yang akan muncul di pemberdayaan adalah persoalan teknis relasi. Karena sebagian besar masyarakat telah terhegemoni oleh modernisasi sebagaiacuan dan ukuran kualitas kehgidupannya. Sehingga ketika kita ingin ada perubahan keluar dari hegemoni itu akan ada banyak pertentangan di masyarakat itu sendiri. Kongkritnya banyak masyarakat yang suadah tidak mempercayaai lagi ilmu ilmu aslinya sebagai acuan kehidupannya. Oleh karena itu banyak sekali para aktivis pemberdayaan di lapangan tumbang akbat persoalan teknis ini.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center"><b><span style="line-height: 150%;font-size:26pt;" >***<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p><b><span style="line-height: 150%;font-size:26pt;" ><o:p></o:p></span></b> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p>Misteri Pemberdayaan Desahttp://www.blogger.com/profile/12050053405844970849noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-996407174833559365.post-25116928729395138342013-02-22T12:33:00.001+08:002013-02-22T12:33:23.697+08:00Pemberdayaan Masyarakat Lesson Learned Program Penanggulangan Kemiskinan Di Daerah Industri Migas Fajar SudarwoPenanggulangan Kemiskinan dengan Pendekatan Pemberdayaan
Sejak era reformasi bergulir dan berlakuknya Otonomi Daerah pada tahun tahun 1999, fungsi dasar pemerintah Indonesia disemua tingkatan berubah. Perubahannya pada fungsi melayani dan pembangunan menjadi fungsi memfasilitasi dan pemberdayaan. Pengelolaan fungsi melayani dan pembangunan telah dilaksanakan oleh Rezim Orde Baru lebih dari 32 tahun. Posisi pemerintah pada waktu itu adalah sebagai subyek utama yang mendesign, merencanakan dan melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi pelayanan publik dan pembangunan. Posisi warga masyarakat sebagai obyek untuk dilayani dan pembangunan yang dilakukan pemerintah. Banyak hal yang telah berhasil secara riil khusunya dalam prestasinya menyediakan berbagai sarana fisik untuk kebutuhan dasar warga dalam hal makan, sandang, kesehatan dan pendidikan. Secara jujur Orde Baru telah mampu merubah kondisi dari kekurangan makan, sandang, pendidikan dan kesehatan menjadi berkecukupan. Namun juga ada berbagai implikasi negatifnya yaitu munculnya perilaku ketergantunga, memanjakan diri, konsumtif dan hidup secara boros.
Pada era reformasi dan Otonomi Daerah, fungsi pelayanan dan pembangunan diganti menjadi fungsi fasiltasi dan pemberdayaan. Fungsi fasilitasi adalah memposisikan pemerintah sebagai fasilitor (pihak yang mempercepat dan memperlancar proses) warga masyarakat untuk mencukupi kebutuhan dasarnya dan meningkatkan kualitas kehidupannya. Fungsi Pemberdayaan adalah memposisikan pemerintah sebagai penggerak tumbuh dan berkembangnya vision, power/energi diri, potensi diri (spiritualitas, caracter, knowledge, skill, technology) warga masyarakat agar berdaya dalam menghadapi berbagai gejolak, dinamika dan persoalan global, nasional dan lokal. Sehingga akan terwujud menjadi warga masyarakat yang mandiri dalam meningkatkan kualitas kehidupannya dan mampu mengatasi berbagai persoalan kehidupannya.
Pengelolaan dan pelaksanaan fungsi fasilitasi dan pemberdayaan jauh lebih sulit dari pada menjalankan fungsi pelayanan dan pembangunan. Sebab program-program fasiltasi dan pemberdayaan secara sepintas tidak populis dan tidak terlalu “menarik” warga masyarakat. Lebih-lebih bagi masyarakat yang sudah terlalu lama mendapat berbagai bentuk pelayanan dan pembanguan yang berupa subsidi dan “bantuan”. Dipihak aparatus pemerintah, juga mengalami kesulitan dalam melakukan perubahan sikap dan perilaku. Perubahan yang paling sulit adalah berubahnya perilaku administratur, birokratis menjadi perilaku sebagai pelancar proses dan technical assistant.
Tantatangan Utama Pemberdayaan Masyarakat
Tantangan utama program pemberdayaan masyarakat secara substansial sama dengaan tantangan nasional pemerintahan Otonomi Daerah, yaitu dalam hal mengatasi dan mengentaskan kemiskinan. Pemerintahan Otonomi Daerah yang sudah berlangsung sekitar sepuluh tahun, mengalami ”jatuh bangun” dalam mengatasi dan mengentaskan kemiskinan di wilayahnya. Ibaratnya bagaikan orang menimba air dari lautan yang tidak pernah terkuras walaupun sudah ditimba setiap hari dengan berbagai peralatan. Ada beberapa hasil penelitaan (termasuk angka dari BPS) menunjukan angka kemiskinan di Indonesia selama sepuluh tahun terakhir tidak mengalami pengurangan bahkan ada fluktuasi yang membengkak khusunya pada saat warga terkena krisis sosial ekonomi atau terkena musibah bencana alam.
Penanganan dan program pemberdayaan masyarakat untuk pengentasan kemiskinan warga, sudah dan sedang terus dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Propinsi dan Kabupaten. Pola penanganan pengentasan kemiskinan mengacu kepada berbagai cara pandang atau kerangka berpikir konvensional, seperti: Pertama, pemahaman bahwa sumber kemiskinan adalah “nasib”. Solusi yang dilakukan adalah memberi semacam bantuan Cuma- cuma (caritative) tanpa sarat apapun (syaratnya hanya “miskin”). Kedua, pemahaman bahwa sumber kemiskinan adalah “lemahnya sumber daya manusia” dan keterbatasan sarana dan prasarana. Solusi yang dilakukan adalah melaksanakan program-program pembangunan baik fisik maupun non fisik. Ketiga, pemahaman bahwa sumber kemiskinan adalah adanya sistem atau struktur sosial ekonomi yang meminggirkan warga kecil untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Solusi yang dilakukan adalah mereformasi dan melakukan restrukturisasi berbagai sistem yang dapat memberi akses dan kesempatan warga miskin untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Keempat, pemahaman bahwa sumber kemiskinan adalah tidak/kurang berdayanya manusia menghadapi berbagai dinamika kehidupan yang berkembang, baik di tingkat lokal, nasional, regional dan global. Solusi yang dilakukan adalah melaksanakan program program pemberdayaan masyarakat. Kelima, pemahaman bahawa sumber kemiskinan adalah adanya penafsiran nilai dan budaya yang menghambat percepatan warga untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Solusi yang dilakukan adalah melaksanakan revitalisasi nilai budaya dalam perspektif re-intepretation yang lebih mendukung warga miskin untuk meningkatkan kualitas kehidupannya.
Lima pemahaman dan strategi di atas memang sudah dilaksanakan oleh Pemerintah bersama stakeholder-nya. Secara manajerial dan kualitas penangannya untuk program-program diatas memang masih dalam proses penyempurnaan. Hal ini mengingat para apartus pemerintahan maupun warga masyarakat masih pada masa transisi perubahan dari kebiasaan melakukan kerja-kerja pelayanan dan pembangunan menjadi kerja kerja yang bersifat ”fasiltasi” dan pemberdyaan. Oleh karena itu sangat penting adanya berbagai masukan dari berbagai pihak untuk menyempurnakan strategi dan meningkatkan kualitas pelaksanaan program program pemberdayaan masyarakat.
Hasil kajian IRE selama lebih dari dua tahun mencermati desa-desa di Wilayah kerja MCL-ExxonMobil di khususnya yang berada lapangan Blok Cepu memperoleh lesson learned bahwa ada perubahan karakter dan pemahaman ”miskin” bagi warga masyarakat. Perubahan ini sama dengan kondisi secara umum di masyarakat Indonesia. Jadi perubahan ini tidak hanya terjadi di wilayah Kabupaten Bojonegoro . Perubahan yang subtansial sedang terjadi adalah; Pertama; Ada pergeseran pemahaman stereotype tentang “miskin” bagi warga masyarakat. Label miskin yang dilekatkan kepada warga bukan lagi menjadi sesuatu yang dianggap “aib” atau hal yang perlu disembunyikan. Label miskin justru dianggap sebagai identitas yang dapat menjadi persyaratan social administrasi untuk mendapat hak menerima bantuan. Perubahan ini mempunyai pengaruh terhap berbagai program pengentasan kemiskinan. Kedua; fakta kemiskinan ada pergeseran dari kosentrasi kepada pemenuhan kebutuhan primer menjadi kosentrasi pada pemenuhan kebutuhan sekunder. Pengertian pemahaman kebutuhan primer pada paper ini adalah kebutuhan yang berhubungan dengan kepentingan untuk mempertahankan hidup secara fisik (makan, sandang, papan). Sedangkan kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang berhubungan dengan pemenuhan berbagai keinginan sesuai dengan wacana yang dimiliki. Ketiga; ada perubahan sumber asupan kebutuhan dasar dari asupan alam ke asupan “rekayasa”. Warga desa sebagaian besar beralih dari perilaku ketergantungan terhadap asupan alam (kelangkaan beras diganti dengan ubi, jagung dll) menjadi ketergantungan terhadap asupan berbagai rekayasa (kelangkaan beras diganti dengan indomi). Implikasinya terhadap berbagai perubahan berbagai persoalan kesehatan warga. Keempat, ada perubahan fakta dari ketidak tercukupinya kehidupan pada tingkat local menjadi fakta dari ketertinggalan terhadap berbagai perubahan gaya kehidupan global. Kelima, ada perubahan perilaku manajemen keluarga dari diversifikasi sumberdaya yang ada berubah menjadi ketergantungan terhadap industri imitasi. Artinya ada perubahan perilaku dari reproduksi di dalam rumah menjadi perilaku konsumtif terhadap berbagai barang industri produk instan dan imitasi yang kualitasnya jauh dari standard baku kesehatan manusia.
Strategi Penanggulangan Kemiskinan
Pada era globalisasi ekonomi, persoalan kemiskinan menjadi semakin komplek dan meluas. Pengaruh resesi negara lain atau benua lain bisa berimbas terhadap munculnya kemiskinan di masyarakat tertentu. Begitu juga pada wilayah kerja tempat operasi pengambilan minyak bumi yang dikeloa perusahaan internasional. Niscaya pada wilayah tersebut akan dimasuki perilaku ekonomi global yang akan akan mempengaruhi perilaku ekonomi dan kehidupan lokal. Oleh karena MCL, IRE, dan Pemerintah Daerah beserta kelembagaan desa dalam penanggulangn kemiskinan di wilayah tersebut menggunakan startegi sistemik yang berkesinambungan dan mampu menggerakan seluruh elemen yang ada.
Setrategi sistemik pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja MCL mengacu kepada perkembangan kerja pencarian dan pengambilan minyak. Dimana pada lima tahun pertama akan mengalami pelimpahan berbagai project dan bantuan untuk mendukung pekerjaan di tahap produksi awal sampai pada produksi puncak. Pada lima tahun kedua dan ketiga akan mulai ada penurunan volume berbagai pekerjaan/project namun akan ada peningkatan jumlah bagi hasil produksi minyak pada tingkat puncak produksi melalui APBD Kabupaten yang dapat menopang pengentasan kemiskinan. Pada lima tahun keempat dan kelima akan terjadi penurunan produksi minyak yang implikasinya akan ada penurunan jumlah bagi hasil yang diterima masyarakat melalui APBD kabupaten. Pada masa lima tahun keempat dan selanjutnya diharapkan warga sudah berdaya untuk menjaga kualitas kehidupannya. Pada lima tahun keenam dan masa depan masyarakat di lokasi kerja MCL-ExxonMobil akan mempunyai ketahanan pemberdayaan dirinya untuk menjaga kualitas kehidupannya. Dengan demikian MCL bersama Pemerintah Daerah beserta lembaga-lembaga Non Pemerintah yang didampingi IRE Jogjakarta mempunyai acuan untuk mewujudkan kriteria manusia, keluarga, desa dan masyarakat yang berdaya di wilayah kerja MCL sebagai berikut:
1. Indikator manusia/warga berdaya adalah: Sesuai dengan mandat nilai-nilai adiluhung para pendiri bangsa yang terkandung dalam filosofi character building manusia Indonesia, manusia/warga berdaya adalah; (a) Manusia yang mempunya karakter ”swa-karsa”, yaitu manusia yang mempunyai visioning, kehendak dan pasi kehidupan yang dituangkan dalam berbagai ide-ide kreatif dan inovatif untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kehidupannya.(b) Manusia yang mempunyai karakter ”swa-karya”, yaitu manusia yang mempunyai karya untuk merealisasikan ide-ide kreatif dan inovasinya. (c) Manusia yang mempunyai karakter ”swa-dana”, yaitu manusia yang mempunyai kemampuan pendukung untuk menopang karya-karyanya. (d) Manusia yang mempunyai karakter ”swa-daya”, yaitu manusia yang mempunyai ketahanan untuk menanggung berbagai beban dan resiko yang menerpa kehidupannya. (e) Manusia yang mempunyai karakter ”swa-sembada”, yaitu manusia yang mempunyai kualitas diri yang bermanfaat dan berguna bagi kehidupan keluarga, masyarkat dan negara.
2. Indikator keluarga berdaya adalah: Sesuai dengan mandat konsesus nasional dalam perspektif perencanaan keluarga berencana, maka indikator keluarga berdaya adalah; (a) Keluarga yang mempunyai kemampuan mencukupi kebutuhan dasar dalam hal; makanan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan. (b) Keluarga yang mempunyai kemampuan mengakses ke berbagai pusat-pusat sumberdaya yang dapat mendukung perkembangkan kualitas kehidupan keluarga. (c) Keluarga yang mempunyai kemampuan mewariskan lapangan kerja dan berusaha untuk generasi berikutnya. Tanpa harus menggantungkan diri pada sektor pekerjaan sebagai buruh atau pegawai. (d) Keluarga yang mempunyai kemampuan dalam berpartisipasi dan memberi kontribusi terhadap pengelolaan pemerintahan dan pembangunan desa. (e) Keluarga yang mempunyai kemampuan melakukan kontrol sosial dan kontrol kebijakan yang ada hubungannya dengan kehidupan keluarganya.
3. Indikator desa berdaya adalah; Sesuai dengan UU 32/2004 dan berbagai peraturan dan perudang undangan yang berhubungan dengan desa, termasuk PNPM Mandiri Perdesaan, maka indikator desa berdaya adalah; (a) Desa mempunyai sistem informasi dan dokumentasi kependudukan dan potensi desa yang cepat mudah di update dan diakses. (b) Desa mempunyai perencanaan pembangunan jangka menengah desa sebagai acuan perencanaan tahunan desa, perencanaan anggaran pendapatan dan belanja desa, dan rencana kerja tahunan desa. (c) Desa mempunyai rencana tata ruang dan tata wilayah desa sebagai acuan perencanaan tata desa. (d) Desa mempunyai minimal delapan peraturan desa untuk tata kelola pelayanan prima. (e) Desa mempunyai Badan Usaha Milik Desa yang mampu menjadi sumber pendanaan kelembagaan dan pembangunan desa.
4. Indikator masyarakat berdaya adalah; Sesuai dengan era globalisasi dan nilai-nilai universal dinama acuan karakter masyarakat adalah sebagai civil society atau masyarakat madani, maka indikator masyarakat adalah; (a) Masyarakat yang mempunyai karakter sebagai namusia demokratis, yaitu masyarakat yang menghormati proses partisipasi dan pengambilan keputusan secara bersama. (b) Masyarakat yang mempunyai karakter sebagai manusia yang menghormati Hak Asasi Manusia, yaitu masyarakat mempunyai kesadaran akan hak hak dasarnya dan sekaligus mampu mempertahankan cara non kekerasan. (c) Masyarakat yang mempunyai karakter sebagai masyarakat pluralis, yaitu masyarakat yang menghormati berbagai kultur budaya warga dunia sebagai manusia yang beradab. (d) Masyarakat yang mempunyai karakter sebagai penjaga terjadinya good governance, yaitu ada tata pengaturan sosial, ekonomi, budaya dan politik yang mendukung terjadinya masyarakat yang adil dan makmur. (e) Masyarakat yang mempunyai karakter sebagai penjaga pelestarian ekosisitem dan alam lingkungan.
Positioning dan Kapasitas Kontribusi Program kerja sama IRE dan MCL dalam Penanggulangan kemiskinan.
Positioning dan Kapasitas Program kerja sama IRE dan MCL dalam proses penanggulangan kemiskinan adalah sebagai daya stimulant dan pendukung Pemerintah Daerah beserta kelembagaan desa untu memberdayakan manusia, keluarga, desa dan masyarakat. Strategi yang dipilih adalah melakukan “Pendampingan dan Konsultasi Pemberdayaan Kepemimpinan dan Kelembagaan Desa di wilayah kerja MCL. Beberapa program yang telah dilakukan sejak akhir tahun 2007 adalah: Pertama, program pembangunan desa yang berbasis kawasan (cluster). Program ini adalah memfasilitasi dan menstimulant kerja sama antar desa untuk membangun fasilitas umum (Kesehatan, Pendidikan, Ekonomi) yang direncanakan dan dilaksanakan bersama antar desa dalam satu cluster. Hasil program tersebut adalah mampu 21 infrastruktur penunjang kegiatan admin Desa, 19 Infrastruktur Kesehatan, 18 infrastruktur Pendidikan dan 17 Infrastruktur sosial dan ekonomi. Program tersebut telah mampu menggerakan swadaya sebesar Rp. 1,710,203,000 (satu milyar tujuh ratus sepuluh juta duaratus tiga ribu rupiah)
Kedua, program penguatan kapasitas dan kemampuan pimpinan kelembagaan desa untuk menangani bencana banjir dengan pendekatan involvmen evacuation. Program ini mendorong dan mengembangkan manajemen penanggulangan bencana banjir yang berbasis kepada warga masyarakat sekitar bencana. Mengaktualisasi local value, local skill and local technology masyarakat sekitar bencana untuk menjadi stakeholder utamaa penolong warga yang menjadi korban. Jumlah desa yang menjadi peserta program ini adalah 12 kecamatan beserta 112 desa.
Hasil program ini adalah adanya pengaturan dan SOP desa dalam penganan dan penggulangan bencana banjir berbasis masyarakat. Total swadaya setiap desa ketika menagani bencana bisa mengatasi lebih dari 80% dari seluruh kebutuhan para korban dalam hal kebutuhan pokok. Yang paling berat ditangani dari swadaya adalah perbaikan fasilitas umum yang rusak akibat banjir.
Ketiga, program penguatan kapasitas pimpinan kelembagaan pendidikan dan desa untuk merencanakan, mengelola dan merawat fasilitas pendidikan. Program ini mendorong dan mengembangkan manajemen pengelolaan fasilitas pendidikan yang berbasis desa. Pimpinan kelembagaan pendidikan dan pimpinan desa bersama sama menggerakan warga untuk mengidentifikasi kebutuhan, merencanakan, melaksanakan dan merawat berbagai fasilitas pendidikan secara transparan dan partisipatip. Program ini telah mampu membangun 16 unit TK dengan total swadaya yang bisa terkumpul sebesar Rp 92,517,000 (sembilan puluh dua juta lima ratus tujuh belas ribu rupiah)
Keempat, program pengembangan jaringan kerja sama antar pimpinan desa pada 15 desa di wilayah Banyuurip untuk melakukan proses saling belajar, saling tukar pengalaman, dan saling membantu penyelesaian persoalan persoalan yang berkaitan dengan pengelolaan pemerintah dan pembangunan desa. Hasil program ini adalah adanya forum informal 15 desa yang secara rutin malakukan komunikasi dan konsolidasi untuk saling belajar dan tukar pengalaman mengelola pembanguan dan pemerintahan desa.
Kelima, program peningkatan kapasitas pimpinan kelembagaan desa secara intensif. Program pendampingan desa ini pada jangka panjang adalah untuk mendukung pemberdayaan desa dalam proses mempercepat pengembangan pemberdayaan manusia, keluarga dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan warga masyarakat di desa-desa tersebut dan untuk jangka menengah (lima tahun pertama) adalah untuk; (1). Mendukung percepatan optimalisasi fungsi kelembagaan desa khususnya dalam pemberdayaan kelembagaan sosial (kesehatan, pendidikan dan ekonomi) untuk memberi pelayanan kebutuhan dasar warga masyarakat desa yang sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku; (2) Mendukung percepatan kerjasama antar desa dan antar kelembagaan desa dan dengan pihak-pihak lain baik swasta maupun pemerintah yang ada hubungannya dengan program pembangunan dan pengelolaan pemerintahan desa.
Fokus kegiatan pada tahun 2009/2010 adalah pada delapan desa di kecamatan Ngasem dan Kecamatan Kalitidu, yaitu: (1). Menggali, mengkaji, memprofile isi desa (in-depth village mapping) secara mendalam dan menyeluruh termasuk local content. serta persoalan, konflik dan jaringannya. Maksud local content tersebut adalah potensi dan keunggulan lokal khususnya dalam hal ekonomi yang meliputi sumberdaya alam, sumber daya manusia (termasuk yang pernah mendapatkan pelatihan dari MCL), sumberdaya kelembagaan (Lembaga lembaga bisnis, termasuk koprasi, KUD dll) dan produk unggulan. (2) Mendukung percepatan adanya kelembagaan, sistem dan instrumen tata kerja, dan quality control untuk pemberdayaan kepemimpinan dan kelembagaan desa agar mampu mengelola pemerintahan dan pembangunan desa sesuai dengan kebutuhan warga masyarakat dan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, (3). Mendukung percepatan adanya kelembagaan, sistem dan instrumen untuk pengelolaan dan tata ruang pembangunan desa. (4). Mendukung percepatan adanya kelembagaan, sistem dan instrumen untuk capacity building bagi organisasi masyarakat sipil agar lebih mampu memberi kontribusi kepada kualitas kesejahteraan warga dan mampu menghidupi dirinya. (5). Mendukung percepatan adanya kelembagaan, sistem, instrumen tata kerja dan quality control untuk pelayanan publik ditingkat desa, khususnya dalam hal kesehatan, pendidikan dan ekonomi. (6) Mereduksi atau mengelola potensi konflik menjadi bagian dari pola interaksi yang konstruktif dan mendorong terciptanya pola komunikasi serta relasi yang sehat antara pemerintah desa dan masyarakat setempat dengan MCL.
Proses dan Metode: Pendampingan terhadap masyarakat khususnya untuk penguatan kepemimpinan dan kelembagaan desa memerlukan waktu yang relatif panjang, ketekunan, kredibilitas, konsisten serta “seni berkomunikasi”. Sebab para pemimpin dan tokoh desa adalah merupakan warga yang sangat dinamis, agak politis, menyimpan agenda kepentingan pribadi, cepat berubah dan mudah terpengaruh oleh berbagai hal yang dianggapnya lebih memberi keuntungan pragmatis dirnya. Oleh karena itu untuk mendampingi mereka harus menggunakan pendekatan community engagement dan social psychology dalam kurun waktu yang tidak pendek. Sebab dalam pendampingan proses pemberdayaan tidak menggunakan kekuatan otoritas jabatan (seperti relasi antara camat dan kepala desa), juga tidak menggunakan kekuatan bantuan (seperti relasi antara funding dan penerima bantuan), juga tidak menggunakan kekuatan patron client (seperti relasi antara ketua adat dengan warga). Oleh karena itu telah dilakukan assessment secara mendalam, detil dan menyeluruh tentang kondisi desa sebagai bagaian awal pelaksanaan program ini.
Metode Proses Pembuatan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJPM) Desa dan turunannya seperti Rencana Kerja Pembangunan (RKP) Desa dan Anggaran Pendapatan dan Belanja (APB) Desa dengan mengacu pada PP No 72/2005 dan Permendagri No 38/2007 serta aturan terkait lainnya dan Pembangunan Kawasan Perdesaan Berbasis Masyarakat (PKPBM) yang mengacu pada Permendagri No 51/2007 yang meliputi 3 pilar kegiatan, yaitu: (1) Penataan Ruang Partisipatif, (2) Penetapan dan Pengembangan Pusat Pertumbuhan Terpadu Antar Desa (PPTAD) (3) Penguatan kapasitas masyarakat, kelembagaan dan kemitraan; Proses pembuatan program RPJPM dan PKPBM tersebut dimulai dengan penggalian visioning, ide, harapan dari berbagai forum, organisasi kemasyarakatan yang selama ini langsung mengajukan proposal dukungan program ke MCL dengan mengatasnamakan warga masyarakat. Metode yang digunakan dengan cara individual, informal, dan legal formal. Berbagai forum dan organisasi kemasyarakatan tersebut akan menuangkan visioning, ide, dan peran sertanya dalam pelaksanaan program, dan resource contribution mereka yang dituangkan dalam dokumen RPJPMDesa dan PKPBM. Proses pembuatan RPJPMDesa dan PKPBM juga akan melibatkan secara aktif pihak pemerintahan kecamatan dan pemerintahan Kabupaten agar menyambung/sejalan dengan RPJPM Kabupaten. Sehingga dengan itu akan ada jaminan bahwa pihak kabupaten mendukung secara riil RPJMDesa dalam bentuk merespon realisai usulan desa dari MUSRENBANGDES tahunan secara signifikan. Hasil program ini adalah: (1) Dokumen data kependududukanm potensi desa yang dapat diupdate dan diketahui secara cepat dengan metode web-click sistem di 8 desa. (2) Dokumen profiel desa dan set up manajemen aset desa di 8 desa. (3) Dokumen Perencanaan Jangka Panjang dan Menengah Desa (RPJMDes) di 8 desa. (4) Rencana tata ruang dan tata wilayah di dellapan desa lengkap panduan teknis untuk pembanguan desa yang memerlukan ruang dan tempat.
Posisi kerja sama IRE dan MCL dengan program kerja sama IRE dan UNDEF.
Lesson learned and best practices dari Program kerja sama IRE dan MCL adalah merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya program kerja sama IRE dan UNDEF dalam menanggulangi kemiskinan di wilayah MIGAS dan tambang. Dimana penanggulangan kemiskinan di wilayah tersebut membutuhkan pendekatan kemitraan dari pihak pemerintah daerah, Perusahaan, BP Migas, Pemerintah Desa dan Organisasi Masyarakat Sipil. Fokus kemitraan ini adalah berfokus kepada penguatan masyarakat untuk memberdayakan dirinya yang disupport dan distimulant dari berbagai pihak secara partisipatif, kreatif dan inovatif secara integrated dan berkelanjutan.
Fokus kerja sama IRE, MCL, Pemerintah daerah dan Kelembagaan Desa yang telah berjalan selama ini adalah berfokus kepada pengembangan sistem kelembagaan dan kepemimpinan kelembagaan desa yang mampu menyediakan sistem sebagai berikut: Pertama, ada sistem dan data yang menjamin terjadinya kemudahan berbagai pihak untuk mengakses berbagai informasi yang berhubungan dengan penanggulangan kemisikinan secara cepat, tepat dan mudah. Sehingga mempermudah seluruh stakeholder yang akan melakukan dukungan terhadap pemberdayaan warga masyarakat. Pihak-pihak yang potensi mampu menyediakan kepada warga pelayanan kesehatan yang cepat, murah, berkualitas. Kedua, ada sistem dan data tentang perencanaan pembangunan jangka panjang desa yang dapat diakses secara cepat mudah dan valid. Ketiga, ada pengaturan yang menjamin terjadinya kerjasama stakeholder dengan kelembagaan desa untuk mewujudkan kemudahan warga memperoleh pelayanan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Keempat, ada pengaturan desa dan kapasitas pimpinan kelembagaan desa yang mempermudah warga dalam memperoleh pelayanan sesuai dengan hak haknya sebagai warga negara.
Fokus program kerja sama IRE, UNDEF adalah sebagai media untuk menggalang dan memperkuat kemitraan dari semua elemen stakeholder agar ada sinergistas antar potensi dan dukungan dari semua elemen stakeholder. Hal ini penting mengingat upaya penanganan penanggulangan kemiskinan memerlukan pola kerja sama yang integrated, berkesinambungan dan dibutuhkan kemampuan berkreasi dan berinovasi dari berbagai pihak. Program ini juga akan memberi kontribusi terhadap proses pendokumentasian dan sosialisasi lesson learned and bast practices dari kerja sama antar stakeholder yang mampu berkreasi dan berinovasi untuk menanggulangi kemiskinan pada masyarakat di wilayah Migas dan Tambang. Sehingga dapat menjadi salah satu rujukan berbagai pihak baik di tingkat nasional, regional maupun global yang berkepentingan dalam penanggulangan kemiskinan di wilayah Migas dan tambang. ***
Misteri Pemberdayaan Desahttp://www.blogger.com/profile/12050053405844970849noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-996407174833559365.post-15390315836380165932011-07-26T15:21:00.002+08:002011-07-26T15:23:30.013+08:00TEKNIK MEMBANGKITKAN ETOS KERJA DALAM PERSPEKTIP PEMBERDAYAAN DIRIFajar Sudarwo (Mas Jarwo)<br /><br /><br /><br />FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA ETOS KERJA <br /><br />Kita sering mendengar berbagai keluhan orang atau bahkan diri kita sendiri sering mengeluh dalam hal pekerjaan. Orang yang belum bekerja keluhannya adalah sulitnya mendapat pekerjaan. Sedangkan orang yang sudah bekerja baik karyawan swasta, karyawan project sampai pegawai negri sipil justru mengeluhkan pekerjaanya. Keluhan orang yang sudah bekerja justru lebih banyak macamnya, mulai dari keluhan tentang jumlah honor yang diterima, system dan peraturan kerja, target kerja, membuat laporan kerja, mendapat supervisi, evaluasi atau audit sampai kepada rekan kerja yang menyebalkan. Berbagai keluahan itu terus tertanam, terakumulasi dan teraktualisasi di dalam dirinya sampai diungkapkan kepada rekan sekerjanya maupun kepada orang lain di luar lingkungannya baik secara sadar maupun tidak sadar. Semua keluhan yang tertanam dalam dirinya akan didukung oleh “rasionalitas” dan “legitimasinya” yang ditemukan oleh pikirannya dan fakta fakta di luar dirinya yang mendukungnya. Keluhan keluhan seseorang tentang pekerjaanya akan saling bersambut dengan keluhan keluan dari reka kerjanya. Keluhan tersebut bermula secara individual kemudian akan merebak menjadi keluan kolektip. Apabila keluhan itu sudah menjadi keluhan kolektip maka kosentrasi para pekerja akan bermuara pada munculnya berbagai masalah dan hambatan yang seolah olah bersumber dari faktor diluar dirinya. Mereka biasanya menuduh terhadap peraturan, system, kepemimpinan pada organisasi / lembaga tempat naungan pekerjaannya. <br />Keluhan yang didukung oleh rasionalitas dari pikirannya akan menumpulkan kemampuan dalam menjelaskan dan meyakinkan kepada dirinya mengapa pekerjaan dan kekaryaanya tersebut menjadi pilihannya. Akibatnya orang tersebut kehilangan atas penghormatan, kebanggaan dan pengharapan terhadap pekerjaan dan kekaryaan yang telah menjadi pilihannya. Berkurangnya penghormatan dan kebanggaan tersebut lambat laun akan mengurangi atau bahkan menghilangkan etos yang ada pada dirinya. Padahal etos adalah merupakan sumber energy untuk berkarya, bekerja, dan daya mendorong untuk berkreasi dan berinovasi. Orang yang kehilangan sumber energy-nya biasanya akan kehilangan achievement motivation-nya, sehingga orang tersebut sering mengalami; kelesuan, keloyoan, kemalasan, mudah capai, kurang tekun, mudah putus asa, suka menunda nunda pekerjaan, suka melimpahkan pekerjaanya pada orang lain. Akibatnya orang tersebut sulit menghasilkan karya atau ciptaannya yang optimal. <br />Orang yang kehilangan etos kerja pada dirinya bisa jadi adalah orang orang yang melupakan sulitnya bagaimana memperoleh pekerjaan. Mereka melupakan bagaimana susah payahnya ketika sedang memperoleh pekerjaan tersebut. Pada saat akan mendapatkan pekerjaan tersebut banyak orang rela untuk berdesak desakan antri mendaftarakan diri, berjuang untuk lolos dalam ujian seleksi bahkan banyak kasus orang melakukan tidakan yang tidak terpuji seperti “menyuap” dan lain sebagainya. Mereka lupa terhadap puluhan bahkan ribuan orang yang sedang memimpikan terhadap pekerjaan yang sedang dia sandang. <br />Orang yang kehilangan etos kerja pada dirinya banyak yang tidak meninggalkan pekerjaanya. Karena mereka khawatir tidak dapat mendapatkan pekerjaan lagi. Orang yang berada posisi ini adalah orang yang dalam kondisi tidak “merdeka” atau “tertindas”. Ciri orang yang tertindas dalam pekerjaanya adalah; memandang pekerjaan adalah beban, target hasil kerja dianggap momok yang membayang bayangi kehidupannya, aturan kerja dianggap pemenjaraan dirinya untuk berkreasi dan berinovasi, pembuatan laporan dianggap sebagai hukuman, supervisi dan audit dianggap pemeriksaan terhadap dirinya yang menakutkan. <br />Orang yang kehilangan etos kerjanya pada umumnya menggantikan sumber energy dirinya dalam bekerja dan berkaryanya adalah karena adanya ketakutan atau mengejar hadiah/ganjaran. Hal yang sangat menakutkan bagi mereka adalah dikeluarkan dari pekerjaanya, diturunkan jabatannya, dikurangi honornya. Hal yang sangat didambakan adalah adanya kenaikan pangkat, kenaikan honor dan tambahnya fasilitas yang menambah kenikmatan hidupnya. Dorongan kerja dan karya yang seperti itu akan mebawa kerugian secara ganda, yaitu; (1) merugikan diri sendiri karena selamanya akan menjadi orang “tertindas” dan tidak mampu berinovasi dan berkrase. (2) merugikan institusi / organisasi karena hasil kinerjanya tidak pernah optimal namun high cost untuk pembelanjaan pegawainya. (3) Merugikan para pengguna atau pemanfaat secara luas karena tidak mampu memberi produk yang prima dan berkualitas namun harga mahal. <br />Hilangnya etos kerja bagi orang orang yang bekerja pada sector pelayanan public akan sangat menciderai performance secara kelembagaan. Hubungan tingkat kepercayaan rakyat terhadap pemerintahannya berhubungan secara signifikan dengan etos kerja yang dimiliki oleh pegawai pemerintahannya. Lemabaga swasta baik yang non profit seperti lembaga swadaya masyarakat maupuan yang profit seperti perusahaan menaruhkan mati dan hidupnya lembaga pada etos kerja para aktivisnya. Lebih lebih bagi para pekerja pendamping pemberdayaan masyarakat seperti orang orang yang bergabung dalam PNPM baik yang menanganai perkotaan maupun perdesaan, etos kerja para pendamping / fasilitator / konsultan / relawan adalah menjadi tumpuhan untama bagi keberhasilan program programnya. Oleh karena itu keberadaan etos kerja adalah merupakan kunci keberhasilan atau kegagalan bagi kehidupan manusia secara universal. Dengan demikian menjaga dan membangkitkan etos kerja menjadi prioritas bagi masnusia, masyarakat, lembaga bahkan Negara yang akan maju dan berkembang.<br /> <br />ETOS KERJA KERJA DALAM PERSPEKTIP PEMBERDAYAAN<br /><br /> Dalam perspektip pemberdayaan, etos kerja sesorang adalah merupakan tanggung jawab dirinya dalam memelihara dan membangkitkannya. Hanya dirinyalah yang mampu memelihara dan membangkitkan etos kerjanya. Faktor dari luar dirinya seperti peraturan kerja, sistem kerja, manajemen dan kepemimpinan adalah hanya sebagai faktor pendukung belaka. Keberdayaan diri seseorang bukan datang secara misterius, tiba tiba atau pembawaan dari lahir. Pemberdayaan merupakan proses alami dimana orang telah melewati berbagai kondisi yang secara langsung atau tidak langsung menempa dirinya untuk menjadi orang yang berdaya. Kesulitan bagi sesorang adalah merupakan tempaan diri untuk mendapatkan suatu kecerdasan. Orang yang sering mendapat kesulitan dan selalu berusaha untuk menyelesaikannya akan mendapat kecerdasan dan ketekunan pada dirinya. Sebaliknya orang yang tidak pernah berani mengatasi berbagai kesulitan, dia tidak akan pernah mendapatkan tambahan daya kecerdasan dalam dirinya. Orang yang sering mendapat tantangan dalam kehidupannya dan berusaha untuk menghadapinya akan mendapat ketaguhan dan ketegaran dalam dirinya. Sebaliknya orang yang tidak pernah bernai menghadapi tantangan akan menjadi orang yang lemah dan mudah putus asa. Orang yang sering mendapat beban bila terus berusaha untuk menanggungnya akan mendapatkan tambahan daya kekuatan dirinya. Sebaliknya orang yang tidak pernah menanggung beban tidak akan pernah mendapat tambahan daya kekuatan didalam dirinya.<br /> Orang orang yang cerdas mengatasi kesulitan, tangguh dalam menghadapi tantangan dan kuat dalam menanggung beban adalah orang orang yang berdaya. Etos kerja dalam perspektip orang berdaya adalah selalu dilatih dan ditumbuh-kembangkan di dalam dirinya. Bagaimana cara orang berdaya menjaga dan menumbuh kembangkan etos kerjanya yaitu memandang kesulitan bagaikan charger untuk meningkatkan daya kecerdasannya. Memandang tantangan dan hambatan sebagai charger untuk meningkatkan daya untuk ketangguhan dirinya, dan memandang beban sebagai charger untuk meningkatkan daya ketahannnya. Memandang ancaman sebagai charger untuk meningkatkan daya kesiapan dirinya. Sebaliknya orang orang yang tidak pernah menghadapi ancaman akan menjadi orang tidak pernah siap dalam menghadapi berbagai resiko. Etos kerja bagaikan sebuat accu atau batre yang selalu membutuhkan charger, bila tidak pernah di cahrger, etos kerja akan redup dan kemudian mati dan menjadi sampah yang tidak pernah ada gunanya.<br /> <br />MERUBAH KELUHAN MENJADI MEDIA PENINGKATAN KAPASITAS DIRI <br /><br /> Keluhan yang dirasakan sebagian besar orang yang bekerja adalah akibat dari cara memandang kesulitan bagaikan factor penghabat dalam proses kehidupannya. Kesulitan merupakan penderitaan dan siksaan. Maka sebagaian orang mengeluh dengan adanya berbagai kesulitan dalam pekerjaanya. Keluahan adalah merupakan ekpresi sepontan namun tidak penting untuk diteruskan dan ditanamkan dalam dirinya. Keluhan spontan terhadap kesulitan dalam pekerjaannya bisa dimaknai sebagai media pembelajaran untuk mendapatkan lesson learned tentang berbagai teknik dan strategi problem solving. <br /> Keluhan terhadap hambatan dan tantangan kerja adalah hal yang wajar dan tidak salah diungkapkan. Namun keluhan yang terus menerus diungkapkan dan ditanamkan didalam dirinya justru akan menemukan rasionalisasi terhadap keluhannya namun tidak pernah mendapatkan jalan keluar untuk menghadapi tantangan dan hambatan tersebut. Tantangan dan hambatan adalah merupakan media pemicu diri untuk menggali dan mengembangkan kemampuan diri dalam menghadapi tantangan dan hambatan. <br />Keluhan terhadap target capaian kerja yang diamanatkan pada diri seseorang karena orang memandang bahhwa target kerja tersebut adalah merupakan beban berat bagi dirinya. Namun target capaian kerja yang diamanatkan pada dirinya sesungguhnya bisa dimaknai sebagai pengakuan dan penghormatan terhadap kapasitas dirinya. Sebaiknya orang yang mendapat mandat untuk mencapai target hasil kerja perlu mengingat bahwa tidak semua orang mendapatkan mandat tersebut. Oleh karena itu sudah sepantasnya bila orang yang mendapat mandate tersebut memandang bahwa target hasil pekerjaannya adalah merupakan media membuktikan akan kapasitas dirinya yang sudah mendapat kepercayaan dan penghormatan dari pihak pemberi mandat. <br /><br />TEKNIK MENINGKATKAN ETOS KERJA DENGAN MEMERDEKAAN DIRINYA<br /><br /> Dalam perspektip pemberdayaan, bahwa etos kerja bisa ditumbuhkan, dipertahankan dan dikembangkan oleh orang orang yang bekerja dalam suasana diri ”merdeka”. Karena orang merdeka menerima dan menjalankan pekerjaan adalah merupakan suatu anugrah hadirnya obsesi dan cita citanya. Orang merdeka memandang pekerjaan adalah merupakan media aktualisasi diri sebagai manusia yang diberi kesempatan untuk berkarya dan cipta selama hidupnya. Pekerjaan adalah merupakan bagian identitas diri yang paling berarti dalam hidupnya dibanding identitas lainnya yang melekat dalam dirinya. Pekerjaan yang selama ini disandangnya telah menjadi bentuk pengakuan dan penghormatan orang, institusi atau masyarakat kepada dirinya. Oleh karena itu jangan sekali kali menyia nyiakan pengakuan dan penghormatan tersebut. Namun perlu meningkatkan agar orang semakin mengakui, mempercayai dan memberi penghormatan terhadap identitas diri dengan cara menghormati dan terus menerus mencari berbagai rasionalitas yang mampu meyakinkan pada dirinya bahwa pekerjaan tersebut sangat bermanfaat bukan saja bagi diri pribadi, keluarga, dan orang atau institusi yang memberi mandat namun juga bermanfaat bagi kehidupan yang lebih luas. Orang merdeka dalam bekerja bisa menikmati proses berkarya cipta demi mengekspresikan prestasi dirinya. Orang yang merdeka dalam bekerja akan mengejar suatu prestasi sebagai kebanggaan dalam kehidupannya karena dapat menghasilkan karya dan cipta yang bisa bermanfaat mulai dari rinya, keluarganya, lembaganya dan kehidupan manusai yang lebih luas.<br /> Sebaliknya orang yang tidak merdeka memandang pekerjaan yang disandangnya hanya sebagai alat untuk mencapai hasil atau kenikmatan semata. Pekerjaan merupakan suatu beban yang harus dikerjakan demi memperoleh hasil yang bisa dinikamati. Kenikmatan bukan berada pada proses mejalankan perkerjaan, bukan berada pada proses berkarya dan ciptanya namun kenikmatan bagi orang yang tidak merdeka berada pada hasilnya. Bahkan yang paling nista ada orang memandang proses bekerja dan proses berkarya cipta adalah merupakan ”penderitaan” dan ”siksaan”. Mereka lebih banyak mengejar hasil yang memberi kenikmatan dirinya. Maka apa bila ada kemungkinan mendapat hasil atau kenikmatan tanpa harus melalui proses bekerja, berkarya cipta, orang orang tersebut akan meninggalkannya. Sehingga banyak kasus terjadi di kehidupan ini orang tidak pernah bekerja dan berkarya namun bisa memperoleh hasil atau bisa hidup ”enak”. Orang orang seperti itu bisa terjerumus pada perilaku pemanjaan diri dengan jalan tanpa bekerja dan berkarya. Bila perilkau itu berkembang bisa terperangkap pada perilaku kriminal seperti korupsi, manipulasi dan lain sebagianya yang tidak saja merugikan dirinya namun juga merugikan banyak orang dan merusak sendi sendi kehidupan yang paling hakiki.<br /> Kenikmatan bagi orang merdeka adalah berada pada proses bekerja dan berkarya ciptanya, kebanggan yang dimiliki adalah prestasi dan hasil karya yang bermanfaat pada kehidupannya dan kehidupan yang lebih luas. Maka orang orang merdeka selalu berusaha untuk mendapat atau menciptakan pekerjaan dan kesempatan berkarya cipta sebagai proses pembentukan identitas dan menemukan jati dirinya. Orang merdeka selalu berusaha mendapat dan menambah kepercayaan dari orang atau institusinya dengan bentuk mendapat target target hasil kerja yang menantang. Orang orang tersebut akan merasa sangat terhormat apabila bisa mendapatkan target kerja yang banyak orang tidak bisa mencapainya. Bahkan kalau tidak ada orang lain atau isntitusi yang memberi target kerja untuk dirinya, mereka akan membuat target kerja sendiri. <br /> Orang merdeka memandang ”laporan kerja” sebagai media untuk menyampaikan berbagai prestasi kerjanya untuk mendapat pengakuan akan kapasitasnya. ”Laporan kerja” juga merupakan media bagi orang merdeka untuk menunjukan dan mengungkapkan berbagai kegagalannya secara utuh untuk menjaga dan menambah kredibiltas dirinya. Sebaliknya orang yang tidak merdeka memandang ”laporan kerja” sebagai bentuk penghambaan diri pada pemberi kerja. Laporan kerja dianggap sebagai beban berat sebagai hamba yang harus bisa menyenangkan hati atasan kerjanya atau pemberi kerjaanya. Maka tidak jarang mendengar orang berkeluh kesah ketika diminta membuat laporan kerja dan bahkan ada yang sampai setres dalam membuat laporan kerja. <br /> Orang merdeka dalam bekerja memandang supervisi, inspeksi, audit dan evaluasi kerja sebagai media untuk membangan kredibilitas dirinya terhadap pekerjaan yang dimandatkan. Orang merdeka sangat membutuhkan suatu bukti yang diakui oleh banyak pihak terhadap prestasi presti atau keberhasilan yang telah diraihnya. Orang merdeka juga sangat membutuhkan untuk ditunjukan bukti bukti yang obyektip terhadap berbagai kegagalan dan ketidak berhasilannya dalam bekerja dalam rangka untuk memperbaiki kualitas kinerjanya. Orang merdeka sangat risau dan ragu apabila pekerjaannya tidak pernah mendapat supervisi, inspeksi, audit atau dievaluasi. Mereka sangat tidak menerima berbagai statement atau keputusan yang berhubungan dengan pekerjaanya yang tidak melaui proses tersebut. Sebaliknya orang yang tidak merdeka dalam bekerja memandang supervisi, inspeksi, audit dan evaluasi kerja sebagai bentuk interogasi, penyelidikan, penyidikan dan pengadilan dirinya sebagai hamba yang seolah olah akan menjadi ”nara pidana” yang siap untuk diberi ”hukuman”. Maka dari itu banyak orang yang sangat ketakutan daan bahkan sering menghindar kalau akan ada audit evaluasi atau inspeksi terhadap hasil pekerjaannya. Upaya untuk membangun kepercayaan bagi orang orang tidak merdeka lebih suka dengan melakukan pendekatan ”mengambil kebaikan hati” para atasan kejanya atau pemberi mandat kerja.<br /><br />MENGHADIRKAN OPTIMISME KE DALAM HATI DAN PIKIRANNYA<br /> Secara konvensional orang orang yang bisa memerdekakan dirinya adalah mempunyai kemampuan untuk menghadirkan optimisme dalam pikiran dan hatinya. Menurut berbagai sumber di internet seperti yang saya kutipkan ini bahwa bahwa optimisme dapat mendukung dan mengembangkan diri sebagai manusia merdeka karena orang merdeka harus mampu memecahkan berbagai masalah dan mengatasi tantangan secara mandiri. Sifat orang optimis menurut McGinnis adalah orang yang mampu untuk memecahkan masalah. Orang tersbut juga menyimpan segudang alternatif pemecahan masalah dimana ketika satu cara pendekatan penyelesaian masalah gagal maka ia akan beralih ke alternatif lainnya. Selain itu orang yang optimis adalah orang yang berbicara secara leluasa tentang perasaan negatifnya seperti halnya C.S. Lewis pada contoh di atas. Tekanan jiwa sering disebabkan oleh menelan suatu emosi negatif, yang paling umum adalah kemarahan dan kesedihan. Menjadi orang yang optimis bukan berarti menolak emosi yang dirasakan tetapi menerima perasaan negatifnya dan menyatakan perasaan negatifnya tersebut. <br /> Beberapa saran yang diberikan oleh banyak akhli ilmu jiwa seperti yang saya ambil dari salh satu situs di internet, untuk dapat menjadi orang yang optimis, diantaranya : Berpikir positif; Menilai diri sendiri dengan positif, bukan mengatakan bahwa "Saya adalah orang yang tidak berguna." Atau "Saya adalah seorang pekerja yang gagal yang tidak mungkin berhasil.". PIkiran yang positif akan mengarahkan kita untuk memiliki sikap-sikap yang tidak mudah menyerah. Membantah keyakinan yang negatif dalam diri sendiri; Seringkali kita berbicara dengan diri sendiri (self talking) mengenai keyakinan yang negatif dalam diri sendiri. Kita tidak menyadarinya karena sudah sering dilakukan dan akhirnya menjadi kebiasaan. Untuk menghilangkan kebiasaan buruk ini, Dr. Seligman menyarankan agar menuliskan pemikiran atau keyakinan yang negatif apa saja yang muncul tentang diri sendiri. Kemudian beranikan diri untuk membantah pemikiran tersebut. Menikmati; Berusaha untuk menemukan hal-hal yang dapat dinikmati seburuk apa pun situasi yang dihadapi. Menikmati percakapan yang terjadi dengan sang interviewer walaupun akhirnya tidak lolos dalam seleksi kerja, menikmati dinginnya udara ketika hujan turun dengan sangat derasnya, dan sebagainya. <br />Uraian saya di atas memaparkan bahwa etos kerja bagi orang berdaya adalah harus tekun mengikuti proses pembelajaran untuk menempa diri dalam rangka meningkatkan etos kerjanya sebagai proses aktualisasi dan pengemabangan diri sebagai manusia yang bermanfaat bagi dirinya dan kehidupan lebih luas. Kuncinya berani berubah untuk meninggalkan perilaku yang memenjarakan dirinya. Jadilah orang merdeka sekarang juga. Karena hidup tidak akan bermakna apapun tanpa ada kemerdekaan dalam dirinya termasuk merdeka dalam bekerja....Selamat mencoba.Misteri Pemberdayaan Desahttp://www.blogger.com/profile/12050053405844970849noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-996407174833559365.post-52257649666863578092011-07-20T23:21:00.001+08:002011-07-20T23:25:12.528+08:00Menejemen Pelayanan Publik Di Era Otonomi DaerahPendahuluan<br />Berbagai jawaban kritis warga muncul ketika berbagai NGO Indonesia di era reformasi melakukan FGD dengan warga masyarakat sipil tentang peran pemerintah terhadap kehidupan warga masyarakat. Sebagaian warga menjawab bahwa peran pemerintah hampir disamanakan seperti yayasan sosial. Yaitu sebagai lembaga penyalur bantuan, atau tenaga proyek lembaga donor bukan sebagai institusi negara yang mengelola menejemen pelayanan publik. <br />Peran Pemerintah Daerah dalam era Otonomi Daerah (UU 32/2004 sebagai pengganti UU 22 / 99) juga disamakan sebagai lembaga penyalur “dana bantuan dari pusat’. Apakah benar bahwa realita peran Pemerintah Daerah hanya sebagai “tukang pos” mengantar kiriman dana dari pusat untuk warga masyarakat? Atau hanya seperti institusi pelaksana proyek dari pusat?<br />Kalau saja Pemerintah daerah berperan sebagai ‘tukang pos’ atau tenaga proyek pemerintah pusat. Dihubungkan dengan struktur pembelanjaan keuangan daerah (APBD) yang rata rata diatas 60% terserap untuk biaya aparatus dan operasional sedangkan untuk rakyat dibawah 40% apakah masih layak sebagai ‘tukang pos’ / pekerja proyek yang effisien?<br />Pertanyaan lebih jauh, kalau saja tidak ada dana dari Pemerintah Pusat baik DAU atau dana dana lainnya tidak ada. Bagaimana eksistensi Pemerintah Daerah, apakah akan bubar? Kalau tidak ada Pemda bagai mana nasib rakyat?....Kelihatannya rakyat akan tenang tenang saja. Sebab di era kehidupan ‘pasar bebas’ dimana negara tidak mampu mengontrol kehendak pasar seperti kasus mahalnya dan langkanya minyak goreng akibat pemerintah tidak mampu mengendalikan produsen bahan baku minyak goreng. Ada benarnya juga kalau warga tidak terlalu hirau dengan keberadaan Pemerintah. Secara akademis juga sudah ada buku Governance without Government yang mempertanyakan peran pemerentah terhadap kesejahteraan kehidupan warga? Logikanya warga butuh jalan raya, namun selama masih ada produsen mobil dan motor, jalan raya pasti akan dibangun mereka. Ketika warga butuh pendidikan, selama ada lembaga bisnis pendidikan, tetap masih ada sekolahan…toh sekolah yang dikelola pemerintah pun mahal juga. Ketika warga butuh kesehatan selama masih ada pedagang obat dan bisnis kesehatan, tetap masih ada rumah sakit. Logika logika “nyleneh” itu semakin menggelinding ketika pemerintah tidak mampu menunjukan kualitas menejemen pelayanan publik.<br />Image Publik terhadap Pelayanan Publik RI<br />Ada kasus ketika warga Indonesia menggunakan jasa pelaksana Rusamah Sakit Penang Malesia. Dimana pelayanan terhadap para pasien sangat prima; dimana satu pasien didampingi tiga perawat, satu dokter umum secara intensip dengan supervisi dokter akhli. Namun biaya jasa pelayanan itu jauh lebih murah dari pada pelayanan publik kesehatan di Rumah Sakit Negeri Indonesia. Sementara gaji / honor para medisnya jauh lebih tinggi dari pada gaji yang diterima oleh para medis di Rumah Sakit Negri Indonesia. Sementara tidak ada subsidi apapun dari negeri. Kualitas pelayanan, murahnya biaya pelayanan dan sejahteranya para pegawai semata karena adanya kecerdasan menejemen para pemimpin unit kerja pelayanan, bukan karena adanya santunan atau subsidi dari manapun.<br />Logika pelayanan publik di Inodonesia secara umum adalah; kalau warga ingin mendapat pelayanan prima dia harus bayar mahal, atau ada pelayanan prima tetapi kesejahteraan pegawainya rendah (sukarelawan sosial), atau kalau ada subsidi negara yang berlimpah! Logika ini berjalan kalau belum ada kecerdasan menejeman. Artinya tanpa menejemenpun kalau pengguna jasa itu bisa membayar mahal, pelayanannya semestinya bisa prima, atau pelayanan prima dan pengguna membayar murah tetapi para karyawannya upahnya rendah inipun tanpa menejemen pun bisa. Sebab analogi menejemen adalah bagaikan perut orang sehat, dimana masuk kopi tidak keluar kopi namun masuk kopi keluar energi manusia yang berlipat. Kalau perut manusia dimasuki kopi keluarnya kopi, maka fungsi perut itu sudah tidak ada, atau menejemen pengolahan makan / minum di perut tidak ada!<br />Dengan demikian pertanyaannya apakah di Indonesia khususnya para kepala SKPD di Pemerintah Daerah Sleman sudah menerapkan menejemen yang cerdas untuk mengelola pelayanan yang prima, biaya murah dan karyawan sejahtera?<br />Perkembangan Ilmu Menejemen Publik<br />Sejak pertengahan tahun 1980 di Eropa dan Amerika terjadi perubahan menejemen menejemen sektor publik yang cukup dratis dari tradisional (Kaku, birokratis, hirarkhis) menjadi ke new public management yang berorientasi penilaian kinerja dan effisien bukan berorientasi pada kebijakan. Strategi menejemen tersebut menggunakan pendekatan rethingking and reiventing goverment. Salah satu model pemerintahan di era New Publik Management adalah model pemerintahan yang diajukan oleh Osborne dan Gaebler (1992) yang tertuang dalam pandangannya yang dikenal dengan konsep “reiventing government Elemen reiventing government secara umum terdiri dari:<br />Pemerintah Katalis; Fokus pada pemberian pengarahan bukan produksi pelayanan publik. Pemerintah Daerah harus menyediakan (providing) beragam pelayanan publik, tetapi tidak harus terlibat secara langsung dengan proses produksinya. Sebaiknya Pemda memfokuskan diri pada pemeberian arahan, sedangkan produksi pelayanan publik diserahkan pada pihak swasta atau LSM. Pemerintah Daerah hanya memproduksi pelayanan publik yang belum dapat dilakukan oleh pihak non pemerintah.<br />Pemerintah milik Masyarakat; Pemerintah Daerah sebaiknya memberikan wewenang kepada masyarakat sehingga mereka mampu menjadi masyarakat yang dapat menolong diri sendiri (Community self-help).<br />Pemerintah yang Kompetetip; Peran Pemerintah daerah adalah menyuntikan semangat kompetetip pada birokrasinya. Kompetisi adalah satu satunya cara untuk menghemat biaya sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan. Dengan kompetisi, banyak pelayanan publik yang dapat ditingkatkan kualitasnya tanpa harus memperbesar biaya.<br />Pemerintahan yang digerakan oleh Misi; Mengubah organisasi yang digerakan oleh peraturan menjadi organisasi yang digerakan oleh Misi. Apa yang dapat dan tidak dapat dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah diatur dalam mandatnya. Namun tujuan APBD adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, relatip terhadap kondisinya di tahun sebelumnya.<br />Pemerintah yang berorientasi pada hasil; Pada pemerintah daerah tradisional, besarnya alokasi anggaran pada suatu unit kerja ditentukan oleh kompleksitas masalah yang dihadapi (Pemerintah Daerah membiayai masukan). Semakin kompleks masalah yang dihadapi, semakin besar pula dana yang dialokasikan. Kebijaksanaan ini kelihatan logis dan adil, tetapi yang terjadi adalah unit kerja tidak mempunyai insentif untuk memperbaiki kinerjanya. Jsutru mereka memiliki peluang baru: semakin lama permasalahan dapat dipecahkan, semakin banyak dana yang dapat diperoleh. Pemerintah Daerah wirausaha berusaha mengubah bentuk penghargaan dan insentif itu: membiayai hasil dan bukan masukan. Pemda wirausaha akan mengembangkan suatu standar kinerja, yang mengukur seberapa baik suatu unit kerja mampu memecahkan permasalahan yang menjadi tanggungjawabnya. Semakin baik kinerjanya, semakin banyak pula dana yang akan dialokasikan untuk mengganti semua dana yang telah dikeluarkan oleh unit kerja tersebut.<br />Pemerintah yang berorientasi pada pelanggan; Orintasi Pemerintah Daerah berorintasi memenuhi pelanggan bukan birokrasi. Pemda tradisional sering salah dalam mengidentifikasikan pelanggannya. Penerima pajak memang dari masyarakat dan dunia usaha, tetapi pemanfaatannya harus disetujui oleh DPRD dan semua pejabat yang ikut dalam pembahasan APBD adalah pelanggannya. Tetapi bila mereka menomorsatukan kepentingan kelompoknya, maka pelanggan yang sebenarnya akan dilupakan. Dalam kondisi ini Pemda tradisional akan memenuhi semua kebutuhan dan keinginan birokrasi, sedangkan pada masyarakat dan bisnis, mereka seringkali arogan. Pada Pemerintah Daerah wirausaha akan memfokuskan pada pelanggan yang sebenarnya. Mereka akan menciptakan dual accountability yaitu kepada DPRD dan kepada masyarakat / bisnis.<br />Pemerintah Wira-Usaha; Ciri utamanya adalah mampu memberikan “pendapatan” bukan hanya membelanjakan. Pemerintah Daerah harus meninggalkan cara cara lama yang hanya membelanjakan “jatah negara”. Namun perlu mengembangkan berbagai sumber sumber pendapatan yang tidak memberatkan masyarakatnya. Hindari sumber pendapatan dari hasil pungutan warga.<br />Pemerintah Antisipatip; Pemerintah Daerah tradisional yang birokratis memsuatkan diri pada produksi pelayanan publik untuk memecahkan masalah publik. Pemda birokratis cenderung bersifat reaktif. Pemda wirausah tidak reaktif tetapi proaktif. Tidak hanya mencerna masalah yang ada tetapi juga berupaya keras untuk mengantisipasi masa depan. Menggunakan perencanaan strategis untuk menentukan visi daerah.<br />Pemerintah Desentralisasi; Pemerintah Daerah sudah harus mulai memberikan kewenangan kewenangan teknis kepada unit unit kerja pemerintah daerah yang paling dekta dengan pelanggan.<br />Pemerintah Yang Berorientasi Pasar; Pemerintah Daerah melakukan perubahan dengan menggunakan mekanisme “pasar” yaitu ada sistem insentif dan bukan dengan mekanisme administratif (sistem prosedur dan pemaksaan).<br />Semangat Pelaksanaan Di Indoensia<br />Semangat untuk memperbaharui menejemen pemerintahan di Indonesia sudah mulai terlihat. Hal ini bisa dilihat di sekian banyak kebijakan yang telah dikeluarkan oleh perintah Republik Indonesia, antara lain adalah: Inpres No.7 tahun 1999 tentang AKIP (Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah); Seluruh instansi pemerintah harus mempertanggungjawabkan tugas pokok dan fungsinya. SK Kepala LAN No.589/IX/6/1999: Pedoman Penyusunan LAKIP; untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja instansi pemerintah. SK Kepala LAN No.239/IX/6/8/2003: Perencanaan strategis harus berorientasi kepada hasil. Renstra (Rencana Strategis) dibedakan dengan Renja (Rencana Kerja). Semangat perubahan terebut dilandasi oleh pemahaman Kementrian pemberdayaan Aparatur Negara tentang performance birokrasi Pemerintah daerah pada era reformasi adalah: (1) SKPD yang ada terlalu banyak, tidak ramping, tidak effisien dan tidak optimal effektivitasnya. (2) Sebagaian besar PNS non fungsional (guru dan para medis) mengalami kelelahan psikhologis karena hampir setiap hari datang ke kantor tidak jelas apa yang harus dilakukan. (3) Kerja SKPD beserta PNSnya (Non guru dan paramedis) tidak jelas kerjanya dan sering “terlihat” santai dan di jalanan di waktu jam kerja. (4) Pelayanan publik SKPD untuk kebutuhan administrasi warga lambat, berbelit belit, dan sangat tergantung kepada kepala unit kerjanya. (5) Berbgai Tupoksi secara substansial telah diatur Tetapi menjabarkannya belum optimal dilakukan oleh SKPD, maka ada beberapa kasus PNS kurang jelas output kerjanya. <br />Strategi perubahan menejemen pemerintah salah satunya adalah melakukan reformasi birokrasi yang berhubungan dengan hal hal elementer sebagai berikut: <br />• Pembaharuan mind-set & Cultural-Set yang meliputi; 1.Pengembangan budaya kerja (penerapan nilai budaya kerja pada setiap unit pelaksana pelayanan publik) 2. Internalisasi & konkritisasi Prinsip tata pemerintahan yang baik. <br />• Sistem Manajemen Pemerintahan yang meliputi; 1.Penciptaan pola dasar organisasi lembaga pemerintah (unit pelaksana pelayanan publik). 2.Pengubahan dari menejemen ketatausahaan ke menejemen SDM Aparatur. 3.Simplikasi & Otomatisasi tata laksana, sistem, prosedur, & Mekanisme pelayanan publik. 4.Perbaikan sistem pengelolaan aset/barang milik negara. 5.Pembaharuan sistem manajemen keuangan unit pelayanan publik. 6.Perbaikan sistem pengawasan & akuntabilitas aparatur.<br />Fokus perubahan menejemen pemerintah dalam era otonomi daerah adalah:<br />Perbaikan Sistem & Mekanisme Pelayanan Publik; tujuannya adalah (1) Terwujudnya sistem & mekanisme pelayanan publik yang sederhana, mudah, transparan, Dan akuntabel (2) Menyederhanakan & memangkas prosedur pelayanan publik yg panjang & bertele-tele. (3) Mengadakan simplifikasi dan otomatisasi pelayanan publik. (4) Memperbaiki sarana & prasarana pelayanan publik termasuk desain office lay out. Indikator keluaran hasil perbaikan tersebut adalah: (a) Adanya RUU, PP, PEPRES, KEPRES, KEPEN / Pimpinan Lembaga, PERDA dan/atau Kep.kepala daerah yang mendukung terjadinya Perbaikan Sistem & Mekanisme Pelayanan Publik. (b) Terwujudnya Masyarakat & dunia usaha lebih mudah,murah,cepat,& tepat dalam memperoleh pelayanan publik. (c) Terjadinya penghapusan perantara, percaloan, dan pungutan liar. (d) Meningkatnya kinerja unit untuk pelaksana pelayanan publik. Untuk mewujudkan capaian hasil tersebut Pemerintah Indonesia ‘bersemangat’ mendorong Pemerintah Daerah melakukan kegiatan: <br />1. Mengadakan pendataan & inventarisasi pelayanan publik.<br />2. Mengadakan kajian & analisis sistem dan mekanisme pelayanan publik.<br />3. Membuat rancang bangun sistem pelayanan publik.<br />4. Mengembangkan sistem pelayanan terpadu.<br />5. Memantau dan mengevaluasi implementasi sistem dan mekanisme pelayanan publik.<br />Pengembangan E-Gov ; Terwujudnya sistem manajemen pelayanan publik yang handal dengan menggunakan Teknologgi Informasi (TI) yang meliputi E-office, E-procedurement.1.Pengembangan sistem pelayanan yg handal & terpercaya serta terjangkau masy.luas. 2.Optimalisasi pemanfaatan TI. 3.Pengembangan SDM aparatur di bidang TI. 4. Efisiensi & efektivitas tatalaksana administrasi pemerintah. Indikator capaian hasilnya adalah: (a) Jumlah instansi yang mengimplementasikan E-Gov. (b) Jumlah aplikasi E-Gov yang terimplementasi di instansi. (c) Masyarakat & dunia usaha mudah memperoleh pelayanan. (d) Mengurangi tatap muka & pungutan liar dalam pemberian pelayanan. (e) Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan publik. Untuk mewujudkan capaian hasil tersebut Pemerintah Indonesia ‘bersemangat’ mendorong Pemerintah Daerah melakukan kegiatan: <br />1. Menginventarisasi/mengidentifikasi jenis pelayanan yang dapat di elektronisasikan..<br />2. Pembuatan rumusan kebijakan, regulasi & aturan otomatisasi di instansi.<br />3. 3.Merancang sistem aplikasi untuk masing-masing pelayanan.<br />4. 4.Identifikasi permasalahan & evaluasi implementasi E-Gov di beberapa departemen,<br />5. lembaga non departemen dan beberapa pemda.<br />Kajian/ Penerapan Sistem Reward & Punishment; Terwujudnya sistem reward and punishment yang adil dan proporsional dalam melaksanakan pelayanan publik. Sehingga dapat mendorong terjadinya: 1Memotivasi pegawai pelaksana tugas pelayanan publik. 2.Meningkatkan kinerja aparat pelaksana pelayanan publik. 3.Meningkatkan insentif aparat pelaksana pelayanan publik. Indikator capaian hasilnya adalah: (a) Adanya RUU, PP, PEPRES, KEPRES, KEPEN / Pimpinan Lembaga, PERDA dan/atau Kep.kepala daerah yang mendukung Penerapan Sistem Reward & Punishment. (b) Meningkatnya kinerja aparat pelaksana tugas pelayanan publik. (c) Meningkatnya kesejahteraan pegawai sesuai tingkat prestasi yang diraih. (d) Meningkatnya disiplin pegawai. Untuk mewujudkan capaian hasil tersebut Pemerintah Indonesia ‘bersemangat’ mendorong Pemerintah Daerah melakukan kegiatan: <br />1. Mengadakan pendataan dan inventarisasi pelayanan publik yang memperoleh pendapatan.<br />2. Mengadakan kajian&analisis sistem reward and punishment aparat pelaksana pelayanan publik.<br />3. Membuat rancangan jenis-jenis penghargaan dan insentif, pejatuhan sanksi hukum dalam pelayanan publik.<br />4. Memantau dan mengevaluasi implementasi sistem reward and punishment dalam pelayanan publik.<br />Perbaikan Sistem Rekruitment Pegawai; Tujuannya: (a) adanya CPNS yang sesuai dengan kebutuhan organisasi dan formasi yang tersedia. (b) Penyempurnaan sistem rekruitmenCPNS melalui penyeleksian yang terencana, sistematik, transparan, non deskriptif, adil dan akuntabel. Indikator capaiannya adalah: (a) Adanya RUU, PP, PEPRES, KEPRES, KEPEN / Pimpinan Lembaga, PERDA dan/atau Kep.kepala daerah yang mendukung Perbaikan Sistem Rekruitment Pegawai. (b) Tertibnya penyelenggaraan CPNS tanpa adanya katebelece dan praktek KKN. (c) Diperolehnya CPNS yang berkualitas. Untuk mewujudkan capaian hasil tersebut Pemerintah Indonesia ‘bersemangat’ mendorong Pemerintah Daerah melakukan kegiatan: <br />1.Mengadakan evaluasi penyelenggaraan penyeleksian CPNS selama ini.<br />2.Menyiapkan peraturan pengganti sistem rekruitmen CPNS.<br />3.Mengadakan sosialisasi sistem rekruitmen CPNS.<br />4.Mengembangkan sistem rekruitmen dengan menggunakan sistem elektronik.<br />5.Memantau dan melaporkan pelaksanaan rekruitmen CPNS.<br />Perbaikan Sistem Penggajian / Remunerasi PNS; Tujuannya adalah: Terwujudnya sistem penggajian/remunerasi PNS berdasarkan merit system, bobot jabatan dan prinsip equal work for equal pay. Sehingga dapat untuk : 1.Memotivasi pegawai pelaksana tugas pelayanan publik. 2.Meningkatkan kinerja aparat pelaksanai pelayanan publik. 3.Meningkatkan insentif aparat pelaksana pelayanan publik. Indikator capaiannya adalah: (a) Adanya RUU, PP, PEPRES, KEPRES, KEPEN / Pimpinan Lembaga, PERDA dan/atau Kep.kepala daerah yang mendukung Perbaikan Sistem Penggajian / Remunerasi PNS. (b) Adanya sistem penggajian / remunerasi yang sesuai dengan bobot tugas dan tanggung jawab PNS. (c) Meningkatnya kesejahteraan PNS. Untuk mewujudkan capaian hasil tersebut Pemerintah Indonesia ‘bersemangat’ mendorong Pemerintah Daerah melakukan kegiatan: <br />1. Mengadakan pendataan dan inventarisasi sistem penggajian yang berlaku di dunia usaha dan negara tetangga.<br />2. Mengadakan evaluasi sistem penggajian dan remunerasi yang berlaku saat ini.<br />3. Menyiapkan kajian akademis & peraturan pengganti sistem penggajian dan remunerasi CPNS.<br />4. Mengadakan sosialisasi sistem penggajian dan remunerasi PNS.<br />5. Memantau dan melaporkan pelaksanaan sistem penggajian dan remunerasi yang baru.<br />AKUNTABILITAS (accountability): ukuran yang menunjukkan apakah aktivitas lembaga publik atau pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah sudah sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang dianut oleh rakyat, dan apakah pelayanan tersebut mampu mengakomodasi kebutuhan rakyat yang sesungguhny. A good synonym for the term accountability is answerability. An organisation must be answerable to someone or something outside itself. When things go wrong, someone must be held responsible. (Starling, 1998:164)<br />JENIS-JENIS AKUNTABILITA, (Stewart, 1989); Policy Accountability, akuntabilitas atas pilihan-pilihan kebijakan yang dibuat; Program Accountability, akuntabilitas atas pencapaian tujuan/hasil dan efektifitas yang dicapai; Performance Accountability, akuntabilitas terhadap kinerja atau pelaksanaan tugas sebagai pelayan masyarakat; Process Accountability, akuntabilitas atas proses, prosedur atau ukuran yang layak dalam melaksanakan tindakan-tindakan yang ditetapkan. ;Probity and Legal Accountability, akuntabilitas atas penggunaan dana sesuai dengan anggaran yang disetujui atau ketaatan terhadap undang-undang yang berlaku.<br />KINERJA (performance): Hasil akhir (output) organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, transparan dalam pertanggungjawaban, efisien, sesuai dengan kehendak pengguna jasa organisasi, sesuai dengan visi dan misi organisasi, berkualitas, adil, serta diselenggarakan dengan sarana dan prasarana yang memadai.<br />Kinerja (menurut Pedoman LAKIP dari LAN): Gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi.<br />INDIKATOR KINERJA; Efisiensi: Perbandingan antara input dan output, untuk mengukur bagaimana organisasi memanfaatkan faktor-faktor produksi; Efektivitas: Apakah tujuan organisasi tercapai? Terkait dengan rasionalitas teknis dan misi organisasi; Keadilan: Mempersoalkan distribusi dan alokasi layanan; Daya tanggap (responsivitas): Apakah layanan umum sudah memenuhi harapan masyarakat; Produktivitas: Apakah aparat dapat melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan misi organisasi; Kualitas layanan: Apakah organisasi pemerintah dapat melaksanakan layanan publik yang memudahkan dan memberi kepuasan kepada masyarakat.<br />PERATURAN TENTANG PENILAIAN KINERJA; Inpres No.7 tahun 1999 tentang AKIP (Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah); Seluruh instansi pemerintah harus mempertanggungjawabkan tugas pokok dan fungsinya; SK Kepala LAN No.589/IX/6/1999: Pedoman Penyusunan LAKIP; untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja instansi pemerintah; SK Kepala LAN; No.239/IX/6/8/2003: Perencanaan strategis harus berorientasi kepada hasil. Renstra (Rencana Strategis) dibedakan dengan Renja (Rencana Kerja).<br /><br />Bagaimana Penerapannya Di PEMDA <br />Untuk menstimulant lokakarya ini perlu merefleksi kinerja SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten dengan perspektip sebagai berikut:<br />1. Refleksi menejemen SKPD dalam perspektip ekonomi; Hal ini penting untuk: (a) Memperoleh gambaran apakah penggunaan sumber daya / aset (Manusia, Gedung, Peralatan dll) dikelola secara hemat atau tidak? (b) Memperoleh informasi apakah SKPD yang ada telah mematuhi peraturan per undang undangan yang berkaitan dengan kehematan dan effisiensi.<br />2. Refleksi effisiensi menggunakan dasar value for money (VFM); Hal ini penting untuk memperoleh informasi: (a) Apakah pelayanan publik yang diberikan tepat sasaran? (b) Apakah terjadi peningkatan mutu kualitas pelayanan? (c) Apakah biaya pelayanan murah karena hilangnya inefisiensi dan penghematan dalam penggunaan resources? (d) Apakah alokasi alokasi belanja lebih berorientasi pada kepentingan publik? (e) Apakah ada peningkatan public awarness sebagai akar pelaksanaan pertanggung jawaban publik?<br />Untuk refleksi tersebut menggunakan indikator standar universal sebagai berikut:<br />1. Efisiensi: Perbandingan antara input dan output, untuk mengukur bagaimana organisasi memanfaatkan faktor-faktor produksi<br />2. Efektivitas: Apakah tujuan organisasi tercapai? Terkait dengan rasionalitas teknis dan misi organisasi<br />3. Keadilan: Mempersoalkan distribusi dan alokasi layanan<br />4. Daya tanggap (responsivitas): Apakah layanan umum sudah memenuhi harapan masyarakat<br />5. Produktivitas: Apakah aparat dapat melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan misi organisasi<br />6. Kualitas layanan: Apakah organisasi pemerintah dapat melaksanakan layanan publik yang memudahkan dan memberi kepuasan kepada masyarakat.<br />Out-put dalam tindak lanjut lokakarya bagi kepala kepala SKPD di Kabupaten Sleman adalah kemampuan MERANCANG MANAJEMEN KERJA yang menghasilkan: <br />1. Kalitas pelayanan prima (Tepat, Cepat, Berkualitas, nyaman, dan murah bagi warga masyarakat).<br />2. Mampu memberi reward and punishment bagi karyawannya. <br />3. SKPD nya mampu memberi kontribusi terhadap PAD. <br />4. Performance SKPD yang dipimpinnya dapat memberi kontribusi langsung terhadap visi misi kepala daerah, RPJMD dan RPJPN.Misteri Pemberdayaan Desahttp://www.blogger.com/profile/12050053405844970849noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-996407174833559365.post-18992424263407960802011-04-27T15:13:00.001+08:002011-04-27T15:16:59.505+08:00PEMBERDAYAAN MASYARAKAT<meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 12"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 12"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><link rel="themeData" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx"><link rel="colorSchemeMapping" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>EN-US</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:dontvertaligncellwithsp/> <w:dontbreakconstrainedforcedtables/> <w:dontvertalignintxbx/> <w:word11kerningpairs/> <w:cachedcolbalance/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val=""> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 159 0;} @font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;} @font-face {font-family:Tahoma; panose-1:2 11 6 4 3 5 4 4 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:1627400839 -2147483648 8 0 66047 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0in; margin-bottom:0in; margin-left:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} .MsoPapDefault {mso-style-type:export-only; mso-margin-top-alt:auto;} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.0in 1.0in 1.0in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:auto; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:0in; mso-para-margin-left:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt; text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">Fajar Sudarwo (Mas jarwo)<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt; text-align: justify;"><b style=""><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt; text-align: justify;"><b style=""><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">PENGERTIAN DASAR<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">Hasil lesson learned saya sebagai pendamping/fasiliator dan motivator pemberdayaan masyarakat lebih dari 20 tahun menangkap satu pengertian bahwa pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses social menambah daya kemampuan masyarakat dalam meningkatkan kualitas kehidupannya sesuai dengan dinamika lingkungannya. Daya kemampuan masyarakat berbeda beda dan mempunyai spesifikasi sendiri pada setiap komunitas. Setiap komuitas mempunyai modal social, sumberdaya manusia dan sumberdaya alam, <span style=""> </span>beban, persolan dan tantangan yang berbeda beda. <span style=""> </span>Oleh karena itu proses percepatan peberdayaan pada setiap masyarakat berbeda beda pula.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt; text-align: justify;"><b style=""><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">LANDASAN BERPIKIR<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt; text-align: justify;"><b style=""><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">Otology; </span></b><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">dalam ranah teori ilmu ilmu social inti fakta social pemberdayaan masyarakat masuk pada ranah non-realis atau bisa disebut nomotetis. Dinama fakta social pemberdayaan masyarakat adalah merupakan pikiran manusia. Fakta social pemberdayaan ada pada pikiran manusia. Dengan demikian ada berbagai pemahaman fakta social pemberdayaan masyarakat dari berbagai pikiran orang.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt; text-align: justify;"><b style=""><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">Epistemology;</span></b><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";"> landasan berpikir atau landasan keilmuan pemberdayaan masyarakat lebih berada pada landasan keilmuan non positivis. Dimana fakata social pemberdayaan masyarakat tidak berlandaskan pada keilmuan “obyektivitas” atau ilmu alam. Fakta pemberdayaan masyarakat sulit untuk digeneralisasi seperti ilmu ilmu alam. Misalnya fakta berdayanya masyarakat desa tertentu akan berbeda dengan desa lain. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt; text-align: justify;"><b style=""><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">Methodology;</span></b><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";"> methodology untuk memahami fakta social pemberdyaan masyarakat lebih tepat menggunakan description dan kualitatif dari pada menggunakan statisitik atau kuantitatip. Karena fakta social pemberdayaan masyarakat lebih bersifat subyektip yang berhubungan dengan sikap dan karakter manusia.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt; text-align: justify;"><b style=""><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">PROSES YANG MENGGANGGU PEMBEDAYAAN MASYARAKAT<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify;"><b style=""><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">Instan; </span></b><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">Lihatlah proses kepompong yang akan melahirkan kupu kupu. Dia terlihat sangat berjuang keras, susah, sulit dan berproses lama. Jangan sekali kali kita iba dengan proses itu, sebab kalau kita iba bisa tangan kita membantu menggunting ujung kepompong tersebut. Memang ketika ujung kepompong itu kita gunting, akan sangat mudah kupu kupu itu keluar. Namun keluarnya kupu kupu dengan intervensi gunting, akan mengakibatkan kupu kupu itu tidak akan bisa terbang sepanjang hidupnya. Proses pemberdayaan masyarakat juga seperti itu analoginya. Lihat saja ketika warga mamu membangun balai desa bisa saja terjadi sangat sulit dan sangat lambat, namun kalau kita langsung memberi bantuan membangunkan balai desa tersebut, bisa jadi selamananya desa tersebut tidak akan pernah mampu mebuat balai desa sendiri. Kalupun rusak, mereka akan lebih suka mencari bantuan lagi dari pada membangunnya secara mandiri.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify;"><b style=""><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">Pragmatis; </span></b><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">Ingat ada ceritera seekor monyet baik hati akan menolong ikan yang akan terkena banjir. Monyet membayangkan bahwa banjir itu sangat berbahaya dan bisa membawa korban. Maka ketika monyet yang sedang di atas pohon melihat air banjir yang sedang datang, maka dengan tergesa gesa dia ingin menyelamatkan ikan yang ada dipinggir sungai, dan dengan penuh kasih saying ikan itu diambil dan dibawa ke atas pohon agar tidak terkena air banjir. Apa akibatnya? Justru ikan yang ditolong akhirnya mati di atas pohon. Monyet tidak menyadari bahwa ikan tidak seperti monyet yang bisa mati akibat banjir. Proses pemberdayaan masyarakat juga hampir sama dengan analogi tersebut, hal ini bisa dilihat banyak barbagai bantuan yang diberikan kepada masyarakat dengan niat baik, namun akibatnya justru membawa kerugian atau penderitaan bagi masyarakat itu sendiri. Contoh riilnya bisa dilihat pada berbgai project bantuan baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun organisasi non pemerintah.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify;"><b style=""><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">Hedonism; </span></b><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">Apa yang terjadi bila seorang anak kecil tidak diberi kesempatan untuk kehujanan, untuk kepanasan, untuk kelelahan? Bisa jadi akibatnya ketika anak tersebut terkena hujan, terkena teriknya matahari dan kelelahan sedikit akan jatuh sakit. Karena anak tersebut terlalu dibimbing untuk memanjakan dirinya. Pemberdayaan masyarakat mempunyai analogi bahwa masyarakat yang terlalu suka memmanjakan diri akan justru menjadi rentan tidak berdaya. Masyarakat yang berdaya adalah masyarakat yang mampu menghadapi berbagai dinamika dan perubahan social.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify;"><b style=""><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">Konsumtip;</span></b><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";"> Proses penambahan daya merupakan proses akumulasi modal kehidupan, akumulasi modal kehidupan masyarakat akan sulir terwujud apabila dilakukan pada masyarakat yang konsumptip. Karena hampir semua hasil nilai tambah kerja dan usahanya akan terserap habis oleh para pedagang. Kebutuhan dan keinginan hidup masyarakat konsumtip akan dikontruksi oleh iklan dan promosi bukan keluar dari program kehidupan masyarakat itu sendiri.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt; text-align: justify;"><b style=""><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">TEKNIK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt; text-align: justify;"><b style=""><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">ILUATRASI<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";" lang="IN">Teknik dan strategi Pemberdayaan masyarakat tidak bisa dilakukan secara artifisial namun diperlukan </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">satu proses pembelajaran tahap demi tahap yang membutuhkan waktu dan ketekunan. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">Contoh 1; Kalau akan menambah daya kecerdasan masyarakat, tidak bisa hanya memberi pelatihan, training atau disekolahkan. Namun perlu ada proses memberi kesempatan warga untuk menghadapi berbagai kesulitan. Semakin sering warga mampu mengatasi kesulitan makan akan meingkat kecerdayasannya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">Contoh 2; Kalau akan menambah daya kekuatan masyarakat, tidak bisa hanya diberi bantuan dan dukungan saja. Namun perlu ada proses memberi kesempatan warga untuk menambah beban. Semakin sering warga mampu menanggung tambahan beban makan akan menambah daya kekuatan warga itu sendiri.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">Contoh 3; Kalau akan menambah daya masyarakat untuk menghadapi masa depannya, bukan langsung diajak untuk membuat perencanaan program. Namun dampingilah dulu mereka untuk merindukan kondisi tertentu di masa yang akan datang. Atinya kembangkan dulu visioning masyarakat sampai pada tahap kerinduan. Kalau masyarakat sudah merindukan sekali akan gambaran kondisi yang masa depannya, mereka akan menggerakan diri untuk merencanakan berbagai hal untuk mewujudkan kondisi tersebut.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt; text-align: justify;"><b style=""><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">PENDIDIKAN WARGA<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">Program utama untuk pmberdyaan masyarakat adalah program pendidikan warga. Komposisi pendidikan warga untuk pmberdayaan masyarakat adalah 70% untuk pengembangan karakter, penjiwaan dan sikap, 20% untuk ketrampilan dan pengembangan teknologi dan 10% adalah untuk pengetahuan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">Materi pendikkan warga yang menjadi pokok bahasannya utama adalah soft value / idiologis, soft skill, soft knowledge, soft technology. Sedangkan pokok bahasan pendukung adalah nick premiership, kecerdasan emosional, kecerdasan intelktual dan kecerdasan spiritual.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt; text-align: justify;"><b style=""><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">PENYEDIAAN FASUM<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">Program pendukung pemberdayaan masyarakat adalah mempermudah warga dalam mengakses terhadap sarana transportasi, komunikasi/informasi, listrik / enegy, pasar, permodalan, pendidikan, air bersih, dan kesehatan. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt; text-align: justify;"><b style=""><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">PERLINDUNGAN <o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">Pemberdayaan masyarakat akan sia sia kalau tidak ada kebijakan public yang benar benar melindungi warga dari ancaman pasar bebas, ekonomi rente, keliaran industrialisasi dan pelestarian lingkungan, kestabilan harga pangan dan harga energy serta keamanan secara umum.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt; text-align: justify;"><b style=""><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">ADVOKASI<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">Salah satu indicator masyarakat yang berdaya adalah masyarakat yang mampu mempertahankan dan membela hak hak dasarnya sebagai warga Negara dan warga duni (HAM). Maka dari itu program advokasi khususnya yang non litigasi sangat diperlukan untuk pendukung program pemberdayaan masyarakat.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">Bojonegoro, 27 April 2011<o:p></o:p></span></p> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac>Misteri Pemberdayaan Desahttp://www.blogger.com/profile/12050053405844970849noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-996407174833559365.post-49182517933490059012011-04-26T12:17:00.002+08:002011-04-26T14:43:35.172+08:00TEKNIK MEMBERDAYAKAN DIRI SENDIRI<meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 12"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 12"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><link rel="themeData" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx"><link rel="colorSchemeMapping" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml"><xml><w:worddocument><w:trackmoves><w:trackformatting><w:punctuationkerning><w:validateagainstschemas><w:donotpromoteqf><w:compatibility><w:breakwrappedtables><w:snaptogridincell><w:wraptextwithpunct><w:useasianbreakrules><w:dontgrowautofit><w:splitpgbreakandparamark><w:dontvertaligncellwithsp><w:dontbreakconstrainedforcedtables><w:dontvertalignintxbx><w:word11kerningpairs><w:browserlevel></w:browserlevel> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val=""> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!----><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:lsdexception> </w:lsdexception><!--[endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 159 0;} @font-face {font-family:Cambria; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1073741899 0 0 159 0;} @font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-alt:"Century Gothic"; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;} @font-face {font-family:Tahoma; panose-1:2 11 6 4 3 5 4 4 2 4; mso-font-alt:Tahoma; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:1627400839 -2147483648 8 0 66047 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0in; margin-bottom:0in; margin-left:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";} h1 {mso-style-priority:9; mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-link:"Heading 1 Char"; mso-style-next:Normal; mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0in; margin-bottom:0in; margin-left:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan lines-together; page-break-after:avoid; mso-outline-level:1; font-size:14.0pt; font-family:"Cambria","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; color:#365F91; mso-font-kerning:0pt;} span.Heading1Char {mso-style-name:"Heading 1 Char"; mso-style-priority:9; mso-style-unhide:no; mso-style-locked:yes; mso-style-link:"Heading 1"; mso-ansi-font-size:14.0pt; mso-bidi-font-size:14.0pt; font-family:"Cambria","serif"; mso-ascii-font-family:Cambria; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-hansi-font-family:Cambria; color:#365F91; font-weight:bold;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; font-size:10.0pt; mso-ansi-font-size:10.0pt; mso-bidi-font-size:10.0pt; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-hansi-font-family:Calibri;} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.0in 1.0in 1.0in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!----> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} </style> <!--[endif]--> <h1 style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt; text-align: center;" align="center">Fajar Sudarwo (Mas Jarwo)<o:p></o:p></h1> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;">Mengenal Diri Sendiri<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;">Ketika tulisan ini kususun, saya dalam kondisi sedang duka ditinggal ayah kandungku tercinta untuk selama lamanya. Lebih lebih belum segenap satu tahun adiku yang aku sayangi juga meninggalkanku dari dunia nyata ini. Sungguh satu ujian bagi saya sebagai seorang motivator masyarakat. Hampir setiap hari pekerjaanku memotivasi orang selama lebih dari 20 tahun. Namun sejak kecil saya belum berhasil untuk memotivasi diriku sendiri. Berbagai teknik memotivasi diri telah aku lakukan namun sungguh berat memotivasi diri ini. Kadang saya malu dan hampir putus asa pada diriku sendiri, mengapa saya berani memposisikan profesiku sebagai motivator warga sedangkan memotivasi diriku sendiri masih jatuh bangun. <o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;">Tulisan ini sesungguhnya untuk diriku sendiri, namun apa salahnya saya postingkan ke umum agar bisa diberi masukan oleh orang orang yang menyayangi diriku. Sejujurnya saya sedang dalam kondisi down sekali. Ternyata dari pengenalanku pada diriku belum selesai. Saya terlalu sombong dan lalai pada diriku, mengapa selama ini saya lebih tertarik untuk mengenali warga masyarakat dan orang lain dari pada diriku sendiri? Oleh karena itu saya mencoba untuk mengurangi kesombongan dan kelalaian tersebut. Walaupun dalam teori pengenalan diri yang pernah disampaiakan Pak Johari bahwa manusia mempunyai indentitas yang hanya bisa dikenali dirinya tidak lengkap dan semestinya dilengkapi oleh orang lain. Namun pada saat ini saya mencoba melakukan “simulasi dan mengempati” dimana saya mencoba untuk menjadi diriku dan menjadi diri orang lain yang mengenali diriku. <o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;">Sebagai motivator saya berusaha untuk mengerti dan memahami berbagai cara untuk mengenal diri, mulai dari golongan darah, waktu detik kelahiran, weton hari kelahrian, pasaran hari kelahiran, bulan (zodiac) kelahiran, musim ketika lahir, tahuan (sio) kelahiran, garis tangan, warga kulit, warna rambut dan sifat rambut, warna bola mata, letak tai lalat, jumlah dan letak “uyeng-uyeng di kepala”, bentuk dagu, bentuk wajah, bentuk tubuh dan sebagainya. Semua yang ada pada tubuhkan saya analisis dalam perspektip spiritual. Dalam perspektip spiritualitas-ku bahwa semua yang ada pada diriku adalah merupakan karunia Allah Yang Maha Esa dan Maha kasih. Karunia itu saya kelola dan saya optimalkan untuk mendukung visioning dalam pikiran dan saya topang dengan penumbuh kembangkan kekuatan hatiku yang kuhiasi dengan serba keriangan dan senyum terkembangku, hal itu sebagai upaya untuk mengurangi semua kerisauan dan berbagai kehawatiran. <o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;">Hasil analisisku terhadap diriku melalui tanda tanda yang ada ada diriku sebagai karunia Allah, ternyata saya mendapat tantangan untuk menguatkan kelemahan dan kerentananku, mengubah keburukan yang ada pada diriku menjadi lebih maik, dan menutup dan menambah berbagai kekurangan yang ada padaku. Saya berusaha memantapkan dan mengukuhkan kembali hati dan pikiranku untuk menjadi master semua yang ada pada diriku. Ketika master diriku kulantik kembali maka mulailah dia bekerja mengorganisir apa yang ada pada diriku.<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0.3in 0.0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;">Membangun Komunikasi dengan Sang Pencipta, Sebagai Kekuatan Master diriku<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 0.3in; margin-left: 0.3in; text-align: justify; line-height: 150%;">Master diriku selalu mengalami stress yang ditimbulkan oleh beraneka ragam persoalan hidup yang saya alami. Saya tidak bijaksana kalau persoalan tersebut saya tumpahkan pada master diriku saja atau kuserahkan pada orang lain. Karena master diriku mempunyai keterbatasan dan kelemahan kalau terus menerus didera oleh berbagai persoalan hidupku. Juga tidak mungkin ada orang lain yang terus sabar dan tekun menjadi tempat curahan dan keluhan keluhanku. Oleh karena itu hanya pada yang membuat hidupku saja semua kucurahkan dan kudialogan kapanpun dimanapun saya suka dan membutuhkan. <o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 0.3in; margin-left: 0.3in; text-align: justify; line-height: 150%;">Saya sadar mendapat anugrah dan karunia berupa emosi yang cepat meledak dan memicu kemarahan. Master diriku sangat sulit sekali mengendalikan emosiku yang sering meledak ledak dan kemarahanku yang liar. Maka untuk membantu master diriku saya selalu membangun komunikasi untuk mendapatkan energy dari Allah untuk mengatur dan mengelola melalui peningkatan daya sang master diriku itu. <o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 0.3in; margin-left: 0.3in; text-align: justify; line-height: 150%;">Saya adalah tipe manusia yang suka berkarya, namun sedikit sekali yang langsung berhasil dan sukses. Sehingga master diriku sering meletakan jabatannya atau berputus asa. Pada detik detik meletakan jabatan master tersebut, master diriku melakukan tibang terima dengan Yang Maha Kuasa. Dari sanalah ternyata sering mendapatkan mandat baru baik untuk melanjutkan atau diberi mandat yang berbeda sama sekali.<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 0.3in; margin-left: 0.3in; text-align: justify; line-height: 150%;">Sebagai pelatih manajemen sumberdaya manusia, ternyata dalam kesehariannya semua yang saya rencanakan sering tidak terlaksanakan bahkan sering sekali terjadi berbagai peristiwa yang terjadi diluar perencaan dan dugaanku. Master diriku sering sekali mengalami kebingungan bahkan mengalami “disorientation”. Pada saat itulah saya menyerahkan master diriku pada kehendak yang Illahi. Ketotalitasan master diriku kuserahkan kepadaNya, ternyata semua peristiwa yang tidak terduga dan tidak terencana menjadi bagian penting dalam kehidupanku. <o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 0.3in; margin-left: 0.3in; text-align: justify; line-height: 150%;">Sejak lahir kata Ibuku saya mempunyai daya tahan tubuh yang lemah, sering sakit sakitan bahkan mentalku sejak kecil adalah penakut, minder dan sering merasa rendah. Dengan kelemahan dan kerentananku itu saya mempunyai tingkat ketergantungan yang sangat tinggi dengan penciptaku. Tiada detik yang sampai saya terlepas dariNya. Hanya perlindungan dan kekuatan dari Nya, saya masih bertahan sampai sekarang tanpa harus banyak merepotkan para medis dan dokter.<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 0.3in; margin-left: 0.3in; text-align: justify; line-height: 150%;">Berbagai nasehat yang aku terima dari para seniorku bahwa orang yang mengenali dan menjiwai kelemahan dan kekurangan dirinya. Membuat orang menjadi lebih terbuka terhadap kelemahan dan kekurangan sesama mereka yang tekun berdoa dengan baik memiliki sikap yang lebih terbuka terhadap sesamanya karena ia akan terbantu dalam doa-doanya untuk menyadari juga kelemahan-kelemahan nya sendiri. Meningkatkan daya cinta kasih kepada diri sendiri dan orang lain ketekunan dalam doa membuat seseorang memiliki relasi intim dengan Tuhan Allah. Allah sendiri adalah kasih maka mereka yang tekun berdoa niscaya memiliki daya cinta kasih yang lebih kepada diri sendiri dan sesamanya. Mereka yang terjerumus dalam narkoba pastilah orang yang tidak tekun berdoa karena tidak mampu mencintai dan mengasihi diri sendiri. Berkomunikasi dengan Sang Pencipta kehidupan ini ternyata dari pengalamanku dapat meningkatkan kemampuan dalam mengembangkan diri. Kata para akhli spiritualitas, bahwa seseorang yang dalam hidupnya tekun untuk berdoa akan memiliki kekuatan dan kemampuan untuk mengembangkan diri dengan lebih maksimal, karena ia akan semakin memahami talenta-talenta yang Tuhan berikan dan bagaimana seharusnya dikembangkan. <o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 0.3in; margin-left: 0.3in; text-align: justify; line-height: 150%;">Bersohabat dengan Keberuntungan<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 0.3in; margin-left: 0.3in; text-align: justify; line-height: 150%;">Tulisan ini adalah bukan tulisanku namun saya mendapat dari kawan yang dermawan posting di google. Tulisan ini penting untuk diriku sebagai pendongkrak kondisi mastr diriku yang sedang down. Professor Richard Wiseman dari University of Hertfordshire Inggris, mencoba meneliti hal-hal yang membedakan orang2 beruntung dengan yang sial. Wiseman merekrut sekelompok orang yang merasa hidupnya selalu untung, dan sekelompok lain yang hidupnya selalu sial-bermasalah. Memang Ternyata memang orang yang beruntung bertindak berbeda dengan mereka yang sial.<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 0.3in; margin-left: 0.3in; text-align: justify; line-height: 150%;">Berdasarkan hasil penelitian yang diklaimnya “scientific” ini, Wiseman menemukan 4 faktor yang membedakan mereka yang beruntung dari yang sial. Keempat faktor tersebut adalah:<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 0.3in; margin-left: 0.3in; text-align: justify; line-height: 150%;">Pertama; Sikap terhadap peluang orang beruntung ternyata memang lebih terbuka terhadap peluang. Mereka lebih peka terhadap adanya peluang, pandai menciptakan peluang, dan bertindak ketika peluang datang. Bagaimana hal ini dimungkinkan? Ternyata orang-orang yg beruntung memiliki sikap yang lebih rileks dan terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru. Mereka lebih terbuka terhadap interaksi dengan orang-orang yang baru dikenal, dan menciptakan jaringan-jaringan sosial baru. Sebaliknya, kelompok Orang yang sial memiliki perasaan dan sikap yang lebih tegang sehingga tertutup terhadap kemungkinan- kemungkinan baru. Menggunakan intuisi dalam membuat keputusan.<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 0.3in; margin-left: 0.3in; text-align: justify; line-height: 150%;">Kedua; Orang yang beruntung ternyata lebih mengandalkan intuisi daripada logika.<br />Keputusan-keputusan penting yang dilakukan oleh orang beruntung ternyata sebagian besar dilakukan atas dasar bisikan “hati nurani” (intuisi) daripada hasil otak-atik angka yang canggih. Angka-angka akan sangat membantu, tapi final decision umumnya dari “good feeling”. Yang barangkali sulit bagi orang yang sial adalah, bisikan hati nurani tadi akan sulit kita dengar jika otak kita pusing dengan penalaran yang tak berkesudahan. Makanya orang beruntung umumnya memiliki metoda untuk mempertajam intuisi mereka, misalnya melalui meditasi yang teratur. Pada kondisi mental yang tenang, dan pikiran yang jernih, intuisi akan lebih mudah diakses. Dan makin sering digunakan, intuisi kita juga akan semakin tajam.<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 0.3in; margin-left: 0.3in; text-align: justify; line-height: 150%;">Ketiga; Selalu berharap kebaikan akan datang Orang yang beruntung ternyata selalu bersikap positif terhadap kehidupan. Berprasangka dengan optimis bahwa kebaikan akan datang kepadanya. Dengan sikap mental yang demikian, mereka lebih tahan terhadap ujian yang menimpa mereka, dan akan lebih positif dalam berinteraksi dengan orang lain.<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 0.3in; margin-left: 0.3in; text-align: justify; line-height: 150%;">Keempat; Mengubah hal yang buruk menjadi baik, Orang-orang beruntung sangat pandai menghadapi situasi buruk dan merubahnya menjadi kebaikan. Bagi mereka setiap situasi selalu ada sisi baiknya. Dalam salah satu tes nya Prof Wiseman meminta peserta untuk membayangkan sedang pergi ke bank dan tiba-tiba bank tersebut diserbu kawanan perampok bersenjata. Dan peserta diminta mengutarakan reaksi mereka. Reaksi orang dari kelompok sial umunya adalah: “wah sial bener ada di tengah2 perampokan begitu”. Sementara reaksi orang beruntung, misalnya adalah: “untung saya ada disana, saya bisa menuliskan pengalaman saya untuk media dan dapet duit”. Apapun situasinya orang yg beruntung pokoknya untung terus. Mereka dengan cepat mampu beradaptasi dengan situasi buruk dan merubahnya menjadi keberuntungan.<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 0.3in; margin-left: 0.3in; line-height: 150%;">Jadi, menurut Profesor Richard Wiseman, rahasia orang yang beruntung adalah cukup sederhana. Dikatakannya, hampir semua orang normal juga bisa beruntung. Termasuk anda. Apakah sudah Siap mulai menjadi si Untung? First, Open your Mind, and Enjoy your life……<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 0.3in; margin-left: 0.3in; line-height: 150%;">Mencari daya dukung; <o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 0.3in; margin-left: 0.3in; line-height: 150%;">Ketika master diriku sedang dalam kondisi down, saya selalu mencari berbagai daya dukung dari sumber sumber yang saya anggap tepat pada diriku. Salah satu sumber itu saya ambil dari tulisan Joe Gatuslao di google sebagia berikut:<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0.3in 0.0001pt; line-height: 13.1pt;">Mana kala apa yang kita pikirkan tidak tepat, TUHAN berkata, “TIDAK.”<br />Tidak – kala pemikiran itu bukan pemikiran yang terbaik<br />Tidak – kala pemikiran itu sama sekali salah<br />Tidak – walaupun pemikiran tersebut mungkin saja dapat menolongmu, namun juga akan menimbulkan masalah bagi orang lain <o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 0.3in; margin-left: 0.3in; line-height: 13.1pt;">Mana kala waktunya tidak tepat, TUHAN berkata, “PERLAHANLAH.”<br />Apa jadinya kelak bila TUHAN menjawab setiap doa secepat kita menjentikkan jari-jari kita? Tahukah engkau apa yang akan terjadi?<br />Tuhan akan menjadi hambamu, bukan Tuanmu.<br />Tiba-tiba saja TUHAN mengabdi kepadamu, bukan engkau yang mengabdi<br />kepada-NYA.<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 0.3in; margin-left: 0.3in; line-height: 13.1pt;">Mana kala engkau berbuat kesalahan, TUHAN berkata, “BERTUMBUHLAH.”<br />Orang yang mementingkan dirinya sendiri harus bertumbuh di dalam ketidak-egoisan.<br />Orang yang terlalu berhati-hati harus bertumbuh di dalam keberanian.<br />Orang yang suka menguasai orang lain harus bertumbuh di dalam kepekaan.<br />Orang yang senang mencela harus bertumbuh didalam tenggang rasa.<br />Orang yang selalu berpikiran negatif harus bertumbuh di dalam sikap positif.<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 0.3in; margin-left: 0.3in; line-height: 13.1pt;">Orang yang senang mencari kepuasan jasmani harus bertumbuh di dalam berbagi rasa dengan orang-orang yang menderita.<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 0.3in; margin-left: 0.3in; line-height: 13.1pt;">Mana kala semuanya telah benar, TUHAN berkata, “PERGILAH.”<br />Mukjizat terjadi:<br />Pecandu berat alkohol dilepaskan.<br />Pecandu obat bius menemukan kebebasannya.<br />Yang ragu-ragu menjadi percaya layaknya seorang anak kecil.<br />Jaringan tubuh yang terkena penyakit mulai menjadi sembuh karena pengobatan.<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 0.3in; margin-left: 0.3in; line-height: 13.1pt;">Pintu yang menuju ke arah impianmu tiba-tiba terbuka dan berdirilah Tuhan di sana sambil berkata, “PERGILAH!”<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 0.3in; margin-left: 0.3in; line-height: 13.1pt;">Ingatlah:<br />Penundaan oleh TUHAN bukan berarti pengingkaran janji TUHAN.<br />Waktunya TUHAN sempurna adanya.<br />Kesabaran adalah yang kita perlukan dalam berdoa.<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 0.3in; margin-left: 0.3in; text-align: justify; line-height: 150%;">Ketika saya selesai menulisan ini, master diriku bangkit kembali…semoga anda yang ikut membaca tulisanku ini juga bisa membangkitkan master diri anda untuk tetap tergar dan tangguh…Amin<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: 0.3in; margin-left: 0.3in; line-height: 150%;">Bojonegoro, 26 April 2011<o:p></o:p></p> </w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:latentstyles></xml></m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac></m:brkbinsub></m:brkbin></m:mathfont></m:mathpr></w:word11kerningpairs></w:dontvertalignintxbx></w:dontbreakconstrainedforcedtables></w:dontvertaligncellwithsp></w:splitpgbreakandparamark></w:dontgrowautofit></w:useasianbreakrules></w:wraptextwithpunct></w:snaptogridincell></w:breakwrappedtables></w:compatibility></w:donotpromoteqf></w:validateagainstschemas></w:punctuationkerning></w:trackformatting></w:trackmoves></w:worddocument></xml>Misteri Pemberdayaan Desahttp://www.blogger.com/profile/12050053405844970849noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-996407174833559365.post-59820484927589879952011-04-26T11:23:00.002+08:002011-04-26T14:59:19.501+08:00Pemberdayaan Melaui Ruang Belajar Warga<meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 12"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 12"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><link rel="themeData" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx"><link rel="colorSchemeMapping" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:view> <w:zoom>0</w:zoom> <w:trackmoves> <w:trackformatting> <w:punctuationkerning> <w:validateagainstschemas> <w:saveifxmlinvalid>false</w:saveifxmlinvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:ignoremixedcontent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:alwaysshowplaceholdertext> <w:donotpromoteqf> <w:lidthemeother>EN-US</w:lidthemeother> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:lidthemeasian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:lidthemecomplexscript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables> <w:snaptogridincell> <w:wraptextwithpunct> <w:useasianbreakrules> <w:dontgrowautofit> <w:splitpgbreakandparamark> <w:dontvertaligncellwithsp> <w:dontbreakconstrainedforcedtables> <w:dontvertalignintxbx> <w:word11kerningpairs> <w:cachedcolbalance> </w:cachedcolbalance> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:browserlevel> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val=""> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!----><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:lsdexception> </w:lsdexception><!--[endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 159 0;} @font-face {font-family:Cambria; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1073741899 0 0 159 0;} @font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-alt:"Century Gothic"; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0in; margin-bottom:0in; margin-left:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";} h1 {mso-style-priority:9; mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-link:"Heading 1 Char"; mso-style-next:Normal; mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0in; margin-bottom:3.0pt; margin-left:0in; mso-pagination:widow-orphan; page-break-after:avoid; mso-outline-level:1; font-size:16.0pt; font-family:"Cambria","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-font-kerning:16.0pt;} p.MsoFootnoteText, li.MsoFootnoteText, div.MsoFootnoteText {mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-link:"Footnote Text Char"; mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0in; margin-bottom:0in; margin-left:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";} span.MsoFootnoteReference {mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; vertical-align:super;} span.Heading1Char {mso-style-name:"Heading 1 Char"; mso-style-priority:9; mso-style-unhide:no; mso-style-locked:yes; mso-style-link:"Heading 1"; mso-ansi-font-size:16.0pt; mso-bidi-font-size:16.0pt; font-family:"Cambria","serif"; mso-ascii-font-family:Cambria; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-hansi-font-family:Cambria; mso-font-kerning:16.0pt; font-weight:bold;} span.FootnoteTextChar {mso-style-name:"Footnote Text Char"; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-unhide:no; mso-style-locked:yes; mso-style-link:"Footnote Text";} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; font-size:10.0pt; mso-ansi-font-size:10.0pt; mso-bidi-font-size:10.0pt; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-hansi-font-family:Calibri;} /* Page Definitions */ @page {mso-footnote-separator:url("file:///C:/DOCUME~1/ADMINI~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_header.htm") fs; mso-footnote-continuation-separator:url("file:///C:/DOCUME~1/ADMINI~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_header.htm") fcs; mso-endnote-separator:url("file:///C:/DOCUME~1/ADMINI~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_header.htm") es; mso-endnote-continuation-separator:url("file:///C:/DOCUME~1/ADMINI~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_header.htm") ecs;} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.0in 1.0in 1.0in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!----> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} </style> <!--[endif]--> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center">Pemberdayaan Masyarakat Melaui Ruang Belajar Warga <o:p></o:p></p> <h1 style="margin-left: 0.25in; text-align: center; line-height: 150%;" align="center">Fajar Sudarwo<a style="" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=996407174833559365&postID=5982048492758987995#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><!--[if !supportFootnotes]-->[1]<!--[endif]--></a><o:p></o:p></h1> <p class="MsoNormal"> MENGAPA PENTING PENGUATAN MASYARAKAT<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; line-height: 150%;">Saat ini masyarakat Indonesia dan termasuk Kabupaten Bantul Propinsi D.I.Yogyakarta sudah saatnya untuk serius menguatkan masyarakat. Kalau penguatan masyarakat sampai terlalaikan niscaya bangsa Indonesia akan “hilang bersama angin” seperti yang telah diprediksi oleh Kibut nya bangsa Israel. Dalam ceritera Kibut, bahwa masyarakat yang lemah; hedonis (memanjakan diri), konsumeris (suka belanja), pragmatis (hanya mementingkan kenikmatan / kemanfaatan sesaat), instan ( tidak tekun dalam berproses), dan berekonomi rente atau maklar, masyarakat tersebut akan tergilas oleh roda globalisasi dan pasar bebas. <o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; line-height: 150%;">Ketika masyarakat lemah maka akan menghasilkan para pemimpin yang tidak jauh dari karakter para pemilihnya. Akibatnya negara yang semestinya menjadi pelindung dan pengayom tidak mampu berbuat apapun untuk menolong warga negaranya. Negara akan menjadi bulan bulanan dan bahan olok olokan semata, demokrasi akan menjadi ajang perebutan uang politik, hukum akan menjadi pelindung kalangan berada (the have), pendidikan akan menjadi indutri ijazah untuk memuaskan warga yang punya, kesehatan menjadi hal yang mahal, peluang kerja dan usaha swasta menjadi pilihan kedua karena hampir semua angakatan kerja muda lebih suka berebut sebagai aparatusnya negara. Seni budaya tereksploatasi menjadi pasokan industri hiburan dan hura hura, agama bisa menjadi pilihan untuk kekuatan memaksa kehendaknya, kaum mayoritas bisa menjadi kaum yang arogan dan menindas sesamanya. Lokalitas bukan lagi modal kearifan alamnya namun bisa menjadi sejata untuk mendiskriditkan pendatangnya. <o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; line-height: 150%;">Ketika masyarakat lemah, kemiskinan bukan lagi aib dan kenistaan namun menjadi identitas untuk menuntut “hak hak” nya agar mendapat bantuan dan berbagai perhatian bagi dirinya. Sebaliknya bantuan yang diberikan bukan lagi untuk meningkatkan kualitas hidup yang menerima, namun lebih menjadi alat tebar pesonanya. Akibtnya si penerima menjadi malas dan manja, si pemberi mengumpulkan investasi sosial untuk basis politiknya. Warga hidup dalam mimpinya yang berakibat besar pasak dari pada tiangnya. Jalan pintas menjadi pilihannya walaupun penjara itu muara akhirnya itupun kalau sudah kalah dalam bergaining politiknya. Warga negara mudah diajak bermimpi ria baik kemasan idilogi dunia maupun idiologi agama, akibatnya bom di mana mana dan hipnotis menyebar luas bagaikan sambal petis pada orde lama.<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; line-height: 150%;">Partispasi hanya di permukaanya, transparansi dan akuntabelitas baru ditingkat administrasinya sedangkan realitanya jauh berbeda. Uang bantuan dan hutang disamakan sama untuk memenuhi keinginannya bukan kebutuhannya. Begitu juga program pembangunan dan pemberdayaan realitanya sama hanya berbeda bahasa dan pilihan katanya. Akibatnya kemandirian jauh dimata yang ada adalah karakter ketergantungannya. Beberpa motivator usaha hampir sama dengan para penjual busa, sehingga yang laris adalah cara gila untuk kaya, dan modal hutang untuk kesuksesanya.....luar biasa nekadnya. Sebagian fasilitator lebih serius mendampingi adminstrasinya dan project nya dari pada warganya, karena tenaganya lebih banyak untuk melayani atasnya dan terpaksa mengabiakan tugas dan fungsinya.<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; line-height: 150%;">Lemahnya masyarakat karena; Pertama, traadisi belajar warga sudah “terganggu” oleh hingar bingarnya acara televisi di rumahnya. Akibatnya sinetron menjadi acuan hidupnya, gosip menjadi kesukaannya, kekerasan dan penistaan manusia sebagai hiburannya. Berita orang yang berprestasi diabaikan, berita orang sengsara dan menderita lebih di suka bukan untuk membantunya dan sekedar sebagai penontonnya. Kedua, pendidikan formal dan informal lebih berfokus pada skill ketimbang sikap dan penjiwaannya, dan materi belajar distandarisasi yang mengabaikan local soft knowlidge and local soft skill. Akibatnya dua faktor tersebut, hampir semua kehidupan warga diserahkan pada industri mulai pemenuhan makan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan dan kesenian. <o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; line-height: 150%;"> PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI RUANG BELAJAR MASYARAKAT<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; line-height: 150%;">Masyarakat yang lemah hanya salah satu obatnya yaitu dikuatkan dayanya atau diberdayakan dirinya. Pemberdayaan warga lebih mudah untuk topik diskusi dan seminar dari pada untuk dilakukan. Karena proses pemberdayaan bukan pekerjaan semuda membalik satu telapak tangan namun pekerjaan yang mendorong orang untuk uji keberanian dalam merubah sikap dan kebiasaanya. Penguatan masyarakat dari dalam dirinya cukup menyakitkan tidak seenak mendapat bantuan program pembangunan. Proses pemberdayaan bagaikan orang sedang berlatih olah raga angkat besi yang berlatih menanggung beban pada badanya. Ketika orang tidak pernah mengangkat beban berat, dia mencoba mengangkatnya maka akan kesakitanlah badanya. Secara spiritualitas pemberdayaan adalah proses melatih diri untuk menikmati kesakitan dan penderitaan untuk meningkatkan kualitasnya dan meningkatkan dayanya. Dengan demikian proses pemberdayaan masyarakat juga proses melatih masyarakat untuk menambah dayanya yang biasanya akan terjadi konstraksi yang terasa membawa penderitaan. Maka dari itu inti dari proses melatih warga untuk berdaya adalah dengan mentradisikan kemabli adanya ruang belajar masyarakat itu sendiri. Tanpa ada tradisi belajar di dalam masyarakat, proses pemberdayaan akan lebih banyak memberi stimulant. Stimulant yang tidak diimbangi dengan proses belajar akan membubung kembali sebagai bentuk bantuan bantuan pembangunan. <o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; line-height: 150%;">Makna belajar itu sendiri menurut para akhli pendidikan adalah perubahan berbagai bentuk perilaku, dari ranah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kognitif" title="Kognitif">kognitif</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Afektif&action=edit&redlink=1" title="Afektif (halaman belum tersedia)">afektif</a>, dan/atau <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Psikomotor&action=edit&redlink=1" title="Psikomotor (halaman belum tersedia)">psikomotor</a>. Tidak terbatas hanya penambahan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuan">pengetahuan</a> saja. Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya. Perubahannya tidak harus langsung mengikuti pengalaman belajar. Perubahan yang segera terjadi umumnya tidak dalam bentuk perilaku, tapi terutama hanya dalam potensi seseorang untuk berperilaku. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Refleks">refleks</a> atau perilaku yang bersifat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Naluri" title="Naluri">naluriah</a>. Perubahan akan lebih mudah terjadi bila disertai adanya penguat, berupa ganjaran yang diterima - hadiah atau hukuman - sebagai konsekuensi adanya perubahan perilaku tersebut. perasaan bangga dalam diri karna dapat mengerti dan paham akan apa yang di pelajari. <o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; line-height: 150%;">Pembelajaran adalah proses interaksi peserta belajar dengan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan sumber belajar agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta belajar. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Disisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pemberdayaan masyarakat peserta belajar dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta belajar. Proses pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara sumber belajar dengan peserta belajar. Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi dan kreativitas peserta belajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan sumber belajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan peserta belajar. <o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: 21.3pt; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: 21.3pt; line-height: 150%;">Hakikat Pembelajaran Konstruktivisme Untuk Pemberdayaan<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; line-height: 150%;">Pembentukan pengetahuan menurut konstruktivistik memandang peserta belajar yang aktif menciptakan struktur-struktur kognitif dalam interaksinya dengan lingkungan. Dengan bantuan sumber belajar kognitifnya ini, subyek menyusun pengertian realitasnya. Interaksi kognitif akan terjadi sejauh realitas tersebut disusun melalui struktur kognitif yang diciptakan oleh peserta belajar itu sendiri. Struktur kognitif senantiasa harus diubah dan disesuaikan berdasarkan tuntutan lingkungan dan organisme yang sedang berubah. Proses penyesuaian diri terjadi secara terus menerus melalui proses rekonstruksi. Hal terpenting dalam teori konstruktivisme adalah bahwa dalam proses pembelajaran, peserta belajar yang harus aktif mengembangkan pengetahuan mereka, bukan pembelajar atau orang lain. Mereka yang harus bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya. Penekanan belajar peserta belajar secara aktif ini perlu dikembangkan. Kreativitas dan keaktifan peserta belajar akan membantu mereka untuk berdiri sendiri dalam kehidupan kognitif peserta belajar sehingga belajar lebih diarahkan pada experimental learning yaitu merupakan adaptasi kemanusiaan berdasarkan pengalaman konkrit di laboratorium, diskusi dengan teman sekelas, yang kemudian dikontemplasikan dan dijadikan ide dan pengembangan konsep baru. Karenanya aksentuasi dari mendidik dan mengajar tidak terfokus pada si pendidik melainkan pada pebelajar. Beberapa hal yang mendapat perhatian pembelajaran konstruktivistik, yaitu: (1) mengutamakan pembelajaran yang bersifat nyata dalam kontek yang relevan. (2) mengutamakan proses, (3) menanamkan pembelajran dalam konteks pengalaman social, (4) pembelajaran dilakukan dalam upaya mengkonstruksi pengalaman. <o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; line-height: 150%;">Ide-ide konstruktivis modern banyak berlandaskan pada teori Vygotsky (Karpov & Bransford, 1995), yang telah digunakan untuk menunjang metode pengajaran yang menekankan pada pembelajaran kooperatif, pembelajaran betbasis kegiatan, dan penemuan. Empat prinsip kunci yang diturunkan dari teorinya telah memegang suatu peran penting. Salah satu diantaranya adalah penekanannya pada hakekat sosial dari pembelajaran. Ia mengemukakan bahwa peserta belajar melalui interaksi sesawa warga belajar dengan. Pada proses kooperatif, peserta belajar dihadapkan pada proses berfikir sesama warga. Vygotsky memperhatikan bahwa pemecahan masalah yang berhasil berbicara kepada diri mereka sendiri tentang langkah-Iangkah pemecahan masalah yang sulit. Dalam kelompok kooperatif, siswa lain dapat mendengarkan pembicaraan dalam hati ini yang diucapkan dengan keras oleh pemecah masalah dan belajar bagaimana jalan pikiran atau pendekatan yang dipakai pemecah masalah yang berhasil ini.<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 0in; text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: 21.3pt; line-height: 150%;">Aspek-Aspek Pembelajaran Konstruktivistik Pemberdayaan Masyarakat <o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; line-height: 150%;">Fornot mengemukakan aspek-aspek konstruktivitik sebagai berikut: adaptasi (adaptation), konsep pada lingkungan (the concept of envieronmet), dan pembentukan makna (the construction of meaning). Dari ketiga aspek tersebut diadaptasi terhadap lingkungan yang dilakukan melalui dua proses yaitu asimilasi dan akomodasi.<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 21.25pt; text-align: justify; line-height: 150%;">Aspek ssimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya. Asimilasi dipandang sebagai suatu proses kognitif yang menempatkan dan mengklasifikasikan kejadian atau rangsangan baru dalam skema yang telah ada. Proses asimilasi ini berjalan terus. Asimilasi tidak akan menyebabkan perubahan/pergantian skemata melainkan perkembangan skemata. Asimilasi adalah salah satu proses individu dalam mengadaptasikan dan mengorganisasikan diri dengan lingkungan baru perngertian orang itu berkembang.<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 21.25pt; text-align: justify; line-height: 150%;">Aspek Akomodasi. Dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman baru seseorang tidak dapat mengasimilasikan pengalaman yang baru dengan skemata yang telah dipunyai. Pengalaman yang baru itu bias jadi sama sekali tidak cocok dengan skema yang telah ada. Dalam keadaan demikian orang akan mengadakan akomodasi. Akomodasi terjadi untuk membentuk skema baru yang cocok dengan rangsangan yang baru atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok dengan rangsangan itu. Bagi Piaget adaptasi merupakan suatu kesetimbangan antara asimilasi dan akomodasi. Bila dalam proses asimilasi seseorang tidak dapat mengadakan adaptasi terhadap lingkungannya maka terjadilah ketidaksetimbangan (disequilibrium). Akibat ketidaksetimbangan itu maka tercapailah akomodasi dan struktur kognitif yang ada yang akan mengalami atau munculnya struktur yang baru. Pertumbuhan intelektual ini merupakan proses terus menerus tentang keadaan ketidaksetimbangan dan keadaan setimbang (disequilibrium-equilibrium). Tetapi bila terjadi kesetimbangan maka individu akan berada pada tingkat yang lebih tinggi daripada sebelumnya.<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 0in;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0in 5pt 21.25pt; text-align: justify; line-height: 150%;">Ruang belajar masyarakat dalam perspektip pemberdayaan menggunkan penerapan prinsip andragogi dalam pendekatan pembelajaran orang dewasa dikarenakan upaya membelajarkan orang dewasa berbeda dengan upaya membelajarkan anak. Membelajarkan anak (pedagogi) lebih banyak merupakan upaya mentransmisikan sejumlah pengalaman dan keterampilan dalam rangka mempersiapkan anak untuk menghadapi kehidupan di masa datang. Apa yang di transmisikan didasarkan pada pertimbangan warga belajar sendiri, apakah hal tersebut akan bermanfaat bagi warga belajar di masa datang. Sebaliknya, pembelajar-an orang dewasa (andragogi) lebih menekankan pada membimbing dan membantu orang dewasa untuk menemukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam rangka memecahkan, masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya. Ketepatan pendekatan yang digunakan dalam penyelenggaraan suatu kegiatan pembelajaran tentu akan mempengaruhi hasil belajar warga belajar.<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 0in;"> <o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 0in; text-align: justify; line-height: 150%;"> Metode Pembelajara effektip untuk pemberdayaan <o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; line-height: 150%;">Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib dilakukan dalam proses pemberdayaan. Karena ia merupakan kunci sukses untuk menemukan visioning dirinya, mengenali potensi dirinya dan ketepatan untuk mengambil berbagai input stimulantnya. Melihat peran yang begitu vital, maka menerapkan metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenakngkan dan tidak membosankan. Di bawah ini adalah beberapa metode pembelajaran efektif, yang mungkin bisa kita persiapkan.<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; line-height: 150%;">Metode Debat;<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; line-height: 150%;">Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran dalam proses pemberdayaan masyarakat yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan daya pikir dan daya emosi peserta belajar. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Peserta belajar dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, peserta belajar (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. <o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; line-height: 150%;">Metode kooperatip<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; line-height: 150%;">Pada dasarnya metode ini memfokuskan pada proses pembelajaran kooperatif, materi ajar yang menjadi pokok bahasanya memungkinkan peserta belajar saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada peserta belajar dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar.<br /><br />Metode Role Playing; <o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><br />Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan peserta belajar. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan peserta belajar dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Kelebihan metode Role Playing adalah (1) melibatkan seluruh peserta belajar dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama. (2) peserta belajar bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh. (3) Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda. <o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; line-height: 150%;">Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving). <o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><br />Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih peserta belajar menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><br />Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation);<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><br />Metode investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini melibatkan peserta belajar sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para peserta belajar untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). <o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 5pt; text-align: justify;">. Metode seni budaya<o:p></o:p></p> <h1 style="margin-left: 20.25pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><a name="258891666868474923"></a>Metode seni budaya biasanya menggunakan media trasdisonal adalah media pembelajaran warga yang sangat bagus untuk pembentukan karakter kuat atau karakter masyarakat yang berdaya. Seperti Dongeng adalah salah satu media tradisional yang pernah popular di Indonesia. Pada masa silam, kesempatan untuk mendengarkan dongeng tersebut selalu ada, karena merupakan bagian dari kebudayaan lisan di Indonesia. Bagi para ibu mendongeng merupakan cara berkomunikasi dengan putra-putri mereka, terutama untuk menanamkan nilai-nilai sosial, yang diturunkan dari generasi ke generasi. <a name="more"></a>Di berbagai daerah di Indonesia, media komunikasi tradisional tampil dalam berbagai bentuk dan sifat, sejalan dengan variasi kebudayaan yang ada di daerah-daerah itu. Misalnya, tudung sipulung (duduk bersama), ma’bulo sibatang (kumpul bersama dalam sebuah pondok bambu) di Sulawesi Selatan (Abdul Muis, 1984) dan selapanan (peringatan pada hari ke-35 kelahiran) di Jawa Tengah, boleh dikemukan sebagai beberapa contoh media tradisional di kedua daerah ini. Di samping itu, boleh juga ditunjukkan sebuah instrumen tradisional seperti kentongan yang masih banyak digunakan di Jawa. Instrumen ini dapat digunakan untuk mengkomunikasikan pesan-pesan yang mengandung makna yang berbeda, seperti adanya kematian, kecelakaan, kebakaran, pencurian dan sebagainya, kepada seluruh warga masyarakat desa, jika ia dibunyikan dengan irama-irama tertentu. <o:p></o:p></h1> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; line-height: 150%;">Media tradisional dikenal juga sebagai media rakyat. Dalam pengertian yang lebih sempit, media ini sering juga disebut sebagai kesenian rakyat. Dalam hubungan ini Coseteng dan Nemenzo (dalam Jahi, 1988) mendefinisikan media tradisional sebagai bentuk-bentuk verbal, gerakan, lisan dan visual yang dikenal atau diakrabi rakyat, diterima oleh mereka, dan diperdengarkan atau dipertunjukkan oleh dan/atau untuk mereka dengan maksud menghibur, memaklumkan, menjelaskan, mengajar, dan mendidik. Sejalan dengan definisi ini, maka media rakyat tampil dalam bentuk nyayian rakyat, tarian rakyat, musik instrumental rakyat, drama rakyat, pidato rakyat- yaitu semua kesenian rakyat apakah berupa produk sastra, visual ataupun pertunjukkan- yang diteruskan dari generasi ke generasi (Clavel dalam Jahi, 1988). Nurudin (2004) mengatakan bahwa membicarakan media tradisional tidak bisa dipisahkan dari seni tradisional, yakni suatu bentuk kesenian yang digali dari cerita-cerita rakyat dengan memakai media tradisional. Media tradisional sering disebut sebagai bentuk folklor. Bentuk-bentuk folklor tersebut antara; Cerita prosa rakyat (mite, legenda, dongeng); Ungkapan rakyat (peribahasa, pemeo, pepatah); puisi rakyat, nyanyian rakyat; teater rakyat; Gerak isyarat (memicingkan mata tanda cinta); Alat pengingat (mengirim sisrih berarti meminang); Alat bunyi-bunyian (kentongan, gong, bedug dan lain-lain).<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; line-height: 150%;">PERLUNYA KERJASAMA PEMDA, PELAKU PNPM DAN OMS<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; line-height: 150%;">Program penguatan masyarakat sulit akan berhasil kalau hanya dilakukan tanpa ada kerja sama dari berbagai pihak. Karena program ini mempunyai tantangan yang cukup besar baik dari luar masyarakat maupun dalam masyarakat sendiri. Kerja sama yang dibutuhkan adalah kerja sama yang sistematis dan terstruktur dan berkelanjutan. Kerja sama yang sitematis adalah pola kerja sama yang masuk dalam governance yang menjadi standard operasional kerja setiap elemen. Kerjasama terstrukutur adalah kerja sama yang terdefrensiasi dalam berbagai fungsi fungsi keberadaan antar elemen. Sedangkan berkelanjutan adalah adalah alur kerja sama yang berproses secara terus menerus. Adapun hal hal yang menjadi faktor strategis dalam kerja sama adalah;<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; line-height: 150%;">Kerja sama dalam perencanaan; pada tahap perencanaan sangat diperlukan adanya kerjasama antar elemen untuk penguatan masyarakat. Lebih lebih sistem perencanaan desa saat ini sudah menggunkan “satu desa satu perencanaan”. Dengan demikian program penguatan masyarakat harus masuk dalam perencanaan Pemerintah, Pelaku PNPM dan Organisasi Masyarakat sipil. Secara manajerial seluruh strukur perencanaan mulai dari goal, purppose dan objective sudah termakdub dalam perencaan masing masing elemen. Dalam perencaan sudah tertera secara teknis tentang output, indikator dan alokasi pendanaanya.<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; line-height: 150%;">Kerja sama dalam publikasi; publikasi untuk program program penguatan masyarakat sangat memerlukan kerja sama yang kongrit. Karena publikasi adalah merupakan proses sosialisasi kepada piublik. Bentuk publikasi untuk program penguatan masyarakat yang paling tepat adalah menggunakan pendekatan konsultasi publik. Proses pelaksanaan konsultasi publik ini sangat memerlukan kerja sama dari berbagai pihak pemangku kepentingan. Kerja sama ini penting untuk membangun kesepemahaman makna, kesepemhaman tujuan, hasil dan proses. Masing masing pihak mempunyai peran yang berbeda dan pemelilihan media yang berbeda pula, namun harus mempunyai kesepahaman dalam makna.<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; line-height: 150%;">Kerja sama dalam pengembangan kelembagaan; program penguatan masyarakat selalu dibutuhkan percepatan pengembangan kelembagaan untuk mengimbangi dinamika persoalan dan kebutuhan masyrakat. Percepatan pengembangan kelembagaan sangat diperlukan kerjasama simbiose mutualistis antar lembaga untuk saling mempercepat pengembangannya. Apa bila percepatan perkembangan kelembagaan tidak imbang justru akan menjadi faktor penghabat dalam proses pelaksanaan penguatan masyarakat itu sendiri.<o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; line-height: 150%;">Kerja sama dama pelaksanaa kegiatan; Program penguatan masyarakat selalu membutuhkan berbagai bentuk dan jenis kegiatan. Oleh karena itu dalam teknis pelksanaanya diperluka kerja sama antar pemengku kepentingan untuk mengkontribusikan sumberdayanya baik manusia, pengetahuan, teknologi dan pembiayaan. Setiap pemangku kepentingan mempunyai kelemahan dan keunggulan yang melekat pada dirinya> oleh karena itu dalam peksanaan program antar lebaga mampu memberi peran dan fungsi yang saling mengisi dan saling memberi sehingga terjadi sinergisasi dalam proses pelaksanaan program penguatan masyarakat.<o:p></o:p></p> <div style=""><!--[if !supportFootnotes]--> <hr align="left" size="1" width="33%"> <!--[endif]--> <div style="" id="ftn1"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=996407174833559365&postID=5982048492758987995#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><!--[if !supportFootnotes]-->[1]<!--[endif]--></a> Fasilitaor Pemberdayaan Masyarakat- IRE, IGGRD, PFPM <o:p></o:p></p> </div> </div> </w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:lsdexception></w:latentstyles></xml></m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac></m:brkbinsub></m:brkbin></m:mathfont></m:mathpr></w:word11kerningpairs></w:dontvertalignintxbx></w:dontbreakconstrainedforcedtables></w:dontvertaligncellwithsp></w:splitpgbreakandparamark></w:dontgrowautofit></w:useasianbreakrules></w:wraptextwithpunct></w:snaptogridincell></w:breakwrappedtables></w:compatibility></w:donotpromoteqf></w:validateagainstschemas></w:punctuationkerning></w:trackformatting></w:trackmoves></w:worddocument></xml>Misteri Pemberdayaan Desahttp://www.blogger.com/profile/12050053405844970849noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-996407174833559365.post-20286538591224755792010-10-20T15:25:00.001+08:002010-10-20T15:28:36.214+08:00Pemberdayaan Masyarakat Sebagai Penekatan Pendidikan Politik Untuk Mencegah Konflik Pemilukada [1]<!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="font-size: 16pt;" lang="SV"> </span></b><b style=""><span style="font-size: 16pt;" lang="SV"><a style="" href="#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><span class="MsoFootnoteReference"><b style=""><span style="font-size: 16pt; font-family: "Times New Roman";" lang="SV"></span></b></span></span></span></a></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="" lang="SV">Fajar Sudarwo (Mas Jarwo)<a style="" href="#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><span class="MsoFootnoteReference"><b style=""><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman";" lang="SV">[2]</span></b></span></span></span></a></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="" lang="SV"> </span></b></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="SV">Prediksi Konflik Pemilukada</span></b></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mempredikasikan pemilihan kepala daerah (pilkada) yang digelar secara serentak pada 2010 berpotensi timbul banyak konflik. ''Pilkada 2010 marak konflik. BADAN Pengawas Pemilu (Ba-waslu) memprediksi potensi konflik pada pemilihan kepala daerah (pilkada) lebih besar dibandingkan dengan pemilihan legislatif (pileg) dan pilpres lalu. Hal ini disebabkan tingkat emosional dan rasa fanatisme masyarakat lebih tinggi kepada salah satu calon kepala daerah. "Isu putera daerah dan fanatisme warga daerah kepada calonnya sangat tinggi, ini menjadi indikator terjadinya konflik." jelas anggota Bawaslu Eka Cahya Widodo kepada Rahul Merdeka.<a style="" href="#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman";" lang="SV">[3]</span></span></span></span></a></span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Fakta konflik dalam proses demokrasi yang sampai pada formulasi perilaku kekerasan dan destruktip, sebagian orang mengatakan, dengan meminjam istilah Geertz, Indonesia tengah mengalami involusi demokrasi, sebuah periode keterbelakangan demokrasi. Kondisi ketika organ Negara sepertinya sudah tak mampu lagi mengurus rakyatnya, partisipasi warganegara pun sedemikian rendahnya, hanya terbatas pada ruang-ruang politik semata. Jamaknya <i style="">state auxiliary agencies</i> juga menjadi pertanda, ketidak mampuan Negara dalam melakukan pengurusan segala kepentingan Negara, termasuk pemenuhan hak-hak konstitusional warganegara. Hal ini terjadi di Indonesia sejak kemerdekaannya diploklamiskan pada 17 Agustus 1945. Walaupun sejak keluarnya Surat Sebelas Maret tahun 1966 dari Presden Soekarno kepada Soeharto terjadi adanya kestabilan politik secara semu. Dianggap semu karena hampir seluruh aspirasi politik warga negara ”dibungkam” dalam sistem politik tunggal Orde Baru. </span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Ketika rezim Orde Baru ”tumbang” tahun 1988, terjadi embrio redemokratisai yang dimulai dengan berkembangnya semangat reformasi. Sayangnya embrio redemokratisiasi ini hanya mampu menciptakan keterbukaan politik di tingkat permukaan. Itu pun hanya sekedar didominasi minoritas elite, rakyat kebanyakan tetap saja belum mempunyai kesadaran politik sebagai warganegara yang berkedaulatan pada rakyat. Akibatnya sebagai warga masyarakat kelas bawah hanya sekedar menjadi mesin pendulang suara waktu pemiliahan umum baik untuk prseiden, legislatip sampai pemilihan umum kepala daearah. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Sementara partai politik yang tumbuh dan berkembang pada era reformasi, boleh dibilang, masih cenderung terkonsentrasi mengurus partai dan administrasi kelembagaan partai. <span style=""> </span>Perhatian dan pemberdaaan poltik terhadap konsituennya masih belum maksimal. Padahal dalam kondisi dan situasi politik seperti sekarang ini anggota masyarakat yang sudah mulai tertarik dan aktip menjadi konsituen partai politik belum cukup dibekali dengan berbagai kemampuan berpolitik. Di mana kebebasan, keterbukaan dan meluasnya demokrasi belum menjadi bagian dari modal utama partai politik dalam berperan aktif melakukan persambungan dan silaturrahmi politik. Oleh karena itu berbagai ekpresi konflik ”politik” yang belum matang akan keluar secara ’brutal” pada berbagai tahapan pemilihan umum. Berdasarkan Peraturan KPU No 20 Tahun 2008, tahapan pemilu legislative terdiri dari 9 tahapan, yaitu; <span style="">Pe</span></span><span style="" lang="IN">mutakhiran data pemilih dan penyusunan daftar pemilih, </span><span style="" lang="SV">Pe</span><span style="" lang="IN">ndaftaran Peserta</span><span style="" lang="IN"> </span><span style="" lang="IN">Pemilu</span><span style="" lang="SV"> dan P</span><span style="" lang="IN">enetapan Peserta Pemilu, </span><span style="" lang="SV">P</span><span style="" lang="IN">enetapan jumlah kursi dan penetapan daerah pemilihan, </span><span style="" lang="SV">P</span><span style="" lang="IN">encalonan anggota DPR, DPD, </span><span style="" lang="SV">dan </span><span style="" lang="IN">DPRD, </span><span style="" lang="SV">M</span><span style="" lang="IN">asa </span><span style="" lang="SV">k</span><span style="" lang="IN">ampanye, </span><span style="" lang="SV">M</span><span style="" lang="IN">asa tenang, </span><span style="" lang="SV">P</span><span style="" lang="IN">emungutan dan penghitungan suara</span><span style="" lang="SV">, P</span><span style="" lang="IN">enetapan hasil Pemilu, Sumpah/Janji DPRD Prov, DPRD Kab/kota. Titik rawan yang akan menjadi ajang konflik terbuka adalah pada tahap masa kampanye, penghitungan suara dan pada penetapan hasil pemilu. Alagi kalau secara teknis KPUD tidak mempesiapkan dengan baik akan pengorganisasiannya dan intrumen teknisnya, akan menjadi sasaran utama “amuk massa” bagi para konsituen yang terkeceakan dengan proses dan hasil pemilu kada. Fakta emunjukan bahwa energy konflik pmilukada akan teralihkan sasarnnya kepada KPUD dan berbagai elemen yang berhubungan dengan penyelenggaraan pemilukada tersebut.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="IN">Kurangnya Upaya Pendidikan Politik Warga</span></b></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="IN">Tingkat kesadaran dan pemahaman politik <span style=""> </span>sebagian besar masyarakat kita sangat rendah, kalangan keluarga miskin, petani, buruh, nelayan dan sebagainya belum cukup memiliki kesadaran politik yang tinggi karena disibukkan persoalan ekonomi daripada memikirkan segala sesuatu yang bermaknapolitik. </span><span style="" lang="SV">Setiap individu yang berhubungan secara langsung dengan negara tidak mempunyai alternative lain kecuali mengikuti kehendak Negara, termasuk dalam hal pendidikan politik. Pendidikan politik kita lebih merupakan sebuah proses penanaman nilai-nilai dan keyakinan yang diyakini oleh penguasa dan elite politik. </span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Akhirnya rakyat merasakan adanya berbagai ketimpangan dan ketidakadilan, apalagi sampai saat ini hasil proses melihan langsung justru menjadi pendukung fakta empiris Negara belum kunjung melakukan pemajuan kesejahteraan sesuai harapan warga. Kondisi ini bisa terjadi sebagai akibat lemahnya desakan dan dorongan politik masyarakat terhadap elite politik sebagai operator Negara. Atau realitas politik yang memang tidak mengarah pada upaya peningkatan kesejahteraan warganegara, namun hanya sibuk mempertahankan kekuasaannya dan menanggapi berbagi reaksi lawan lawan poltiknya. Maka hakikat Negara yang <em>reason d’etre</em>-nya untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi hak-hak warganegara belum terwujud.</span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Realitas politik belum dibangun untuk mengarah pada pemajuan hak-hak warganegara. Proses politik yang ada belum mendorong sebuah masyarakat politik yang kuat, yang mampu mendesakkan kepentingan rakyat secara keseluruhan. Masyarakat politik yang kuat tidak tercipta sekadar dengan pemahaman rakyat atas proses atau mekanisme politik yang harus dilaluinya. Melainkan, terlebih dahulu mereka harus memahami hak-haknya sebagai warganegara, baik hak politik maupun hak sosialnya. Relasi Negara—yang merupakan realitas politik—dengan warganegara harus ditata kemabali dengan pendekatan hak, agar supaya realitas politik terus mengarah pada pemenuhan hak-hak warganegara. Melalui perspektif hak, kiranya ada penegasan bahwa hak-hak warganegara diakui, dijamin, dan akan dimajukan, tidak sekedar tertulis di konstitusi. Harapannya, ada sebuah pendekatan baru yang dibangun untuk menyongsong Pemilukada. Rakyat tidak hanya diarahkan atau ditingkatkan kesadarannya untuk membangun komitmen politik dengan elite politik. Tetapi dikuatkan pula kemampuan untuk menciptakan sebuah komitmen sosial. Pemilukada<span style=""> </span>tidak lagi sekedar menjadi hajatan rutin atas nama demokrasi, melainkan sebuah moment politik untuk mempertegas kontrak sosial rakyat dan Negara. </span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Pemilihan umum dan pemilukada yang berlangsung belum menggerakan kesadaran poltik rakyat sebagai warganegara yang memegang kedaualatan. Padahal penggerakan kesadaran politik warga, adalah merupakan realitas politik keberpihakan. Karena pada tataran paradigma politik akan menentukan pada siapa atau kelompok mana, realitas politik akan berpihak. Menurut Marx, negera hanyalah sekedar panitia yang mengelola kepentingan kaum berkuasa secara menyeluruh, karenanya politik sebenarnya berkedudukan sebagai pemegang kekuasaan tertinggi (Budiman, 1997). Oleh karena itu, upaya penguatan kesadaran politik rakyat menjadi penting, agar rakyat tidak terus-menurus sekedar menjadi objek politik. Akan tetapi berkembang menjadi subjek politik, yang mampu mengarahkan realitas politik untuk berpihak kepada rakyat.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="SV">Pendidikan Politik Dengan Perspektip Pemberdayaan Masyarakat</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Pendidikan politik pada tingkatan warga yang masih pada tahapan ”memenuhi” kebutuhan dasarnya atau sedang dalam menuju kesejahteraannya, diperlukan metode dan media yang mengakomodir kondisi tersbut. Pendidikan politik yang akhistoris atau yang tidak kontekstual dengan kebutuhan warga akan menjadi alat mimpi dan pembiusan masal belaka. Pendidikan politik akan dilecehkan dan akan tidak diterima oleh warga sendiri. Hal ini bisa dimengerti, bagaimana warga bisa mencerna dan memahami hal hal idiologis. ketika perut warga lapar, ketika anak sakit tidak terobati, ketika banyak pengangguran, ketika panghasilan dibawah upah minimum. Apabila pendidikan politik ahistoris dan hanya pada tataran permukaan yang mengungkit emosi emosi kepentingan.<span style=""> </span>Maka yanag akan berkembang adalah politik uang atau politik ”bantuan”. Pemilukada akan menjadi momentum warga pemilih untuk mengharap adanya pembagian uang atau ”bantuan project politik”. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Dengan demikian pendidikan politik yang paling tepat pada saat ini adalah pendidikan politik yang berperspektip pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan adalah proses peningkatan daya masyarakat dalam meningkatkan kualitas kehidupannya. Bukan proses memberi bantuan masyarakat untuk meningkatkan kualitas kehidupannya namun menghilangkan potensi dan daya masyarakat sendiri. Maka dari itu <span style=""> </span>metode dan media pendidikan politik yang berperspekti pemberdayaan adalah mempunyai dua <span style=""> </span>output. Pertama Output strategis idiologis dan kedua adalah output praktis pragmatis <i style="">basic need</i>. Ada lima aspek pokok bahasana pendidikan poltik dengan perspektip pemberdayaan yaitu; <b style="">Pertama</b>; Penggerakan dan peningkatan daya warga dalam pemenuhan kebutuhan dasar. <b style="">Kedua; </b>Analisis kesadaran kritis terhadap lingkungan sosial, ekonomi, politik dan ekosisitem lingkungannya. <b style="">Ketiga;</b> Peningkatan membangun akses keberbagai pusat pusat sumberdaya yang dapat mendukung kehidupannya. <b style="">Keempat;</b> partisipasi dalam organisasi rakyat yang dapat menjadi proses berafiliasi dan berganing politik dengan partai poltik. <b style="">Kelima;</b> Membangun kemampuan dalam kontrol sosial dan berbagai kebijakan publik. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Pendidikan poltik dengan perspektip pemberdayaan masyarakat diperlukan kecerdasan dan kreativitas dalam pengemasan modul dan kurikulum. Modul dan kurikulum pendidikan politik yang terbagus adalah apabila menggunakan media kerja yang langsung menyentuh kepentingan dan kebututuhan warga. Metode yang paling tepat digunakan adalah menggunakan metode pendidikan orang dewasa dengan pendekatan partisipatip. Memang tidak mudah membuat pendidikan poltik dengan perpektip pemberdayaan, namun bukan berarti tidak bisa dilakukan...selamat mencoba.....!</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center"><span style="" lang="SV">***</span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="IN"> </span></p> <div style=""><br /> <hr width="33%" align="left" size="1"> <div style="" id="ftn1"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman";">[1]</span></span></span></span></a> Paper bahan diskusi pada acara Peningakatan Pneidikan Politik Masyarakat Oleh KPUD Bojonegpro tgl 20 Oktober 2010</p> </div> <div style="" id="ftn2"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman";">[2]</span></span></span></span></a> Senior Peneliti IRE Jogjakarta</p> </div> <div style="" id="ftn3"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman";">[3]</span></span></span></span></a> Diambil dari Batviase.co.id pada Oktober 2010.</p> </div> </div>Misteri Pemberdayaan Desahttp://www.blogger.com/profile/12050053405844970849noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-996407174833559365.post-67127776293771329612010-10-16T00:22:00.001+08:002010-10-16T00:24:06.272+08:00Pemberdayaan Masyarakat Lesson Learned Program Kerjasama Public and Government Afair MCL-Exxon Mobil Dengan IRE Dalam Perspektip Kemitraan Penan<!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--><p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center"><b style=""><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">Fajar Sudarwo</span></b><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV"></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="IN"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">Penanggulangan Kemiskinan dengan Pendekatan Pemberdayaan</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">Sejak era reformasi bergulir dan berlakuknya Otonomi Daerah pada tahun tahun 1999, fungsi dasar pemerintah Indonesia disemua tingkatan berubah. Perubahannya pada fungsi melayani dan pembangunan menjadi fungsi memfasilitasi dan pemberdayaan. Pengelolaan fungsi melayani dan pembangunan telah dilaksanakan oleh Rezim Orde Baru lebih dari 32 tahun. Posisi pemerintah pada waktu itu adalah sebagai subyek utama yang mendesign, merencanakan dan melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi pelayanan publik dan pembangunan.</span><a style="" href="#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;"><span style=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; font-family: Tahoma;">[1]</span></span></span></span></span></a><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV"> Posisi warga masyarakat sebagai obyek untuk dilayani dan pembangunan yang dilakukan pemerintah. Banyak hal yang telah berhasil secara riil khusunya dalam prestasinya menyediakan berbagai sarana fisik untuk kebutuhan dasar warga dalam hal makan, sandang, kesehatan dan pendidikan. Secara jujur Orde Baru telah mampu merubah kondisi dari kekurangan makan, sandang, pendidikan dan kesehatan menjadi berkecukupan.</span><a style="" href="#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;"><span style=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; font-family: Tahoma;">[2]</span></span></span></span></span></a><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV"> Namun juga ada berbagai implikasi negatifnya yaitu munculnya perilaku ketergantunga, memanjakan diri, konsumti</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="IN">f</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV"> dan hidup secara boros. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="ES">Pada era reformasi dan Otonomi Daerah, fungsi pelayanan dan pembangunan diganti menjadi fungsi fasiltasi dan pemberdayaan. Fungsi fasilitasi adalah memposisikan pemerintah sebagai fasilitor (pihak yang mempercepat dan memperlancar proses) warga masyarakat untuk mencukupi kebutuhan dasarnya dan meningkatkan kualitas kehidupannya. Fungsi Pemberdayaan adalah memposisikan pemerintah sebagai penggerak tumbuh dan berkembangnya <span class="apple-style-span"><span style="color: black;">vision</span></span>, power/energi diri, potensi diri (spiritualitas, caracter, knowledge, skill, technology) warga masyarakat agar berdaya dalam menghadapi berbagai gejolak, dinamika dan persoalan global, nasional dan lokal. Sehingga akan terwujud menjadi warga masyarakat yang mandiri dalam meningkatkan kualitas kehidupannya dan mampu mengatasi berbagai persoalan kehidupannya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="ES">Pengelolaan dan pelaksanaan fungsi fasilitasi dan pemberdayaan jauh lebih sulit dari pada menjalankan fungsi pelayanan dan pembangunan. Sebab program</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="IN">-</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="ES">program fasiltasi dan pemberdayaan secara sepintas tidak populis dan tidak terlalu “menarik” warga masyarakat. Lebih</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="IN">-</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="ES">lebih bagi masyarakat yang sudah terlalu lama mendapat berbagai bentuk pelayanan dan pembanguan yang berupa subsidi dan “bantuan”. </span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">Dipihak aparatus pemerintah, juga mengalami kesulitan dalam melakukan perubahan sikap dan perilaku. Perubahan yang paling sulit adalah berubahnya perilaku administratur, birokratis menjadi perilaku sebagai pelancar proses dan <i style="">technical assistant. </i></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">Tantatangan Utama Pemberdayaan Masyarakat</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">Tantangan utama program pemberd</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="IN">a</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">yaan masyarakat</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV"> </span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">secara substansial sama dengaan tantangan nasional pemerintahan Otonomi Daerah, yaitu dalam hal mengatasi dan mengentaskan kemiskinan. Pemerintahan Otonomi Daerah yang sudah berlangsung sekitar sepuluh tahun, mengalami ”jatuh bangun” dalam mengatasi dan mengentaskan kemiskinan di wilayahnya. Ibaratnya bagaikan orang menimba air dari lautan yang tidak pernah terkuras walaupun sudah ditimba setiap hari dengan berbagai peralatan. Ada beberapa hasil penelitaan (termasuk angka dari BPS) menunjukan angka kemiskinan di Indonesia selama sepuluh tahun terakhir tidak mengalami pengurangan bahkan ada fluktuasi yang membengkak khusunya pada saat warga terkena krisis sosial ekonomi atau terkena musibah bencana alam.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">Penanganan dan program pemberdayaan masyarakat untuk pengentasan kemiskinan warga,<span style=""> </span>sudah dan sedang terus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Tuban dan Blora bersama berbagai LSM dan Lembaga </span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="IN">Bisnis </span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">Swasta termasuk MCL-Exxon Mobil dan </span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="IN">JOB Pertamina-</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">PetroC</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="IN">h</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">ina</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="IN"> East Java (JOB P-PEJ)</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">. Pola penanganannya mengacu kepada pemahaman dan kajian masing masing pihak yang bersumber kepada berbagai analisis, seperti:<span style=""> </span><b style="">Pertama</b>, pemahaman bahwa sumber kemiskinan adalah “nasib”. Solusi yang dilakukan adalah memberi semacam bantuan Cuma</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="IN">-</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV"> cuma (<i style="">caritati</i></span><i style=""><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="IN">ve</span></i><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">) tanpa sarat apapun (syaratnya hanya “miskin</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="IN">”</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">). <b style="">Kedua</b>,<span style=""> </span>pemahaman bahwa sumber kemiskinan adalah “lemahnya sumber daya manusia” dan keterbatasan sarana dan prasarana. Solusi yang dilakukan adalah melaksan</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="IN">a</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">kan program</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="IN">-</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">program pembangunan baik fisik maupun non fisik. <b style="">Ketiga</b>, pemahaman bahwa sumber kemiskinan adalah<span style=""> </span>adanya sistem atau struktur sosial ekonomi yang meminggirkan warga kecil<span style=""> </span>untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Solusi yang dilakukan adalah mereformasi dan melakukan restrukturisasi berbagai sistem yang dapat memberi akses dan kesempatan warga miskin untuk meningkatkan kualitas kehidupannya.<a style="" href="#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; font-family: Tahoma;" lang="SV">[3]</span></span></span></span></a> <b style="">Keempat</b>,<span style=""> </span>pemahaman bahwa sumber kemiskinan adalah tidak/kurang berdayanya manusia menghadapi berbagai dinamika kehidupan yang berkembang, baik di tingkat lokal, nasional, regional dan global. Solusi yang dilakukan adalah melaksanakan program program pemberdayaan masyarakat. <a style="" href="#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; font-family: Tahoma;" lang="SV">[4]</span></span></span></span></a></span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV"> </span><b style=""><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">Kelima</span></b><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">, pemahaman bahawa sumber kemiskinan adalah adanya penafsiran nilai dan budaya yang m</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="IN">e</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">nghambat percepatan warga untuk meningkatkan </span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="IN">k</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">ualitas kehidupannya. Solusi yang dilakukan adalah melaksanakan revitalisasi nilai budaya dalam perspekti</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="IN">f</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV"> re</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="IN">-</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">intepretati</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="IN">on</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV"> yang lebih mendukung warga miskin untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. <a style="" href="#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; font-family: Tahoma;" lang="SV">[5]</span></span></span></span></a></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">Lima pemahaman dan strategi di atas memang sudah dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah bersama <i style="">stakeholder</i></span><i style=""><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="IN">-</span></i><i style=""><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">nya</span></i><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">. Secara manajerial dan kualitas penangannya untuk program</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="IN">-</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">program diatas memang masih dalam proses penyempurnaan. Hal ini mengingat para apartus pemerintahan maupun<span style=""> </span>warga masyarakat masih pada masa transisi perubahan dari kebiasaan melakukan kerja</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="IN">-</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">kerja pelayanan dan pembangunan menjadi kerja kerja yang bersifat ”fasiltasi” dan pemberdyaan.<span style=""> </span>Oleh karena itu sangat penting adanya berbagai masukan dari berbagai pihak untuk menyempurnakan strategi dan meningkatkan kualitas pelaksanaan program program pemberdayaan masyarakat. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">Hasil kajian IRE selama lebih dari dua tahun mencermati desa-desa di Wilayah kerja MCL-ExxonMobil di khususnya yang berada lapangan Blok Cepu memperoleh <i style="">lesson learned</i> bahwa ada perubahan karakter dan pemahaman ”miskin” bagi warga masyarakat. </span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="IT">Perubahan ini sama dengan kondisi secara umum di masyarakat<span style=""> </span>Indonesia. Jadi perubahan ini tidak hanya terjadi<span style=""> </span>di wilayah Kabupaten Bojonegoro</span><a style="" href="#_ftn6" name="_ftnref6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV"><span style=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; font-family: Tahoma;" lang="SV">[6]</span></span></span></span></span></a><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="IT">. Perubahan yang subtansial sedang terjadi adalah; <b style="">Pertama</b>; Ada pergeseran pemahaman <i style="">stereotype</i> tentang “miskin” bagi warga masyarakat. Label miskin yang dilekatkan kepada warga bukan lagi menjadi sesuatu yang dianggap “aib” atau hal yang perlu disembunyikan.<span style=""> </span>Label miskin justru dianggap sebagai identitas yang dapat menjadi persyaratan social administrasi untuk mendapat hak menerima bantuan. Perubahan ini mempunyai pengaruh terhap berbagai program pengentasan kemiskinan.</span><a style="" href="#_ftn7" name="_ftnref7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;"><span style=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; font-family: Tahoma;">[7]</span></span></span></span></span></a><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;"> <b style=""><span lang="IT">Kedua;</span></b><span lang="IT"> fakta kemiskinan ada pergeseran dari kosentrasi kepada pemenuhan kebutuhan primer menjadi kosentrasi pada pemenuhan kebutuhan sekunder. Pengertian pemahaman kebutuhan primer pada paper ini adalah kebutuhan yang berhubungan dengan kepentingan untuk mempertahankan hidup secara fisik (makan, sandang, papan). Sedangkan kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang berhubungan dengan pemenuhan berbagai keinginan sesuai dengan wacana yang dimiliki.</span></span><a style="" href="#_ftn8" name="_ftnref8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;"><span style=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; font-family: Tahoma;">[8]</span></span></span></span></span></a><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;"> <span style=""> </span><b style=""><span lang="IT">Ketiga;</span></b><span lang="IT"> ada perubahan sumber asupan kebutuhan dasar dari asupan alam ke asupan “rekayasa”. Warga desa sebagaian besar beralih dari perilaku ketergantungan terhadap asupan alam (kelangkaan beras diganti dengan ubi, jagung dll) menjadi ketergantungan terhadap asupan berbagai rekayasa (kelangkaan beras diganti dengan indomi). Implikasinya terhadap berbagai perubahan berbagai persoalan kesehatan warga.</span></span><a style="" href="#_ftn9" name="_ftnref9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;"><span style=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; font-family: Tahoma;">[9]</span></span></span></span></span></a><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="IT"><span style=""> </span><b style="">Keempat</b>, ada perubahan fakta dari<span style=""> </span>ketidak tercukupinya<span style=""> </span>kehidupan pada tingkat local menjadi fakta dari ketertinggalan terhadap berbagai perubahan gaya kehidupan global. <b style="">Kelima</b>, ada perubahan perilaku manajemen keluarga dari diversifikasi sumberdaya yang ada berubah menjadi ketergantungan terhadap industri imitasi. Artinya ada perubahan perilaku dari reproduksi di dalam rumah menjadi perilaku konsumtif terhadap berbagai barang industri produk instan dan imitasi yang kualitasnya jauh dari standard baku kesehatan manusia.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">Strategi Penanggulangan Kemiskinan </span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">Pada era globalisasi ekonomi, persoalan kemiskinan menjadi semakin komplek dan meluas. Pengaruh resesi negara lain atau benua lain bisa berimbas terhadap munculnya kemiskinan di masyarakat tertentu. Begitu juga pada wilayah kerja <span style=""> </span>tempat operasi pengambilan minyak bumi yang dikeloa perusahaan internasional. Niscaya pada wilayah tersebut akan dimasuki perilaku ekonomi global yang akan akan mempengaruhi perilaku ekonomi dan kehidupan lokal. Oleh karena MCL, IRE, dan Pemerintah Daerah beserta kelembagaan desa dalam penanggulangn kemiskinan di wilayah tersebut menggunakan startegi sistemik yang berkesinambungan dan mampu menggerakan seluruh elemen yang ada.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">Setrategi sistemik pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja MCL mengacu kepada perkembangan kerja pencarian dan pengambilan minyak. Dimana pada lima tahun pertama akan mengalami pelimpahan berbagai project dan bantuan untuk mendukung pekerjaan di tahap produksi awal sampai pada produksi puncak. Pada lima tahun kedua dan ketiga akan mulai ada penurunan volume berbagai pekerjaan/project namun akan ada peningkatan jumlah bagi hasil produksi minyak pada tingkat puncak produksi melalui APBD Kabupaten yang dapat menopang pengentasan kemiskinan. Pada lima tahun keempat dan kelima akan terjadi penurunan produksi minyak yang implikasinya akan ada penurunan jumlah bagi hasil yang diterima masyarakat melalui APBD kabupaten. Pada masa lima tahun keempat dan selanjutnya diharapkan warga sudah berdaya untuk menjaga kualitas kehidupannya. Pada lima tahun keenam dan masa depan masyarakat di lokasi kerja MCL-ExxonMobil akan mempunyai ketahanan pemberdayaan dirinya untuk menjaga kualitas kehidupannya. Dengan demikian MCL bersama Pemerintah Daerah beserta lembaga-lembaga Non Pemerintah yang didampingi IRE Jogjakarta mempunyai acuan untuk mewujudkan kriteria manusia, keluarga, desa dan masyarakat yang berdaya di wilayah kerja MCL sebagai berikut: </span></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">Indikator manusia/warga berdaya adalah: </span></b><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">Sesuai dengan mandat nilai-nilai <i style="">adiluhung</i> para pendiri bangsa yang terkandung dalam filosofi <i style="">character building</i> manusia Indonesia,<span style=""> </span>manusia/warga berdaya adalah; (a) Manusia yang mempunya karakter ”swa-karsa”, yaitu manusia yang mempunyai visioning, kehendak dan pasi kehidupan yang dituangkan dalam berbagai ide-ide kreatif dan inovatif untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kehidupannya.(b) Manusia yang mempunyai karakter ”swa-karya”, yaitu manusia yang mempunyai karya untuk merealisasikan ide-ide kreatif dan inovasinya. (c) Manusia yang mempunyai karakter ”swa-dana”, yaitu manusia yang mempunyai kemampuan pendukung untuk menopang karya-karyanya. (d) Manusia yang mempunyai karakter ”swa-daya”, yaitu manusia yang mempunyai ketahanan untuk menanggung berbagai beban dan resiko yang menerpa kehidupannya. (e) Manusia yang mempunyai karakter ”swa-sembada”, yaitu manusia yang mempunyai kualitas diri yang bermanfaat dan berguna bagi kehidupan keluarga, masyarkat dan negara.</span></li><li class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">Indikator keluarga berdaya adalah: </span></b><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">Sesuai dengan mandat konsesus nasional dalam perspektif perencanaan keluarga berencana, maka indikator keluarga berdaya adalah; (a) Keluarga yang mempunyai kemampuan mencukupi kebutuhan dasar dalam hal; makanan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan. (b) Keluarga yang mempunyai kemampuan mengakses ke berbagai pusat-pusat sumberdaya yang dapat mendukung perkembangkan kualitas kehidupan keluarga. (c) Keluarga yang mempunyai kemampuan mewariskan lapangan kerja dan berusaha untuk generasi berikutnya. Tanpa harus menggantungkan diri pada sektor pekerjaan sebagai buruh atau pegawai. (d) Keluarga yang mempunyai kemampuan dalam berpartisipasi dan memberi kontribusi terhadap pengelolaan pemerintahan dan pembangunan desa. (e) Keluarga yang mempunyai kemampuan melakukan kontrol sosial dan kontrol kebijakan yang ada hubungannya dengan kehidupan keluarganya. </span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">Indikator desa berdaya adalah; </span></b><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">Sesuai dengan UU 32/2004 dan berbagai peraturan dan perudang undangan yang berhubungan dengan desa, termasuk PNPM Mandiri Perdesaan, maka indikator desa berdaya adalah; <span style=""> </span>(a) Desa mempunyai<span style=""> </span>sistem informasi dan<span style=""> </span>dokumentasi kependudukan dan potensi desa yang cepat mudah di update dan diakses. (b) Desa mempunyai<span style=""> </span>perencanaan pembangunan jangka menengah desa sebagai acuan perencanaan tahunan desa, perencanaan anggaran pendapatan dan belanja desa, dan rencana kerja tahunan desa. (c) Desa mempunyai<span style=""> </span>rencana tata ruang dan tata wilayah desa sebagai acuan perencanaan tata desa. (d) Desa mempunyai<span style=""> </span>minimal delapan peraturan desa untuk tata kelola pelayanan prima. (e) Desa mempunyai Badan Usaha Milik Desa yang mampu menjadi sumber pendanaan kelembagaan dan pembangunan desa.</span></li><li class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">Indikator masyarakat berdaya adalah; </span></b><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">Sesuai dengan era globalisasi dan nilai-nilai universal dinama acuan karakter masyarakat adalah sebagai civil society atau masyarakat madani, maka indikator masyarakat adalah;<span style=""> </span>(a) Masyarakat yang mempunyai karakter sebagai namusia demokratis, yaitu masyarakat yang menghormati proses partisipasi dan pengambilan keputusan secara bersama. (b) Masyarakat yang mempunyai karakter sebagai manusia yang menghormati Hak Asasi Manusia, yaitu masyarakat mempunyai kesadaran akan hak hak dasarnya dan sekaligus mampu mempertahankan cara non kekerasan. (c) Masyarakat yang mempunyai karakter sebagai masyarakat pluralis, yaitu masyarakat yang menghormati berbagai kultur budaya warga dunia sebagai manusia yang beradab. (d) Masyarakat yang mempunyai karakter sebagai penjaga terjadinya <i style="">good governance</i>, yaitu ada tata pengaturan sosial, ekonomi, budaya dan politik yang mendukung terjadinya masyarakat yang adil dan makmur. (e) Masyarakat yang mempunyai karakter sebagai penjaga pelestarian ekosisitem dan alam lingkungan.</span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="SV">Positioning dan Kapasitas Kontribusi Program kerja sama IRE dan MCL dalam Penanggulangan kemiskinan. </span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma; color: black;" lang="IN">Positioning dan Kapasitas Program kerja sama IRE dan MCL dalam proses penanggulangan kemiskinan adalah sebagai daya stimulant dan pendukung Pemerintah Daerah beserta kelembagaan desa untu memberdayakan manusia, keluarga, desa dan masyarakat. Strategi yang dipilih adalah melakukan “Pendampingan dan Konsultasi Pemberdayaan Kepemimpinan dan Kelembagaan Desa di wilayah kerja MCL. Beberapa program yang telah dilakukan sejak akhir tahun 2007 adalah: <b style="">Pertama</b>, program pembangunan desa yang berbasis kawasan (<i style="">cluster</i>). Program ini adalah memfasilitasi dan menstimulant kerja sama antar desa untuk membangun fasilitas umum (Kesehatan, Pendidikan, Ekonomi) yang direncanakan dan dilaksanakan bersama antar desa dalam satu cluster. Hasil program tersebut adalah mampu </span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial;" lang="SV">21 infrastruktur penunjang kegiatan admin Desa, 19 Infrastruktur Kesehatan, 18 infrastruktur Pendidikan dan 17 Infrastruktur sosial dan ekonomi</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma; color: black;" lang="IN">. Program tersebut telah mampu menggerakan swadaya sebesar Rp.</span><span style="font-size: 10.5pt; line-height: 150%; font-family: ArialNarrow;" lang="IN"> 1,710,203,000 (satu milyar tujuh ratus sepuluh juta duaratus tiga ribu rupiah)</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Arial;" lang="IN"></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma; color: black;" lang="IN">Kedua</span></b><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma; color: black;" lang="IN">, program penguatan kapasitas dan kemampuan pimpinan kelembagaan desa untuk menangani bencana banjir dengan pendekatan <i style="">involvmen evacuation</i>. Program ini mendorong dan mengembangkan manajemen penanggulangan bencana banjir yang berbasis kepada warga masyarakat sekitar bencana. Mengaktualisasi local value, local skill and local technology masyarakat sekitar bencana untuk menjadi stakeholder utamaa penolong warga yang menjadi korban. Jumlah desa yang menjadi peserta program ini adalah </span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Verdana;" lang="IN">12 kecamatan beserta 112 desa</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma; color: black;" lang="IN">.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma; color: black;" lang="IN">Hasil program ini adalah adanya pengaturan dan SOP desa dalam penganan dan penggulangan bencana banjir berbasis masyarakat. Total swadaya setiap desa ketika menagani bencana bisa mengatasi lebih dari 80% dari seluruh kebutuhan para korban dalam hal kebutuhan pokok. Yang paling berat ditangani dari swadaya adalah perbaikan fasilitas umum yang rusak akibat banjir.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma; color: black;" lang="IN">Ketiga,</span></b><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma; color: black;" lang="IN"> program penguatan kapasitas pimpinan kelembagaan pendidikan dan desa untuk merencanakan, mengelola dan merawat fasilitas pendidikan. Program ini mendorong dan mengembangkan manajemen pengelolaan fasilitas pendidikan yang berbasis desa. Pimpinan kelembagaan pendidikan dan pimpinan desa bersama sama menggerakan warga untuk mengidentifikasi kebutuhan, merencanakan, melaksanakan dan merawat berbagai fasilitas pendidikan secara transparan dan partisipatip. Program ini telah mampu membangun 16 unit TK dengan total swadaya yang bisa terkumpul sebesar Rp </span><span style="font-size: 10.5pt; line-height: 150%; font-family: Arial;" lang="IN">92,517,000 (sembilan puluh dua juta lima ratus tujuh belas ribu rupiah)</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma; color: black;" lang="IN"></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma; color: black;" lang="IN">Keempat</span></b><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma; color: black;" lang="IN">, program pengembangan jaringan kerja sama antar pimpinan desa pada 15 desa di wilayah Banyuurip untuk melakukan proses saling belajar, saling tukar pengalaman, dan saling membantu penyelesaian persoalan persoalan yang berkaitan dengan pengelolaan pemerintah dan pembangunan desa. Hasil program ini adalah adanya forum informal 15 desa yang secara rutin malakukan komunikasi dan konsolidasi untuk saling belajar dan tukar pengalaman mengelola pembanguan dan pemerintahan desa.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma; color: black;" lang="IN">Kelima</span></b><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma; color: black;" lang="IN">, program peningkatan kapasitas pimpinan kelembagaan desa secara intensif.<span style=""> </span><span style="">Pro</span>gram pendampingan desa<span style=""> </span>ini pada jangka panjang adalah untuk mendukung pemberdayaan desa dalam proses mempercepat pengembangan pemberdayaan manusia, keluarga dan masyarakat <span style=""> </span>untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan warga masyarakat di desa-desa tersebut dan untuk jangka menengah (lima tahun pertama) adalah untuk; (1). Mendukung percepatan optimalisasi fungsi kelembagaan desa khususnya dalam pemberdayaan kelembagaan sosial (kesehatan, pendidikan dan ekonomi) untuk memberi pelayanan kebutuhan dasar warga masyarakat desa yang sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;<span style=""> </span>(2) Mendukung percepatan kerjasama antar desa dan antar kelembagaan desa dan dengan pihak-pihak lain baik swasta maupun pemerintah yang ada hubungannya dengan program pembangunan dan pengelolaan pemerintahan desa. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma; color: black;" lang="IN">Fokus kegiatan pada tahun 2009/2010 adalah pada delapan desa di kecamatan Ngasem dan Kecamatan Kalitidu, yaitu: </span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma; color: black;" lang="IN">(1). Menggali, mengkaji, memprofile isi desa (<i>in-depth village mapping</i>) secara mendalam dan menyeluruh termasuk <i>local content</i>. serta persoalan, konflik dan jaringannya. Maksud local content tersebut adalah potensi dan keunggulan lokal khususnya dalam hal ekonomi yang meliputi sumberdaya alam, sumber daya manusia (termasuk yang pernah mendapatkan pelatihan dari MCL), sumberdaya kelembagaan (Lembaga lembaga bisnis, termasuk koprasi, KUD dll) dan produk unggulan.<i> </i><span style=""> </span>(2) </span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma; color: black;" lang="IN">Mendukung percepatan adanya kelembagaan, sistem dan instrumen tata kerja, dan <i>quality control</i> untuk pemberdayaan kepemimpinan dan kelembagaan desa agar mampu<span style=""> </span>mengelola pemerintahan dan pembangunan desa sesuai dengan kebutuhan warga masyarakat dan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, (3). Mendukung percepatan adanya kelembagaan, sistem dan instrumen untuk pengelolaan dan tata ruang pembangunan desa. (4). Mendukung percepatan adanya kelembagaan, sistem dan instrumen untuk <i>capacity building</i> bagi organisasi masyarakat sipil agar lebih mampu memberi kontribusi kepada kualitas kesejahteraan warga dan mampu menghidupi dirinya. (5). Mendukung percepatan adanya kelembagaan, sistem,<span style=""> </span>instrumen tata kerja dan <i>quality control</i> untuk pelayanan publik ditingkat desa, khususnya dalam hal kesehatan, pendidikan dan ekonomi. (6) Mereduksi atau mengelola potensi konflik menjadi bagian dari pola interaksi yang konstruktif dan mendorong terciptanya pola komunikasi serta relasi yang sehat antara pemerintah desa dan masyarakat setempat dengan MCL. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma; color: black;" lang="IN">Proses dan Metode:</span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma; color: black;" lang="IN"> </span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma; color: black;" lang="IN">Pendampingan terhadap masyarakat khususnya untuk penguatan kepemimpinan dan kelembagaan desa memerlukan waktu yang relatif panjang,<span style=""> </span>ketekunan, kredibilitas, konsisten serta “seni berkomunikasi”. Sebab para pemimpin dan tokoh desa adalah merupakan warga yang sangat dinamis, agak politis, menyimpan agenda kepentingan pribadi, cepat berubah dan mudah terpengaruh oleh berbagai hal yang dianggapnya lebih memberi keuntungan pragmatis dirnya. Oleh karena itu untuk mendampingi mereka harus menggunakan pendekatan <i>community engagement </i><span style=""> </span>dan <i>social psychology</i> dalam kurun waktu yang tidak pendek. Sebab dalam pendampingan proses pemberdayaan tidak menggunakan kekuatan otoritas jabatan (seperti relasi antara camat dan kepala desa), juga tidak menggunakan kekuatan bantuan (seperti relasi antara funding dan penerima bantuan), juga tidak menggunakan kekuatan patron client<span style=""> </span>(seperti relasi antara ketua adat dengan warga). Oleh karena itu telah dilakukan <i>assessment</i> secara mendalam, detil dan menyeluruh tentang kondisi desa sebagai bagaian awal pelaksanaan program ini.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma; color: black;" lang="IN">Metode Proses Pembuatan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJPM) Desa dan turunannya seperti Rencana Kerja Pembangunan (RKP) Desa dan Anggaran Pendapatan dan Belanja (APB) Desa dengan mengacu pada PP No 72/2005 dan Permendagri No 38/2007 serta aturan terkait lainnya dan Pembangunan Kawasan Perdesaan Berbasis Masyarakat (PKPBM)<span style=""> </span>yang mengacu pada Permendagri No 51/2007 yang meliputi<span style=""> </span>3 pilar kegiatan, yaitu: (1) Penataan Ruang Partisipatif, (2) Penetapan dan Pengembangan Pusat Pertumbuhan Terpadu Antar Desa (PPTAD) (3) Penguatan kapasitas masyarakat, kelembagaan dan kemitraan<i>; <span style=""> </span></i>Proses pembuatan program RPJPM dan PKPBM tersebut dimulai dengan penggalian <i>visioning</i>, ide, harapan dari berbagai forum, organisasi kemasyarakatan yang selama ini langsung mengajukan proposal dukungan program ke MCL dengan mengatasnamakan warga masyarakat. Metode yang digunakan dengan cara individual, informal, dan legal formal. Berbagai forum dan organisasi kemasyarakatan tersebut akan menuangkan <i>visioning</i>, ide, dan peran sertanya dalam pelaksanaan program, dan <i>resource contribution</i> mereka yang dituangkan dalam dokumen RPJPMDesa dan PKPBM. Proses pembuatan RPJPMDesa dan PKPBM juga akan melibatkan secara aktif pihak pemerintahan kecamatan dan pemerintahan Kabupaten agar menyambung/sejalan dengan RPJPM Kabupaten. Sehingga dengan itu akan ada jaminan bahwa pihak kabupaten mendukung secara riil RPJMDesa dalam bentuk merespon realisai usulan desa dari<span style=""> </span>MUSRENBANGDES tahunan secara signifikan. Hasil program ini adalah: (1) Dokumen data kependududukanm potensi desa yang dapat diupdate dan diketahui secara cepat dengan metode web-click sistem di 8 desa. (2) Dokumen profiel desa dan set up manajemen aset desa di 8 desa. (3) Dokumen <span style=""> </span>Perencanaan Jangka Panjang dan Menengah Desa (RPJMDes) di 8 desa. (4) Rencana tata ruang dan tata wilayah di dellapan desa lengkap panduan teknis untuk pembanguan desa yang memerlukan ruang dan tempat.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma; color: black;" lang="IN">Posisi kerja sama IRE dan MCL dengan program kerja sama IRE dan UNDEF.</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><i style=""><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma; color: black;" lang="IN">Lesson learned and best practices</span></i><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma; color: black;" lang="IN"> dari Program kerja sama IRE dan MCL adalah merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya program kerja sama IRE dan UNDEF dalam menanggulangi kemiskinan di wilayah MIGAS dan tambang. Dimana penanggulangan kemiskinan di wilayah tersebut membutuhkan pendekatan kemitraan dari pihak pemerintah daerah, Perusahaan, BP Migas, Pemerintah Desa dan Organisasi Masyarakat Sipil. Fokus kemitraan ini adalah berfokus kepada penguatan masyarakat untuk memberdayakan dirinya yang disupport dan distimulant dari berbagai pihak secara partisipatif,<span style=""> </span>kreatif dan inovatif secara integrated dan berkelanjutan.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma; color: black;" lang="IN">Fokus kerja sama IRE, MCL, Pemerintah daerah dan Kelembagaan Desa yang telah berjalan selama ini adalah berfokus <span style=""> </span>kepada pengembangan sistem kelembagaan dan kepemimpinan kelembagaan desa yang mampu menyediakan sistem sebagai berikut: <b style="">Pertama</b>, </span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="IN">ada sistem dan data yang menjamin terjadinya kemudahan berbagai pihak untuk mengakses berbagai informasi yang berhubungan dengan penanggulangan kemisikinan secara cepat, tepat dan mudah. Sehingga mempermudah seluruh <i style="">stakeholder</i> yang akan melakukan dukungan terhadap pemberdayaan warga masyarakat.<span style=""> </span>Pihak-pihak yang potensi mampu menyediakan kepada warga pelayanan kesehatan yang cepat, murah, berkualitas. <b style="">Kedua,</b> ada sistem dan data tentang perencanaan pembangunan jangka panjang desa yang dapat diakses secara cepat mudah dan valid. <b style="">Ketiga</b>, ada pengaturan yang menjamin terjadinya kerjasama <i style="">stakeholder</i> dengan kelembagaan desa untuk mewujudkan kemudahan warga memperoleh pelayanan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. <b style="">Keempat</b>, ada pengaturan desa dan kapasitas pimpinan kelembagaan desa<span style=""> </span>yang<span style=""> </span>mempermudah warga dalam memperoleh pelayanan sesuai dengan hak haknya sebagai warga negara.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%; font-family: Tahoma;" lang="IN">Fokus program kerja sama IRE, UNDEF adalah sebagai media untuk menggalang dan memperkuat kemitraan dari semua elemen <i style="">stakeholder</i> agar ada sinergistas antar potensi dan dukungan dari semua elemen <i style="">stakeholder</i>. Hal ini penting mengingat upaya penanganan penanggulangan kemiskinan memerlukan pola kerja sama yang integrated, berkesinambungan dan dibutuhkan kemampuan berkreasi dan berinovasi dari berbagai pihak.<span style=""> </span>Program ini juga akan memberi kontribusi terhadap proses pendokumentasian dan sosialisasi <i style="">lesson learned</i> and <i style="">bast practices</i> dari kerja sama antar <i style="">stakeholder</i> yang mampu berkreasi dan berinovasi untuk menanggulangi kemiskinan pada masyarakat di wilayah Migas dan Tambang. Sehingga dapat menjadi salah satu rujukan berbagai pihak baik di tingkat nasional, regional maupun global yang berkepentingan dalam penanggulangan kemiskinan di wilayah Migas dan tambang. ***</span></p> <div style=""><br /> <hr width="33%" align="left" size="1"> <div style="" id="ftn1"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><a style="" href="#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman";">[1]</span></span></span></span></a> <span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">Rezim Orde Baru memiliki GBHN yang dielaborasi menjadi Perencanaan Lima Tahunan sebagai acuan utama pemerintah dalam mengelola dan melaksanakan pelayanan publik dan pembangunan nasional.</span></p> </div> <div style="" id="ftn2"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><a style="" href="#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;"><span style=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">[2]</span></span></span></span></span></a><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;"> Sebelum Orde Baru banyak kasus; Anak kecil menangis minta makan, saat ini banyak kasus anak menangis dipaksa untuk makan. Banyak anak desa yang tidak mempunyai gedung sekolah dasar, saat ini banyak gedung sekolah dasar yang tidak ada muridnya. Dokter dan para medis sudah hampir merata di setiap kecamatan bahkan desa. Pakaian tidak lagi hanya dibeli pada waktu hari raya, namun bisa dibeli kapanpun warga suka.</span></p> </div> <div style="" id="ftn3"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><a style="" href="#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman";">[3]</span></span></span></span></a> <span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">Pemerintah Kabupaten Bojonegora sejak kepemeimpinan Bapak Suyoto telah melakukan berbagai terobosan untuk mengakseskan warga ke permodalan, pemasaran dan alat produksi pertanian termasuk peternakan.</span></p> </div> <div style="" id="ftn4"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><a style="" href="#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;"><span style=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">[4]</span></span></span></span></span></a><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;"> Keseriusan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro secara kelembagaan dalam pemberdayaan masyarakat dibuktikan adanya instansi atau divisi yang khusus menangani pemberdayaan masyarakat mulai dari dari tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa.</span></p> </div> <div style="" id="ftn5"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><a style="" href="#_ftnref5" name="_ftn5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;"><span style=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">[5]</span></span></span></span></span></a><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;"> Pemerintah Kabupaten Bojonegora sejak kepemimpinan Bapak Suyoto telah melakukan berbagai terobosan untuk menggerkan motivasi dan kinerja para apartusnya mulai dari pelatihan motivasi dengan pendekatan outbond sampai kerangka berpikir yang berubah dari ”kepala SKPD” menjadi ”manager”.</span></p> </div> <div style="" id="ftn6"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><a style="" href="#_ftnref6" name="_ftn6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;"><span style=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">[6]</span></span></span></span></span></a><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;"> Hasil pengalaman menjadi lead consultant pemberdayaan masyarakat kerja sama IRE, MCL dan Pemerintah Desa di sekitar Lapangan Banyuurip selama lebih dari dua tahun.</span></p> </div> <div style="" id="ftn7"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref7" name="_ftn7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman";">[7]</span></span></span></span></a> <span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">Banyak kasus warga yang meminta didaftar sebagai warga miskin untuk memperoleh BLT, Raskin, Askeskin dll.</span></p> </div> <div style="" id="ftn8"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref8" name="_ftn8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;"><span style=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">[8]</span></span></span></span></span></a><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;"> Banyak warga penerima BLT, Raskin yang secara administratif memiliki label miskin namun menggunakan HP, TV bahkan sepeda motor, dan istrinya menggunakan peralatan perias wajah dll</span></p> </div> <div style="" id="ftn9"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref9" name="_ftn9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;"><span style=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;">[9]</span></span></span></span></span></a><span style="font-size: 9pt; font-family: Tahoma;"> Warga jarang sekali yang bersedia memasak sendiri dengan nasi ubi, nasi jagung namun lebih suka memasak mie instant.</span></p> </div> </div>Misteri Pemberdayaan Desahttp://www.blogger.com/profile/12050053405844970849noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-996407174833559365.post-21684514440921768412010-10-15T23:18:00.001+08:002010-10-15T23:19:14.620+08:00Pemberdayaan Masyarakat Untuk Pengelolaan Dana Publik<!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="font-size: 14pt;">Pemberdayaan Masyarakat Untuk Pengelolaan Dana Publik</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="font-size: 14pt;" lang="DA">Dari Pengalaman Langsung Seorang Fasilitator<span style=""> </span>Warga</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="" lang="DA">Seri Kasus Program CSR MCL-Exxon Mobil </span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="" lang="DA">Di Wilayah Kabupaten Bojonegoro dan Tuban Propinsi Jawa Timur</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="" lang="DA">Fajar Sudarwo (Mas Jarwo)</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="" lang="DA"> </span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="" lang="DA"> </span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="" lang="DA">Latar belakang</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="" lang="DA"> </span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="DA"><span style=""> </span>Pada akhir penghujung tahun 2007, saya sebagai seorang fasilitator pemberdayaan masyarakt desa yang tinggal di Jogjakarta, kedatangan tamu pengurus Asosiasi Pamong Kabupaten Bojonegoro Propinsi Jawa Timur. Mereka meminta saya untuk mendampingi Pamong desa yang pada saat itu mengalami keterpurukan kepercayaan baik dari warganya maupun dari berbagai pihak yang berhubungan dengan desa. Kepercayaan terhadap para pamong desa merosot akibat diikutkan dosa dosanya rezim orde baru. Pada waktu kepemimpinan Soeharto dilengserkan dan diganti oleh rezim reformasi dan otonomi daerah. Terjadi eforia untuk menghapus seluruh anasir anasir yang berbau Soeharto. Pamong desa dianggap sebagai anasir Soeharto yang paling bawah. Pamong desa dianggap sangat elitis bias warga akar rumput, tidak demokratis, tidak transparan, tidak acountable dan tidak partisipatip dalam mengelola dana publik. Pamong desa dianggap lebih berperan sebagai ”antek” nya pemerintah dari pada sebagai pembela kepentingan warga. <span style=""> </span>Oleh karena itu beberapa pihak yang berhubungan dengan program program desa tidak melibatkan kepala desa beserta pamong desanya. Nasib pamong yang merosot kepercayaannya sebetulnya tidak hanya terjadi di Kabupaten Bojonegoro saja. </span><span style="" lang="IT">Namun juga dialami oleh hampir seluruh pamong desa di Indonesia.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="" lang="IT">Termasuk diri saya sebagai pekerja fasilitator pemberdayaan masyarakat yang pernah bergabung dengan LSM-Bina Swadaya Jakarta (1986 – 1999) dan SATUNAMA Jogjakarta (1987 – 2006) serta dengan IRE Jogjakarta (2006 sampai sekarang) juga mengalami penurunan kepercayaan terhadap para pamong desa. Memang saya menyaksikan langsung pada waktu itu banyak kegiatan <i style="">community development</i> <span style=""> </span>dari Organisasi Non Pemerintah termasuk<span style=""> </span>program CSR dari perusahaan tidak terlalu melibatkan kepala desa dan pamong desa. Akibatnya banyak munculnya para tokoh masyarakat ”setengah dewa” yang membentuk berbagai organisasi di tingkat local yang mengatasnamakan warga masyarakat. </span><span style="" lang="DA">Merekalah yang menggantikan posisi pamong desa untuk menjadi mediator antara warga desa dengan berbagai pihak yang berpotensi untuk memberi ”program bantuan” ke desa. Maka beberapa program CSR dari perusahaan maupun dari lembaga penyandang dana non pemerintah banyak yang melalui Lembaga Swadaya Masyarakat. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="" lang="DA">Tidaklah terlalu salah apa bila banyak pihak menurun kepercayaannya kepada kepala desa dan pamong desa khsusnya dalam mengelola dana dana program masyarakat. Hal ini karena ada beberpa kasus yang penah saya ketemukan mendukung untuk tidak terlalu percaya kepada kepala desa dan pamong desa, antara lain; (1) Proses perencanaan program pembangunan desa hanya melibatkan para elite desa yang mendukung kepentingan kekuasaannya. Bahkan ada yang dibuat sendiri oleh kepala desanya. (2) Proses pelaksanaan pembangunan desa dan pembelanjaan dana masyarakat hanya melibatkan para elite desa yang mendukung kepentingan kekuasaannya dan keluarga dekatnya. (3) Penerima manfaat program pembangunan desa lebih diutamakan untuk keluarga dekatnya dan warga yang mendukung kekuasaannya. (4) Laporan pertanggung jawaban penggunaan dana publik beserta bukti buktinya hanya untuk melayani pimpinan diatasnya yaitu pihak kecamatan atau kabupaten. Sedangkan warga masyarakatnya kurang mendapat akses untuk memperoleh informasi tersebut. Kalaupun ada warga yang menanyakan atau ingin tahu akan diberi sikap yang tidak ramah. Bahkan pernah menanyakan laporan pertanggungjawaban APBDes kepada seorang kepala desa, dijawab bahwa APBDes adalah rahasia negara, artinya hanya negara yang boleh mengetahui. (5) Pengadminitrasian dan pendokumentasian dana publik tidak dilakukan secara baik,</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="" lang="DA"><span style=""> </span></span></b><span style="" lang="DA">Pada saat saya sedang diminta oleh Asosiasi pamong Kabupaten Bojonegoro untuk mendampinginya dalam pengembalian kepercayaan dan peningkatan kapasitas pamong des. Pada bulan yang sama, saya sebagai personil IRE Jogjakarta diminta oleh Mobil Cepu Ltd. (MCL - Eexxon Mobil) untuk memberi pelatihan untuk penguatan kepemimpinan dan kelembagaan desa di wilayah kerjanya yang meliputi pada 121 desa yang berada di Kabupaten Blora Jawa Tengah, Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban Jawa Timur. Sungguh seperti ”gayung bersambut” antara keinginan para pamong desa untuk meningkatkan kepercayaan dari warganya dan meningkatkan kapasitasnya sebagai pengelola pemerintahan desa dan pembangunan desa, dengan harapan MCL –Exxon Mobil akan adanya peningkatan kapasitas kelembagaan dan kepemimpinan desa untuk mengelola program program masyarakat yang berfokus pada meningkatkan kualitas kehidupan warga disekitar lokasi kerjanya dlam hal pendidikan, kesehatan dan ekonomi masyarakat. . </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="" lang="DA"><span style=""> </span></span></b><span style="" lang="DA">Atas dukungan kerjasama dan dukungan dari MCL-Exxon Mobil, IRE Jogjakarta menugaskan saya sebagai <i style="">lead fasilitator</i> pelatihan penguatan kapasitas kepemimpinan dan kelembagaan desa untuk 121 desa tersebut diatas. Modul pelatihan kami susun dengan fokus pada pengelolaan dana publik yang bisa mengembalikan kepercayaan para pemimpin desa dan kelembagaan desa. Maka dari itu materi pelatihan untuk para pemimpin kelembagaan desa adalah sebagai berikut:</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="" lang="DA"><span style="">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="" lang="DA">Transparansi dan Akuntabilitas;</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="" lang="DA">Teknik dan isntrumen pengelolaan dana publik dikelola secara “terbuka” dimana rakyat berhak dan dipermudah untuk mengakses berbagai informasi yang berhubungan dengan dana publik (sumber, alokasi penggunaan, mekanisme penggunaan, siapa yang bertanggung jawab, dan bentuk pertanggungjawaban, dan siapa penerima pertantanggungjawaban). </span><span style="" lang="SV">Semua dana publik harus jelas bentuk, sistem dan intrumen pertanggungjawabannya</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="" lang="EN-GB">Partisipatip;</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">Teknik dan isntrumen pengelolaan Dana Publik secara yang mengikutsertakan pebulik dalam proses pengambilan keputusan, proses pengelolaan, proses audit dan pengawasan dan proses pertanggung jawaban-nya.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="" lang="EN-GB">Disiplin Anggaran;</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">Teknik dan isntrumen pengelolaan dana publik yang dapat mendorong kedidisiplinan dalam pengalokasiannya, dalam pengadministrasiannya, audit dan pengawasannnya, dan disiplin dalam pertanggungjawabannya serta ada kepastian punishment terhap berbagai penyimpangannya.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="">4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="" lang="EN-GB">Keadilan Anggaran;</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">Teknik dan isntrumen p<span style="">engeloaan dana publik yang berprinsip kepada keadilan dalam berhubungan dengan beneficiaries (penerima manfaat baik langsung maupun tidak langsung). Keadilan disini berukuran pada kaidah kaidah nilai universal maupun lokal dalam perspektip kesejahteraan rakyat.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="">5.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="" lang="EN-GB">Efesiensi dan Efektivitas;</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">Teknik dan isntrumen pengelolaan dana publik dilakukan secara “irit tidak boros” dan dapat dipastikan berdaya guna. Pengelolaan dana publik secara prinsipil tidak pantas digunakan secara sewenang wenang tanpa ukuran ukuran effisiensi dan effektivitas yang terbuka secara publik.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="">6.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="" lang="EN-GB">Format Anggaran;</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">Teknik dan isntrumen pengelolaan dana publik menggunakan format anggaran bakuan sesuai dengan UU dan peraturan yang berlaku dan sesuai dengan SoP dan Juklak, Juknis dan instrumen akuntansi standard yang disyahkan oleh institusi yang legitimated dan kompeten</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="">7.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="" lang="EN-GB">Rasional<span style=""> </span>dan Terukur;</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">Teknik dan isntrumen pengelolaan dana publik yang rasional dimana ada sejumlah penjelasan yang bisa dimengerti oleh penalaran dan logika berpikir rakyat. Teknik dan isntrumen pengelolaan dana publik yang menggunakan kaidah kaidah ukuran baku yang dapat dinilai dalam satuan satuan atau unit unit dengan alat ukur yang syah secara yuridis, ekonomi maupun sosial.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="">8.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="" lang="EN-GB">Pendekatan Kinerja</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">Teknik dan isntrumen <span style="">sistem anggaran yang mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja (out put ) dari perencanaan alokasi biaya (input ) out come yang ditetapkan. Output (keluaran) menunjukkan produk (barang atau jasa) yang dihasilkan dari program atau kegiatan sesuai dengan (input) yang digunakan. Input (masukan) adalah besarnya sumber-sumber, dana sumber daya manusia, material, waktu dan teknologi yang sesuai dengan (input,yang digunakan. Kinerja ditunjukkan oleh hubungan antara input (masukan) dengan output (keluaran) </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="">9.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="" lang="EN-GB">Dokumen Publik; </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">Teknik dan isntrumen Pengelolaan dana publik ditungakan dalam perencanaan dan pertanggungjawaban dokumen publik pada APBDes.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">Teknik dan isntrumen pengelolaan dana publik yang dapat dengan mudah untuk dipublikasikan oleh media massa. <span style="" lang="SV">Pengenalan pengelolaan dana publik yang dapat diaudit oleh akuntan publik.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="SV">Pelaksanaan Pelatihan:</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="SV">Pelatihan peningkatan kapasitas kelembagaan desa direncanakan untuk 15 anggota cluster (kenyataannya di lapangan ada 16 cluster) dimana lima cluster di Kabupaten Tuban yang meliputi 39 desa dan sebelas cluster di Kabupaten Bojonegoro yang meliputi 82 desa. </span><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI">Total desa yang harus dilatih berjumlah 121 desa. Masing masing desa mengirim 3 orang sebagai peserta, sehingga jumlah orang yang harus dilatih sebanyak 363 orang. Jadwal pelaksanaan pelatihan direncanakan<span style=""> </span>pada bulan November dan Desember 2007. Pelaksanaan pelatihan dikabupaten tuban dilaksanakan sesuai dengan rencana, namun pelaksanaan pelatihan di Kabupaten Bojonegoro ditunda. Hal ini dikarenakan<span style=""> </span>pada bulan Desember 2007 ada Pilihan Kepala Daerah di Kabupaten Bojonegoro dan pada awal bulan januari 2008 terjadi bencana banjir, maka pelatihan peningkatan kapasitas kelembagaan desa di Bojonegoro baru bisa dilakukan<span style=""> </span>pada tgl 28 Januari 2008 sampai 04 Maret 2008 . Pelatihan ini berlangsung selama empat hari efektif pada setiap angkatan. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI">Hampir setiap pelatihan yang berhubungan dengan desa, jumlah peserta pelatihan perempuan sangat sedikit. </span><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="IT">Karena secara umum kultur patriarkhi masih berlaku di desa -desa Indonesia. Namun Peserta Perempuan yang mengikuti pelatihan ini cukup banyak , karena program ini menekankan adanya quota minimal 30% keterlibatan perempuan,<span style=""> </span>penegasan keterlibatan perempuan tersebut dituangkan dalam undangan yang dikirimkan MCL ke Desa-desa anggota Cluster.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial Narrow";">Peserta</span></b><span style="font-family: "Arial Narrow";"> <b>Pelatihan Capacity building kelembagaan Desa </b></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial Narrow";">Peserta Pelatihan dari Kabupaten Tuban</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial Narrow";">Peserta pelatihan secara formal diundang oleh MCL, sedangkan pendamping IRE mengantar undangan dan sekaligus ikut menyeleksi calon-calon peserta bersama sama kepala desa. Setiap desa mengirim tiga orang yang mewakili unsur pemerintah desa, kelembagaan desa (BPD / LPMD / Karang Taruna) dan dari organisasi perempuan di desa (PKK).</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial Narrow";">Jumlah peserta pelatihan peningkatan kapasitas kelembagaan desa di Kabupaten Tuban sebanyak<span style=""> </span>118 orang (80 laki laki dan 38 perempuan) dari 39 desa anggota lima cluster (Melebihi jumlah target yang diundang). Adapun komposisi keragaman peserta Training dari Kabupaten Tuban adalah seperti yang digambarkan grafik dibawah ini;</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial Narrow";">Peserta pelatihan di Tuban didominasi oleh perangkat desa, hal ini sesuai dengan hasil kesepakatan di setiap desa yang mendapat undangan menyatakan bahwa perangkat desa yang paling membutuhkan pelatihan ini. </span><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI">Sebab di dalam undangan pelatihan disebutkan materi pelatihan lebih banyak berhubungan dengan kerja perangkat desa. Peserta yang paling sedikit adalah Kepala Desa dan Tokoh Masyarakat. Hal ini disebabkan hampir seluruh Kepala desa dan Tokoh Masyarakat telah mengikuti berbagai pelatihan termasuk ”Operation Tarining” yang diselenggarakan MCL dan DAI-USAID. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI">Peserta Pelatihan dari Kabupaten Bojonegoro</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI">Peserta pelatihan secara formal diundang oleh MCL seperti pelaksanaan pelatihan di Kabupaten Tuban. Pendamping IRE membantu mengantar undangan dan sekaligus ikut menyeleksi calon calon peserta bersama sama kepala desa. Setiap desa mengirim tiga orang yang mewakili unsur pemerintah desa, kelembagaan desa (BPD / LPMD / Karang Taruna) dan dari organisasi perempuan di desa (PKK).</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI">Jumlah peserta pelatihan peningkatan kapasitas kelembagaan desa di Kabupaten Bojonegoro sebanyak<span style=""> </span>249 orang<span style=""> </span>(165 laki laki dan 84 perempuan) berasal dari 82 desa anggota sebelas cluster melebihi jumlah peserta yang ditargetkan (246 peserta) . Ada tiga orang peserta tambahan berasal dari unsur<span style=""> </span>Badan Permusyawarhan Desa 02 orang dan Penggerak PKK 1 Orang, mereka bersemangat untuk mengikuti pelatihan karena mendengar dari para alumni pelatihan<span style=""> </span>bahwa materi pelatihannya sangat bermanfaat bagi pengembangan diri peserta. Dalam proses pelatihan tiga orang peserta tambahan ini mengikuti secara serius dan disiplin walaupun tidak mendapat transport .Adapun Keragaman Unsur Peserta Training dapat dilihat pada grafik dibawah ini :</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI">Komposisi keragaman unsur Peserta pelatihan Training CW Bojonegoro hampir mirip dengan keragaman unsur peserta training<span style=""> </span>di Tuban, peserta yang hadir didominasi oleh perangkat desa. Alasannya hampir sama seperti Tuban, yaitu hasil kesepakatan seleksi di setiap desa yang mendapat undangan, menganggap bahwa perangkat desa yang paling membutuhkan pelatihan ini. Sebab di dalam undangan pelatihan disebutkan materi pelatihan lebih banyak berhubungan dengan kerja perangkat desa. Peserta yang paling sedikit adalah Kepala Desa dan Tokoh Masyarakat. Hal ini disebabkan hampir seluruh Kepala desa dan Tokoh Masyarakat telah mengikuti berbagai pelatihan termasuk ”Operation Training” yang diselenggarakan MCL dan DAI-USAID.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI">Materi dan Metode Pelatihan</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI">Materi pelatihan untuk seluruh pelatihan baik di Tuban maupun di Bojonegoro<span style=""> </span>sesuai dengan modul di atas. Memang di realitasnya ada beberapa perubahan waktu penyampaian karena faktor menyesuaikan waktu yang dimiliki narasumber dari Pemerintah Daerah. Setiap akhir pelatihan, seluruh peserta<span style=""> </span>selalu menyusun Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan di desanya masing masing. Panitia selalu melakukan evaluasi pelatihan dan menyelenggarakan acara penutupan, nyanyi bersama dan foto bersama seluruh peserta dengan MCL dan IRE.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI">Lead fasilitator seluruh pelatihan ini adalah Fajar Sudarwo dibantu oleh co fasilitator<span style=""> </span>Heru Nugroho dan Bambang Hudayana. Penyelenggaraan pelatihan ini dikoordinir oleh Nurul Jariyatin. Pelatihan ini juga mengundang narasumber dari Pemerintah Daerah (Tuban dan Bojonegoro) dan dari kalangan LSM setempat.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI">Tempat pelatihan untuk Kabupaten Tuban di Hotel Mustika dan tempat pelatihan untuk Kabupaten Bojonegoro di Hotel GDK. Tempat pelatihan tersebut sangat mendukung proses karena luas, nyaman dan bersih.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI">Metode pelatihan yang digunakan adalah metode pendidikan orang dewasa. Metode ini sangat mendorong peserta untuk aktip menyampaikan pikiran dan pengalamannya yang dapat menjadi pembelajaran bersama. Media yang digunakan untuk mendorong partisipasi, dinamika, keseriusan, semangat dan kedisiplinan peserta adalah; (1) Simulasi / bermain peran, (2) pemutaran film, animasi dan gambar berceritera, (3) Diskusi kelompok dan Focus Group Discusion, (4) Metha-plan sebagai kartu ide untuk mengakomodir peserta yang kurang berani dan terampil berorasi, (5) Pemberian tugas dan review idividual, (6) Monolog dengan kemasan populer. (7) Berbagai permainan untuk menjaga kelelahan dan kebosanan. (8) Kontemplasi untuk mendorong kedisiplinan dan keseriusan peserta.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI">Hasil Pelatihan</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI">Secara umum hasil evaluasi peserta untuk seluruh pelatihan diangap cukup baik. </span><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="IT">Hal ini bisa dilihat di dalam rekap evaluasi sebagai berikut. </span><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI">Proses evaluasi ini dilakukan oleh setiap peserta, dimana panitia membagi angket tanpa peserta menulis nama kepada seluruh peserta. Evaluasi peserta dikumpulkan dan didokumentasi dan ditabulasi oleh koordinator pelatihan. Lead fasilitator dan co fasilitator tidak memberi intervensi apapun terhadap proses evaluasi tersebut.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI">Secara lengkap hasil pelatihan berdasarkan evalusi pada akhir pelatihan adalah sebagai berikut:</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI">Kesuaian Materi dengan Kebutuhan Peserta</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI">Materi pelatihan yang disajikan dinilai oleh sebagain besar peserta sudah sesuai dengan<span style=""> </span>harapan atau kebutuhan peserta sebagai pemimpin kelembagan desa. Hampir semua peserta pelatihan di Kabupaten Tuban menilai bahwa materi pelatihan sudah sesuai dengan kebutuhan peserta yang berperan sebagai perangkat pemerintah desa atau sebagai pengurus kelembagaan desa. Gambaran hasil evaluasi kesesuaian materi training Bojonegoro dapat dilihat pada garfik dibawah ini; Ada sebagian kecil peserta di Bojonegoro yang menilai bahwa materi pelatihan kurang sesuai dengan kebutuhan. Fakta ini terlihat di kelas ketika pada saat pemaparan sub materi pengelolaan anggaran yang berkeadilan gender. Ada sebagian kecil peserta laki laki yang kurang ”nyaman” menerima materi tersebut. Hal ini bisa dimengerti karena adanya resistensi budaya patriarkhi khususnya peserta yang dari tokoh agama. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI">Penguasaan Materi Pelatihan Oleh Fasilitator</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI">Penguasaan materi oleh fasilitator pelatihan ini<span style=""> </span>dinilai oleh sebagain besar peserta sudah sesuai dengan<span style=""> </span>harapan atau kebutuhan peserta sebagai pemimpin kelembagan desa. Hal ini bisa dilihat dari hasil evaluasi pelatihan baik di Tuban maupun di Bojonegoro.Hampir semua peserta pelatihan di Kabupaten Tuban menilai bahwa fasilitor menguasai materi yang disajikan kepada peserta. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI">Peserta pelatihan di Bojonegoro juga hampir semuanya menilai bahwa fasilitator menguasai materi yang disajikan. Hal ini terlihat pada saat diskusi di kelas, peserta selalu meminta contoh kongkrit, langkah praktis tentang materi pelatihan yang disampaikan oleh fasilitator. Peserta juga sering meminta konsultasi teknis atau pemecahan masalah yang dihadapi peserta di desanya. Ketika fasilitator dapat memenuhi hal tersbut, sebagai besar peserta merasa puas dan menilai bahwa fasilitator menguasai materi. Peserta dari Tuban maupun Bojonegoro rata rata tidak puas terhadap jawaban -jawaban narasumber dari Pemerintah Daerah terhadap pertanyaan yang berbasis realitas di lapangan. Narasumber dari kabupaten hanya menyampaikan secara teoritis dan normatip, ketika peserta meminta menunjukan realita tidak ditanggapi secara baik oleh narasumber dari Pemerintah Daerah.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI">Gaya dan Metode Fasilitator</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI">Gaya dan metode penyampaian materi oleh fasilitator pelatihan ini<span style=""> </span>dinilai oleh sebagaian besar peserta sudah sesuai dengan<span style=""> </span>harapan dan selera peserta sebagai orang dewasa dan pemimpin kelembagan desa. Hal ini bisa dilihat hasil evaluasi pelatihan baik di Tuban maupun di Bojonegoro.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI">Hampir semua peserta pelatihan di Kabupaten Tuban menilai bahwa gaya/metode yang digunakan fasilitor dalam menyampaikan<span style=""> </span>materi<span style=""> </span>kepada peserta sudah cukup bagus , hanya sebagian kecil yang menilai kurang puas terhadap gaya dan metode fasilitator dalam menyampiakan materinya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI">Gaya dan metode penyampaian materi<span style=""> </span>yang digunakan oleh fasilitator<span style=""> </span>mempermudah peserta untuk memahami materi yang disampaikan. Karena fasilitator menggunakan berbagai media yang<span style=""> </span>tepat penggunaannya dan momentumnya. Sehingga peserta hampir tidak pernah merasa bosan dan lelah serta terjaga semangat dan kedisiplinanya. Hampir seluruh peserta ketika menyampaikan dalam kesempatan review dan penutupan sangat tertarik dan terkesan dengan gaya dan metode fasilitator dalam menyajikan materi.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI">Kualitas pelayanan panitia</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI">Kapasitas dan kualitas pelayanan panitia terhadap peserta<span style=""> </span>dinilai oleh hampir seluruh peserta dianggap sudah memuaskan.<span style=""> </span>Bentuk pelayanan yang diberikan panitia meliputi pelayanan administrasi, pelayanan informasi yang berkaitan dengan pelatihan, pelayanan kebutuhan teknis dan konsumsi selama mengikuti pelatihan.<span style=""> </span>Gambaran kepuasan peserta dapat dilihat dari hasil evaluasi pelatihan baik di Tuban maupun di Bojonegoro. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: center;" align="center"><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI">Hampir semua peserta pelatihan di Kabupaten Tuban menilai bahwa pelayanan panitia sudah memuaskan peserta dalam mengikuti proses pelatihan ini. </span><span style="font-family: "Arial Narrow";"></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial Narrow";">Peserta pelatihan di Bojonegoro sebagaian besar menilai pelayanan panitia memuaskan dan mendukung kondisi peserta untuk mengikuti pelatihan secara nyaman.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial Narrow";">Walapun panitia pelatihan ini hanya satu orang namun dinilai peserta pelayanan memuaskan karena ada beberapa factor yang bisa digunakan untuk lesson learned penyelenggaraan pelatihan lainnya dimasa yang akan datang. Faktor factor tersebut adalah:</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Arial Narrow";"><span style="">a.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial Narrow";">Panitia tersebut adalah seorang yang sudah profesional dan berpengalaman di dalam NGO.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="SV"><span style="">b.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="SV">Ada system dan management yang mendorong panitia bekerja secara profesional dan sistematis.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="SV"><span style="">c.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="SV">Adanya sistem perencanaan pelatihan yang dilakukan secara baik, artinya jelas indikator pencapainnya dan jelas sumberdaya yang akan digunakannya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="SV">Penutupan Pelatihan </span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="SV">Penutupan pelatihan angkatan terakhir diselenggarakan berbarengan dengan upacara serah terima dana (secara simbolis) cluster Tuban dan Bojonegoro pada tanggal 4 Maret 2008, yang mengundang seluruh alumni peserta training capacity Building kelembagaan desa Cluster Bojonegoro dan Pengurus Cluster Tuban dan Bojonegoro. Seluruh orang yang hadir pada acara tersebut<span style=""> </span>sebanyak 329 orang yang berasal dari; (a) Alumni pelatihan sebanyak 246 dari 249 orang atau ada 3 orang yang tidak hadir karena sakit. (b) Pengurus cluster sebanyak 41 orang. (c) tamu undangan termasuk wartawan sebanyak 42 orang.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="IT">Lesson learned dari acara penutupan bersama tersebut adalah:</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol;" lang="IT"><span style="">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="IT">Seluruh alumni pelatihan dan pengurus cluster yang diundang hampir hadir semua kecuali yang sakit. Hal ini menunjukan bahwa kegiatan pelatihan capacity building kelembagaan desa dan program pembangunan fasilitas umum oleh cluster sangat sesuai dengan harapan dan kebutuhan warga. Sekaligus bahwa pelayanan MCL dan IRE dalam menangani program ini cukup memuaskan bagi peserta program.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol;" lang="IT"><span style="">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="IT">Pemerintah Daerah Bojonegoro dan Tuban pada awalnya ”meremehkan” acara ini, sehingga yang hadir bukan pejabat puncaknya. Namun dari dialog dengan pejabat yang hadir pada acara tersebut dengan team IRE mengatakan bahwa mereka sangat terkesima dan terkagum kagum dengan banyaknya peserta yang hadir dan datang tepat waktu serta mengikuti semua acara sampai selesai dengan hidmat dan serius. Mereka menyesalkan fihak Pemerintah Daerah yang tidak menghadirkan pejabat puncaknya. Kalau tahu bahwa acara ini berlangsung sangat meriah dan hidmat maka yang hadir pada cara tersebut dari Pemerintah daerah adalah pejabat puncaknya. Artinya;<span style=""> </span>Pemerintah Daerah Bojonegoro dan Tuban menyadari bahwa cara MCL membangun relasi dengan warga masyarakat cukup berhasil walaupun tanpa ”campur tangan Pemerintah Daerah”. Padahal selama ini Pemerintah Daerah selalu memitoskan bahwa tanpa pemerintah semua kegiatan dengan pemerintah desa dan warga masyarakat tidak akan berhasil, atau kurang dipercaya oleh masyarakat. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol;" lang="SV"><span style="">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="IT">Wartawan yang diundang melalui telepon hampir hadir semua dan meliput dalam pemberitaan di media mereka. </span><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="SV">Artinya; Bahwa acara ini cukup layak menjadi perhatian publik.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI">Tindak Lanjut Pelatihan</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI">Setiap desa peserta pelatihan peningkatan kapasitas kelembagaan desa di Kabupaten Tuban dan Bojonegoro membuat rencana tindak lanjut pada akhir proses pelatihan. Secara umum setiap desa membuat rencana: (1) Penataan administrasi desa (2) Penataan atau pembuatan RPJPM Desa (3) Pembuatan Perdesa BUMDesa<span style=""> </span>(4) Menyusun dan mengkritisi RAPBDesa dan LKPJ Tahunan Desa. Untuk memperlancar proses pelaksanaan tindak lanjut pelatihan, seluruh pendamping IRE yang ditempatkan di Kabupaten Tuban sudah memberikan bantuan teknis.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI">Kisah Sukses Hasil Pelatihan</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI">Beberapa hal yang dapat dicatat sebagai kesuksesan pada pelaksanaan pelatihan peningkatan kapasitas kelembagaan desa di Kabupaten Tuban dan Bojonegoro adalah:</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI"><span style="">a.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI">Peserta sangat disiplin dan bersemangat, terbukti mereka datang tepat waktu dan pulang melebihi waktu yang dijadwalkan. Jumlah peserta sejak dimulai pelatihan sampai akhir pelatihan tidak berkurang.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI"><span style="">b.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI">Hampir setiap peserta ikut aktip dalam proses, terbukti seluruh peserta mengerjakan tugas tugas yang diberikan fasilitator secara serius dan menghasilkan pekerjaan yang sesuai dengan harapan fasilitator.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI"><span style="">c.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI">Setiap desa membuat rencana tindak lanjut setelah pelatihan, indikatornya ada dokumen RTL yang relatip cukup jelas dan kongkrit.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI"><span style="">d.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial Narrow";" lang="FI">Mulai ada perubahan cara pikir pamong dan tokoh masyarakat bahwa pengelolaan dana publik untuk pembangunan desa diperuntukan sepenuhnya pensejahteraan warga dan dilaksankan secara partisipatip, transparan dan acountable. <span style=""> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="FI"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="" lang="FI">@</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="FI"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="" lang="FI"> </span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="FI"> </span></p>Misteri Pemberdayaan Desahttp://www.blogger.com/profile/12050053405844970849noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-996407174833559365.post-65686882406025052842010-10-15T19:51:00.002+08:002010-10-15T19:51:55.529+08:00PEMBERDAYAAN WARGA DI WILAYAH BENCANA<!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) }st2\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style="">PEMBERDAYAAN WARGA DI WILAYAH BENCANA</b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><i style="">INVOLVMENT EVACUATION STRATEGY</i></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style="">DALAM PENANGANAN BENCANA MERAPI UNTUK </b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style="">MASYARAKAT DAERAH RAWAN BENCANA</b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style="">Fajar Sudarwo (Mas Jarwo)</b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style="">Pola Bencana Lereng Merapi</b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Pola bencana Gunung api Merapi adalah merupakan bencana yang terus menerus membayang bayangi masyarakat lereng merapi di empat wilah kabupaten; Magelang, Boyolali, Klaten dan Sleman. Pola bencana seperti itu mempunyai implikasi sebagai berikut: <b style="">Pertama</b>, korban tidak akan spektakuler yang dapat menyentuh solidaritas di tingkat nasional dan dunia. <b style="">Kedua</b>, ada kejenuhan team relawan dan para dermawan yang memberikan bantuan. Hal ini disebabkan kurun waktu dan frekuensi nya tinggi. <b style="">Ketiga</b>, energy pemerintah daerah akan tersita secara continue untuk menanganinya. <b style="">Keempat</b>, akan membangun rasa tidak aman yang terus menerus bagi warga di daerah rawan bencana. <b style="">Kelima,</b> material yang dihasilkan dari Gunung Merapi merupakain material ekonomis baik untuk pertanian, perkebunan dan kehutanan maupun untuk bahan bangunan. <b style="">Keenam</b>, profile dan karakter Gunung Merapi menjadi obyek wisata multy dimensi yang dapat menjadi daya tarik wisatawan baik domestic maupun luar negeri.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Pola bencana Gunung api Merapi yang seperti diatas sebaiknya harus menggunakan konsepsi ekosistem. Dimana Gunung Merapi dengan “berkah” dan “bencana” nya adalah merupakan satu kesatuan kehidupan masyarakat sekitarnya. Untuk masyarakat Jogjakarta, Merapi adalah bagaian dari unsure kehidupan manusia Jogajakarta itu sendiri. Dimana<span style=""> </span>Merapi (unsure api), Laut selatan (unsure air), keratin Jogjakarta (unsure udara)<span style=""> </span>adalah trinitas kekuatan yang menjadi “kekuatan” masyarakat Jogjakarta. Oleh karena itu gunung merapi adalah sudah dianggap kekuatan dan sumber keberkahan masyarakat bukan merupakan sumber bencana dan malapetaka. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""> </b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style="">Fakta yang selalu terulang.</b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style=""> </span></b>Gunung merapai telah berkali kali meletus bahkan ada yang mencatat setiap lima sampai enam tahun sekali, namun penanganannya masih tetap menggunakan standard penanggulangan bencana secara konvensional. Secara umum pola penangannya adalah evakuasi calon maupun korban baik secara mandiri maupun instruksi otoritas pemerintah. Persoalan penanganan bencana secara konvensional adalah : (1) Koordinasi yang kacau baik di dalam instansi pemerintah maupun antara pemerintah, Polisi, Tentara dan lembaga lembaga non pemerintah. (2) Keterlambatan atau ketidak tepatan bentuk dan cara pemberian bantuan. (3) Ketidak merataan distribusi dan pembagian bantuan. (4) Kekurangan dana dan logistic untuk kebutuhan para pengungsi. (4) Keamanan baik harta yang ditinggal maupun yang dibawa pengungsi. (5) Terjadinya berbagai penyimpangan para pelaksana baik oleh pemerintah maupun organisasi pemerintah. (6) Munculnya berbagai ketidak puasan dari para korban (pengungsi) dan munculnya implikasi social lainnya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Pada kasus untuk mengantisipasi meletusnya Gunung Merapi saat ini (sejak tanggal 12 April 2006 dinyatakan berstatus siaga). Pemerintah mempunyai pola baru dalam penanganan bencanan. Pola ini menggunakan pola satu komando dimana Bupati sebagai Kepala Daerah Tingkat II menjadi pemegang pemimpin secara mutlak. Tiga kabupaten (Klaten, Magelang, dan Boyolali) menggunakan pola evakuasi konvensional murni. Sedangkan kabupaten Sleman menggunakan pola penanganan bencana berbasis perangkat pemerintah Kabupaten Tingkat II. Pola kerja Kabupaten Sleman dalam menangani bencana Gunung Merapi adalah: (a) Mempersiapakan jalur evakuasi untuk dilewati truk untuk menjemput warga yang akan di evakuasi. (b) Pada status siaga satu, disediakan truk untuk mengevakuasi warga. Kendaraan tersebut siap beserta sopir. Konsepnya warga yang akan dievakuasi paling jauh dari kendaraan pengangkut maksimal satu kilometer. (c) Difasilitasi kandang ternak ungsian (sapi / kambing) diwilayah DRB (Daerah Rawan Bencana) II dan I. Dalam posisi siaga I semua hewan “berharga” dievakuasi. (d) Disediakan tenda pengungsi di wilayah DRB (Daerah Rawan Bencana) II dan I. Pada posisi siaga satu dievakuasi semua warga renta (perempuan hamil, orang tua, orang sakit, anak-anak dan bayi). Pada posisi awas seluruh warga dievakuasi di tenda pengungsian. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Persoalan muncul di barak pengungsian untuk empat kabupaten, persoalan utama adalah kejenuhan (kebosanan) pengungsi karena menunggu waktu “meletus” nya Gunung Merapai. Tidak ada alat dan perhitungan apapun yang dapat memprediksi secara tepat kapan meletusnya. Khusus Kabupaten Sleman jumlah pengungsi tetapnya tidak sebanyak kabupaten lain. Karena jumlah pengungsi tetapnya adalah hanya warga renta. Namun persoalan teknis hampir sama dengan kabupaten lainnya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style="">Strategi saat ini untuk jangka pendek</b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style=""> </span></b>Pertanyaan setiap pengungsi, pemerintah, organisasi dan masyarakat yang peduli warga lereng merapi adalah: “Sampai kapan status siaga I akan berlangsung?”. Kalau pertanyaan ini tidak dapat dijawab dengan jelas, maka pola evakuasi seperti diatas akan melelahkan, mengeluarkan biaya, tenaga, pikiran yang tidak sedikit dan tidak ada yang mampu mengantisipasi jumlah yang dibutuhkan. Persoalan lain solidaritas dari masyarakat luas belum bisa berdatangan karena meletusnya gunung belum terjadi. Sementara para pengungsi dibarak semakin resah, gelisah membutuhkan “perhatian” yang terus menerus secara fisik dan psikhologis. Oleh karena itu perlu aksi setrategis sebagai berikut:</p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Relawan desa yang menjadi lokasi barak pengungsian didamping untuk menggerakan solidaritas masyarakat memberi perhatian kepada pengungsi di barak.</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Merecruit relawan yang mau dan potensial menjadi pendamping para relawan desa. Fungsi utama relawan ini adalah sebagai community organizer (CO) untuk mendamping desa yang menjadi lokasi barak pengungsi dan khususnya menjadi fasilitator para relawan desa tersebut.</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Memberi pembekalan dasar berupa <i style="">short course</i> kepada para relawan yang menjadi CO. Hal ini penting karena untuk menjadi relawan yang berperan sebagai CO cukup berat yang memerlukan berbagai ketrampilan yang harus ditopang oleh komitmen dan keseriusan yang tinggi.</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Mengembangkan supoorting sytem untuk memberi backstopping para CO dalam operasionalnya baik dalam hal instrument, media, skill, knowledge dan biaya operasional dasar.</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Membangun akses ke berbagai sumber daya baik instansi pemerintah, non pemerintah baik local, regional dan nasional untuk mendukung supporting system.</li></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style="">Strategi untuk jangka panjang</b></p> <ol style="margin-top: 0cm;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Melakukan pendampingan pemberdayaan masyarakat untuk wilayah DRB II dan DRB I. Pemberdayaan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan semangat solidaritas warga agar para keluarga yang “longgar” jiwa dan materinya mampu menampung para pengungsi DRB III ketika status merapai dalam posisi Siaga dan awas. Secara statsistik jumlah warga DRB III dibandingkan DRB I dan II adalah I : 16, dimana 16 keluarga DRB II dan I dapat menopang dan menyelamatkan satu keluarga dari DRB III. </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Untuk mendampingi pemberdayaan DRB merapi menggunakan pendekatan CO, dimana peran dan fungsinya adalah membangun gerakan social untuk involvement evacuation ketika gunung merapi dalam status siaga dan awas.</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Secara teknis, keluarga keluarga DRB II dan I yang terselektip menjadi “rumah singga”, dibantu membuat kamar tidur dan MCK agar dapat menampung satu keluarga. Proses pembangunannya melibatkan calon calon keluraga DRB III yang kemunginan membutuhkan pengungsian. </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Begitu juga untuk pengungsian hewan / ternak juga menggunakan involvement evacuation, dimana ternak pengungsi masuk ke kandang ternak keluarga DRB II dan I. </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Kompensasi warga DRB III kepada warga DRB II dan II, adalah menjaga dan melestarikan mata air, lahan rumput dan ikut gotong royong dalam proses pembangunan warga di DRB II dan I.</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Untuk mensitumlant solidaritas warga DRB II dan I, dapat dikembangkan berbai program seperti program peningkatan pendapatan untuk memperkuat kemampuan mereka dalam menampung para pengungsi DRB III. Dana ini bisa diambil dari APBN, APBD atau program LSM untuk penanggulangan bencana merapi.</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Program ini akan lebih baik kalau diterapkan di empat kabupaten (Sleman, Klaten, Boyolalai dan Magelang).</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Keunggulan program ini adalah adanya gerakan social rakyat untuk menolong dirinya secara terus menerus. Keunggulan lain adalah mengurangi berbagai persoalan pengungsian konvensional yang mendatangkan berbagai implikasi social yang tidak sederhana.</li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: center; line-height: 150%;" align="center">@</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"> </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"> </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span></p>Misteri Pemberdayaan Desahttp://www.blogger.com/profile/12050053405844970849noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-996407174833559365.post-54049459191839581362010-10-15T19:46:00.001+08:002010-10-15T19:47:05.489+08:00STRATEGI MENYERAP ASPIRASI RAKYAT KECIL<!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal"><b style=""><i style=""><span style="font-size: 11pt;">PENGALAMAN LSM MELAKUKAN</span></i></b></p> <p class="MsoNormal"><b style=""><i style=""><span style="font-size: 11pt;"> </span></i></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="font-size: 14pt;">STRATEGI MENYERAP ASPIRASI</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="font-size: 14pt;"><span style=""> </span>RAKYAT KECIL</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style="">Fajar Sudarwo (Mas Jarwo)</b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""> </b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""> </b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style="">ASPIRASI RAKYAT KECIL TERPINGGIRKAN</b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style=""> </span></b>Media dan istrumen penyerapan aspirasi public sering tidak bisa diakses dan digunakan oleh rakyat kecil. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor: <b style="">Pertama</b>, secara cultural rakyat kecil adalah mempunyai budaya “bisu”, dimana ada keengganan dan kegamangan untuk menyuarakan aspirasinya secara verbal dan non verbal. <b style="">Kedua</b>, rakyat bawah tidak menguasai alat dan intrumen (teknologi) yang dapat sebagai media untuk menyampaikan aspirasinya. <b style="">Ketiga</b>, rakyat bawah tidak mempunya <i style="">knowledge </i>dan ketrampilan untuk mensistematisir dan merekontruksi pikiran, perasaan, kekecewaan dan persoalannya menjadi bentuk aspirasinya. <b style="">Keempat,</b> secara individual tidak ada kekuatan untuk mempertahankan dan menanggung segala implikasi dari aspirasi yang kemungkunin tidak berkenan bagi “sang penguasa”. <b style="">Kelima</b>, fungsi media massa berubah dari menyampaikan berita menjadi membuat berita. Posisi sumber informasi menjadi posisi untuk melegitimasi berita yang diinginkan oleh pihak media massa. <b style="">Keenam</b>, media formal (public hearing dan MUSRENBANG) sangat elilitis baik system, metode dan media yang digunakan. Sehingga rakyat bawah tidak pernah terakomodir aspirasinya atau hanya sebagai obyek untuk para <i style="">elite</i> untuk melegitimasi kepentingannya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Kondisi seperti diatas sering dimanfaatkan oleh para elite untuk menyampaikan kepentingan dirinya dengan mengatas namakan<span style=""> </span>aspirasi rakyat. Oleh karena itu sangat sulit untuk menginfestigasi mana suara rakyat dan mana suara <i style="">elite</i>. Sebagain besar suara rakyat dipinggirkan oleh suara elitenya. Bahkan para <i style="">elite</i> sering berupaya menghegemony rakyat untuk menjastifikasi atau <i style="">mengaminin</i> kepentingannya dengan <i style="">stigma </i>suara<i style=""> </i>rakyat. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Sampai saat ini pemerintah Indonesia mulai rezim Soekarno samapi SBY belum ada yang mampu membuat strategi dan media yang dapat menjaring aspirasi rakyat kecil. Oleh karena itu berbagai kebijakan sering bias dengan aspirasi rakyat sendiri. Lebih lebih pada era reformasi ini, dimana media massa dan aksi massa kota sebagi otoritas tersendiri yang mempunyai symbol sebagai suara rakyat semakin jauh dari aspirasi rakyat itu sendiri. Karena rakyat bawah khusunya desa tidak mampu mengakses menggunakan kedua media tersebut. Bahkan ada anggapan secara umum “Pemerintah saat ini hanya kosentrsi mengakomodir aspirasi elite kota” melalui media massa dan aksi massa.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""> </b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style="">SUARA RAKYAT ADALAH SUARA TELEVISI/RADIO</b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style=""> </span></b>Hasil penelitian tahun 2004 di lima kabupaten (Lombok Timur, Bima, Dompu, Alor, dan Sumba Barat) tentang MUSRENBANG sungguh menarik. Dimana MUSBANGDES yang dibuat oleh kepala desanya beserta pamongnya dengan yang dibuat oleh warga masyarakatnya secara substansial tidak berbeda. Bahkan hampir seluruh rakyat Indonesia kemungkinan aspirasinya (suaranya sama). Mengapa demikian? Karena hampir setiap hari rakyat Indonesia hanya menerima konsepsi tentang hidup dariTV. Sehingga mulai aspirasi bentuk makan, minuman, pakaian, rumah dan semua yang ada hubungannya dengan kehidupannya mengikuti dan meniru yang ada di TV/Radio. Aspirasi rakyat secara umum sudah terhegemony atau <i style="">“tersurupi”</i><span style=""> </span>oleh pesan pesan dari TV/Radio, bukan dari hati nuraninya lagi. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Rakyat Indonesia akhir akhir ini sudah hampir total “<i style="">kesurupan”</i> pesan pesan TV/Radio yang di tonton dan diperhatikan setiap harinya. Ketika rakyat diberi kesempatan untuk menyampaiakn aspirasinya (biasanya melalui MUSBANGDES/ MUSBANGDUS, Public hearing dengan DPRD atau melalui berbagai survey), memang mulut rakyat yang menyampaikan, tetapi isi pesannya sebetulnya dari TV/Radio. Hal ini bukan kesalahan TV/Radio atau rakyatnya, namun karena pemerintah, PARPOL, LSM, Perguruan Tinggi, institusi adat dan Agama tidak mampu memberi informasi dan penjelasan seintensip dan sesering<span style=""> </span>TV/Radio. Dengan kata lain guru rakyat saat ini adalah TV/Radio. Dengan demikian seluruh cita cita, harapan, dan perilaku hidupnya hampir total meniru “sang guru” tersebut.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Analogi kondisi rakyat di atas adalah seperti pemain kuda lumping yang sedang “mabuk” di kemudian ditanya aspirasinya. Maka yang keluar dari mulut pemainnya adalah suara “setan” yang menghegymoni atau <i style="">“menyurupi”,</i> bukan suara dari si pemain itu sendiri. Kalau suara itu diikuti maka sebetulnya bukan mengakomodir atau melayani kemauan pemainnya tetapi mengakomodir dan mengikuti kemauan dan kehendak “setan” yang mempengaruhinya. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Demikian juga ketika rakyat yang sedang tersurupi oleh pesan yang ada di TV/Radio, maka yang keluar dari mulit rakyat adalah kepentingan yang ada di TV/Radio. Dengan demikian kalau pemerintah mengikuti dan mengakomodir suara tersebut, sebetulnya bukan mengakomodir dan merespont suara rakyat tetapi mengakomodir dan merespont kemauan dan kepentingan TV/Radio. Padahal pesan yang ada di TV /Radio hampir total merupakan pesan dari kalangan para “pedagang” dan elite politik. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Pemerintah SBY (lihat KOMPAS, 12 April 2006 seperti artikelnya Agus Sudibyo)<span style=""> </span>terkesan gamang dan merasa berhutang popularitas kepada media. Sehingga media massa khususnya TV/Radio dianggap sebagai sumber informasi yang paling syaheh dan valid. Padahal rakyat perlu dididik untuk kritis kepada media massa. Inilah kegamangan ketika pemerintah akan memasuki ranah media massa yang akhir akhir ini menduduki posisi seolah olah wakil suara rakyat!</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""> </b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style="">TRATEGI MENYERAP ASPIRASI RAKYAT KECIL</b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Ada nasehat rakyat kepada para akhli komunikasi “Jangan bertanya kepada orang yang lagi mabuk atau lagi <i style="">kesurupan</i>!” Sebab jawaban yang diperoleh adalah akan bias dari suara hati yang ditanya itu sendiri.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Kalau kita mengikuti nasehat di atas sebaiknya pemerintah jangan langsung menjaring aspirasi rakyat yang sedang <i style="">kesurupan</i> TV. Sebab hasilnya akan bias dengan suara hati rakyat itu sendiri. Percayalah kalau kebijakan yang dibuat pemerintah hanya berdasarkan pesan TV /Radio akan terus masuk dan keluar dari kesesatan yang tidak ada ujung pangkalnya. Oleh karena itu, kalau menggunakan analogi pemain kuda lumping yang sedang trans maka sebelum ditanya di tiup dulu telinganya dan disadarkan. Setelah sadar baru ditanya aspirasinya. Insya Allah yang keluar adalah suaranya yang mencerminkan kebutuhan hati nuranya bukan menyuarakan kehendak setan yang <i style="">menyurupi</i>. Dengan demikian perlu ada upaya upaya untuk melakukan proses penyadaran diri rakyat terlebih dahulu dengan cara memberi berbagai penjelasan dan informasi yang dapat untuk mengkritisi dan mengkonter penjelasan dan informasi sesat dari TV /Radio dan media lainnya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Salah satu fungsi Departemen Komunikasi dan Informatika adalah membuat strategi komunikasi yang dapat menyadarkan rakyat yang sedang <i style="">kesurupan</i>. Fungsi ini yang selama rezim SBY khususnya belum terlihat effektip. Bahkan terkesan sejak memasuki masa reformasi Departemen Penerangan terlihat gamang dan ragu, seolah olah tidak mempunyai visi dan sikap yang jelas. Oleh karena itu ada beberapa konsep yang dapat menjadi referensi bagi Departemen penerangan sebagai berikut: <b style="">Pertama</b>, membangun sytem komunikasi melalui birokrasi yang transformatip. Sehingga para apparatus pemerintahan di tingkat pelayanan public memahami, mengerti dan bisa melaksanakan dan menjelaskan kebijakan kebijakn pemerintah kepada rakyatnya. Komunikasi antar instansi pemerintah sendiri sampai saat ini terkesan macet. Oleh karena itu perlu mengembangkan system komunikasi antar departemen / instansi yang lebih intensip dan effektip. <b style="">Kedua</b>, mengembangkan komunikasi rakyat yang dialogis melalui media populair di lingkungan masyarakat sendiri. Artinya perlu ada juru penerang yang transformatip dan cakap menggunakan media rakyat setempat yang populair. <b style="">Ketiga</b>, mentransformasi pesan melalui media massa untuk mengimbangi pesan dari elemen elemen lain. Sampai saat ini Departemen Komunikasi dan Informatika belum banyak menggunakan program acara TV dan Radio yang dikemas secara populair untuk menyampaikan penjelasan tentang berbagai kebijakan pemerintah. Namun untuk melaksakana ketiga konsep tersebut perlu menggunakan metode dan strategi yang tidak mengulang seperti digunakan rezim Orde Baru. Karena pada zaman Orde Baru Departemen Komunikasi dan Informatika terkesan sebagai fungsi untuk menjinakan rakyat ketimbang sebagai fungsi membangun kesadaran dan pencerahan rakyat. Pada saat ini diperlukan Departemen Komunikasi dan Informatika yang mampu mencerdaskan, mendidik, memerdekaakan, mencerahkan pikiran rakyat. Berbagai instrument dan media komunikasi yang mencerahkan dan menyadarkan rakyat sudah banyak dilakukan oleh kalangan sebagain kecil LSM dan terbukti effektip hasilnya. <b style="">Keempat</b>, perlu mengembangkan system informasi yang antisipatip untuk masalah masalah social khususnya bencana, wabah penyakit, stok bahan kebutuhan pokok, dan berbagai pelayanan public.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Kalau rakyat sudah tidak terhegemony oleh suara TV/Radio maka Departemen Komunikasi dan Informatika perlu mengembangkan strategi penjaringan aspirasi rakyat yang “merakyat”. Artinya perlu ada sytem yang dapat mengakomodir aspirasi rakyat dan menggunakan bentuk dan media yang dapat diakses oleh rakyat bawah. Strategi penjaringan aspirasi rakyat bawah yang paling tepat adalah melalui media “aduan langsung” di setiap yunit pelayanan umum seperti: Pelayanan kesehatan, Pelayanan Pendidikan, Pelayanan surat surat yang ada hubungannya dengan kepentingan warga negara seperti KTP, SIM, IMB, dll. Artinya strategi penjaringan aspirasi menjadi satu system yang tidak terpisahkan dengan system kerja birokrasi dan apparatus pelayanan public. Departemen Komunikasi dan Informatika tidak bisa bekerja secara terpisah dan artificial, namun harus mampu mentransformasi TUPOKSI nya menjadi bagaian yang tidak terpisahkan dengan seluruh Departemen, instansi, unit, di setiap tingkatan mualai dari desa, kecamatan, kabupaten, propinsi dan pusat. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Sytem dan media aduan di unit pelayanan umum sangat effektip berdasarkan pengalaman LSM yang mengembangkan program gerakan partisipasi dan pengawasan pelayanan public khususnya Puskesmat, IMB, Pendidikan, dan pelayanan di tingkat desa di kabupaten Sleman, Bima, Lampung, Solok dan Sumba barat. Hal ini karena instrument dan bahasanya sangat familier dengan rakyat bawah. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Namun penjaringan aspirasi rakyat kecil harus diimbangi dengan peningkatan kualitas dan kapasitas pelayanan public. Kalau tidak, maka akan mempercepat proses kekecewaan rakyat dan akibatnya dapat mengurangi kepercayaan dan partisipasi rakyat terhadap proses pengelolaan pembangunan dan pemerintahan. Faktor utama persoalan di era pemerintahan SBY adalah apparatus pemerintahan di tingkat bawah tidak memahami kemauan politik pemerintah pusat dan tidak mampu mengurai dan mengoperasionalkan kebijakan kebijakan pemerintah di tingkat pusat dan kabupaten. Bahkan terkesan sampai saat ini apartus pemerintah energinya banyak terserap untuk mengurus dirinya yang tidak pernah selasai dengan operational cost “tinggi” terbukti rata rata 60% APBN/APBD terserap untuk membiayai birokrasi dan apparatus .</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"> </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">*</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span></p>Misteri Pemberdayaan Desahttp://www.blogger.com/profile/12050053405844970849noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-996407174833559365.post-6601917837754195312010-10-15T19:38:00.001+08:002010-10-15T19:40:35.651+08:00Pemberdayaan Untuk Manajemen Usaha Ekonomi Bagi Perempuan<!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="font-size: 16pt;">Pemberdayaan Untuk<br /></span></b></p><p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="font-size: 16pt;">Manajemen Usaha Ekonomi Bagi Perempuan</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style="">Fajar Sudarwo (Jarwo)<a style="" href="#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><span class="MsoFootnoteReference"><b style=""><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman";">[1]</span></b></span></span></span></a></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""> </b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style="">Perempuan Sebagai Tiang Penyangga Kehidupan Keluarga</b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;">Secara sosial dan administrasi formal kepala keluarga selalu dilekatkan kepada laki-laki sebagai suami. Namun realita kesehariannya manajemen ekonomi rumah tangga biasanya ditumpukan kepada perempuan sebagai istri. Istri yang berposisi sebagai ibu dari anak anaknya secara naluri mempunyai keterpanggilan untuk melindungi dan menghidupi anak anaknya. Kebutuhan hidup anggota keluarga menjadi ranah yang dikelola oleh ibu rumah tangga. Ibu tumah tangga sebagai pengelola untuk kehidupan anggota rumah tangga mempunyai tanggung jawab untuk <b style="">“mengiguhkan” </b>pendapatan keluarga yang dapat mencukupi kebutuhan hidup anggota keluarga dan mendukung cita cita masa depan anggota keluarga. Ketika pendapatan keluarga sangat minim, membutuhkan kecerdasan khusus dalam mengelolanya sehingga dapat mencukupi kebutuhan hidup dan mendukung cita cita keluarga. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;">Banyak kasus ketidak mampuan mengelola pendapatan keluarga yang minim untuk mencukupi kebutuhan dan mendukung cita cita mengakibatkan terjadinya “hancurnya” kehidupan rumah tangga itu sendiri. Budaya di Indonesia khususnya di Jawa, tanggung jawab pengelolaan ekonomi rumah tangga ditanggung oleh ibu rumah tangga. Posisi perempuan sebagai ibu rumah tangga sebagai penyangga keberlangsungan kehidupan rumah tangga. Perempuan sebagai ubu rumah tangga mempunyai fungsi sebagai “fasilitator” pemberdayaan keluarga yang dapat mengoptimalkan dan effisiensi pendapatan keluarga dan sekaligus sebagai pemasok atau menambah pendapatan keluarga yang dihasilkan oleh kepala keluarga (suami). Ada lima aspek yang harus dijalankan perempuan sebagai penopang kehidupan rumah tangga, yaitu;</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><b>Pertama</b>, kemampuan untuk memenihi kebutuhan dasar secara kritis. Artinya kebutuhan manusia banyak dikonstruksi oleh kemauan industri melalui media massa yang sangat intens memprovokasinya. Semua kebutuhan yang ada dikepala manusia banyak merefrensi kepada iklan iklan yang ada pada Televisi, Radio, Poster, dan Spanduk. Misalnya saja kebutuhan alat pembersih diri, sebagian manusia meniru iklan iklan sabun dan sampo. Sehingga ketika ditanya kebutuhan tentang alat pembersih sebagian besar orang akan menunjuk sabun. Apakah tidak ada alternatip lain selain sabun? Begitu juga dengan pakaian, perumahan sampai kesehatan, hampir kebutuhan keluarga dipengaruhi oleh iklan televise, radio<span style=""> </span>dll. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span><b>Kedua</b>, mampu menganalisis secara kritis terhadapa berbagai usaha atau karya yang akan dilakukan. Aapakah usaha usaha itu benar benar menguntungkan dirinya atau justru menguntungkan pihak lain? Contohnya, para peternak ayam ras, dimana mulai dari bibit, obat, makanan, peralatan sampai penjualan hasil sangat tergantung dengan pihak luar keluarga. Maka secara perhitungan ekonomis usaha ini sebetulnya lebih menguntungkan pihak diluar keluarga bukan menguntungkan keluarga <span style=""> </span>peternak sendiri. <span style="" lang="SV">Dengan kata lain para peternak hanya sebagai buruh murah industri poltry.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span><b>Ketiga,</b> mampu mengakses kepada pusat pusat suberdaya khususnya permodalan dan teknologi. Para perempuan sebagai penopang ekonomi keluarga, sebaiknya mampu dan trampil berkomunikasi dengan pusat pusat sumberdaya publik. Seperti Bank, transportasi, teknologi dan lain sebagainya. Hal ini penting untuk meudahkan keluarga untuk memanfaatkan sumber daya tersebut. </span></p> <p class="MsoBodyText"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span><b>Keempat</b>, kemampuan untuk mengelola sumberdaya secara efektip dan effisien. Artinya ketrampilan menejemen menjadi sangat penting sebagai ibu rumah tangga. Menejemen adalah suatu proses untuk mencapai tujuan secara systematis dan berkesinambungan. Barbagai perkembangan menejmen perlu dikritisi sehingga dapat memilih instrumen yang paling tepat untuk diterapkan. Berbagai menejemen telah berkembang sesuai dengan dinamika perkembangan khidupan manusia. Bahkan sampai saat ini berbagai modul pelatihan menejemen kewiraswastaan rumah tangga terus diperbaiki. Terutama dalam model kepemimpinan<span style=""> </span>kewiraswastaan keluarga saat ini banyak menggunakan <i style="">leadership by vision</i> dan <i style="">tran-formative leadership</i>.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span><b>Kelima</b>, kemampuan menciptakan pasar. Pada perkembangan terakhir ketrampilan pasar kewiraswastaan rumah tangga bukan saja mampu membaca pasar tetapi kemampuan untuk menciptakan pasar. Sebab tanpa ada kemampuan untuk menciptakan pasar, para keluarga wiraswasta hanya akan didikte oleh para penguasa industri yang bermain dibalik kekuatan media massa. Dengan demikian akan memberi peluang kepada masyarakat untuk dikonstruksi pihak lain akan kebutuhan kebutuhan dasarnya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="SV">Manajemen Usaha Keluarga</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Peran <span style=""> </span>perempuan dalam menjalankan manajemen usaha yang dikelola perempuan tidak pernah lepas dari fungsi dan tugas pokok sebagai ibu rumah tangga sebagai pengelola rumah tangga, mengasuh dan mendidik anak dan menjadi partner suami. Oleh karena itu manajemen usaha keluarga merupakan penjabaran cita cita keluarga yang di bawah tanggung jawab dan ”arahan” kepala keluarga. Manajemen usaha keluarga adalah merupakan perangkat sistem untuk mewujudkan visi atau cita cita keluarga di masa yang akan datang. Tanpa cita cita keluarga yang jelas, tidak akan ada sistem manajemen usaha keluarga yang solid dan tepat.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Perangkat sistem untuk mewujudkan visi atau cita cita keluarga mempunyai tiga aspek utama. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="SV">Pertama,</span></b><span style="" lang="SV"> aspek perencanaan usaha keluarga. Perencanaan usaha keluarga membutuhkan kemampuan dalam hal; (1) Kemampuan membaca peluang usaha yang layak dan menguntungkan dilakukan oleh potensi dan kapasitas sumber daya keluarga. (2) Kemampuan mengidentifikasi sumber sumber daya keluarga baik kapasitas dan kemampuan yang dimiliki anggota keluarga. (3) Memperhatikan posisi tempat tinggal keluarga hubungannya dengan kelayakan membuka usaha, (4) Mengidentifikasi ”potensi modal” keluarga yang dapat digunakan untuk perencanaan usaha. (5) Mengenali dan mengakrabi sanak saudara, handai tolan, dan kawan kawan yang dapat menjadi ”pendukung” usaha keluarga. (6) Menentukan bentuk barang atau jasa yang akan menjadi komonditas usaha.Acuan utama penetuan bentuk barang atau jasa yang akan menjadi komonditas usaha keluarga harus mengacu kepada prospek potensi masa depan pengguna atau pasar. (7) Membanngun kerja sama dengan berbagai pihak untuk mendukung perangkat yang dibutuhkan untuk <a name="OLE_LINK2"></a><a name="OLE_LINK1"><span style="">mengopersionalkan barang atau jasa yang menjadi komonditas usaha keluarga</span></a>. (8) Mengkalkulasi perhitungan potensi atau prospek keuntungan dan resiko kerugian.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="SV">Kedua</span></b><span style="" lang="SV">, pengorganisasian pelaksanaan usaha kelurga, yang mempunyai langkah langkah strategis sebagai berikut; (1) Mengkaji, mempelajari, belajar pada pengalaman orang lain atau ikut bekerja pada usaha orang lain yang mempunyai usaha yang mempunyai kesamaan komonditas barang atau jasa yang sedang direncanakan. (2) Mengenali atau bekerja sama dengan berbagai pihak yang menguasai bahan baku atau alat yang dibutuhkan mengopersionalkan barang atau jasa yang menjadi komonditas usaha keluarga. (3) Mengenali dan mengidentifikasi tingkat kebutuhan/permintaan dan kemampuan daya beli calon pengguna produksi atau jasa dari usaha keluarga yang direncanakan. (4) Memilih dan menentukan tempat usaha yang memperhatikan posisi tempat tinggal keluarga namun tidak tergantung dengan posisi tersebut. (5) Menyeleksi dan menentukan tenaga operator pengelola usaha keluarga sesuai dengan kompetensi dan karakter dirinya. (6) Menyusun ”proposal” kerja sama permodalan, tempat usaha, alat usaha dan pemasaran dengan berbagai pihak yang ”terpercaya”.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><b><span style="" lang="SV">Ketiga</span></b><span style="" lang="SV">, kemampuan untuk membangun kepercayaan. Ada beberpa strategi untuk membangun kepercayaan antara lain: (a) Menjaga integritas pribadi yang konsekuen, jujur dan bertanggung jawab. (b) Mampu menemukan kekhasan diri untuk membangun image positip keberadaannya. (c) Mengembangkan open management, sebagai bentuk transparansi segala transaksi keuangannya kepada stakeholder. (d) Bernai melakukan public accountability. Artinya ada keberanian mempertanggung jawabkan kepa masyarakat luas terhadap penggunaaan suberdayanya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span><b>Keempat</b>,<span style=""> </span>mempunyai kemampuan untuk membangun karakter diri yang tidak mudah menyerah dalam kesulitan. Sebagai contoh para wiraswastawan di Thailand lebih kuat menghadapi krisis ketimbang masyarakat Indonesia. Ada seorang pengusaha Thailand yang malamnya sebagai direktur mengumumkan bahwa perusahaannya bangkrut, pagi harinya sudah membuka usaha makanan martabak di depan bekas kantornya. Kalau pengusaha Indonesia sebagian besar kalau bangkrut tidak cepat bangkit, tetapi justru putus asa.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span><b>Kelima, </b><span style=""> </span>mampu mengorganisir manusia<span style=""> </span>yang tidak menopang pada elemen: (a) Modal atau uang. Banyak manusia tidak dapat mengorganisir orang tanpa ditopang oleh modal atau uang. Seorang wiraswasta tanpa ditopang elem inipun mampu. (b) Otoritas keilmuan. Banyak manusia tidak dapat mengorganisir orang tanpa ditopang oleh otoritas keilmuannya. Seorang wiraswasta tanpa ditopang elem inipun mampu. (c) Kekuasaan, Banyak manusia tidak dapat mengorganisir orang tanpa ditopang olehkekuasaan. </span>Seorang wiraswasta tanpa ditopang elem inipun mampu.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style="">Nick-preneurship Sebagai Strategi Manajemen Usaha yang dikelola Perempuan</b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;">Manajemen usaha yang paling layak dan sesuai dengan peran dan fungsi perempuan di dalam keluarga Indonesia adalah menggunakan manajemen usaha dalam perspektip nick- preneurship. Prinsip manajemen nick-preneurship adalah <i style="">small is profitable</i>, dimana usaha barang dan jasa yang berbasis kepada hoby secara individual dengan menggunakan berbagai bahan baku yang tersedia dalam keseharian dan menggunakan momentum pemasaranya melalui relasi dan kegiatan harian para perempuan. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Contoh (1) nick-preneurship usaha makanan/katring; adalah bagi perempuan yang hoby memasak maka sebaiknya mempunyai usaha produksi atau jasa pembuatan makanan. Bahan baku makan yang digunakan sebaiknya menggunakan bahan bahu yang setiap harinya digunakan untuk membuat makanan keluarga. Cara penjualannya bisa menitipkan produksi makanan kepada warung warung terdekat, atau dititikan anak atau saudaranya yang pergi ke sekolah atau bekerja. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Contoh (2) nick-preneurship rias dan alat kosmetik; adalah <span style=""> </span>perempuan yang hoby merias diri di salon, maka sebaiknya mempunyai usaha jasa rias. Bahan bakunya adalah alat alat kosmetik yang biasa dipakai oleh dirinya dan teruji kualitasnya. Sehingga disamping berusaha sebagai jasa merias juga bisa menjadi distributor alat kecantikan. Para pelanggannya adalah bermula dari saudara atau kawan dekatnya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Contoh (3) nick-preneurhip produksi hiasan rumah; adalah bagi perempuan yang hoby merangkai bunga, maka sebaiknya membuka usaha produksi bunga hias baik imitasi maupun buka alami. <span style="" lang="SV">Bahan bakunya bisa dari barang barang “bekas” atau tanaman hias yang sudah dipakai atau disenangi. Cara penjualannya bisa melalui hubungan keluarga, teman atau menitipkan pada toko toko yang dipercaya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Keunggulan manajemen usaha dengan perspektip nick-preneurship adalah tidak terlalu membutuhkan modal usaha yang relatip besar, dan pengelolaannya tidak terlalu mengurangi peran perempuan sebagai ibu rumah tangga.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center"><span style="" lang="SV">@</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="SV"> </span></b></p> <div style=""><br /> <hr width="33%" align="left" size="1"> <div style="" id="ftn1"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman";">[1]</span></span></span></span></a> Koordinator Konsultan dan Fasilitator Pemberdayaan IRE Jogjakarta, Pengajar Mata Kuliah Pemberdayaan Masyarakat di JIP-FISIPOl UGM, Konsultan IGGRD, British Council untuk ToT para konsultan dan fasilitator PNPM Mandiri.<span style=""> </span></p> </div> </div>Misteri Pemberdayaan Desahttp://www.blogger.com/profile/12050053405844970849noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-996407174833559365.post-20245798270990164502010-10-15T18:00:00.001+08:002010-10-15T18:01:43.078+08:00FUNGSI DESA DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN<!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} table.MsoTableGrid {mso-style-name:"Table Grid"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; border:solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt:solid windowtext .5pt; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-border-insideh:.5pt solid windowtext; mso-border-insidev:.5pt solid windowtext; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="" lang="SV">FUNGSI DESA </span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="" lang="SV">DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="" lang="SV">Fajar Sudarwo</span></b></p><p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="" lang="SV">(Mas Jarwo)<br /></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="" lang="SV"> </span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Keberadaan DESA di Jawa sudah ada sejak Pemerintah Republik Indonesia belum berdiri. Desa adalah <span style=""> </span>merupakan suatu wilayah kesatuan hukum berdasarkan kesejarahan dan adat istiadat masyarakat. Kerajaan yang peranah ada di Jawa mengakui desa sebagai wilayah kesatuan hukum <span style=""> </span>dibawah naungan kerajaan. Status dan keberadaan desa pada masa kerajaan mengacu kepada ”Buku Kerta Gama” dan ”Serat Wulang Reh”. <span style=""> </span>Ketika masa pemerintahan Hindia Belanda, desa juga diakui sebagai satu kesatuan wilayah hukum berdasarkan adat istiadat yang mempunyai kedaulatan. Oleh karena itu pada pada masa pemerintahan Hindia Belanda, dibuatlah undang undang tentang desa, yaitu IGO untuk desa desa di wilayah Jawa dan Madura dan IGOB untuk desa di wilayah Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi. Agar Pemerintah Hindia Belanda tidak terlalu mengintervensi tata aturan internal desa, maka Prof. Van Hover Don menulis paper peringatan berupa kritik terhadap IGO dan IGOB, sehingga <span style=""> </span>Vols Krat (semacam DPR Pemerintah Hindia Belanda) pernah menolak undang undang tersebut, karena dianggap pemerintah Hindia Belanda akan mencampuri urusan tata kelola desa. Keberadaan desa sebagai wilayah kesatuan hukum yang berdaulat juga diakui secara sosial-politik oleh Pemerintah Jepang pada waktu menduduki wilayah Hindia Belanda. Pemerintahan Jepang memposisikan <span style=""> </span>desa atau kampung sebagai <span style=""> </span>satu kesatuan wilayah hukum berdasarkan adat istiadat sebagai bagian wialayh administrasi pemerintahan timur raya. Pemerintah Jepang membentu Rukun Tangga atau yang sering disebut RT sebagai lembaga kaki tangan Jepang untuk fungsi pengawasan, pengendalian dan penggerakan warga paling bawah. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Pada saat Negara Republik Indonesia memproklamirkan diri sebagai negara merdeka pada tahun 1945, desa menjadi tulang punggung negara dan bangsa untuk menopang kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal itu tertuang dalam Undang Undang Dasar 1945, dimana posisi desa adalah merupakan satu kesatuan wilayah hukum berdasarkan adat istiadat yang berkedaulatan dalam wilayah pemerintahan republik indonesia, RT masih tetap dipertahankan sebagai bagaian dari desa. Begitu pentingnya desa sebagai perangkat negara yang paling riil sebagai institusi pelindung dan pengayom<span style=""> </span>kehidupan warga, maka pada tahu 1948, Pemerintah Indonesia mengeluarkan UU Nomor 22 yang berisi; (a) Desa adalah merupakan satu kesatuan wilayah hukum berdasarkan adat istiadat yang berkedaulatan dalam wilayah pemerintahan republik indonesi; (b) RT masih tetap dipertahankan sebagai bagaian dari desa; (c) Desa merupakan pemerintahan administrasi tingkat ketiga setelah pemerintahan kabupaten dan pemerintahan propinsi. Pada tahun 1957, posisi kedaulatan desa diperkuat dengan UU Nomor 1 Tahun 1957 dimana desa merupakan pemerintahan otonom yang mengatur warga yang ada diwilayah otoritas hukum administrasi tingkat ketiga setelah pemerintahan kabupaten dan pemerintahan propinsi. Undang undang tentang desa tersebut kemudian diperkuat oleh keluarnya UU No 18 Tahun 1965. Desa pernah mendapat perhatian dan kehormatan sosial politik dan legetimasi hukum yang luar biasa dari Pemerintah Indonesia pada tahun 1965 dengan keluarnya Undang Undang Desa Nomor 19 Tentang Desa Swapraja, dimana posisi desa adalah merupakan pemerintahan Swapraja yang mempunyai kelengkapan kelembagaan demokrasi: Eksekutip (Kepala Desa besarta Pamong Desa); Legislatip (DPRDesa / Gotong Royong); dan Makamah Desa / Adat (Para sesepuh dan pemangku adat). </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Posisi desa sebagai ”desa swapraja” benar benar mempunyai memberi peran desa sebagai pembangkit karakter warga yang mandiri dan tidak ”bermental miskin”.<span style=""> </span>Pengaturan tata kelola desa sungguh sungguh sempurna yang memenuhi asas pemerintahan yang baik <i style="">(Good Governance)</i>. Alokasi penggunaan kekayaan desa yang berupa tanah desa digunakan untuk pengentasan ”kemiskinan” warga desa. Hal itu tercermin pada alokasi penggunaan tanah desa untuk enam sektor penting, yaitu : (1) Tanah <i style="">titi sara</i>; adalah tanah desa yang digunakan untuk bentuan sosial bagi warga yang sedang menderita atau terkena bencana. (2) Tanah <i style="">peguron</i>; adalah tanah desa yang hasilnya digunakan untuk biaya pendidikan anak anak desa. (3) Tanah <i style="">sengkeran</i>: <span style=""> </span>adalah tanah desa yang digunakan untuk tempat penangkaran bibit / tanaman yang dilindungi dan penyeimbang ekosisitem lingkungan alam. (4) Tanah <i style="">segahan</i>; adalah tanah desa yang hasilnya untuk biaya komunikasi, loby dan membangun kerja sama. (5) Tanah <i style="">pangon</i>; adalah <span style=""> </span>tanah desa yang digunakan untuk ruang publik dan penggembalaan hewan. (6) Tanah <i style="">pelungguh</i>; adalah tanah desa yang hasilnya untuk memberi honor para eksekutip, legislatip dan yudikatip desa. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Sayangnya masa kejayaan desa dalam kemandiriannya untuk membangkitkan karakter warga yang swadaya, swakarya, swadana dan swasembada tidak lama. Sebab pada penghujung tahun 1965 tepatnya pada tanggal 30 September 1965 terjadi gejolak politik nasional yang sering diingat dengan sebutuan G 30 S PKI. Kehidupan desa beserta tatanannya ikut ”hancur” terkena imbasnya gejolak politik tersebut. Sehingga hanya sebagaian desa di Indonesia yang sempat mengenyam berlakuknya UU Desa Swapraja. Desa yang sempat menerapkan desa swapraja adalah desa desa di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, karena konon penggagas desa swapraja adalah Almarhum Sultan Hamengku Buwana IX. Sejak saat itu kehidupan desa bagaikan ”mati” tidak ada kehidupan tata kelola pemerintahan desa. Apalagi dengan keluarnya Maklumat Politik Orde Baru Nomor 6 tahun 1969 yang mencabut dan tidak memberlakukan seluruh perundang undangan dan peraturan tentang desa. Dengan demikian desa tidak mempunyai legitimasi sosial, politik dan hukum sama sekali, maka kehidupan desa bagaikan ”anak ayam kehilangan induknya”, tidak mempunyai pegangan dan legitimasi sosial polik apapun dari negara. Baru pada tahun 1974 melalui UU Nomor 5 Tahun 1974, desa diposisikan sebagai bagaian yang tidak terpisahkan dengan Pemerintah Daerah sebagai satu kesatuan dengan Pemerintah Pusat. Posisi desa yang merupakan bagaian melekat dengan Pemerintah Daerah dikuatkan lagi dengan keluarnya UU Nomor 5 Tahun 1979. Posisi desa seperti itu menjadikan tata pemerintahan desa hanya sebagai ”perangkat” pemerintah daerah bukan sebagai <i style="">”pengayom”</i> dan <i style="">”pengemong”</i> atau<span style=""> </span>bukan lagi sebagai fasilitator warga desa. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Posisi sosial, politik dan hukum desa berdasarkan <span style=""> </span>UU No 5 Tahun 1974 dan UU No 5 Tahun 1979 yang dilandasi oleh maklumat politik Orde Baru No 6 Tahun 1969 mempunyai implikasi terhadap perubahan tata kelola desa. Sebab undang undang tersebut memberi mandat bahwa pengelolaan pemerintahan desa dan pembanguan desa bukan lagi utuh menjadi hak dan kewenangan desa namun merupakan hak dan kewenangan pemerintah daerah dibawah arahan pemerintah pusat. Desa bukan lagi sebagai subyek namun sebagai objek berbagai project pembangunan pemerintah pusat melalui pemerintah daerah. Institusi desa diposisikan sebagai wilayah administrasi pemerintah daerah yang ”taat” dan ”patuh” menerima ”kehendak baik” berupa berbagai bentuk bantuan dan subsidi dari pemerintah pusat melaui pemerintah daerah. Bahkan desa pernah menjadi ”alat’ untuk memperoleh <span style=""> </span>project project bantuan, hal ini terjadi pada kasus program IDT (Inpres Desa Tertinggal) dan JPS (Jaring Pengaman Sosial). Kemiskinan dan kesulitan warga bukan menjadi bagian yang harus diselesaikan oleh desa, namun merupakan modal sosial desa<span style=""> </span>untuk memperoleh project bantuan dan program pembangunan dari pemerintah. Akibatnya pamong desa berubah dari fungsi ”pengayom” dan fasilitator warga menjadi perangkat administrasi pemerintah untuk: (1) mendata kebutuhan, kekurangan dan kemiskinan warga untuk diusulkan mendapatkan project bantuan<span style=""> </span>(2) Menginfromasikan dan mendistribusikan bantuan dari pemerintah untuk warga. (3) membantu pemerintah menarik Pajak Bumi Bangunan dan ada juga yang membantu Kantor Pos untuk menyampaikan surat yang ditujukan untuk warganya. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Ketika era reformasi ”melengserkan” Rezim Orde Baru tahun 1988/1999, posisi sosial, politik dan hukum tentang desa mendapat ”angin segar”, yaitu keluarnya UU Nomor 22 Tahun 1999. Undang undang tersebut memberi posisi desa hampir mendekati dengan UU No 19 tahun 1965 dimana desa mempunyai legislatip (Badan perwakilan Desa) dan Eksekutip (Kepala Desa besarta pamong desa), sayangnya UU 22/1999 tidak memberi mandat desa untuk mempunyai badan Yudikatip desa seperti UU 19/1965. Walaupun tidak ada Badan Yudikatip desa pada mandat yang diberikan oleh UU 22/1999, namun sudah cukup memberi hak, kewenangan dan tanggung jawab desa untuk mengelola pemerintahan dan pembangunan desa secara berdaulat. Pelaksanaan UU 22/99 terseok seok bagaikan ”nafsu besar tenaga kurang”, semangat desa mempunyai hak dan kewenangan tidak diimbangi dengan karakter dan ketrampilan mengelola pembiayaan pemerintahan dan pembanguan desa secara mandiri. Hal itu terlihat dari komposisi APBDesa (Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa) sebagaian desa masih menggantungkan pendapatan desa dari pasokan pemerintah melalui dana ADD (Alokasi Dana Desa). Konsekuensi logis dari pendapatan desa yang masih mendapat pasokan dari pemerintah pusat melalui pemerintah daerah, akhirnya proses kemandirian desa terciderai dengan berbagai ”arahan” penggunaan dana ADD dari pemerintah daerah. Kondisi dan situasi tersebut menjadi salah satu pendorong pemerintah untuk mengeluarkan UU Nomor 32 Tahun 2004. Dimana posisi politik dan hukum tentang desa merupakan bagian integral dari otonomi daerah. Hal ini diperkuat status sekertaris desa adalah PNS, sementara Kepala Desa besarta pamong desa mendapat insentip untuk menambah pendampatan dari pemerintah daerah, dan tanah desa di beberapa Kabupaten dikelola oleh pemerintah desa. Di pihak warga desa sendiri karakter sebagai penikmat ”bantuan” dan ”project” masih cukup besar walaupun harus mengorbankan kebesaran dirinya yang harus merelakan<span style=""> </span>dirinya menyandang label ”orang miskin”.<span style=""> </span>Konsepsi miskin bukan lagi aib yang harus dilepas dari dirinya namun sebagai ”identitas administrasi” untuk persyaratan mendapat bantuan dari pemerintah. Konon pada tahun 1970-an, ketika Rezim Orde Baru meminta para kepala desa untuk mendata orang miskin, banyak kepala desa yang tidak mendapatkannya. Karena tidak ada satupun warga yang mau didaftar sebagai orang miskin. Namun saat ini banyak kasus warga yang marah kepada Kepala Desa karena dirinya di hapus atau di coret dari daftar sebagai orang miskin. Oleh karena itu tidak mengherankan kalau angka kemiskinan di desa tidak semakin berkurang, namun justru kemungkinan akan semakin bertambah. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV">Akhir tulisan ini secara singkat ingin menunjukan indikator desa yang berdaya sbb:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="font-size: 16pt;">Village </span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="font-size: 16pt;">Capacity</span></b><b style=""><span style="font-size: 16pt;"> Building</span></b><b style=""><span style="font-size: 16pt;"></span></b></p> <table class="MsoTableGrid" style="width: 455.4pt; border-collapse: collapse; border: medium none;" width="607" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody><tr style=""> <td colspan="2" style="width: 455.4pt; border: 1pt solid windowtext; padding: 0cm 5.4pt;" valign="top" width="607"> <p class="MsoNormal"><b style=""><span style="font-size: 11pt;">Urgency</span></b></p> <p class="MsoNormal"><b style=""><span style="font-size: 11pt;">Pemberdayaan desa artinya meningkatkan peran desa dalam<span style=""> </span>agenda pengentasan kemiskinan dan mendukung kekuatan Pemerintah Daerah Tingkat II dalam melaksankan mandat UU 32/2004 Tentang Otonomi Daerah. Oleh karena itu, desa perlu dipercepat di dalam meningkatkan kemampuannya untuk mengakses berbagai agen<span style=""> </span>strategis<span style=""> </span>seperti<span style=""> </span>PNPM mandiri perdesaan, CSR, project NGO Nasional/Internasional, investor, bank, pasar, technology dll</span></b></p> <p class="MsoNormal"><b style=""><span style="font-size: 11pt;">Tanpa dukungan<span style=""> </span>desa yang berdaya, pemerintah kabupaten / kota sangat sulit untuk melayani hak hak warga dan meningkatkan kesejahteraan masyaraktnya. Ada sejumlah <span style=""> </span>regulasi<span style=""> </span>bahwa desa yang bisa mengakses dan bekerjasama dengan<span style=""> </span>PNPM mandiri , bank dunia,<span style=""> </span>ADB, dan CSR adalah desa yang berdaya seperti dibawah ini: </span></b></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 11pt;"> </span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="width: 221.4pt; border-width: medium 1pt 1pt; border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; padding: 0cm 5.4pt;" valign="top" width="295"> <p class="MsoNormal"><b style=""><span style="font-size: 11pt;">Outcome</span></b></p> <p class="MsoNormal"><b style=""><span style="font-size: 11pt;">Self governance organization;</span></b><span style="font-size: 11pt;"> Desa memiliki sumber-sumber pendanaan yang cukup dan sustainable, berhasil mengelola ‘dirinya’ dengan baik, sehingga mampu menyediakan pelayanan warga yang berkualitas.</span></p> </td> <td style="width: 234pt; border-width: medium 1pt 1pt medium; border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; padding: 0cm 5.4pt;" valign="top" width="312"> <p class="MsoNormal"><b style=""><span style="font-size: 11pt;" lang="SV">Indikator</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 22.35pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 11pt;" lang="SV"><span style="">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 11pt;" lang="SV">Tersediannya sumber-sumber pendapatan yang reliable (dapat diandalkan). </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 22.35pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 11pt;" lang="SV"><span style="">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 11pt;" lang="SV">Memiliki SDM yang berkualitas dan sistem pengelolaan kelembagaan yang baik</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 22.35pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 11pt;" lang="SV"><span style="">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 11pt;" lang="SV">Adanya standar supporting sistem<span style=""> </span>pelayanan publik yang prima dalam hal administrasi, kesehatan, pendidikan dan ekonomi<span style=""> </span>bagi warganya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt;"><span style="font-size: 11pt;" lang="SV"> </span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="width: 221.4pt; border-width: medium 1pt 1pt; border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; padding: 0cm 5.4pt;" valign="top" width="295"> <p class="MsoNormal"><b style=""><span style="font-size: 11pt;" lang="SV">Out put</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 11pt;" lang="SV"><span style="">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 11pt;" lang="SV">Desa mempunyai<span style=""> </span>perencanaan pembangunan jangka menengah desa sebagai acuan perencanaan tahunan desa, perencanaan anggaran pendapatan dan belanja desa, dan rencana kerja tahunan desa.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 11pt;" lang="SV"><span style="">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 11pt;" lang="SV">Desa mempunyai<span style=""> </span>rencana tata ruang dan tata wilayah desa sebagai acuan perencanaan tata desa.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 11pt;" lang="SV"><span style="">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 11pt;" lang="SV">Desa mempunyai<span style=""> </span>sistem informasi dan<span style=""> </span>dokumentasi kependudukan dan potensi desa dengan ckilc system.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 11pt;" lang="SV"><span style="">4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 11pt;" lang="SV">Desa mempunyai<span style=""> </span>minimal delapan peraturan desa untuk tata kelola pelayanan prima.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 11pt;" lang="SV"><span style="">5.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 11pt;" lang="SV">Desa mempunyai Badan Usaha Milik Desa yang mampu menjadi sumber pendanaan kelembagaan dan pembangunan desa.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt;"><span style="font-size: 11pt;" lang="SV"> </span></p> </td> <td style="width: 234pt; border-width: medium 1pt 1pt medium; border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; padding: 0cm 5.4pt;" valign="top" width="312"> <p class="MsoNormal"><b style=""><span style="font-size: 11pt;" lang="SV">Indikator<span style=""> </span></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 22.35pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 11pt;" lang="SV"><span style="">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 11pt;" lang="SV">Ada dokumen gambaran kondisi desa dan kualitas kehidupan warganya<span style=""> </span>pada lima tahun kedepan.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 22.35pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 11pt;" lang="SV"><span style="">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 11pt;" lang="SV">Ada dokumen kondisi tata ruang dan tata wilayah desa yang berperspektip ekosisitem pada lima tahun kedepan. Serta panduan tekhnis pembangunan infrastruktur desa.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 22.35pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 11pt;" lang="SV"><span style="">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 11pt;" lang="SV">Setiap orang (warga, pemerintah, NGO, Swasta dll) hanya memerlukan waktu maksimal lima menit untuk mengetahui profile dan kualitas sumber daya manusia dan alam desa.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 22.35pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 11pt;" lang="SV"><span style="">4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 11pt;" lang="SV">Ada tata kelola pelayanan kebutuhan warga secara sepat, tepat, mudah, berkualitas dan murah.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 22.35pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 11pt;" lang="SV"><span style="">5.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-size: 11pt;" lang="SV">Ada pendapatan desa untuk membiayai pengelolaan kelembagaan dan pembangunan desa.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt;"><span style="font-size: 11pt;" lang="SV"> </span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="width: 221.4pt; border-width: medium 1pt 1pt; border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; padding: 0cm 5.4pt;" valign="top" width="295"> <p class="MsoNormal" style=""><b style=""><span style="font-size: 11pt;" lang="SV">Input<span style=""> </span></span></b></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 11pt;" lang="SV">Instol soft ware</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 11pt;" lang="SV">Pelatihan, Pendampingan, R&D</span></p> </td> <td style="width: 234pt; border-width: medium 1pt 1pt medium; border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; padding: 0cm 5.4pt;" valign="top" width="312"> <p class="MsoNormal"><b style=""><span style="font-size: 11pt;" lang="SV">Sumber daya</span></b></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 11pt;" lang="SV">Instol soft ware</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 11pt;" lang="ES">Konsultan </span></p> </td> </tr> </tbody></table> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="font-size: 16pt;" lang="SV"> </span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span><span style=""> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"> </span></p>Misteri Pemberdayaan Desahttp://www.blogger.com/profile/12050053405844970849noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-996407174833559365.post-27138554778903920562010-10-15T11:21:00.002+08:002010-10-15T17:57:09.942+08:00Pemberdayaan Masyarakat Dari Pengalaman Langsung Kehidupan Sorang Fasiltitator Warga<!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="font-size: 14pt;">CERITERA BERSERI</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="font-size: 14pt;">Pemberdayaan Masyarakat</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="font-size: 14pt;">Dari Pengalaman Langsung Kehidupan Sorang Fasiltitator Warga</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><i style="">Seri Kasus Hidup Di Desa Lawen Kecamatan Kalibening Kabupaten Banjanegara Jawa Tengah.</i></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style="">Fajar Sudarwo (Mas Jarwo)</b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""> </b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""> </b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">Kata pemberdayaan masyarakat mulai sering terdengar di telinga masyarakat Indonesia dan sering terbaca oleh mata banyak orang ketika akhir akhir masa Rezim Orde Baru (seingatku pada tahun 1980 an atau pada masa REPELITA KE IV). Hal ini seiring dengan ditemukannya berbagai fakta adanya beberapa kegagalan program pembangunan untuk mensejahterakan<span style=""> </span>manusia Indonesia. Pembangunan seolah sebagai sang dewa penolong umat manusia yang kehilangan muka atau “<i style="">kewirangan</i>” secara telak. <span style="" lang="SV">Karena antara hasil realita dilapangan tidak sesuai dengan slogan slogan dan promosinya. Promosi tentang “pembangunan” bagaikan bak iklan iklan di televisi dan radio yang membangun mimpi mimpi indah bagi umat manusia. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="" lang="SV">Sejujurnya rakyat Indonesia sungguh takjub dan hormat dengan segala kehormatannya yang mereka miliki untuk ”pembangunan”. Karena pada masa masa awal rezim pembangunan (yang dipimpin Soeharto Bapak Pembanguan Indonesia) memimpin Indonesia, program tersebut sungguh memukau warga masyarakat. <span style=""> </span>Rezim pembangunan mampu menampilkan dirinya untuk membantu warga untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, khususnya; pangan, sandang, papan dan fasilitas umum seperti kesehatan pendidikan dan transportasi serta komunikasi. Banyak contoh yang bisa saya ungkapkan sesuai dengan pengalaman langsung ketika saya kecil tahun 60 an di Desa Lawen Kecamatan Kalibening (Pada saat Otonomi Daerah tahun 200 an masuk dalam wilayah Kecamatan Pandanarum sebagai kecamatan pemekaran Kecamatan Kalibening) Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="" lang="SV">Pada waktu itu saya sangat bergembira kalau Bapa asuh saya (Bapa Minarja) atau kakak asuh saya (Mas Drajat-Darmo) sedang diundang genduri pada pesta adat warga. Karena saya akan mendapat <i style="">nasi<span style=""> </span>gurih</i> dengan secuil daging dan sejumput lodeh. Sampai larut malampun saya tunggu demi akan merasakan enaknya <i style="">nasi brekat keduri</i> Makan nasi genduri adalah merupakan makanan yang paling enak pada saat itu bagi diriku dan warga Desa Lawen pada umumnya. Karena makanan harian warga adalah nasi jagung<span style=""> </span>atau <i style="">leye/krekel/tiwul</i> (nasi dari ubi kayu) dengan lauk dari daun ubi kayu (<i style="">jangan kopral</i>) atau daun talas (jangan lumbu) atau daun lembayung. Makan daging ayam hanya kalau ada hari hari besar islam, atau ada khajatan atau sakit (mriang), karena ada kebiasaan warga untuk menyembuhkan orang sakit dipotongkan ayam. Ketika hari pasar desa Lawen (wage dan manis/legi) beberapa warga ada yang mampu membeli ikan asin dan ”petis” atau trasi. Penyedap makan yang paling hebat pada saat itu adalah terasi. Maka makanan yang paling saya suka adalah sambal terasi dan daun talas nasi jagung.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="" lang="SV">Pada saat saya kecil, warga desa lawen mempunyai pakaian seragam yaitu sarung dan telanjang dada. Pada waktu itu pakaian adalah barang yang mewah. Banyak orang meminjam pakaian yang masih agak bagus ketika menghadiri pesta khajatan tetangga. Hanya pada saat menjelang hari raya atau peringatan kemerdekaan RI (Agustusan) warga khusunya anak anak membeli baju baru. Saya teringat betul ketika kecil merasa gembira sekali pada malam takbir hari raya idul fitri, semalaman tidak bisa tidur karena akan memakai pakaian baru walau hanya sepotong celana pendek dan baju lengan pendek dari bahan mori. Sepatu adalah barang yang sangat mewah, pertama kali saya memakai sepatu adalah ketika masuk ke SLTA (dengan korban kaki lecet dan jari kaki yang tersiksa karena sudah terlanjut ”jebrag”).<span style=""> </span>Saya masih beruntung dibanding warga desa pada umumnya, karena banyak warga desa yang sejak lahir sampai meninggal dunia belum pernah merasakan memakai sepatu.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="" lang="SV">Pada waktu belum ada pembanguan jalan jalur antara desa lawen dan kota kecamatan Kalibening, warga Desa Lawen dan sekitarnya ketika melakukan perjalanan menuju ke kota Kecamatan jalan hanya satu pilhan yaitu jalan kaki sampai 10 km lebih. </span><span style="" lang="FI">Kalau perjalanan menuju kota kabupaten Banjarnegara juga jalan kaki lebih dari 70 km. Tidak ada transportasi apapun kecuali kuda tunggang (kudang tunggang juga sangat jarang orang yang memiliki, seingatku satu desa lawen hanya dua orang yang memiliki yaitu Mbah Penatus / Kepala desa dan seorang pedagang daging saya lupa namanya). Warga Desa Lawen sangat sedikit yang menyekolahkan anaknya sampai tingkat SLTP atau SLTA. </span><span style="" lang="SV">Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama yang terdekat dari Desa Lawen adalah di kota kecamatan Kalibening. </span><span style="" lang="FI">Beberapa seniorku yang sekolah di SLTP Kalibening harus pulang pergi jalan kaki, berangkat pada matahari belum terbit dan pulang<span style=""> </span>rumah setelah matahari tenggelam. (Waktu belajar jauh lebih pendek dibanding waktu untuk perjalanan pulang pergi ke sekolah). </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="" lang="FI">Sarana pendidikan sangat sulit, hanya satu bangunan sekolah dasar dengan tiga ruangan yang dipakai secara bergantian untuk murid kelas satu sampai kelas enam. Jumlah gurunya tidak lebih dari tiga orang, sehingga satu guru mengajar dua kelas. Warga Desa Lawen dan sekitarnya (khusunya yang disebelah barat gung Condong Kalibening) hanya sedikit yang mampu menyekolahkan anaknya di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Karena kalau mau menyekolahkan anaknya di SLTA harus mampu mengirim anaknya ke kota Banjarnegara. Perjalanan ke Banjarnegara dari Desa Lawen dengan jalan kaki minimal ditempuh delapan jam. Kalau musim hujan bisa memakan waktu lebih lama karena harus menunggu surutnya air sungai yang sedang banjir. Perjalanan dengan jalan kaki dari Desa Lawen menuju Banjarnegara melewati beberapa sungai besar dan ada satu sungai yang harus disebrangi tiga kali yaitu sungai Gintung. Pengalaman saya ketika melanjutkan sekolah di SMA Banjarnegara kalau pulang berlibur ke Desa Lawen harus berjalan kaki sejak ayam berkokok pertama penghujung malam sampai setelah matahari terbenam. Bahkan sering harus menginap di jalan (tempat yang sering untuk bermalam di jalan adalah desa Pandanarum) karena tidak bisa menyebrang sungai Gintung yang sedang banjir.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="" lang="FI">Fasilitas kesehatan yang terdekat dari Desa Lawen adalah klinik kesehatan ”tanpa dokter” di kota kecamatan Kalibening. Saya sering menyaksikan orang menggotong orang sakit dengan tandu (kursi yang digotong dengan bambu) ke kekota kecamatan Kalibening. Mereka memikul orang sakit dengan cara gotong royong minimal 8 orang<span style=""> </span>laki laki dewasa untuk bergantian di jalan. Semua orang sakit yang dibawa ke klinik adalah orang sakit yang sudah parah. Banyak sekali orang meninggal dunia tanpa ada perawatan dari tenaga kesehatan. Paling banyak adalah ibu melahirkan yang meninggal karena tidak ditolong oleh paramedis. Mereka hanya ditolong dukun bayi yang secara tradisonal pengetahuan dan ketrampilannya diperoleh dari para seniornya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="" lang="FI">Fasilitas keagamaan untuk sarana beribadah dan memperdalam ilmu agama juga masih sangat minim. Hanya ada satu masjid yang sebenarnya hanya sebuah mushola yang diberi mahkota dari ukiran kayu secara sederhana. Jumlah orang yang datang ke masjid juga tidak lebih dari jumlah jari tangan manusia, itupun hanya satu keluarga yaitu keluarga Mbah Abu (lupa nama lengkapnya) dan Mbah Mantri (sebutan untuk seorang guru sekolah dasar pada saat itu). Berhubung rumah Bapa angkatku berdampingan dengan masjid, maka saya sering ”bermain” ke masjid. Mengapa saya katakan bermain karena hanya memukul bedug dan kentongan namun tidak sholat dan mengaji karena tidak ada guru agama atau ustad yang mebimbingnya. Warga Desa Lawen belajar tentang sholat dan ilmu agama islam hanya dari Eyang Lebe (panggilan mudin pada saat itu), cara belajarnya hanya meniru niru saja. Pada waktu itu orang sholat hanya <i style="">rubuh rubuh gedang</i> (hanya ikut ikutan gerakannya saja). Jumlah Al Quran pada masjid itu saya ingat hanya dua, yang satu sudah kumal dan lepas lepas. </span><span style="" lang="SV">Kumal bukan berarti sering dibaca orang, kumal karena lama terkena debu. Seingatku yang rajin membaca Al Qura hanya Eyang lebe pada pagi hari, dan surat yang dibaca juga hanya surat yasin saja.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Ceritera tentang kondisi fisik pada masa sebelum dimulainya program pembangunan <span style=""> </span>memang cukup memprihatinkan. Namun ceritera non fisik pada waktu itu sungguh sangat membanggakan. Contohnya dalam seni budaya, Desa Lawen adalah gudangnya para seniman dan seniwati. Ada seniman dalang wayang kulit lebih dari tiga orang, hampir semua perempuan desa lawen bisa manri dan membawakan lagu lagu jawa sebagai sinden, hampir semua laki laki bisa bermain musik jawa, ada group pemain kuda lumping, ada kelompok rodad (permainan silat dengan iringan tambur dan terbang), hampir semua warga bisa berseni wayang orang, ada pengrajin wayang kulit, pengrajin ukir, pembuat bata dan kapur, pengrajin berbagai alat rumah tangga dll. Hampir setiap malam khusunya pada bulan purnama ada latihan kesenian. Pada saat perayaan hari besar atau ada warga yang mempunyai khajat perkawinan atau sunatan mereka pentas dan tidak dibayar. Pada saat warga berkesenian, mereka memperoleh pelajaran budi pkerti yang bagus dari kesenian tersebut. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Walaupun kondisi dalam hal materi sangat minimalis, namun hampir semua keluarga mempunyai rumah. Karena para tokoh desa (Keluarga Mbah Suhar dan Mbah Penatus) yang punya lahan luas meminjamkan tanah (tanpa membayar) kepada warga yang tidak mempunyai tanah untuk didirikan rumah. Kalau ada warga yang membuat rumah atau memperbaiki rumah semua materialnya tidak membeli kecuali paku. Rumah warga hampir seragam yaitu terbuat dari bahan kayu, bambu dan atap alang alang atau ijuk dari pohon aren. Semua warga ikut bergotong royong membantu warga yang sedang mebuat rumah atau memperbaiki rumah. Kalau musim panen semua warga ikut menikmati hasilnya baik yang mempunyai lahan ataupun yang tidak mempunyai lahan. Ada tradisi kalau musim panen padi, semua perempuan ikut memetik dan mereka akan mendapat seperempat dari seluruh hasil padi yang mampu dia petik. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Walaupun ilmu agama mereka masih sangat minim dan jarang sholat di masjid namun kehidupan kerukunan antar warga sangat bagus. Memang ada beberapa pertengkaran namun tidak menggunakan kekerasan. Warga saling membantu dan menolong ketika ada warga yang<span style=""> </span>mempunyai kesulitan. Jarang sekali ada warga yang mempunyai hutang. Pada waktu itu tidak ada warga yang pinjam di Bank. Ada warga yang bisa meminjamkan uang (Mbah Kaji Segeran), namun pengembaliannya dengan cara yang unik. Semua peminjam uang dari Mbah Kaji (Sebutan untuk Pah Haji), dititipi kambing atau sapi untuk dirawat, kemudian kalau ternak itu beranak maka sepertiga dari hasil ternaknya untuk membayar hutangnya, sepertiga untuk Mbah Kaji dan sepertiga untuk peteternaknya.<span style=""> </span>Kalau ternak itu tidak beranak, maka ternak dijual dan hasil keuntungannya dibagi tiga.. Kalau hutangnya sudah lunas dan sudah punya ternak sendiri, <span style=""> </span>induknya diambil lagi oleh Mbah Kaji untuk dititipkan ke warga lain yang sedang pinjam hutang. Pinjaman tidak berbunga dan cara mengembalikannya dengan sisitem bagi hasil dari hasil ternak atau dari hasil pertanian. Ada sebagian warga yang berhutang, tidak dititipi ternak namun diminta untuk menggarap lahan sawahnya dengan cara paron (bagi hasil) dimana sebagian hasil panennya digunakan untuk membayar hutangnya, sebagain untuk emncukupi kebutuhan hidupnya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Ketika awal tahun 1970 an mulailah pembangunan di Desa lawen dan desa desa sekitarnya seperti dilaksanakan secara besar besaran. Saya ingat yang menjadi arsiteknya dan pengorganisirnya program pembangunan adalah Mbah Penatus (kepala desa<span style=""> </span>yang menjadi koordinator kepala desa di wilayah barat Gunung Condong). Seingatku yang dibangun terlebih dulu adalah gedung Sekolah Dasar Impres, Gedung Balai Desa, Jalan makadam antar desa, Gedung Puskesmas pembantu dll. Istilah yang didengar warga tentang pembangunan adalah ”Program bantuan”. Adapun pembanguan ekonomi yang saya ingat adalah adanya program bantuan pupuk untuk pertanian, bibit unggul padi dan jagung, dan lumbung desa untuk pinjaman modal. <span style=""> </span><span style=""> </span>Sejak saat itu berbagai program bantuan mengalir masuk ke Desa Lawen. Sungguh mnecengangkan terjadinya perubahan fisik. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Potret fisik hampir semua warag desa Lawen sudah berubah, terutama dalam hal makan. Sekarang jarang ada anak desa Lawen yang menunggu nasi dari ayahnya yang keduri. Sekarang banyak kasus anak menangis dipaksa makan oleh ibunya bukan menangis minta makan. Saat ini desa Lawen mempunyai fasilitas fisik bagaian kota di tengah pegunungan. Lengkap dengan semua fasilitas untuk pendidikan, kesehatan, kantor desa, ekonomi samapai keagamaan. Kendaraan roda empat dan dua sudah masuk dengan lancar ke desa Lawen. Bahkan sudah banyak yang memiliki kendaraan roda empat dan hampir semua rumah ada sepeda motor, TV, Radio, Tape, kulkas dan HP. Bahkan banyak anak muda yang pergi ke rumah tetangga menggunakan sepeda motor tidak mau jalan kaki. Hanya berkomunikasi dengan kawan satu kampung melalui HP. Hampir semua petani menggunakan pupuk buatan, bibit hasil rekayasa dan obat pembrantas hama. </span><span style="" lang="ES">Hampir semua warga menggunakan kosmetik (minimal sabun dan pasta gigi) dan .</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="ES"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="ES"><span style=""> </span></span><span style="" lang="SV">Namun dibalik kemegahan fisik ternyata ada penderitaan yang luar biasa. Hampir semua warga mempunyai hutang yang kalau dihitung tidak rasional dengan pendapatannya. Sekarang tidak ada tradisi menabung (bermula dari ternak itik atau ayam, lalu dikumpulkan untuk membeli kambing, lalu hasil ternak kambing dikumpulkan menjadi sapi) yang ada adalah tradisi berhutang. Hampir semua kebutuhan hidupnya membeli dari luar termasuk untuk makan harian dan bahan makanan<span style=""> </span>untuk khajatan dan peringatan hari besar. Kreatifitas seni budaya berhenti diganti menonton televisi, dan kalaupun ada pementasan kesian sudah biaya mahal karena sebagian senimannya mangambil dari luar dengan peralatan yang mahal. <span style=""> </span>Kegiatan untuk perbaikan fasilitas umum tidak lagi dengan <i style="">gugur gunung</i> (gotong royong), namun diserahkan kepada kontraktor dengan dana bantuan. Musyawarah pembangunan desa dan musyawarah penggalian gagasan dari PNPM Mandiri sebagai tempat untuk menyusun daftar usulan bantuan. Warga miskin diserahkan kepada pemerintah atau dicarikan ORNOP. Warga kehilangan daya untuk mengevakuasi warganya yang miskin. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV">Fakta yang ada di Desa Lawen juga saya temui di desa desa yang pernah saya kunjungi diberbagai wilayah seperti Jawa, NTT, NTB, Sulawesi, Sumatra, Kalimantan, mendapat paket pembanguan yang hampir sama. Kecuali untuk Wilayah Aceh, Papua dan Timor Timur. Karena wilayah itu mendapat perlakukan berbeda oleh rezim pembanguan. Bagaikan ”Sang kuat Bandung Bodowoso (ceritera rakyat wilayah Prambanan Jawa Tengah yang mampu membuat hampir seratus patung dalam satu malam atas pesanan Dewi Loro Jonggrang), Pemerintah Orde Baru dapat membangun berbagai fasilitas umum dalam satu rezim kekuasaannya. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="FI"><span style=""> </span>Perubahan fisik hasil pembangunan ternyata juga ada perubahan karakter manusia dari karakter ”kuat dan mandiri” walaupun kurang materi berubah ke manusia ”lemah dan mengharap bantaun walaupun dikelilingan<span style=""> </span>fasilitas fisik. <span style=""> </span>Saya pernah mendengar ceritera (data otentik tidak punya) bahwa pada saat zaman orde lama ada partai politik yang memprovokasi atau mendorong warga pegunungan untuk turun ke kota untuk mengemis (meminta minta). Saya kurang tahu apa latar belakangnya dan kepentingan partai tersebut. Namun saya dapat ceritera dari warga Gunung Kidul Desa Beji nama kecamatannnya saya lupa. Beliau berceritera pernah disuruh ke kota jogja untuk mengemis. Namun sesampai di kota Jogja beliau tidak mau mengemis, karena dianggapnya melecehkan harga dirinya sebagai manusia. Kemudian juga ada ceritera Bahwa Presiden Soeharto pernah memerintah seluruh kepala desa di Indonesia untuk mendaftar warganya yang miskin (menurut berita dari mulut kemulut) pada tahun 1970 an. Namun banyak kepala desa yang tidak mendapatkan warga yang miskin, karena hampir semua warga walaupun secara materi berkekurangan tidak mau dianggap sebagai orang miskin. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="FI"><span style=""> </span>Karakter ”manusia produk bantuan” saat ini bisa dilhat secara mudah dimana mana banyak warga yang tetap mempertahankan dirinya dicatat sebagai warga miskin demi bantuan. Bahkan banyak warga yang sebetulnya ”kaya” (rumah gedung, punya mobil, penghasilan diatas UMR) masih tetap minta diberi BLT (bantuan Langsung Tunai) dan program bantuan beras murah (RASKIN). Bahkan ada warga yang marah kepada para pamong desa karena dirinya tidak mendapat bantuan tersebut walaupun dirinya bukan orang miskin. Beberapa warga ”mengancam” kepada pamong desa untuk tidak mau membayar pajak atau mengikuti kegiatan desa kalau tidak diberi bantuan BLT atau RASKIN.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="FI"><span style=""> </span>Fakta bahwa program pembanguan yang justru membuat orang tidak berdaya mendorong munculnya sosok dewa baru yang disebut ”Pemberdayaan Masyarakat”. </span><span style="" lang="IT">Program ini sekarang sedang dipromosikan luar biasa oleh Pmerintah Indonesia maupun para Organisasi Non Pemerintah (ORNOP). Bahkan semua rezim setelah Orde Baru yang banyak disebut orang sebagai rezim reformasi, rezim otonomi daerah sangat serius mempromosikan program Pemberdayaan Masyarakat. Hampir semua kata pembangunan diganti kata pemberdayaan. Beramai ramai para akhli dan pengamat sosial, ekonomi, politik menghujat pembangunan dan mengelu ngelukan dewa baru yang namnya pemberdayaan masyarakat. Hampir semua pemimpin Indonesia mulai dari ketua RT sampai presiden mempunyai visi misi yang banyak menggunakan istilah “pemberdayaan”. Program unggulan nasional yang sedang sangat populair adalah PNPM Mandiri (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri). Program ini sedang menjadi program andalan semua pihak baik Goverment Organization maupaun ORNOP dan menjadi harapan seluruh warga Indonesia untuk mengentaskan kemiskinan.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="IT"><span style=""> </span>Realita di lapangan yang langsung saya ketahui di desa desa yang saya dampingi seperti di Kabupaten Bojonegoro di Desa Gayam, Desa Begadon, Desa Ringintunggal, Desa Brabowan, Desa Mojodelik Kecamatan Ngasem dan Desa Bonorejo, Desa Katur, Desa Sumengko Kecamatan Kalitidu. Begitu juga desa yang tempat kelahiranku di Banjarnegara dan desa tempat saya lahir dan di Desa Triangga, Kecamatan<span style=""> </span>Gamping Kabupaten Sleman Jogjakarta tempat tinggal saya. Pelaksanaan program PNPM Mandiri diterima warga dan pamong desa serta para aparatus kecamatn dan Kabupaten, masih dengan perspektip program bantuan pembangunan. Pelaksanaan partisipasi dalam perencanaan yang oleh PNPM Mandiri disebut musyawarah penggalian gagasan, dan mulai tahun 2010 menggunakan RPJM Desa (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa) yang diintegrasikan dengan perencanaan Pemerintah daerah masih sebagai musyawarah untuk mendaftar kebutuhan dan permintaan bantuan dari pemerintah dan program PNPM Mandiri. Realita pelaksanaan perencanaan program pemberdayaan masyarakat tidak beda secara substansial dengan musyawarah program pembangunan. Fokus perencanaan program pemberdayaan juga masih banyak difokuskan ke fisik dan pertumbuhan ekonomi seperti fokus pembanguan dari Orde Baru. Metode dan gaya kerja para konsultan atau fasilitator PNPM mandiri juga tidak jauh beda dengan para PPL dan para pekerja proyeknya pemerintah Orde Baru. Dimana mereka lebih banyak mendampingi administrasi projectnya dari pada mendampingi warganya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="" lang="IT">Perbedaannya dana PNPM Mandiri langsung dari pusat tidak melalui APBD. Berbedaanya ada pengumuman secara “terbuka” tentang penggunaan dana PNPM Mandiri di desa kepada para tokoh desa. Bedanya pada indikator pengalokasian dana yang berbasis pada “prestasi” dan “urgency”. Perbedaannya kalau hasil musyawarah pembangunan desa yang diusulkan kepada<span style=""> </span>Pemerintah Daerah hanya bisa diakomodir sekitar 10%, sedangkan musyawarah penggalian gagasan yang diusulakan ke <span style=""> </span>PNPM Mandiri lebih banyak diakomodir. <span style=""> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="IT"><span style=""> </span>Hasil refleksi saya dengan warga desa, program pemberdayaan sejujurnya masih belum dimengerti secara substansial oleh para pelakunya. Pemberdayaan masyarakat menurut pemahaman saya adalah suatu proses peningkatan “daya” masyarakat untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Indikator “berdaya” adalah kemapuan untuk “memabawa “beban”. Dengan demikian program pemberdayaan masyarakat adalah program menggerkan warga untuk belajar “membawa beban kehidupannya” yang hari demi hari semakin meningkat daya kemampuannya. Khusunya meningkatkan dayanya masyarakat untuk mengevakuasi warga yang sedang menderita. Bukan sebaliknya justru “mengajari” warga untuk “menyerahkan beban kehidupannya kepada pihak pemerintah atau ORNOP. Cara penyerahan beban dirinya cukup dengan kemampuan mendaftar semua kebutuhan dan kesulitan hidupnya dan ketrampilan membuat proposal bantuan sesuai dengan format pengelola dana bantuan. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="" lang="IT">Analogi pemberdayaan masyarakat pada dasarnya seperti melatih orang untuk menjadi lifter (olah raga pengangkat besi) adalah dengan melatih mengangkat beban besi mulai dari yang ringan dan dibimbing sampai dapat mengangkat besi yang berat. Analogi pemberdayaan juga seperti relasi manusia dengan Tuhan nya. Kalau ada umat manusia memohon kepada Tuhan untuk diberi kekuatan dan kecerdasan, Tuhan tidak memberi tulang besi, kulit baja dan rumus jawabanya. Namun manusia yang meminta kekuatan dan kecerdasan dari Tuhan.<span style=""> </span>justru akan diberi berbagai beban dan kesulitan agar manusia tersebut dapat melatih diri untuk meningkatkan daya kemampuannya menanggung beban dan menyelesaikan berbagai kesulitan dalam hidupnya. <span style=""> </span>Semestinya kalau diterapkan pada program pemberdayaan yang dilakukan pemerintah bukan kalau rakyat lapar diberi beras dan BLT namun justru diberi berbagi program stimulan yang memberi lapangan kerja dan usaha agar hasilnya dapat untuk memenuhi kebutuhannya.<span style=""> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="IT"><span style=""> </span>Konsepsi program pemberdayaan masyarakat sebagai penggerakan warga untuk berlatih diri menanggung beban kehidupannya agar muncul daya kemampuan dan prestasinya bertambah <span style=""> </span>untuk mengevakuasi dirinya dari kemiskinan pada saat ini masih perlu ada hal yang dilakukan oleh berbagai pihak pelaku pemberdayaan masyarakat. Secara umum hal yang perlu dilakukan untuk melaksanakan program pemberdayaan masyarakat adalah; ada penguatan diri baik dari para apartus birokrasinya, para fasilitator dan konsultannya, para pamong desanya dan ada “persiapan sosial” untuk warganya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="" lang="IT">Kalau hal ini tidak dilakukan maka yang terjadi adalah konsep dan programnya pemberdayaan masyarakat, namun pelaksanaannya adalah “program bantuan pembangunan”. Akibatnya hanya akan menambah ketrampilan warga dalam mendaftar kebutuhan dan kesuliatan hidupnya dan trampil menyerahkan beban dirinya ke pihak pemerintah atau PNPM atau CSR dengan membuat berbagai bentuk dan model “proposal progarm bantuan” dengan kemasan program pemberdayaan masyarakat.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="" lang="IT"> </span></b></p>Misteri Pemberdayaan Desahttp://www.blogger.com/profile/12050053405844970849noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-996407174833559365.post-31444894435748625462009-06-09T20:43:00.001+08:002009-06-09T20:47:37.162+08:00<p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style="">PANDUAN PRAKTIS<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style="">PERENCANAAN STRATEGIS ORGANISASI MASYARAKAT SIPIL<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style="">Fajar Sudarwo ( Mas Jarwo)<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><o:p> </o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="">Pemahaman Dasar Perencanaan Strategis<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Perencanaan Strategis berasal dari kata strategos adalah seni para jendral dalam merencanakan perang. Kemudian diadopsi oleh masyarakat sipil sebagai seni berperang memperjuangkan atau membela: Ide, posisi, harkat, martabat masyarakat atau Negara. Atau ilmu kompetisi, mengungguli yang lain. Pikiran strategis mengandung: (a) Tindakan <i style="">comparative</i> (Keunggulan sendiri), (b) Tindakan Kompetitif (Kelemahan pihak lain), (c) Tindakan Inovatif (Memuat unsure pembaharuan)<a style="" href="#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman";">[*]</span></span><!--[endif]--></span></span></a></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Perencanaan strategis bagi Organisasi Masyarakat Sipil adalah merupakan seni proses perencanaan untuk memperjuangkan dan membela hak hak sipilnya. Esensi dari perencanaan strategis adalah: (1) Menentukan <i style="">focus</i> program guna memastikan posisi di masa depan. (2) Perencanaan multisektoral merangkum perencanaan bagian atau sektoral. (3) Memastikan meningkatnya kapasitas yang mengungguli partner lain tanpa menciderai. (4) Mngindentifikasi dan merumuskan berbagai strategi unggulan. (5) Membangun komitment dan kesepakatan para pimpinan puncak institus. (6) Membangun kerja sama dengan <i style="">stake holder</i> utama.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="">Prasyarat Keberhasilan Perencanaan Strategis<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Perencanaan strategis Organisasi Masyarakat Sipil akan berkualitas menjadi rujukan tindakan organisasi dalam mencapai cita-citanya kalau memenuhi syarat sebagai berikut: <b style="">Pertama</b>; Adanya semangat organisasi untuk mewujudkan cita citanya di masa yang akan datang. Semangat ini diwujudkan dengan dalam rumusan singkat mengapa organisasi ini memerlukan perencanaan strategis. <b style="">Kedua</b>, Pastikan bahwa semua unsur pemimpin organisasi (pengambil keputusan) di semua tingkatan dapat hadir dan mengetahui pentingnya organisasi melakukan perencanaan strategis. <b style="">Ketiga</b>, identifikasi dan undanglah semua <i style="">stake holder</i> organisasi untuk mengikuti perencanaan strategis secara aktif. <b style="">Keempat</b>, kirimkan dokumentasi organisasi yang penting (Visis, misi, struktur organisasi, program program utama, dan berbagai laporan tahunan) kepada para calon peserta. <b style="">Kelima,</b> siapkan berbagai informasi perkembangan social, politik, ekonomi, lingkungan dan teknologi yang berhubungan dengan kerja organisasi baik langsung maupun tidak langsung. Dokumen ini sebaiknya diresume dan dibagikan kepada peserta. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="">Methode dan media proses Perencanaan Strategis<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Methode perencanaan strategis sebaiknya menggunakan metode temu kerja atau lokakarya partisipatip. Dimana semua peserta distimulant dan dipandu untuk mengambil lesson learned pengalamannya sesuai dengan kompetensi profesinya dan posisi dalam organisasinya sabagai bahan untuk berperan aktip dalam proses. Fasilitator berposisi memacu inspirasi dan imajinasi semua peserta untuk memasuki alam dan dan suasana masa depan dalam rangka menggali<span style=""> </span>pikiran dan ide ide peserta untuk memberikan rujukan startegis kehidupan organisasi di masa depan.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Media perencanaan startegis yang paling efektif menggunakan media temu muka yang dibantu dengan alat meta plan atau kartu ide. Media ini sangat effektip untuk mengakomodair ide dan pikiran semua peserta secara merata dan adil. Alat ini juga untuk mengurangi dominasi beberapa peserta yang mudah bicara dan membantu peserta pasif bicara untuk terlibat secara proporsional.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="">Kerangka berpikir dan alat analisis Perencanaan Strategis<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Perencanaan Strategis adalah proses olah imaginasi dan olah pikir yang didukung dengan informasi dan fakta obyektip masa lalu dan masa sekarang. Oleh karena itu dalam proses perencanaan strategis perlu dibantu alat analisis yang dapat membantu peserta mencurahkan ide dan pikirannya secara tajam. Dasar analisis yang digunakan adalah kerangka pikir dalam melihat elemen eksternal (ancaman dan dukungan) dan internal (kelemahan dan potensi) dimana masing masing elemen dilihat secara tajam.<span style=""> </span>Beberapa alat analisis yang membantu perencanaan strategis organisasi masyarakat sipil adalah: </p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Analisis Mandat / Ekspektasi Stakeholder</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;">Analisis ini untuk mengidentifikasi mandate dan ekpektasi stakeholder terhadap organisasi. Rumusan mandate setiap stake holder sebaiknya menggunakan kalimat aktip yang singkat dan jelas. Masing masing stake holder diidentifikasi daya dukung atau kontribusi utama terhadap organisasi. Hambatan hambatan apa yang mengganggu terjadinya daya dukung setiap stake holder di rumuskan secara tegas oleh masing masing stakeholder. Rumuskan bidang kritis baik secara makro atau mikro yang perlu diperhatikan agar kontribusi dan daya dukung stakeholder tersebut bias berjalan. Agara daya dukung dan kontribusi dapat berlangsung, tindakan strategis apa yang perlu dilakukan oleh organisasi. Untuk melakukan tindakan strategis tersebut memerlukan sumberdaya khusus apa? Hal ini perlu dirumusakan secara rasional.<span style=""> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;">Contoh Matrik Analisis Mandat Stake holder</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 10pt;"><o:p> </o:p></span></p> <table class="MsoTableGrid" style="border: medium none ; border-collapse: collapse;" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody><tr style=""> <td style="border: 1pt solid windowtext; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-size: 8pt;">Nama Stakehoder<o:p></o:p></span></b></p> </td> <td style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-size: 8pt;">Harapan Utama<o:p></o:p></span></b></p> </td> <td style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-size: 8pt;">Dukungan / Kontribusi Utama<o:p></o:p></span></b></p> </td> <td style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-size: 8pt;">Hambatan utama<o:p></o:p></span></b></p> </td> <td style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-size: 8pt;">Bidang Kritis (Mikro/makro)<o:p></o:p></span></b></p> </td> <td style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-size: 8pt;">Tindakan Strategis<o:p></o:p></span></b></p> </td> <td style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.3pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-size: 8pt;">Sumber daya khusus yang diperlukan<o:p></o:p></span></b></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></b></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></b></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></b></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></b></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></b></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></b></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.3pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></b></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></b></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></b></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></b></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></b></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></b></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></b></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.3pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></b></p> </td> </tr> </tbody></table> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Analisis Hasil Kerja</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;">Analisis ini adalah alat tinjauan kritis terhadap hasil kerja organisasi secara berkesinambungan dalam jangka panjang (minimal <st1:place st="on"><st1:city st="on">lima</st1:City></st1:place> tahun). Rincian hasil berkeinambungan ini dirinci menjadi hasil kongkrit yang dapat dinikmati konsituen atau masyarakat. Hasil kerja ini ditinjau dari aspek sumber daya manusia, infrastruktur, kelembagaan, mekanime kerja, jaringan organisasi, budaya organisasi dan citra organisasi. Masing masing elemen dilihat kunggulan dan kelemhannya dari sudut pandang ekternal untuk mengubah asumsi public dan rumusan inovasi strategisnya.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;">Contoh Matrik Analisis Hasil Kerja<span style="font-size: 8pt;"><o:p></o:p></span></p> <table class="MsoTableGrid" style="border: medium none ; border-collapse: collapse;" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody><tr style=""> <td rowspan="2" style="border: 1pt solid windowtext; padding: 0in 5.4pt; width: 48.95pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Jenis Hasil Kerja<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.95pt;" valign="top" width="67"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Keunggulan Utama<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.15pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Kelemahan Utama<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.95pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Bidang Kritis<o:p></o:p></span></p> </td> <td colspan="4" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 195pt;" valign="top" width="260"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Tindakan Strategis<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 50.8pt;" valign="top" width="68"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Sumberdaya khusu yang diperlukan<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Komparatif<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Kompetitif<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Ubah Asumsi<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Inovatif<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 48.95pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.95pt;" valign="top" width="67"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.15pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.95pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 50.8pt;" valign="top" width="68"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 48.95pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.95pt;" valign="top" width="67"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.15pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.95pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 50.8pt;" valign="top" width="68"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 48.95pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.95pt;" valign="top" width="67"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.15pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.95pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 50.8pt;" valign="top" width="68"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> </tr> </tbody></table> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="">3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Analisis Institusi</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;">Analisis ini adalah alat tinjauan kritis terhadap institusi atau alat kelembagaan dalam organisasi yang telah berlaku berkesinambungan dalam jangka panjang (minimal <st1:place st="on"><st1:city st="on">lima</st1:City></st1:place> tahun). Alat analisis Intitusi ada dua perangakat yaitu analisis intitusi secara umum dan analisis institusi secara rinci dan mendalam. Aspek institusi yang dianalisis secara umum adalah: <i style="">Leadership</i>, SDM, Struktur Organisasi, Keungan, Administrasi, Logistik/peralatan, Pelayanan / produk, Promosi, Inovasi, Budaya organisasi, Strategi program. Analisis intitusi secara mendalam dirinci dengan kelompok analisis; a. Organisasi yang meliputi: kepengurusan, keanggotaan, pengambilan arah organisasi, dan kepemimpinan); b. Management yang meliputi: arah program, struktur organisasi, administrasi, pengambilan keputusan, perencanaan, implementasi dan pengendalian; c. Sumber daya meliputi: personil, peralatan kerja, keuangan, tekhnologi dan pengalaman. d. Jaringan organisasi meliputi: organisasi sesame, pemerintah, masyarakat, sponsor dan organisasi luar negri. e. Budaya organisasi meliputi: nilaia yang dianut, prinsip kerja dan perilaku personil.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;">Masing masing elemen dilihat kunggulan dan kelemhannya dari sudut pandang ekternal untuk mengubah asumsi public dan rumusan inovasi strategisnya.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;">Contoh Matrik Analisis Institusi<span style="font-size: 8pt;"><o:p></o:p></span></p> <table class="MsoTableGrid" style="border: medium none ; border-collapse: collapse;" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody><tr style=""> <td rowspan="2" style="border: 1pt solid windowtext; padding: 0in 5.4pt; width: 48.95pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Aspek Aspek Institusi<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.95pt;" valign="top" width="67"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Keunggulan Utama<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.15pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Kelemahan Utama<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.95pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Bidang Kritis<o:p></o:p></span></p> </td> <td colspan="4" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 195pt;" valign="top" width="260"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Tindakan Strategis<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 50.8pt;" valign="top" width="68"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Sumberdaya khusu yang diperlukan<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Komparatif<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Kompetitif<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Ubah Asumsi<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Inovatif<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 48.95pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.95pt;" valign="top" width="67"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.15pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.95pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 50.8pt;" valign="top" width="68"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 48.95pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.95pt;" valign="top" width="67"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.15pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.95pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 50.8pt;" valign="top" width="68"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> </tr> </tbody></table> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="">4.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Analisis Lembaga Partner</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;">Analisis ini untuk mengidentifikasi lembaga partner hubngannya dengan organisasi. Masing masing lembaga partner diidentifikasi daya dukung atau kontribusi utama terhadap organisasi. Hambatan hambatan apa yang mengganggu terjadinya daya dukung setiap lembaga partner di rumuskan secara tegas oleh masing masing lembaga partner tersebut. Masing masing elemen dilihat kunggulan dan kelemhannya dan isu isu stretegisnya dari sudut pandang ekternal untuk mengubah asumsi <i style="">public</i> dan rumusan inovasi strategisnya.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;">Contoh Matrik Analisis Lembaga <i style="">Partner</i><i style=""><span style="font-size: 8pt;"><o:p></o:p></span></i></p> <table class="MsoTableGrid" style="border: medium none ; border-collapse: collapse;" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody><tr style=""> <td rowspan="2" style="border: 1pt solid windowtext; padding: 0in 5.4pt; width: 48.95pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Nama Partner<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.95pt;" valign="top" width="67"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Hambatan utama thd program<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.15pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Dukungan <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">utama thd program<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.95pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Isu Strategis<o:p></o:p></span></p> </td> <td colspan="4" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 195pt;" valign="top" width="260"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Tindakan Strategis<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 50.8pt;" valign="top" width="68"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Sumberdaya khusu yang diperlukan<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Komparatif<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Kompetitif<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Ubah Asumsi<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Inovatif<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 48.95pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.95pt;" valign="top" width="67"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.15pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.95pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 50.8pt;" valign="top" width="68"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 48.95pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.95pt;" valign="top" width="67"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.15pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.95pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 50.8pt;" valign="top" width="68"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> </tr> </tbody></table> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="">5.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Analisis Kelompok Dampingan / <i style="">Target Group</i></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;">Analisis ini untuk mengidentifikasi karakter Kelompok Dampingan / <i style="">Target Group</i>. Masing masing Hambatan hambatan apa yang mengganggu terjadinya daya dukung kelompok dampingan di rumuskan secara tegas oleh masing masing lembaga partner tersebut. Masing masing elemen dilihat kunggulan dan kelemhannya dan isu isu stretegisnya dari sudut pandang ekternal untuk mengubah asumsi <i style="">public</i> dan rumusan inovasi strategisnya.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;">Contoh Matrik Analisis Lembaga Partner<span style="font-size: 8pt;"><o:p></o:p></span></p> <table class="MsoTableGrid" style="border: medium none ; border-collapse: collapse;" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody><tr style=""> <td rowspan="2" style="border: 1pt solid windowtext; padding: 0in 5.4pt; width: 48.95pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Kelompok Dampingan<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.95pt;" valign="top" width="67"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Karakter Komitmen <o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.15pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Dukungan <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Untuk prog.<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.95pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Isu Strategis<o:p></o:p></span></p> </td> <td colspan="4" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 195pt;" valign="top" width="260"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Tindakan Strategis<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 50.8pt;" valign="top" width="68"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Sumberdaya khusu yang diperlukan<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Komparatif<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Kompetitif<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Ubah Asumsi<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Inovatif<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 48.95pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.95pt;" valign="top" width="67"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.15pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.95pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 48.75pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 50.8pt;" valign="top" width="68"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> </tr> </tbody></table> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="">6.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Analisis Lingkungan Ekososbudtekpolkam</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;">Analisis ini merupakan bentuk prakatis analisis social. Hal ini penting untuk meninjau secara kritis situasi lingkungan makro<span style=""> </span>yang diperkirakan berpengaruh terhadap organisasi. Elemen utama yang ditinjau adalah elemen social, ekonomi, teknologi, politik dan keamanan ditinjau dari daya hambat dan daya dukungnya terhadap factor organisasi yang meliputi aspek pelayanan atau produk organisasi, aspek institusi dan aspek budaya organisasi.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;">Contoh Matrik Analisis Lingkungan Ekososbudtekpolkam</p> <table class="MsoTableGrid" style="border: medium none ; border-collapse: collapse;" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody><tr style=""> <td rowspan="2" style="border: 1pt solid windowtext; padding: 0in 5.4pt; width: 35.4pt;" valign="top" width="47"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Faktor<o:p></o:p></span></p> </td> <td colspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 87.85pt;" valign="top" width="117"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Sosbud<o:p></o:p></span></p> </td> <td colspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 87.85pt;" valign="top" width="117"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Ekonomi<o:p></o:p></span></p> </td> <td colspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 87.85pt;" valign="top" width="117"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Teknologi<o:p></o:p></span></p> </td> <td colspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 59.1pt;" valign="top" width="79"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Politik-keamanan<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 43.7pt;" valign="top" width="58"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Hambatan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Strategis<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 41.05pt;" valign="top" width="55"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Tindakan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Strategis<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 43.7pt;" valign="top" width="58"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Hambatan<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 44.15pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Dukungan<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 43.7pt;" valign="top" width="58"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Hambatan<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 44.15pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Dukungan<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 43.7pt;" valign="top" width="58"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Hambatan<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 44.15pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Dukungan<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 29.55pt;" valign="top" width="39"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Hambatan<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 29.55pt;" valign="top" width="39"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Dukungan<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 35.4pt;" valign="top" width="47"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 43.7pt;" valign="top" width="58"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 44.15pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 43.7pt;" valign="top" width="58"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 44.15pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 43.7pt;" valign="top" width="58"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 44.15pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 29.55pt;" valign="top" width="39"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 29.55pt;" valign="top" width="39"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 43.7pt;" valign="top" width="58"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 41.05pt;" valign="top" width="55"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 35.4pt;" valign="top" width="47"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 43.7pt;" valign="top" width="58"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 44.15pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 43.7pt;" valign="top" width="58"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 44.15pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 43.7pt;" valign="top" width="58"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 44.15pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 29.55pt;" valign="top" width="39"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 29.55pt;" valign="top" width="39"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 43.7pt;" valign="top" width="58"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 41.05pt;" valign="top" width="55"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> </tr> </tbody></table> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="">7.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Analisis Kecenderungan Internal dan ekternal</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;">Analisis ini adalah campuran antara imaginasi dan ramalan masa depan organisasi dihubungkan dengan kecenderungan dinamika kondisi eksternal organisasi dan internal organisasi. Arah kecenderungan adalah merupakan imaginasi dan ramalan perkembangan umum secara obyektip. Sedangkan ramalan prediksi<span style=""> </span>adalah penaksiran subyektip terhadap indikasi kongkrit perkembangan yang lebih spesifik. Ketepatan ramalan tersebut didasari dengan asumsi atau prasarat kondisi tertentu. Dari ramalan dan prediksi yang telah dirumuskan memberi referensi terhadap prioritas program baik di tingkat eksistensinya, produk riilnya dan dampaknya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.25in;">Contoh Matrik Analisis Kecenderungan Internal dan ekternal</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <table class="MsoTableGrid" style="border: medium none ; border-collapse: collapse;" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody><tr style=""> <td rowspan="2" style="border: 1pt solid windowtext; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Bidang<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Kecenderungan<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Prediksi<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Asumsi<o:p></o:p></span></p> </td> <td colspan="3" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 166.05pt;" valign="top" width="221"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Prioritas Program<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Sumberdaya strategis<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Eksternal<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Internal<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> </tr> </tbody></table> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="">8.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Analisis Pesaing</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;">Analisis ini adalah merupakan tinjauan empati terhadap pesaing secara kritis dari berbagai informasi yang ada. Organisasi pesaing diindentifikiasi dalam katagori tertentu ditinjau dari kekuatan dan kelemahannnya untuk referensi meningkatkan daya saing organisasi dalam proses peningkatan kualitas unggulan organisasi. Inti analisis ini adalah untuk menentukan strategi organisasi dalam menghadapi persaingan secara jujur dan adil.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.25in;">Contoh Matrik Analisis Pesaing</p> <table class="MsoTableGrid" style="border: medium none ; border-collapse: collapse;" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody><tr style=""> <td rowspan="2" style="border: 1pt solid windowtext; padding: 0in 5.4pt; width: 49.2pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Katagori Pesaing<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.2pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Kekuatan Komparatif<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.2pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Kelemahan Utama<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.2pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Bidang Kritis<o:p></o:p></span></p> </td> <td colspan="4" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 196.8pt;" valign="top" width="262"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Tindakan Strategis<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.2pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Konsekuensi Strategi <o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.2pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Komparatif<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.2pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Kompetitif<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.2pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Ubah Asumsi<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.2pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Inovatif<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 49.2pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.2pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.2pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.2pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.2pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.2pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.2pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.2pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.2pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 49.2pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.2pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.2pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.2pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.2pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.2pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.2pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.2pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.2pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> </tr> </tbody></table> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="">9.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Analisis Penyedia (<i style="">Supplier</i>)</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;">Analisis ini untuk mengidentifikasi <i style="">performance</i> kerja dan kualitas partner penyedia untuk mendukung keunggulan dan kualitas produk / pelayanan organisasi.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;">Contoh Matrik Analisis Pesaing</p> <table class="MsoTableGrid" style="border: medium none ; border-collapse: collapse;" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody><tr style=""> <td rowspan="2" style="border: 1pt solid windowtext; padding: 0in 5.4pt; width: 44.25pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Katagori<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Penyedia<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 44.25pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Jasa yang diberikan<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 44.25pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Keunggulan Utama<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 44.25pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Kelemahan Utama<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 44.3pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Bidang Kritis<o:p></o:p></span></p> </td> <td colspan="4" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 177.2pt;" valign="top" width="236"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Tindakan Strategis<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 44.3pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Sumber daya <o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 44.3pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Komparatif<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 44.3pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Kompetitif<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 44.3pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Ubah asmsi<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 44.3pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Inovatif<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 44.25pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 44.25pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 44.25pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 44.25pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 44.3pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 44.3pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 44.3pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 44.3pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 44.3pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 44.3pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 44.25pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 44.25pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 44.25pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 44.25pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 44.3pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 44.3pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 44.3pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 44.3pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 44.3pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 44.3pt;" valign="top" width="59"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> </tr> </tbody></table> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="">10.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Analisis Masalah</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;">Analisis ini adalah untuk meninjau secara kritis masalah di tingkat masyarakat, organisasi dan strategi program. Masalah masyarakat meliputi; ekonomi, social, teknologi dan politik. Masalah organisasi meliputi kepemimpinan, manajemen, sumberdaya dan jaringan. Sedangkan masalah strategi program meliputi perencanaan, implementasi, pengendalian dan pengembangan. Masalah utama dicari akar atau penyebabnya kemudian dicari solusi solusinya dari perspektif eksternal dalam melihat kompetisi.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.25in;">Contoh Matrik Analisis Masalah</p> <table class="MsoTableGrid" style="border: medium none ; border-collapse: collapse;" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody><tr style=""> <td rowspan="2" style="border: 1pt solid windowtext; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Faktor<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Masalah Utama<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Sebab Utama<o:p></o:p></span></p> </td> <td colspan="4" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 221.4pt;" valign="top" width="295"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Solusi Utama<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Sumber daya<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Komparatif<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Kompetitif<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Ubah asusmsi<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Inovatif<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Masyarakat<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Organisasi<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Strategi Prg.<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> </tr> </tbody></table> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="">11.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Analisis Tujuan</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;">Analisisi tujuan adalah merupakan tinjauan kritis terhadap empati soliusi persoalan yang berkembang di masyarakat, organisasi dan strategis program. Analisis ini adalah merupakan prirek dari analisis masalah untuk mengimajinasi keadaan ideal (menurut mandate dan cita cita organisasi) di masa yang akan datang dalam rangka menentukan tindakan strategisi organisasi.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.25in;">Contoh Matrik Analisis Tujuan</p> <table class="MsoTableGrid" style="border: medium none ; border-collapse: collapse;" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody><tr style=""> <td rowspan="2" style="border: 1pt solid windowtext; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Solusi Utama<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Keadaan Ideal <o:p></o:p></span></p> </td> <td colspan="4" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 253pt;" valign="top" width="337"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Tindakan Strategis<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.3pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Sumberdaya<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Komparatif<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Kompetitif<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Ubah Asumsi<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Inovatif<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Maslah Masyarakat<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.3pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Masalah Organisasi<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.3pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Masalah Strategi Prog.<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.25pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 63.3pt;" valign="top" width="84"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> </tr> </tbody></table> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="">12.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Analisis Alternatif</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;">Analisis ini adalah merupakan analisis prirek analisis tujuan dengan mengandaikan ada kegagalan. Analisis ini merupakan analisis imajinasi sekenario tindakan strategis untuk alternative di masa yang akan datang.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.25in;">Contoh Matrik Analisis Alternatif</p> <table class="MsoTableGrid" style="border: medium none ; border-collapse: collapse;" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody><tr style=""> <td rowspan="2" style="border: 1pt solid windowtext; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Rencana Tindakan Utama<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Alasan Penggagalan Tindakan<o:p></o:p></span></p> </td> <td colspan="5" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 276.75pt;" valign="top" width="369"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Tindakan Alternatif Strategis<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Sumber Pendukung<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Tahun I<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Tahun II<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Tahun III<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Tahun IV<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Tahun V<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Masyarakat<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Organisasi<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Strategi Prg<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> </tr> </tbody></table> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="">13.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Analisis Potensi Kompetisi</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;">Analisis ini adalah alat tinjauan kritis untuk uji daya kompetisi organisasi dihubungkan antara masa yang akan datang dengan para pesaing utama. Analisis ini merupakan komprehensi dari seluruh analisis di atas.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.25in;">Contoh Matrik Analisis Potensi Kompetisi</p> <table class="MsoTableGrid" style="border: medium none ; border-collapse: collapse;" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody><tr style=""> <td rowspan="2" style="border: 1pt solid windowtext; padding: 0in 5.4pt; width: 49.2pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Faktor<o:p></o:p></span></p> </td> <td colspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 99.2pt;" valign="top" width="132"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Kondisi Kini<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.15pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Daerah Kritis<o:p></o:p></span></p> </td> <td colspan="4" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 196.2pt;" valign="top" width="262"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Tindakan Strategis<o:p></o:p></span></p> </td> <td rowspan="2" style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.05pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 8pt;">Sumber daya<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 50pt;" valign="top" width="67"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Keunggulan<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.2pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Kelemahan<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.05pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Komparatif<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.05pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Kompetitif<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.05pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Ubah Asm<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.05pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="font-size: 8pt;">Inovasi<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 49.2pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Produk Org<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 50pt;" valign="top" width="67"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.2pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.15pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.05pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.05pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.05pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.05pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.05pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 49.2pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Institusi<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 50pt;" valign="top" width="67"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.2pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.15pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.05pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.05pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.05pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.05pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.05pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 49.2pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Budya Org<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 50pt;" valign="top" width="67"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.2pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.15pt;" valign="top" width="66"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.05pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.05pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.05pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.05pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 49.05pt;" valign="top" width="65"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> </tr> </tbody></table> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><st1:place st="on"><st1:city st="on"><b style="">Lima</b></st1:City></st1:place><b style=""> Langkah Perencanaan Strategis<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;">Proses perencanaan strategis minimal meliputi <st1:place st="on"><st1:city st="on">lima</st1:City></st1:place> langkah sebagai berikut: <b style="">Pertama</b>; Melakukan tiga belas analisis yang dilakukan secara cermat, hati hati dan disiplin. <b style="">Kedua</b>, Memformulasikan isu isu strategis untuk merumuskan visi, misi, bidang hasil pokok dan bidang kerja utama. Langkah kedua ini adalah proses abstraksi dari seluruh hasil analisis untuk merumuskan isu strtegis. Isu isu strtaegis ini diolah secara idiologis untuk merumuskan cita cita dan landasan nilai organisasi dan<span style=""> </span>kemudian dielaborasi dalam bidang kerja. <b style="">Ketiga</b>, merumuskan program strtegis berdasarkan struktur organisasi dengan analisis input dan output dalam proses management. Keempat, Perumusan perencanaan implementasi tindakan. <b style="">Kelima</b>, perumusan pola, mekanisme dan instrument monitoring dan evaluasi.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;"><b style="">Skema Alur Perencanaan Strategis<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;"><!--[if mso & !supportInlineShapes & supportFields]><span style="'mso-element:field-begin;mso-field-lock:yes'"></span><span style="'mso-spacerun:yes'"> </span>SHAPE<span style="'mso-spacerun:yes'"> </span>\* MERGEFORMAT <span style="'mso-element:field-separator'"></span><![endif]--><!--[if gte vml 1]><v:group id="_x0000_s1026" editas="cycle" style="'width:6in;height:6in;" coordorigin="2135,2750" coordsize="8640,8640"> <o:lock ext="edit" aspectratio="t"> <o:diagram ext="edit" dgmstyle="6" constrainbounds="2783,3398,10127,10742" autoformat="t" reverse="t"> <o:relationtable ext="edit"> <o:rel ext="edit" idsrc="#_s1032" iddest="#_s1032"> <o:rel ext="edit" idsrc="#_s1035" iddest="#_s1032" idcntr="#_s1029"> <o:rel ext="edit" idsrc="#_s1033" iddest="#_s1035" idcntr="#_s1030"> <o:rel ext="edit" idsrc="#_s1034" iddest="#_s1033" idcntr="#_s1028"> <o:rel ext="edit" idsrc="#_s1032" iddest="#_s1034" idcntr="#_s1031"> </o:relationtable> </o:diagram> <v:shapetype id="_x0000_t75" coordsize="21600,21600" spt="75" preferrelative="t" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" filled="f" stroked="f"> <v:stroke joinstyle="miter"> <v:formulas> <v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0"> <v:f eqn="sum @0 1 0"> <v:f eqn="sum 0 0 @1"> <v:f eqn="prod @2 1 2"> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth"> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight"> <v:f eqn="sum @0 0 1"> <v:f eqn="prod @6 1 2"> <v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth"> <v:f eqn="sum @8 21600 0"> <v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight"> <v:f eqn="sum @10 21600 0"> </v:formulas> <v:path extrusionok="f" gradientshapeok="t" connecttype="rect"> <o:lock ext="edit" aspectratio="t"> </v:shapetype><v:shape id="_x0000_s1027" type="#_x0000_t75" style="'position:absolute;" preferrelative="f"> <v:fill detectmouseclick="t"> <v:path extrusionok="t" connecttype="none"> <o:lock ext="edit" text="t"> </v:shape><v:shapetype id="_x0000_t95" coordsize="21600,21600" spt="95" adj="11796480,5400" path="al10800,10800@0@0@2@14,10800,10800,10800,10800@3@15xe"> <v:stroke joinstyle="miter"> <v:formulas> <v:f eqn="val #1"> <v:f eqn="val #0"> <v:f eqn="sum 0 0 #0"> <v:f eqn="sumangle #0 0 180"> <v:f eqn="sumangle #0 0 90"> <v:f eqn="prod @4 2 1"> <v:f eqn="sumangle #0 90 0"> <v:f eqn="prod @6 2 1"> <v:f eqn="abs #0"> <v:f eqn="sumangle @8 0 90"> <v:f eqn="if @9 @7 @5"> <v:f eqn="sumangle @10 0 360"> <v:f eqn="if @10 @11 @10"> <v:f eqn="sumangle @12 0 360"> <v:f eqn="if @12 @13 @12"> <v:f eqn="sum 0 0 @14"> <v:f eqn="val 10800"> <v:f eqn="sum 10800 0 #1"> <v:f eqn="prod #1 1 2"> <v:f eqn="sum @18 5400 0"> <v:f eqn="cos @19 #0"> <v:f eqn="sin @19 #0"> <v:f eqn="sum @20 10800 0"> <v:f eqn="sum @21 10800 0"> <v:f eqn="sum 10800 0 @20"> <v:f eqn="sum #1 10800 0"> <v:f eqn="if @9 @17 @25"> <v:f eqn="if @9 0 21600"> <v:f eqn="cos 10800 #0"> <v:f eqn="sin 10800 #0"> <v:f eqn="sin #1 #0"> <v:f eqn="sum @28 10800 0"> <v:f eqn="sum @29 10800 0"> <v:f eqn="sum @30 10800 0"> <v:f eqn="if @4 0 @31"> <v:f eqn="if #0 @34 0"> <v:f eqn="if @6 @35 @31"> <v:f eqn="sum 21600 0 @36"> <v:f eqn="if @4 0 @33"> <v:f eqn="if #0 @38 @32"> <v:f eqn="if @6 @39 0"> <v:f eqn="if @4 @32 21600"> <v:f eqn="if @6 @41 @33"> </v:formulas> <v:path connecttype="custom" connectlocs="10800,@27;@22,@23;10800,@26;@24,@23" textboxrect="@36,@40,@37,@42"> <v:handles> <v:h position="#1,#0" polar="10800,10800" radiusrange="0,10800"> </v:handles> </v:shapetype><v:shape id="_s1028" spid="_x0000_s1028" type="#_x0000_t95" style="'position:absolute;left:2783;top:3398;width:7344;height:7344;" dgmnodekind="65535" adj="16252928,8100" fillcolor="#f60" stroked="f"> <v:fill rotate="t"> <o:lock ext="edit" text="t"> </v:shape><v:shape id="_s1029" spid="_x0000_s1029" type="#_x0000_t95" style="'position:absolute;left:2783;top:3398;width:7344;height:7344;" dgmnodekind="65535" adj="16252928,8100" fillcolor="#f93" stroked="f"> <v:fill rotate="t"> <o:lock ext="edit" text="t"> </v:shape><v:shape id="_s1030" spid="_x0000_s1030" type="#_x0000_t95" style="'position:absolute;left:2783;top:3398;width:7344;height:7344;" dgmnodekind="65535" adj="16252928,8100" fillcolor="#fc0" stroked="f"> <v:fill rotate="t"> <o:lock ext="edit" text="t"> </v:shape><v:shape id="_s1031" spid="_x0000_s1031" type="#_x0000_t95" style="'position:absolute;left:2783;top:3398;width:7344;height:7344;" dgmnodekind="65535" adj="16252928,8100" fillcolor="#f9f67f" stroked="f"> <v:fill rotate="t"> <o:lock ext="edit" text="t"> </v:shape><v:rect id="_s1032" spid="_x0000_s1032" style="'position:absolute;" dgmnodekind="0" filled="f" stroked="f"> <v:textbox style="'mso-next-textbox:#_s1032'"> <![if !mso]> <table cellpadding="0" cellspacing="0" width="100%"> <tr> <td><![endif]> <div> <p class="MsoNormal" align="center" style="'text-align:center'">2</p> <p class="MsoNormal" align="center" style="'text-align:center'"><b style="'mso-bidi-font-weight:normal'">ANALISIS<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="'text-align:center'"><b style="'mso-bidi-font-weight:normal'">&<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="'text-align:center'"><b style="'mso-bidi-font-weight:normal'">PILIHAN TINDAKAN STRATEGIS<o:p></o:p></b></p> </div> <![if !mso]></td> </tr> </table> <![endif]></v:textbox> </v:rect><v:rect id="_s1033" spid="_x0000_s1033" style="'position:absolute;" dgmnodekind="0" filled="f" stroked="f"> <v:textbox style="'mso-next-textbox:#_s1033'"> <![if !mso]> <table cellpadding="0" cellspacing="0" width="100%"> <tr> <td><![endif]> <div> <p class="MsoNormal" align="center" style="'text-align:center'">3</p> <p class="MsoNormal" align="center" style="'text-align:center'"><b style="'mso-bidi-font-weight:normal'">ABSTRAKSI ISU STRATEGIS<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="'text-align:center'"><b style="'mso-bidi-font-weight:normal'">DAN ARAH ORGANISASI<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="'text-align:center'"><o:p> </o:p></p> </div> <![if !mso]></td> </tr> </table> <![endif]></v:textbox> </v:rect><v:rect id="_s1034" spid="_x0000_s1034" style="'position:absolute;" dgmnodekind="0" filled="f" stroked="f"> <v:textbox style="'mso-next-textbox:#_s1034'"> <![if !mso]> <table cellpadding="0" cellspacing="0" width="100%"> <tr> <td><![endif]> <div> <p class="MsoNormal" align="center" style="'text-align:center'">1</p> <p class="MsoNormal" align="center" style="'text-align:center'"><b style="'mso-bidi-font-weight:normal'">PENJELASAN<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="'text-align:center'"><b style="'mso-bidi-font-weight:normal'">ORGANISASI<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="'text-align:center'"><b style="'mso-bidi-font-weight:normal'">CAPAIAN<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="'text-align:center'"><b style="'mso-bidi-font-weight:normal'">SP<o:p></o:p></b></p> </div> <![if !mso]></td> </tr> </table> <![endif]></v:textbox> </v:rect><v:rect id="_s1035" spid="_x0000_s1035" style="'position:absolute;" dgmnodekind="0" filled="f" stroked="f"> <v:textbox style="'mso-next-textbox:#_s1035'"> <![if !mso]> <table cellpadding="0" cellspacing="0" width="100%"> <tr> <td><![endif]> <div> <p class="MsoNormal" align="center" style="'text-align:center'">4</p> <p class="MsoNormal" align="center" style="'text-align:center'"><b style="'mso-bidi-font-weight:normal'">SEKENARIO <o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="'text-align:center'"><b style="'mso-bidi-font-weight:normal'">KEBIJAKAN PROGRAM<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="'text-align:center'"><b style="'mso-bidi-font-weight:normal'">STRATEGIS<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="'text-align:center'"><b style="'mso-bidi-font-weight:normal'">(MPP)<o:p></o:p></b></p> </div> <![if !mso]></td> </tr> </table> <![endif]></v:textbox> </v:rect><w:wrap type="none"> <w:anchorlock/> </v:group><![endif]--><!--[if !vml]--><img src="file:///C:/DOCUME%7E1/FAJAR-%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image001.gif" alt="Cycle Diagram" shapes="_x0000_s1026 _x0000_s1027 _s1028 _s1029 _s1030 _s1031 _s1032 _s1033 _s1034 _s1035" height="576" width="576" /><!--[endif]--><!--[if mso & !supportInlineShapes & supportFields]><v:shape id="_x0000_i1025" type="#_x0000_t75" style="'width:6in;height:6in'"> <v:imagedata croptop="-65520f" cropbottom="65520f"> </v:shape><span style="'mso-element:field-end'"></span><![endif]--></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><b style="">Kunci Perumusan Isu Strategis dalam Perencanaan Strategis<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;">Bidang kritis dalam perencanaan strategis pada umumnya pada waktu proses abstraksi hasil analisis menjadi rumusan isu isu strtegis. Oleh karena itu perlu memahami kuci isu strategis sebagai berikut.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;">Isu strtegis adalah: Keadaan, masalah, tantangan fundamental (bisa jadi akarnya) yang berpengaruh besar, luas, jangka panjang dan akan menentukan posisi atau “nasib” organisasi di masa depan.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;">Mengapa perlu diperhatikan: (1) Perhatian dan kegiatan lebih terfokus (bedakan tiga jenis: hanya perlu dimonitor, ditangani biasa, ditangani serius). (2) Agar terfokus pada isu bukan pada solusi. (3) Dapat memaksakan perubahan yang diperlukan. (4) Mendorong dipilihnya kata kunci kemajuan. (5) Membangkitkan sikap relistis dan semangat.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;">Syarat syarat isu yang dapat diakui sebagai isu strategis adalah: (a) Fundamental: menyentuh esensi (C = Pener). (b) Menghasilkan dampak yang sangat luas. (c) Hasilkan perubahan berjangka panjang. (d) Efektip menyelesaikan masalah dan effisien dalam penggunaan sumberdaya. (e) Menyentuh symbol symbol politik. (f) <i style="">Analog issue</i> lain yang telah menjadi <i style="">agenda</i>. (g) <st1:place st="on"><st1:city st="on">Ada</st1:City></st1:place> kelayakan dan kemampuan dalam managerial dan teknologi. (h) Tidak tenggelam oleh isu isu lain yang akan muncul di masa datang.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="">Kriteria Dasar Kebijakan Strategis<span style=""> </span>dalam Perencanaan Strategis<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;">Dalam perencanaan strategis organisasi masyarakat sipil didasari oleh kebijakan oragnisasi yang strategis. Kriteria dasar kebijakan strategis adalah:</p> <ol style="margin-top: 0in;" start="1" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i style="">Political Viability</i>;</li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><st1:place st="on"><st1:city st="on">Ada</st1:City></st1:place> dukungan kuat secara politis</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Jaminan posisi penting di masa mendatang</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Jikapun ada hambatan relative mudah diatasi</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Mendukung proses demokrasi</p> <ol style="margin-top: 0in;" start="2" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i style="">Social Acceptability</i>;</li><ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Menguntungkan rakyat miskin secara umum</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Melindungi dan melestarikan ekosistem dan lingkungan alam</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Meningkatkan posisi dan peran masyarakat sipil</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Mengakomodir <i style="">local knowledge and local skill</i> </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Mendukung pluralisme dan egaliter termasuk <i style="">gender mainstreaming</i>. </li></ul><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Technical Feasibility;</li><ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dapat dijalankan dengan baik</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dapat menopang kebijakan lain</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Tidak membangun ketergantunga.</li></ul><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Administrative Capacity;</li><ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dapat dikontrol dengan effektip</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dapat dicapai dengan effisien</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dapat dikembangkan dan dilestarikan dengan relative mudah</li></ul></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""> </span><b style="">Out-put utama Perencanaan Strategis<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;">Hasil perencanaan strategis adalah merupakan format perencanaan organisasi untuk jangka panjang. Lingkup yang dirancang adalah rancangan goal, pupose, dan input strategis. Masing masing rancangan dilengkapi dengan hasil capaian kongkrit lengkap dengan indicator dan asumsinya. Secara systematis dapat dimatrikan sebagai berikut</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <table class="MsoTableGrid" style="border: medium none ; border-collapse: collapse;" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody><tr style=""> <td style="border: 1pt solid windowtext; padding: 0in 5.4pt; width: 88.55pt;" valign="top" width="118"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="font-size: 8pt;">STRATEGY<o:p></o:p></span></b></p> </td> <td style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 88.55pt;" valign="top" width="118"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="font-size: 8pt;">RESULTS<o:p></o:p></span></b></p> </td> <td style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 88.55pt;" valign="top" width="118"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="font-size: 8pt;">INDICATOR<o:p></o:p></span></b></p> </td> <td style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 88.55pt;" valign="top" width="118"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="font-size: 8pt;">VERIFICATION <o:p></o:p></span></b></p> </td> <td style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 88.6pt;" valign="top" width="118"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="font-size: 8pt;">ASUMPTION RISK <o:p></o:p></span></b></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 88.55pt;" valign="top" width="118"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-size: 8pt;">GOAL<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">(tujuan jangka panjang)<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 88.55pt;" valign="top" width="118"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-size: 8pt;">IMPAC<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 8pt;">(manfaat masyarakat jangka panjang)<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 88.55pt;" valign="top" width="118"> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 11.9pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 8pt; font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 8pt;">Masa<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 11.9pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 8pt; font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 8pt;">Tempat<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 11.9pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 8pt; font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 8pt;">Qualitas<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 11.9pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 8pt; font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 8pt;">Quantitas<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: -6.1pt; text-align: justify;"><i style=""><span style="font-size: 8pt;">RANAH PUBLIC<o:p></o:p></span></i></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 88.55pt;" valign="top" width="118"> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 8pt;">Sumber bukti / alat ukur media <st1:place st="on"><st1:city st="on">massa</st1:City></st1:place><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><b style=""><i style=""><span style="font-size: 8pt;">POSISI TANGGUNG JAWAB<o:p></o:p></span></i></b></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 88.6pt;" valign="top" width="118"> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 8pt;">Faktor luar yang memberi pengaruh<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 88.55pt;" valign="top" width="118"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-size: 8pt;">PURPOSE<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 8pt;">(Perubahan penerima langsung)<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 88.55pt;" valign="top" width="118"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-size: 8pt;">OUTCOME<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 8pt;">Hasil perubahan penerima langsung jangka menengah<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 88.55pt;" valign="top" width="118"> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 11.9pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 8pt; font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 8pt;">Masa<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 11.9pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 8pt; font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 8pt;">Tempat<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 11.9pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 8pt; font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 8pt;">Qualitas<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 11.9pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 8pt; font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 8pt;">Quantitas<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: -6.1pt; text-align: justify;"><i style=""><span style="font-size: 8pt;">RANAH PUBLIC</span></i><span style="font-size: 8pt;"><o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 88.55pt;" valign="top" width="118"> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 8pt;">Sumber bukti / alat ukur media <st1:place st="on"><st1:city st="on">massa</st1:City></st1:place><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><b style=""><i style=""><span style="font-size: 8pt;">POSISI TANGGUNG JAWAB<o:p></o:p></span></i></b></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 88.6pt;" valign="top" width="118"> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 8pt;">Faktor luar yang memberi pengaruh<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td rowspan="2" style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 88.55pt;" valign="top" width="118"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-size: 8pt;">INPUT<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Material<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Manusia<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Uang<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Metode<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Mesin<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">Waktu<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 88.55pt;" valign="top" width="118"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-size: 8pt;">OUTPUT<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 8pt;">Hasil langsung dari banyak kegiatan<o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 88.55pt;" valign="top" width="118"> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 11.9pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 8pt; font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 8pt;">Masa<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 11.9pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 8pt; font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 8pt;">Tempat<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 11.9pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 8pt; font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 8pt;">Qualitas<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 11.9pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 8pt; font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 8pt;">Quantitas<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: -6.1pt; text-align: justify;"><i style=""><span style="font-size: 8pt;">RANAH MANAGEMENT<o:p></o:p></span></i></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 88.55pt;" valign="top" width="118"> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 8pt;">Alat ukur instrument MONEV<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><b style=""><i style=""><span style="font-size: 8pt;">POSISI TANGGUNG GUGAT<o:p></o:p></span></i></b></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 88.6pt;" valign="top" width="118"> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 8pt;">Tanggung jawab tingkat managemnt<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 88.55pt;" valign="top" width="118"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="font-size: 8pt;">ACTIVITIES<o:p></o:p></span></b></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 88.55pt;" valign="top" width="118"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;">HASIL KEGIATAN<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i style=""><span style="font-size: 8pt;">RANAH MANAGEMENT</span></i><span style="font-size: 8pt;"><o:p></o:p></span></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 88.55pt;" valign="top" width="118"> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 8pt;">Alat ukur instrument MONEV<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><b style=""><i style=""><span style="font-size: 8pt;">POSISI TANGGUNG GUGAT<o:p></o:p></span></i></b></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 88.6pt;" valign="top" width="118"> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 8pt;">Tanggung jawab tingkat managemnt<o:p></o:p></span></p> </td> </tr> <tr style=""> <td colspan="3" style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 265.65pt;" valign="top" width="354"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="font-size: 8pt;">INTERNAL<o:p></o:p></span></b></p> </td> <td colspan="2" style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 177.15pt;" valign="top" width="236"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="font-size: 8pt;">EKSTERNAL<o:p></o:p></span></b></p> </td> </tr> </tbody></table> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: center;" align="center">@</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <div style=""><!--[if !supportFootnotes]--><br /> <hr align="left" size="1" width="33%"> <!--[endif]--> <div style="" id="ftn1"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman";">[*]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Kenichi Ohmae, 1982, The Mind of The Strategist</p> </div> </div>Misteri Pemberdayaan Desahttp://www.blogger.com/profile/12050053405844970849noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-996407174833559365.post-13168185515113164192009-06-09T20:20:00.001+08:002009-06-09T20:41:15.588+08:00<p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style="">STAREGI PENGELOLAAN LEMBAGA PELATIAN <o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style="">UNTUK ORGANISASI MASYARAKAT SIPIL DI <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">INDONESIA</st1:country-region></st1:place><a style="" href="#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><b style=""><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman";">[1]</span></b></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style="">Fajar Sudarwo (Mas Jarwo)<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><o:p> </o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><o:p> </o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><o:p> </o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style="">Pengantar<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;">Pengalaman diri sebagai pelaku praktisi <i style="">manager</i> dan <i style="">lead facilitator</i> pendidikan <span style=""> </span>CSO di USC-SATUNAMA selama sembilan tahun, saya akan menyampaikan beberapa <i style="">lesson learned</i> dengan bentuk curah pengalaman yang dikemas dalam bentuk tulisan ini. Oleh karena itu pembaca sebaiknya memfokuskan kepada aplikasinya ketimbang dasar teoritisnya, agar dapat berdialog dengan tulisan di bawah ini.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><o:p> </o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style="">Tinjauan Umum<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style=""> </span></b>Para aktivis <i style="">Non Government Organization</i> (NGO) / ORNOP di Indonesia baik yang ada di kota maupun di kampung pedalaman, mulai yang bergerak dalam peningkatan pendapatan rumah tangga keluarga miskin sampai pelestarian lingkungan, dari yang menggunakan strategi <i style="">developing</i> sampai <i style="">empowerment</i> dan advokasi, “menyepakati” bahwa di <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region> sangat urgent untuk digerakan tumbuh dan berkembangnya Organisasi Masyarakat Sipil atau <i style="">Civil Society Organization</i> (CSO). Secara akademis maupun praktis menunjukan dukungan bahwa masyarakat <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Indonesia</st1:country-region></st1:place> masih terkungkung oleh struktur dan terhegemoni oleh kerangka pikir dan perilaku <i style="">The State</i>. Tatanan kehidupan social, ekonomi dan politik dan kepribadian masyarakat yang <i style="">tersurupi </i>(baca terhegemony) oleh <i style="">The State</i> akan menumbuh kembangkan tatanan yang tidak demokratis, tidak adil dan tidak egaliter, meminggirkan rakyat (rakyat tidak berdaulat), namun justru berkembang isme militer dan isme preman. Dimana kekerasan selalu menjadi alat utama untuk penyelesaian segala persoalan, kesombongan majority sebagai penopang memaksakan kehendaknya, diskriminatip sebagai warna kehidupannya dan penindasan menjadi perilaku hariannya, serta eksploatatif sebagai kegemarannya. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Inti dari CSO adalah organisasi rakyat yang mampu menjadi penggerak terwujudnya gerakan social menuju masyarakat sipil. Indikator utama hasil dari CSO menurut hasil berbagai seminar, diskusi dan refelksi <i style="">learning by doing</i> para aktivis NGO adalah: (a) Perilaku yang tidak selalu melekatkan kepada kuasa jabatan dan pangkat baik formal maupun cultural. (b) Perilaku yang tidak semata mata membabi buta terhadap procedural yang kurang memihak kepada akses rakyat banyak. (c) Perilaku non kekerasan sebagai prinsip prinsip penyelesaian segala persoalan. Dengan demikian substansi dari perilaku masyarakat sipil adalah kemauan dan ketrampilan dialog untuk mencari keseimbangan dalam berelasi antar warga dan antar elemen masyarakat.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style="">Tinjauan Kritis<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Ketika <i style="">The State</i> diterjemahkan sebagai Negara atau bahkan dipersempit dimengerti sebagai pemerintah, maka mulai ada berbagai bias orentasi CSO. Bahkan menjadi sangat berbahaya karena dapat menjadi bagian dari “pasar” untuk menjadi kendaraan atau alat dalam merebut wilayah warga dari control negara. Beberapa aktivis menengarahi perkembangan CSO yang sesat akan potensial menjadi bagaian dari Neo Liberalisasi yang sedang menancapkan “taring” dan “kuku” nya dalam rangka memeras dan mengeksploatasi rakyat dan alam nya dengan pola dan bentuk baru. Posisi CSO dalam konteks ini dapat menjadi media “penjinak” rakyat untuk para eksploitator dan penindasa <st1:place st="on"><st1:city st="on">gaya</st1:City></st1:place> baru.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Analisis kritis ini telah menjadi wacana sebagaian aktivis NGO berdasarkan analisis <i style="">economic cost</i> bagi <i style="">corporate security</i> nya para pemilik modal. Dimana biaya untuk menghidupi militer, milisi, dan politisi jauh lebih besar ketimbang menggunakan CSO sebagai kekuatan dan penyelamat dirinya dalam upaya memperoleh keuntungan. Bahkan banyak terbukti dengan menggunakan CSO (melalui dana yang disebut <i style="">Corporate Social Responsibility</i>) para penguasa capital dapat memperoleh multy keuntungan sekaligus, yaitu; (a) Keuntungan secara ekonomis, (b) Keuntungan secara politis dan keamanan, (d) Keuntungan secara social ---mendapat dukungan rakyat, (c) dan keuntungan moral---mendapat <i style="">image </i>sebagai “dermawan”.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Posisi dan fungsi CSO bisa menjadi bagian kekuatan rakyat untuk memberdayakan dirinya dalam rangka mempertahankan dan memperjuangkan hak hak nya, tetapi juga dapat menjadi alat yang berfungsi untuk “menjinakan” rakyat dalam pengertian sebagai proses menghegemony dan membangun kesadaran palsu rakyat untuk mendukung, memperkuat “sang penindas” atau “sang eksploitator”. Dengan kata lain CSO dapat menjadi media dan pendekatan untuk menyiapkan rakyat untuk antri di tindas dan menjadi “kawan bodoh” atau korban konyol dari kekutan tersebut. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Oleh karena itu upaya sebagaian para aktivis NGO dalam mengembangkan CSO selalu reflektip dan kritis unjuk menjaga dan mengontrol orientasi, proses dan out put gerakan CSO jangan sampai bisa dan justru menjadi “boomerang” atau senjata makan tuan bagi rakyat sendiri. Namun juga tetap berada dalam koridor agar jangan sampai analisi kritis ini menjadi alat provokator destruktip yang membuat situasi panas yang akhirnya mengorbankan rakyat kecil itu sendiri.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style="">Strategi Pendidikan CSO<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style=""> </span></b>Pendidikan adalah suatu proses yang menghasilkan karakter manusia atau kebribadian yang mempengaruhi perilaku dan pikiran, sedangkan pembelajaran lebih mengajari orang untuk mempunyai pengetahuan dan ketrampilan. Pada terminology gerakan masyarakat sipil sebagai <i style="">social movement</i>, maka setrategi yang paling tepat untuk menumbuh kembangkan masyarakat sipil di <st1:country-region st="on">Indonesia</st1:country-region> adalah dengan membangun karakter manusia <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Indonesia</st1:country-region></st1:place> yang mempunyai karakter masyarakat sipil. Dengan demikian <i style="">education movement</i> akan lebih strategis sebagai pilihan untuk mempercepat<b style=""> </b>perkembangan masyarakat sipil melalui CSO dengan prinsip <i style="">transformative process</i>. Dimana ada proses penambahan skill dan knowlidw kepada peserta untuk menjadi fasilitator pendidikan kepada rakyat sesuai dengan consituennya. </p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><b style=""><span style="">a.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b style="">Konsep Pendidikan CSO<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;">Ditinjau dari substansi pendidikan, konsep pendidikan CSO<span style=""> </span>masuk dalam wilayah discourse pendidikan rakyat yang beralur dari rakyat untuk rakyat. Berhubung CSO adalah merupakan bagaian dari <i style="">social movement</i> <i style="">terminology</i> maka konsep pendidikan yang paling tepat adalah merupakan proses pemerdekaan pikir orang atau dalam konsep pendidikan disebut <span style=""> </span>“pendidikan pembebasan”.<span style=""> </span>Dimana pendidikan merupakan suatu proses untuk membangun karakter manusia yang kritis terhadap seluruh kekuatan yang membelenggu dan menyerobot struktur berpikirnya. Pendidikan CSO juga merupakan proses transformasi penggerak rakyat dalam menggunakan hak hak sipilnya dalam bentuk aktualisasi idiologi, knowledge, skill dan technologi yang ada pada dirinya dan menguntungkan rakyat itu sendiri.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;">Persoalan dan hambatan utama dalam kultur pendidikan di <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Indonesia</st1:country-region></st1:place> ketika konsep pendidikan diatas diterapkan adalah; rakyat terbiasa diposisikan sebagai obyek yang diajar, tanpa diberi kesematan untuk mengurai dan menjelaskan kerangka pikirnya secara merdeka. Karena kebiasaan tersebut, mengakibatkan adanya sikap rakyat yang gamang dan ragu ketika diberi posisi untuk menjadi subyek dalam proses pendidikan. Lebih lebih pada saat ini rakyat sudah melupakan atau kehilangan <i style="">indigenous/local knowledge</i>-nya, <i style="">indigenous/local skill</i>-nya dan <i style="">indigenous/local technology</i>-nya, sehingga rakyat sangat sulit untuk memilih referensi dalam pendidikan yang bersumber dari rakyat. Hal ini disebabkan<span style=""> </span>karena promosi dan upaya “penjebakan” <i style="">knowledge, skill</i> dan <i style="">technology</i> dari luar sangat intensip, cepat dan merata melalui media populair seperti melalui TV, Radio dan surat kabar. <span style=""> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;">Oleh karena itu konsep pendidikan dari rakyat untuk rakyat perlu ada proses investigasi materi yang berasal dari rakyat sebagai acuan dasar konsepsi pendidikan rakyat untuk selanjutnya dielaborasi sampai pada tingkat kurikulum, materi dan methodologinya secara utuh dan kontekstual dengan kondisi dan dinamika rakyat.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><b style=""><span style="">b.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b style="">Kurikulum Pendidikan CSO<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;">Proses perumusan kurikulum pendidikan CSO adalah proses yang paling krusial, rumit dan tidak ada <i style="">mainstreaming</i> yang terinci, sehingga perlu kreativitas, ketekunan dan keseriusan bagi para pengelolanya. Karena di dalam kurikulum pendidikan CSO harus mensinergikan berbagai <i style="">out put</i> yang dapat terukur dengan mudah. Out put umum dalam pendidikan CSO harus meliputi: <b style="">Pertama</b>, mampu memberi kemanfaatan teknis sesuai dengan kebutuhan pragmatis peserta. <b style="">Kedua</b>, mampu memberi kemanfaat strategi dan kesadaran idiologisnya sesuai dengan orientasi gerakan social yang dicita citakannya. <b style="">Ketiga</b>, mampu memberi kemanfaatan untuk proses transformasi selanjutnya agar dapat menyebar dan terserap ke rakyat paling bawah secara mudah, cepat dan murah.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;">Tiga output umum tersebut dikemas dalam kurikulum pendidikan secara rinci menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan satu sama lain dalam satu alur proses pendidikan. Alur proses pendidikan CSO berbasis kepada materi fakta yang dialami peserta, kemudian dirumuskan menjadi satu kesatuan <i style="">lesson learned</i> yang menjadi materi dasar. Realita yang telah dirumuskan dalam <i style="">lesson learned</i> tersebut, kemudian dianalisis dan dielaborasi secara kritis dengan perspektip perkembangan dan dinamika makro dan imaginasi di masa yang akan datang. Hasil analisis fakta local dihubungkan dengan dinamika global dengan perspektip masa yang akan datang ditemukan satu <i style="">positioning </i>diri dalam konteks gerakan social yang dicita citakan. Setelah menemukan positioning dirinya selanjutnya diinvestigasi defrensiasi atau keuatan dan potensi potensi nya berupa <i style="">value, knowledge, skill</i> dan <i style="">technology</i> rakyat yang diunggulkan. Akhir dari alur proses pendidikan adalah adanya rumusan rencana aksi dan mobilisasi resources pendukungnya. </p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;">Dengan kata lain, alur kurikulum proses pendidikan CSO menggunakan alur deduksi dan strategi pengkaderan organisasi pergerakan rakyat yang bersifat “linier-prirect”<span style=""> </span>. Secara substansial alur proses pelatihan ini adalah sebagai berikut:</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;"><b style="">Tahap I Pencerahan<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;">Tahap<b style=""> </b>pencerahan atau membangun kesadaran kritis. Tahap ini peserta dipandu untuk membuka relaita social secara kritis sehingga mampu keluar dari kungkungan kesadaran palsunya. Materi dasar pelatihan ini adalah:, Analisas social, dan EKOSOK right. <b style=""><o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;"><b style="">Tahap II pemantapan idiologi dan cita cita CSO<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;">Tahap pemantapan idiologi gerakan CSO adalah merupakan proses kajian kritis idiologi idiologi bersar untuk memperoleh landasan pijak gerakan social baru. Materi dasar pelatihan ini adalah: Sejarah pemikiran / idiologi dan prinsip prinsip/ dasar dasar gerakan social baru.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;"><b style="">Tahap III institusionalisasi gerakan CSO<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;">Tahap institusionalisasi gerakan CSO adalah proses transformasi gerakan social baru di dalam visi, misi, dan program organisasi masyarakat sipil. Materi dasar tahap ini adalah: Teknik memfasilitasi perencanaan stretegis, Management keungan organisasi.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;"><b style="">Tahap IV pengenalan dan penemuan strategi gerakan CSO<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;">Tahap pengenalan dan penemuan strategi gerakan berdasarkan hasil dari proses pencerahan dan pemantapan idiologi gerakan social yang dielaborasi dalam bentuk strategi gerakanCSO. Materi dasar tahap ini adalah: Pendidikan kritis rakyat, research and advokasi, dan pengorganisasian dan pendampingan rakyat.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;"><b style="">Tahap V penggalangan kekuatan dan sumberdaya gerakan CSO<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;">Tahap penggalangan kekuatan dan sumberdaya gerakan CSO adalah merupakan tahap akhir dari pelatihan ini. Materi dasarnya adalah: Strategi menggunakan media <st1:place st="on"><st1:city st="on">massa</st1:City></st1:place> untuk gerakan social baru, Fund raising organisasi masyarakat sipil dan Konsep jaringan gerakan social baru.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style="">Methode Pelatihan<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style=""> </span></b>Methode pendidikan CSO ini menggunakan methode sekolah lapang yang menggunakan pendekatan pendidikan orang dewasa. Sekolah lapang artinya pendidikan ini menggunakan mainstreaming <i style="">lesson learned</i> yang diperoleh dari proses praktek dilapangan. Proporsi praktek di lapangan 70% dari seluruh proses pendidikan ini. Sedangkan 30% adalah proses pembekalan teoritis dan konsep di klas dengan menghadirkan narasumber yang credible dan competent dalam bidangnya. Metode sekolah lapang dipilih karena orientasi pendidikan ini adalah memberi panduan peserta dalam mengawal proses gerakan CS. Oleh karena itu metode yang paling tepat untuk proses pendidikan ini adalah menggunakan metode sekolah lapang dengan prinsip “guru” dan “buku” utamanya adalah rakyat itu sendiri.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span><span style=""> </span>Pendekatan pendidikan orang dewasa dalam proses pendidikan ini adalah memposisikan peserta pelatihan sebagai subyek pemegang kendali mutu kualitas pelatihan. Peserta mempunyai hak dan kewajiban sebagai orang dewasa yang mempunyai ide, cita-cita, kerangka berpikir dan pengalaman yang dapat dipertanggung jawabkan baik secara rasional maupun moral sebagai sumber pembelajaran proses pelatihan ini. Setiap peserta merencanakan, melaksanakan dan merefeksi seluruh proses untuk membangun karakter dirinya sesuai dengan posisi socialnya dalam peta gerkan social baru di Indonesia. Peserta akan difasilitasi untuk meng- created berbagai ide, konsep dan praktek secara systematis dan demokratis dengan pola relasi egaliter antara peserta dan faslitator maupun narasumber.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Pelatihan ini diseting dalam sekenario pelatihan <i style="">longitudinal</i>, dimana secara spiral akan dikaitkan antar elemen materi dan praktek didalam satu kesatu yang menggunakan kurun waktu cukup panjang. Oleh karena itu waktu intensip yang diperlukan dalam proses pelatihan ini adalah selama satu tahun. Hal ini diperlukan untuk memperoleh gambaran secara komprehensip dinamika social yang menjadi uji lapngan pelatihan ini. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style="">Media Pelatihan<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style=""> </span></b>Media pelatihan ini menggunakan berbagai macam dan bentuk media yang dapat mempermudah proses peserta memperoleh lesson learned secara effektip. Media utama pelatihan ini dapat dipilahkan sebagai berikut:</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><b style=""><span style="">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b style="">Media kelas<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;">Semua peserta dikumpulkan dalam satu lingkungan kelas<span style=""> </span>untuk memperoleh dan mendiskusi berbagai konsep, ide, teori dan referensi yang diperlukan dalam pelatihan ini. Di dalam kelas ini peserta akan dipertemukan dengan para narasumber yang <i style="">qualified, expert, professional, credible</i> dan mempunyai competent dalam bidangnya. Fasilitator akan menggunakan media proses yang partisipatip untuk mempermudah peserta memahami dan mengkritisi materi dari para narasumber tesebut denganteknik: Meta-plan,<span style=""> </span>FGD (focus Group Discusion), newspaper <i style="">theater</i>, <i style="">audio visual, participatory paper based study</i>, ceramah dan dialog interaktip, <i style="">panel discussion</i> dan lokakarya pembuatan instrument. Dalam media kelas ini peserta akan didukung dengan fasilitas perpustakaan untuk mempermudah peserta memperoleh berbagai referensi teori yang dibutuhkan.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><b style=""><span style="">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b style="">Media lapangan<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;">Setiap peserta akan ditempatkan dilapangan dalam pola grouping antara 4 – 5 orang. Setiap group akan ditempatkan di dalam satu lingkungan masyarakat sesuai dengan focus perhatian peserta. Di dalam lapangan ini semua peserta dipandu oleh fasilitator dengan pola konsultatip untuk mempraktekan secara langsung seluruh materi pelatihan ini. Prinsip pelatihan di lapangan ini menggunakan <i style="">learning by doing</i>, dimana peserta akan bekerja dan hidup bersama warga untuk memperoleh pembelajaran secara kritis. Setiap peserta akan dipandu dengan berbagai instrument agar mampu menangkap berbagai lesson learned dari proses ini. Bebagai teknik dan instrument praktis mulai dari yang konvensional (teknik musyawarah partisipatip, perencanaan program secara patisipatip, gotong royong, social demplot, PAR, RRA, PRA dll) sampai yang populair (teater rakyat, kesenian rakyat, cultural ritual dll)<span style=""> </span>akan digunakan untuk mempermudah peserta melakukan pembelajaran bersama rakyat.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><b style=""><span style="">3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b style="">Media email<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;">Setiap peserta akan disupport berbagai materi dan informasi pendukaung sesuai yang dibutuhkan selama proses pelatihan (khususnya ketika di lapangan) melalui media email. Dimana setiap hari peserta dapat mengakses untuk meminta berbagai informasi dan materi pendukung ke pengelola pelatihan ini. Di samping itu setiap peserta akan menggunakan media ini untuk melakukan konsultasi khususnya dalam proses refleksi kritis terhadap temuan temuan di lapangan. <i style="">Learning by doing</i> inilah yang terwujud dilam proses peserta merumuskan lesson learned dalam bentuk tulisan untuk menjadi bahan pembelajaran semua peserta. Sehingga media ini dapat menjadi media koordinasi syber untuk proses saling belajar antar peserta dan antara peserta dan fasilitator.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><b style=""><span style="">c.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><b style="">Pengelolaan Pendidikan CSO<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;">Penyelenggaraan pendidikan CSO perlu ada acuan jelas bagi semua personil anggota team penyelenggara yang dipandu dalam satu SOP (<i style="">Standard Operational Procedures</i>). SOP ini merpakan bentuk komitment dan konsitensi proses para penyelenggara pendidikan CSO. Salah satu contoh SOP penyelenggaraan pendidikan CSO di USC-SATUNAMA adalah sebagai berikut:</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;"><b style="">SOP Pelaksanaan Pelatihan:</b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="">(1)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Rapat persiapan untuk membuat design operasional pelatihan yang terdiri dari:</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="DE"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="DE">Penyepakatan modul, kurikulum, materi dan proses.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="DE"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="DE">Menentukan kriteri dan seleksi calon peserta.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="DE"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="DE">Menetukan kriteria dan seleksi calon fasilitator dan narasumber.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Menyiapkan media, hand out yang akan dibagikan peserta.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Menentukan criteria dan seleksi relawan / OC perekam proses.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Membuat TOR untuk peserta, fasilitator dan relawan.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Pemasaran ide, promosi, fund rising.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="IT"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="IT">Membuat criteria calon lokasi praktek lapangan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="IT"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="IT">Membuat persiapan publikasi melalui media massa.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Pembagian tugas untuk team pembantu internal.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="" lang="IT"><span style="">(2)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="IT">Rapat evaluasi persiapan pelatihan, hal ini untuk:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="PT-BR"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="PT-BR">Konfirmasi peserta, fasilitator, narasumber, relawan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="PT-BR"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="PT-BR">Mengecek dokumen hand out untuk bahan pelatihan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Mengecek hasil promosi, pemasaran ide, fund rising.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="PT-BR"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="PT-BR">Pembuatan jadwal pencairan dana selama pelaksanaan pelatihan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="PT-BR"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="PT-BR">Mempersiapkan ruangan dan perlengkapan intrumen pelatihan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="PT-BR"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="PT-BR">Koordinasi dengan bagian logistik, transportasi dan konsumsi.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="PT-BR"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="PT-BR">Konfirmasi wartawan dari media massa yang akan meliput.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="PT-BR"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="PT-BR">Konfirmasi lokasi praktek lapangan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="" lang="PT-BR"><span style="">(3)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="PT-BR">Rapat team building koordintor, OC / perekam proses, fasilitator internal , bagian perpustakaan, GA (keuangan) dan bagian logistik/konsumsi untuk mempersiapakan proses dan kekompakan dalam pelaksanaan pelatihan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="" lang="PT-BR"><span style="">(4)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="PT-BR">Rapat refleksi proses pelaksanaan pelatihan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="PT-BR"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="PT-BR">Partisipasi dan semangat peserta.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="PT-BR"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="PT-BR">Kesipan dan kemampuan fasilitator dan narasumber.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="PT-BR"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="PT-BR">Performan akomodasi dan konsumsi.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="PT-BR"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="PT-BR">Kesiapan intrumen dan media pelatihan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="" lang="PT-BR"><span style="">(5)<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="PT-BR">Rapat membahas hasil evaluasi pelatihan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -9pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="PT-BR"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="PT-BR">Koordinator program<span style=""> </span>(beserta perekam proses) mempresentasikan laporan proses pelatihan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -9pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="PT-BR"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="PT-BR">Meninjau kembali modul, materi, relawan perekam proses, fasilitator, narasumber, intrumen, akomodasi dan konsumsi.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -9pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="DE"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="DE">Penyempurnaan laporan untuk dikirim ke partner.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -9pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="DE"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="DE">Mempersiapkan tindak lanjut pelatihan baik berupa monitoring lapangan, konsultasi atau pelatihan lanjutan di lapangan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -9pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="DE"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="DE">Mempersiapkan surat terima kasih dan hasil evaluasi kepada fasilitator dan narasumber.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -9pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;" lang="DE"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="DE">Perencanaan proses pendokumentasian hasil pelatihan yang kemungkinan dapat di cetak dan dipublikasikan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="DE">Masa Depan<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="DE"><span style=""> </span>Masa depan pendidikan CSO adalah menjadi bagian dari gerakan sosial pemberdayaan rakyat menuju masyarakat sipil. Fokus pendidikan adalah <i style="">civic education</i> dengan kurikulum dan modul yang dapat memenuhi kebutuhan praktis dan membangun kesadaran kritis yang dapat menentukan posisi strategisnya. Basis logistik pelakasanaannya adalah dari para peserta pendidikan. Lingkup pendidikan di wilayah lokal sampai Internasional. <span style=""> </span>Fungsi utama penyelenggara pendidikan CSO ini adalah sebagai pemberi bekal para penggerak gerakan masyarakat sipil. Sedangkan fungsi lainnya adalah: (a) Konsoldiasi antar aktivis gerakan CSO agar terbangun kohesifitas dan tetap focus terhadap gerakan CSO; (b) Sebagai media pembelajaran fund rising untuk menggalang sumber daya pendukung; (c) Sebagai salah satu media untuk melahirkan organic intelectual masa depan. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="DE"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center"><b style=""><span style="" lang="DE">@<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="DE"><o:p> </o:p></span></b></p> <div style=""><!--[if !supportFootnotes]--><br /> <hr align="left" size="1" width="33%"> <!--[endif]--> <div style="" id="ftn1"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman";">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Materi untuk Lokakarya Persiapan Pelaksanaan Program CSO, <st1:place st="on"><st1:city st="on">Medan</st1:City></st1:place>, 27 – 29 Maret 2006 – BRR-UNDP</p> </div> </div>Misteri Pemberdayaan Desahttp://www.blogger.com/profile/12050053405844970849noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-996407174833559365.post-80512550062065663872009-06-09T20:14:00.001+08:002009-06-09T20:19:51.599+08:00<p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style="">KONSEP DASAR<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style="">PENGGALANGAN DANA ORGANISASI MASYARAKAT SIPIL<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style="">Fajar Sudarwo (Jarwo)<a style="" href="#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><b style=""><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman";">[*]</span></b></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><o:p> </o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><o:p> </o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><o:p> </o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="">Menembus Batas Logika Memperoleh Dana (<i style="">fund</i>) <o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Jangan sekali kali anda memikirkan dana / uang ketika anda dan organisasi anda membutuhkan dana / uang! Percayalah kalau kosentrasi anda untuk memperoleh dana / uang semata, maka sang uang akan semakin menjauh dan “membencinya”. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Uang / dana tidak akan terkejar namun dia akan mendekat sesuai dengan logikanya. Logika uang adalah mengikuti alur teori ekonomi. Alur ekonomi klasik bahwa uang adalah merupakan symbol nilai harga ekonomis dari suatu barang atau jasa. Logika harga (<i style="">value</i>) adalah berbading lurus antara permintaan akan suatu barang dan jasa. Dimana <span style=""> </span>penawawan naik dan permintaan menurun maka harga akan menurun atau rendah. Begitu sebaliknya semakin naik permintaan dan penawaran menurun maka harga akan naik atau tinggi. Secara klasik ketika orang ingin memperoleh uang / dana maka harus mengikuti logika harga. Karena uang ada akibat keberadaan jasa atau barang …”ada barang / jasa ada uang”. Maka dari itu jangan pikir uang kalau membutuhkannya, tetapi pikir dan ciptakan jasa atau barang nya yang dapat mengikuti logika ekonomisnya!</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sejak warga dunia keluar dari dunia nyata memasuki <i style="">cyber millennium</i> atau dunia maya /mimpi (paska tahun sembilan puluhan), logika uang berubah seiring dengan perubahan logika <i style="">value</i> atau harga ekonomis suatu barang dan jasa. Harga atau <i style="">value</i> ekonomis tidak lagi lekat dengan keberadaan barang atau jasa. Belum ada barang atau jasa sudah ada <i style="">value</i> atau harganya. Bahkan uang sudah didapat walaupun belum mempunyai barang atau jasanya. Hal ini dikarenakan harga atau value sekarang lekat keberadaannya dengan <b style=""><i style="">“penjelasannya ide”</i></b> barang atau jasa. Value ekonomis barang atau jasa bukan mengikuti dunia nyata barang atau jasanya tetapi mengikuti konsepsi / abstraksi atau cita cita yang lekat dengan barang atau jasa itu sendiri. Bahkan harga / value ekonomis lebih lekat atau tertarik dengan <span style=""> </span>“ penjelasannya ide” dari pada dengan barang atau jasanya itu sendiri. Sekarang banyak orang sudah mengeluarkan uang namun barang dan jasanya belum ada, yang ada baru penjelasannya idenya. Maka dari itu dalam <i style="">cyber millennium</i> ini kalau menginginkan uang jangan memikirkan uangnya tetapi pikir bagaimana menjelaskan ide atau cita cita yang dapat memasuki logika <i style="">cyber economic</i>. <st1:place st="on"><st1:city st="on">Ada</st1:City></st1:place> penjelasan tentang ide yang diterima oleh logika uang atau dengan kata lain ide adalah uang.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Logika LSM (lembaga Swadaya Masyarakat) dalam menggalang dana sebetulnya sudah menggunakan logika <i style="">cyber economic</i>. Bentuknya yang paling konvensional adapah “proposal program ke lembaga dana”. Proposal adalah merupakan salah satu bentuk penjelasan ide atau cita cita. Barang dan jasa nya belum sama sekali ada, namun <i style="">funding</i> sudah memberi harga atau mengirim uang sampai jutaan atau milyard rupiah. Pertanggung jawabannya juga bukan berupa baranga atau jasa LSM itu sendiri namun berupa penjelasan yang berupa laporan program. Dengan demikian dana atau uang yang didapat oleh LSM sebagain besar karena kualitas penjelasannya tentang ide atau cita citanya. Pertanyaan selanjutanya penjelasannya tentang ide yang bagaima yang dapat menggalang dana?</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="">Strategi Membangun Kepercayaan Publik<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Penjelasan ide yang mampu menggalang dana dari public adalah kalau penjelasan dan ide tersebut disampaikan oleh orang atau organisasi yang mendapat kepercayaan public. Untuk memperoleh kepercayaan public relatip tidak mudah. Kepercayaan public akan lahir sesuai dengan <i style="">public image</i> dari orang / organisasi itu sendiri. Untuk membangun <i style="">public image</i> perlu menunjukan <i style="">brand image</i> dari orang atau organisasi itu sendiri. Salah satu langkah untuk menumbuh kembangkan <i style="">brand image</i> menurut akhli pemasaran Hermawan Kartajaya memerlukan langkah langkah sebagai berikut.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <ol style="margin-top: 0in;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><i style="">Positioning<o:p></o:p></i></b></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify;">Orang / Organisasi kalau ingin memasuki wilayah public sebaiknya memilih dan memastikan posisi diri dalam konstelasi public hubungannya tentang posisi komitment sosiologisnya. <i style="">Positioning</i> ini merupakan kumpulan dari spirit, pasi, idiologi, prinsip dan nialai nilai hidup hubungannya dengan relasi public. Dengan kata lain <i style="">positioning </i>adalah sosok pragmatis dari idiologi yang diyakini. Implikasi ketika orang atau organisasi mengambil posisi, maka akan menghadapi lawan dan kawan, pembenci dan pengagum. Namun orang atau organisasi yang tidak jelas <i style="">positioning</i> nya akan mempunyai berbagai persoalan terhadap keberadaan atau eksistensi nya dalam ranah public. Bahkan tanpa <i style="">positioning</i> yang<span style=""> </span>jelas orang atau organisasi akan tergilas oleh public opini. Tetapi “nyaman” nya tidak mempunyai lawan atau kawan yang jelas dan tidak terketahu siapa pembencinya dan siapa pengagumnya.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <ol style="margin-top: 0in;" start="2" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="">Diferensiasi<o:p></o:p></b></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify;">Kalau sudah mengambil posisi yang jelas, maka orang atau organisasi perlu mengidentifikasi, mengaktualisasi dan menekuni diferensiasinya. Diferensiasi adalah unggulan unggulan positip yang hubungannya dengan kemaslahatan masyarakat. Keunggulan ini di kongkritkan dalam bidang profesi atau keakhlian dalam proses social. Keunggulan ini bisa berkembang tidak hanya satu keunggulan, namun bisa lebih dari satu kenggulan. Kualitas dan kapasitas keunggulan orang / oraganisasi dikomparasikan dan dikompetisikan dengan keunggulan orang / organisiasi lain. </p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <ol style="margin-top: 0in;" start="3" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="">Brand Image<o:p></o:p></b></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify;">Ketika <i style="">positioning</i> dan diferensiasi orang atau organisasi telah disadari dan dimiliki maka perlu mengaktualisasi diri (organisasi) dalam symbol yang mudah dan cepat diingat sebagai “kesan baik” pada ranah public. Symbol tersebut dinamakan <span style=""> </span><i style="">brand image.</i> <i style="">Brand image</i> <span style=""> </span>diri atau organisasi bertujuan untuk mempercepat public mengenal dan mengingat. Namun untuk membangun kepercayaan public perlu membuktikan kepada public hal hal sebagai berikut:</p> <ol style="margin-top: 0in;" start="3" type="1"><ol style="margin-top: 0in;" start="1" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><st1:place st="on"><st1:city st="on">Ada</st1:City></st1:place> materi keunggulan produk / pelayanan yang mudah dikenal dan relatip memuaskan dalam kemanfaatannya.</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Legitimasi; <st1:place st="on"><st1:city st="on">Ada</st1:City></st1:place> pengakuan secara cultural, politik, dan hukum yang dapat memberi landasan kebenaran umum. Ini bias berupa identitas yang diakui dan tidak menciderai cultural, politik dan hukum yang berlaku.</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Transparan; ada keterbukaan dan kejujuran dalam pengelolaan anggaran yang lalu dan sedang berlangsung. </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Akuntabel; ada keberanian mempertanggung jawabkan kepada public baik secara financial, program dan moral. </li></ol></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="">Strategi membangkitkan calon donatur<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Penjelasan ide yang sangat effektip untuk membangkitkan para calon filantropis (dermawan) adalah dengan cara transformasi ide. Transformasi ini meliputi:</p> <ol style="margin-top: 0in;" start="1" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Mentransformasi kepentingan dan kebutuhan diri / organisasi kita menjadi kepentingan dan kebutuhan calon donatur. Paling mudah adalah menseleksi calon donator yang mempunyai kesamaan minimal tidak bertentangan dengan kebutuhan dan kepentingan kita. Alternatif lain mengkonstruksi informasi agar kebutuhan, kepentingan kita menjadi potensil kebutuhan dan kepentingan calon donator.</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Mentransformasi cita cita dan tujuan program diri / organisasi kita menjadi cita cita dan tujuan calon donator. Hal ini perlu ada kemasan informasi yang mampu mengkonstruksi calon donatur agar mengakui dan merasakan bahwa cita cita dan tujuan calon donatur adalah merupakan cita cita dan tujuan kita.</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Meyakinkan melalui penjelasan rasional kepada calon donatur bahwa dana / uang yang akan diterima tidak diselewengkan dan akan dioptimalkan penggunaannya.</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Meyakinkan melalui penjelasan rasional kepada calon donatur bahwa diri / organisasi kita mampu secara managerial dan secara teknis<span style=""> </span>melaksanakan program / pelayanan pengadaan produk yang akan didanai mereka. </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ketepatan memperkirakan kemampuan keuangan calon donatur agar jumlah nominal dana yang diminta masih pada batas “kerelaan” financial / resources mereka.</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ketepatan memilih momentum dan ketepatan orang sebagai penjelas ketika calon donatur pada saat kedermawanannya muncul. </li></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="">Media penggalangan donatur<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><st1:place st="on"><st1:city st="on">Ada</st1:City></st1:place> beberapa media yang biasa digunakan untuk penggalangan dana, namun dapat dikelompokan menjadi dua; yaitu media langsung dan media tidak langsung. Penjelasan singkat media tersebut adalah:</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Langsung; media ini adalah langsung membawa calon donatur untuk terlibat langsung memasuki<span style=""> </span>persoalan yang menjadi isu sentral ide program. Beberapa media langsung yang dapat dilakukan adalah:</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Membuat acara dilokasi persoalan yang menjadi isu sentral ide program. Seperti; membuat acara kunjungan dan dialog di lokasi kerusakan lingkungan, bencana alam, kemiskinan dll. Hal ini dimaksudkan para calon donatur untuk tersentuh komitmennya setelah melihat langsung dan mendengar testimony korban. Namun kelemahan media langsung adalah sulitnya memperoleh waktu dan kesempatan para calon donatur.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Membuat acara pertemuan terbatas para calon donatur yang menghadirkan para akhli dan para pemerhati persoalan yang menjadi isu sentral ide program.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Membangun sukarelawan dari para profesi <i style="">tour guide</i> untuk menjadi juru penjelas ketika mempunyai momentum dan konsumen yang tepat.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><i style="">Public entertain</i> atau <i style="">cultural</i> seremonial dengan melibatkan public figure tokoh spiritual dalam forum: pasar murah, pameran karya / produksi / pelayanan, kesenian rakyat, kesenian populair, olah raga (sepeda santa, kalan santai dll), <span style=""> </span>acara pengajian (muslim), kebaktian di gereja dll.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Tidak langsung; media ini adalah untuk mempermudah calon donatur untuk memahami ide program yang membutuhkan sumbangannya. Beberapa media tidak langsung yang dapat dilakukan adalah:</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><i style="">Direct-mail</i> ; yaitu secara langsung mengirim <st1:place st="on"><st1:city st="on">surat</st1:City></st1:place> kepada para calon donatur. Secara substansial <st1:place st="on"><st1:city st="on">surat</st1:City></st1:place> itu adalah menjelaskan ide program secara singkat, jelas dan padat. Syarat untuk media ini adalah adanya figure orang atau lembaga yang mempunyai <i style="">public</i> <i style="">brand image</i> yang terpercaya. <st1:place st="on">Para</st1:place> calaon donatur harus selektip dan tepat mempunyai perhatian dan cita cita yang sama dengan organisasi.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><i style="">Electronic-mail</i> (Email); melalui jaringan komunikasi computer yang ditujukan calon donatur diberi penjelasan baik secara tertulis maupun audio visual. Paling efektif kalau penjelasannya melalui bentuk komprehensip antara penjelasan tulis sesuai dengan tulisan dan bahasa calon donatur, penjelasan audio visual lengkap dengan profile organisasi, profile pendukung, beneficiaries testimony. </p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><i style="">Website</i>; melalui jaringan komunikasi computer kepada public secara continue dan up-to date yang berisi penjelasan baik secara tertulis maupun audio visul.Tentang<span style=""> </span>profile organisasi, profile pendukung, laporan kegiatan dan hasil nya, perkembangan beneficiaries lengkap dengan testimony dan public opini.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Media public baik media cetak, media TV atau Radio berupa berita lasung, iklan layanan masyarakat, dialog interactive <span style=""> </span>maupun program khusus untuk menjelaskan perkembangan persoalan dan korban yang menjadi isu <i style="">central</i> ide program.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Poster, leaflet, brosure, spanduk, stiker yang memberi penjelasan singkat dengan <st1:place st="on"><st1:city st="on">gaya</st1:City></st1:place> agitatip, provokatip, atau promotive. </p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Menggerakan relawan penjelas dan penggalang dana donatur di tempat tempat public. Seperti menggerakan mahasiswa, pelajar untuk mengumpulkan dana di tempat tempat public.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Menempatkan kotak kotak pengumpul sumbangan di tempat tempat public.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Menggabungkan dengan mekanisme system pembayaran konsumen pelayanan atau product tertentu seperti; pembayaran tiket club penghobi, pariwisata dll. Intinya product dan jasa yang konsumennya adalah orang yang sedang berada dan bersukaria.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;"><span style="">·<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Mengirim proposal program; media ini biasa digunakan untuk para donatur besar atau lembaga dana atau yayasan penyandang dana. Substansi isi proposal program adalah: (1) Uraian Urgency atau mendesaknya adanya program (latar belakang). (2) Tujuan dan rencana capaian hasil (<b style="">S</b>pesifik-<b style="">M</b>easurable-<b style="">A</b>ttainable-<b style="">R</b>elevant-<b style="">T</b>ime bound). (3) Cara strategi untuk mencapai tujuan. (4) Kegiatan utama program. (4) Management dan pola pengelolaannya baik program maupun financial. (5) Metode untuk mengontrol dan melihat hasil program. (6) Sumberdaya pendukung yang dimiliki seperti pengalaman, orang professional dan fasilitas. (7) Anggaran secara rasional yang menunjukan effisiensi.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="">Penggalangan dana non donasi<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Penggalian dana organisasi masyarakat sipil kecenderungannya untuk keluar dari dominasi funding agency. Hal ini dapat dimengerti karena organisasi masyarakat sipil menghindari ketergantungan, dominasi dan subordinasi. Oleh karena itu beberapa LSM sudah memulai membatasi diri untuk mendorong proporsi sumbangan masing lembaga dana tidak lebih dari 20 % dari total kebutuhan dana organisasi. Untuk mengurangi dominasi salah satu lembaga dana, adalah dengan cara memperbanyak lembaga dana yang menyumbangkan organisasi. Namun untuk memperoleh banyak lembaga dana tidak mudah. Maka dari itu beberapa organisasi masyarakat sipil mulai mencoba untuk menggalang dana sendiri tanpa donatur. Beberapa beberapa bentuk penggalangan dana non donasi adalah sebagai berikut:</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="">a.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Penggalangan dana dari anggota; Penggalangan dana dari anggota adalah merupakan cara universal untuk seluruh organisasi rakyat di seluruh dunia. Dana dari anggota menjadi tolok ukur utama keberadaan organisasi rakyat itu sendiri. Bahkan kalau ada organisasi rakyat tidak ada dana dari anggota, ini dipertanyakan kualitas keberadaannya.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="">b.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Penggalangan dana dari usaha pelayanan organisasi; Penggalangan dana ini berupa jasa pelayanan organisasi terhadap anggota / consituen / kelompok dampingan. Pelayanan yang dapat menjadi bagian pendanaan organisasi adalah jenis pelayanan yang riil memberi keuntungan ekonomis anggota/ consituen/ kelompok dampingan. Contoh: APIKRI <st1:place st="on"><st1:city st="on">Jogjakarta</st1:City></st1:place> memperoleh dana organisasi dari komisi mengeksport produksi kerajian kelompok dampingannya. Mitra Tani Jogjakarta memperoleh dana organisasi dari prosentase kuntungan pemasaran produksi pertanian organic kelompok dampingannya. CU Pancur Kasih Pontianak memperoleh dana organisasi dari prosentase SHU koperasi simpan pinjam anggotanya. USC-SATUNAMA Jogjakarta memperoleh dana organisasi dari jasa konsultasi dan sebagaian jasa training.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="">c.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Penggalangan dana dari usaha ekonomis organisasi; Penggalangan dana melalui bentuk usaha ekonomi organisasi di <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Indonesia</st1:country-region></st1:place> sudah banyak dilakukan oleh beberapa LSM. Seperti Yayasan Alfa Omega Kupang dengan membut usaha galangan kapal; Yasyasan Swadaya Membangun Lombok dengan membuat usaha PT Bank Segara Anakan, Bina Swadaya Jakarta dengan membuat uasaha Agribusiness dan PT Penerbitan Trubus, </p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="">d.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Penggalangan dana dari effisiensi management proyek; dimana staf atau personil menabung sebagaian honornya untuk keberlangsungan organisasi, effisensi biaya operasinal dll.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="">Penggalangan dana public<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pengertian dana public adalah dana dari warganegara yang dikelola pemerintah. Asumsinya dana public merupakan hak warga sipil untuk menikmatinya. Organisasi masyarakat sipil sudah memulai untuk melakukan penggalangan dana public melalui benduk advokasi anggaran. Dana public biasanya bukan untuk biaya operasional organisasi, namun merupakan dana untuk biaya program yang langsung dinikmati kelompok dampingan atau consituen. Contoh: Advokasi anggaran dalam APBD atau APBN untuk meningkatkan pos anggaran pemberdayaan perempuan, pemberdayaan petani / nelayan / pedagang kecil. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="">Pengorganisasian Penggalian Dana <o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Upaya penggalian dana organisasi masyarakat sipil akan berhasil kalau terorganisir dengan solid. Oleh karena itu pengorganisasian penggalangan dana perlu di seriusi dengan langkah langkah substansial sebagai berikut.</p> <ol style="margin-top: 0in;" start="1" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Menunjuk personil yang bertanggung jawab menggerakan penggalangan dana organisasi. Syarat dasar posisi ini adalah: Mempunyai ketrampilan komunikasi dengan berbagai bahasa; Memahami visi misi, nilai dasar organisasi; Cepat memahami substansi program utama organisasi; Creativ dan cerdas menangkap momentum dan menggalang perkawanan.</li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;">Fungsi :<span style=""> </span><span style=""> </span>1. Merencanakan kegiatan fund raising</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;"><span style=""> </span><span style=""> </span>2. Mengelola perjalanan fund raising </p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;"><span style=""> </span><span style=""> </span>3. Mereview sejarah sumbangan</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;"><span style=""> </span><span style=""> </span>4. Merefleksikan ide dan visi anggota pengurus, Dirpel dan lainnya <span style=""> </span><span style=""> </span><span style=""> </span>dalam peran administrasinya </p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;"><span style=""> </span><span style=""> </span>5. Membantu proses mendapatkan sumbangan besar</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;"><span style=""> </span><span style=""> </span>6. Memimpin Staff dan para voluntir</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;"><span style=""> </span><span style=""> </span>7. Bertindak sebagai kontak person</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;"><span style=""> </span><span style=""> </span>8. Menyarankan calon donatur</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;"><span style=""> </span><span style=""> </span>9. Mengembangkan strategi</p> <ol style="margin-top: 0in;" start="2" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Menggerakan semua personil, pengurus, dan relawan organisasi untuk menjadi bagaian penggalian dana organisasi. Masing masing personil mempunyai tugas secara proporsional sesuai dengan kapasitasnya.</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Mengidentifikasi, mendokumentasi dan menganalisis semua calon donatur organisasi secara continue dan uptodate.</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><st1:place st="on"><st1:city st="on">Ada</st1:City></st1:place> perencanaan regulair untuk kegiatan penggalangan dana organisasi. Perencanaan penting untuk menjadi acuan organisasi dalam melakukan penggalian dana organisasi.</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Mengelola event – event penggalangan dana organisasi secara selektip, effisien dan effektif. Jangan sampai biaya event penggalangan dana lebih besar dari perolehannya.</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Melakukan<span style=""> </span>evaluasi hasil kegiatan penggalangan dana secara continue untuk memberikan berbagai rekomendasi yang detail dan operasional untuk memperbaiki program penggalian dana organisasi di masa yang akan datang.</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Menjaga dan melayani para donatur organisasi sengan cara sebagai berikut:</li><ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Menyampaiakn ucapan terima kasih kepada para donatur.</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Menyampaikan laporan penggunaan dana organisasi dan hasilnya.</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Menyampaiakn berbagai informasi tentang perkembangan organisasi secara berkala dengan singkat dan jelas.</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Memberikan berbagai bentuk penghormatan bagi para donatur setia dan tetap.</li></ul></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="">Berbagai Karakter Donatur Organisasi masyarakat Sipil<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pemahaman akan karakter para calon donatur sangat penting, hal ini karena mempengaruhi dan menentukan strategi pendekatan dan keberhasilan kegiatan penggalian dana organisasi. Secara umum karakter beberapa donatur Organisasi Masyarakat Sipil adalah:</p> <ol style="margin-top: 0in;" start="1" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Donatur Individual; Donatur individual karakternya berhubungan dengan budaya dan profesi masing masing individu. Latar belakang budaya donatur sangat menentukan karakternya dalam kedermawanannya. Profesi donatur juga menentukan karekter kedermawanannya, secara umum donator individual akan mendukung dengan kepentingan profesi dan kariernya.</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Donatur organisasi; Karakter donatur organisasi dapat dibagi dua pilahan besar. Organisasi Pemerintah dan Organisasi Non Pemerintah. Karakter organisasi pemerintah mengikuti kaidah kaidah birokrasi dan sesuai dengan perencanaan anggaran formal. Karakter organisasi non pemerintah dipengaruhu oleh sumber dananya; seperti: (a) Lembaga dana yang sumber dana dari partai politk; (b) Lembaga dana yang sumber nya dari pemerintah; (c) lembaga dana yang sumbernya dari PBB; Lembaga dana yang sumbernya dari organisasi humanis; dan Lembaga dana yang sumbernya dari lembaga bisnis.</li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="">Sifat bantuan dana untuk Organisasi Masyarakat Sipil<o:p></o:p></b></p> <table class="MsoTableGrid" style="border: medium none ; border-collapse: collapse;" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody><tr style=""> <td style="border: 1pt solid windowtext; padding: 0in 5.4pt; width: 2.05in;" valign="top" width="197"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style="">Sumber Dana<o:p></o:p></b></p> </td> <td style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 2.05in;" valign="top" width="197"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style="">Ciri-Ciri<o:p></o:p></b></p> </td> <td style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 2.05in;" valign="top" width="197"> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style="">Contoh<o:p></o:p></b></p> </td> </tr> <tr style="height: 56.5pt;"> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 2.05in; height: 56.5pt;" valign="top" width="197"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="">Hibah<o:p></o:p></b></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 2.05in; height: 56.5pt;" valign="top" width="197"> <p class="MsoNormal">Biasanya dg batasan, suatu projek, terikat waktu, donasi untuk periode pendek atau menengah</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 2.05in; height: 56.5pt;" valign="top" width="197"> <p class="MsoNormal">Dana dari Pemerintah, Yayasan, asosiasi, perjanjian multilateral & bilateral </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 2.05in;" valign="top" width="197"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Sumbangan<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 2.05in;" valign="top" width="197"> <p class="MsoNormal">Tanpa batasan, dapat dipakai untuk dana abadi, periode menengah ke jangka panjang</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 2.05in;" valign="top" width="197"> <p class="MsoNormal">Individu atau<span style=""> </span>kelompok</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 2.05in;" valign="top" width="197"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="">Pendapatan<o:p></o:p></b></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 2.05in;" valign="top" width="197"> <p class="MsoNormal">Tanpa batasan, periode pendek ke panjang,untuk biaya operasi bisnis, perlu ketrampilan kusus untuk mengelolanya</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 2.05in;" valign="top" width="197"> <p class="MsoNormal">Penjualan barang, </p> <p class="MsoNormal">fee untuk jasa, </p> <p class="MsoNormal">Bunga simpanan</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 2.05in;" valign="top" width="197"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="">Dana Abadi <o:p></o:p></b></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 2.05in;" valign="top" width="197"> <p class="MsoNormal">Dana utama yang digunakan hanya bunganya</p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 2.05in;" valign="top" width="197"> <p class="MsoNormal">Simpanan organisasi yang terencana.</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> </td> </tr> </tbody></table> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="">Kualifikasi Donasi<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <table class="MsoTableGrid" style="border: medium none ; border-collapse: collapse;" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody><tr style=""> <td style="border: 1pt solid windowtext; padding: 0in 5.4pt; width: 221.4pt;" valign="top" width="295"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="">Kualifikasi Donor<o:p></o:p></b></p> </td> <td style="border-style: solid solid solid none; border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 221.4pt;" valign="top" width="295"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="">Rasio Sumbanga<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><o:p> </o:p></b></p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 221.4pt;" valign="top" width="295"> <p class="MsoNormal"><span style="">Donor Setia</span></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 221.4pt;" valign="top" width="295"> <p class="MsoNormal">Hibah Utama</p> <p class="MsoNormal">10% dari seluruh Donor</p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 221.4pt;" valign="top" width="295"> <p class="MsoNormal"><span style="">Donor Berulang</span></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 221.4pt;" valign="top" width="295"> <p class="MsoNormal">Hibah meningkat</p> <p class="MsoNormal">20% dari seluruh Donor</p> </td> </tr> <tr style=""> <td style="border-style: none solid solid; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 221.4pt;" valign="top" width="295"> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="">Donor</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> </td> <td style="border-style: none solid solid none; border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 221.4pt;" valign="top" width="295"> <p class="MsoNormal">Pertama Kali sbg<span style=""> </span>Donor</p> <p class="MsoNormal">70% dari seluruh Donor</p> </td> </tr> </tbody></table> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <div style=""><!--[if !supportFootnotes]--><br /> <hr align="left" size="1" width="33%"> <!--[endif]--> <div style="" id="ftn1"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman";">[*]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Aktivis LSM IRE dan Konsultan fund rising Organisasi Masyarakt Sipil dan Perusahaan</p> </div> </div>Misteri Pemberdayaan Desahttp://www.blogger.com/profile/12050053405844970849noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-996407174833559365.post-14839539919951175422009-06-09T20:12:00.001+08:002009-06-09T20:13:56.649+08:00<p class="MsoTitle"><b><span style="font-size: 20pt;">Beberapa Kritik dan Kiat<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoTitle"><b><span style="font-size: 20pt;">Pengembangan Kewirausahaan<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoSubtitle">Fajar Sudarwo (Mas Jarwo)</p> <p class="MsoSubtitle"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoSubtitle" style="text-align: justify;"><span style="font-weight: normal;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoSubtitle" style="text-align: justify;"><span style="font-weight: normal;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoSubtitle" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Kewiraswastaan dalam PerspektipGlobal</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b><span style=""> </span></b>Masyarakat sudah memasuki melinium global dimana logika kapital dan materi sudah memasuki seluruh elemen masyarakat dunia. Materi sudah menjadi ukuran segala galanya untuk perkembangan hidup manusia. Bahkan sebagian masyarakat menganggap materi adalah nabinya kehidupan dunia saat ini. Kalau ada manusia yang tidak mempunyai materi akan dianggap gagal dan tidak berarti dalam kehidupannya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Gerakan globalisasi materi sudah memaksa manusia untuk berada dibawah bayang bayang kekuasaannya. Kewiraswastaan diambil dan disubordinasi oleh logika materi sebagai media perilaku manusia yang dapat secara cepat mendorong manusia untuk tergila gila kepada materi.<span style=""> </span>Beberapa lembaga bisnis Internasional telah memandu dan mengajari perilaku kewiraswastaan untuk menguasai dan mendominasi berbagai sumberdaya demi terakumulasinya dan terkumpulnya basis materi pada dirinya. Sebut saja Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) telah memandu lahirnya berbagai organisasi dunia seperti <i>GATS (General Agreement of Trade and Cervices – VIVENDI, <st1:city st="on">SUEZ</st1:City>, <st1:place st="on">THAMES</st1:place>, RWE, BYWATER, BECHTEL dan KELDA)</i> yang menguasai air dunia, <i>AOA (Agreement On Agricultural)</i> yang menguasai pangan.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Acuan dasar perilaku kewiraswastaan saat ini adalah perilaku organisasi business Internasional yang sangat tamak, serakah dan mendominasi hajat hidup orang banyak untuk keuntungan dirinya. Oleh karena itu di <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region> muncul berbagai wiraswasta yang mendominasi berbagai hajat hidup orang banyak, seperti para pemegang HPH, para penguasa produksi mineral dll. Semangat untuk menguasai sumberdaya itulah yang memacu para wiraswasta membangun kolusi, korupsi dan nepotisme dengan para penguasa pemegang kebijakan publik. Bahkan sekarang sudah sulit memisahkan mana yang wiraswasta dan mana yang pejabat publik. Perilaku yang seperti inilah yang akhirnya membawa petaka dan bencana yang berkepanjangan bagi masyarakat Dunia khususnya <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region>.</p> <h1>Kewiraswastaan dalam perspektip Kultural</h1> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Ketika kita kembali pada nilai nilai budaya kehidupan manusia, baik di barat maupun di timur. <st1:city st="on"><st1:place st="on">Ada</st1:place></st1:City> prinsip nilai universal bagaimana manusia membangun dan mengembangkan diri secara mandiri namun tidak mendominasi orang lain. Manusia berusaha dalam konteks ibadah, yaitu memperoleh ridho Allah, menjalankan hidup untuk kemaslahatan sesama. Sehingga materi penting sebagai sarana kehidupan untuk menuju kehidupan humanis bukan untuk mendominasi dan menguasai. Bukan manusia di posisikan sebagai hamba dari materi, tetapi justru materi yang diposisikan sebagai alat manusia untuk menuju kehidupan yang lebih humanis.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Kewiraswastaan dalam perspektip budaya adalah mempunyai <st1:city st="on"><st1:place st="on">lima</st1:place></st1:City> pilar utama. <b>Pertama</b>, sebagai daya dorong manusia untuk menciptakan suatu karya yang bermanfaat untuk sesama manusia. <b>Kedua</b>, sebagai spirit untuk menambah keberanian dalam menghadapi resiko dalam memperjuangkan kebenaran dan cita cita. <b>Ketiga</b>, sebagai alat untuk menghitung dan mencermati semua perencanaan kehidupan yang lebih rasional. <b>Keempat</b>, meningkatkan kemampuan untuk mengempati terhadap berbagai kepentingan manusia, sehingga karya karyanya adalah merupakan karya yang bermanfaat dan dibutuhkan oleh masyarakat banyak. <b>Kelima</b>, sebagai kontrol diri agar tidak hedonis (memanjakan diri), tidak konsumtip, tidak “boros” dalam kehidupannya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b><o:p> </o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b>Kewiraswastaan dalam Perspektip Pemberdayaan diri.<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b><span style=""> </span></b>Substansi pengertian manusia yang berdaya adalah manusia yang mampu memenuhi kebutuhan dasarnya secara kritis, mampu mengakses ke berbagai sumber daya, dan ikut memberi sumbangan terhadap proses tatanan social yang lebih baik. Kewiraswastaan dalam perspektip pemberdayaan ada beberapa elemen dasar sebagai berikut:</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span><b>Pertama</b>, kemampuan untuk memenihi kebutuhan dasar secara kritis. Artinya kebutuhan manusia banyak dikonstruksi oleh kemauan industri melalui media <st1:city st="on"><st1:place st="on">massa</st1:place></st1:City> yang sangat intens memprovokasinya. <span style="" lang="SV">Semua kebutuhan yang ada dikepala manusia banyak merefrensi kepada iklan iklan yang ada pada Televisi, Radio, Poster, dan Spanduk. Misalnya saja kebutuhan alat pembersih diri, sebagian manusia meniru iklan iklan sabun dan sampo. Sehingga ketika ditanya kebutuhan tentang alat pembersih sebagian besar masyarakat akan menunjuk sabun. Apakah tidak ada alternatip lain selain sebum? Begitu juga dengan pakaian, perumahan sampai kesehatan, hampir kebutuhan manusia diwarnai oleh suara suara iklan industri.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span><b>Kedua</b>, mampu menganalisis secara kritis terhadapa berbagai usaha atau karya yang akan dilakukan. Aapakah usaha usaha itu benar benar menguntungkan dirinya atau justru menguntungkan pihak lain? Contohnya, para peternak ayam ras, dimana mulai dari bibit, obat, makanan, peralatan sampai pasar sangat tergantung dengan pihak luar. Maka secara perhitungan ekonomis usaha ini sebetulnya lebih menguntungkan pihak diluar peternak sendiri. Dengan kata lain para peternak hanya sebagai buruh murah industri poltry.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span><b>Ketiga,</b> mampu mengakses kepada pusat pusat suberdaya khususnya permodalan dan teknologi. Para wiraswasta diharapkan mampu dan trampil berkomunikasi dengan pusat pusat sumberdaya publik. Seperti Bank, transportasi, teknologi dan lain sebagainya. Hal ini penting untuk menjaga agar pusat pusat sumber daya tersebut tidakbanyak dimanfaatkan oleh pihak asing. Contoh di Indonesia banyak sumber daya yang telah diakses oleh pihak asing dari pada oleh masyarakat Indonesia, seperti listrik, mineral, frekkuensi udara dll.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyText"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span><b>Keempat</b>, kemampuan untuk mengelola sumberdaya secara efektip dan effisien. Artinya ketrampilan menejemen menjadi sangat penting sebagai wiraswasta. Menejemen adalah suatu proses untuk mencapai tujuan secara systematis dan berkesinambungan. Barbagai perkembangan menejmen perlu dikritisi sehingga dapat memilih instrumen yang paling tepat untuk diterapkan. Berbagai menejemen telah berkembang sesuai dengan dinamika perkembangan khidupan manusia. Bahkan sampai saat ini berbagai modul pelatihan menejemen kewiraswastaan terus diperbaiki. Terutama dalam model kepemimpinan<span style=""> </span>kewiraswastaan saat ini banyak menggunakan leadership by vision dan tran-formative leadership.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span><b>Kelima</b>, kemampuan menciptakan pasar. Pada perkembangan terakhir ketrampilan pasar kewiraswastaan bukan saja mampu membaca pasar tetapi kemampuan untuk menciptakan pasar. Sebab tanpa ada kemampuan untuk menciptakan pasar, para wiraswasta hanya akan didikte oleh para penguasa industri yang bermain dibalik kekuatan media massa. Dengan demikian akan memberi peluang kepada masyarakat untuk dikonstruksi pihak lain akan kebutuhan kebutuhan dasarnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span><b>Keenam</b>, kemampuan untuk membangun kepercayaan. Ada beberpa strategi untuk membangun kepercayaan antara lain: (a) Menjaga integritas pribadi yang konsekuen, jujur dan bertanggung jawab. (b) Mampu menemukan kekhasan diri untuk membangun image positip keberadaannya. (c) Mengembangkan open management, sebagai bentuk transparansi segala transaksi keuangannya kepada stakeholder. (d) Bernai melakukan public accountability. Artinya ada keberanian mempertanggung jawabkan kepa masyarakat luas terhadap penggunaaan suberdayanya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span><b>Ketujuh</b>,<span style=""> </span>mempunyai kemampuan untuk membangun karakter diri yang tidak mudah menyerah dalam kesulitan. Sebagai contoh para wiraswastawan di Thailand lebih kuat menghadapi krisis ketimbang masyarakat Indonesia. Ada seorang pengusaha Thailand yang malamnya sebagai direktur mengumumkan bahwa perusahaannya bangkrut, pagi harinya sudah membuka usaha makanan martabak di depan bekas kantornya. Kalau pengusaha Indonesia sebagian besar kalau bangkrut tidak cepat bangkit, tetapi justru putus asa.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span><b>Kedelapan</b>, mampu mengorganisir manusia<span style=""> </span>yang tidak menopang pada elemen: (a) Modal atau uang. Banyak manusia tidak dapat mengorganisir orang tanpa ditopang oleh modal atau uang. Seorang wiraswasta tanpa ditopang elem inipun mampu. (b) Otoritas keilmuan. Banyak manusia tidak dapat mengorganisir orang tanpa ditopang oleh otoritas keilmuannya. Seorang wiraswasta tanpa ditopang elem inipun mampu. (c) Kekuasaan, Banyak manusia tidak dapat mengorganisir orang tanpa ditopang olehkekuasaan. </span>Seorang wiraswasta tanpa ditopang elem inipun mampu.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center"><b>@<o:p></o:p></b></p>Misteri Pemberdayaan Desahttp://www.blogger.com/profile/12050053405844970849noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-996407174833559365.post-69490492155688742212009-06-09T20:10:00.001+08:002009-06-09T20:12:02.948+08:00<p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="font-size: 14pt;" lang="SV">KIAT MENJADI FASILITATOR <o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="" lang="SV">Fajar Sudarwo (Jarwo)<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;" lang="SV">Makna Fasilitator<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Pengertian dasar fasilitator adalah orang yang berprofesi memperlancar proses atau membuat mudah suatu proses agar dapat mencapai tujuan proses tersebut. Proses yang sangat diperlukan kehadiran seorang fasilitator adalah biasanya dalam hal musyawarah, rembugan untuk membuat keputusan, pembelajaran dalam rangka pendidikan, menyelesaikan konflik / pertentangan, membangun kerja sama dll.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Fasilitator bukan berperan seperti seorang guru, bukan juga seorang pemimpin, dan bukan juga bertindak sebagai ekspert / akhli. Namun dia berperan sebagai penghubung dan pemacu proses dialog, berpikir dan bertindak agar suatu proses dapat lancar berjalan sesuai dengan tujuannya. Ingat bahwa fasilitator adalah memperlancar proses bukan mempersulit dan memperlambat proses.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;" lang="SV">Nilai Dasar Fasilitator<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Nilai dasar yang perlu dimiliki oleh seorang fasilitator adalah:<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0in;" start="1" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="SV">Demokratis<o:p></o:p></span></b></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Seorang fasilitator perlu memiliki jiwa demikratis, dimana harus menghargai pendapat dan hak hak individu. Jangan sampai seorang fasilitaor mempunyai perilaku ”memaksakan kehendak”, ingin menang sendiri atau otoriter. Kemudian pendapat individu dikonfirmasikan di sepakatkan kepada sejumlah orang yang akan menjadi pendapat bersama.<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0in;" start="2" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="SV">Pluralis<o:p></o:p></span></b></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Jiwa fasilitator adalah pluralis dimana mengakui dan menghargai semua entitas sosial seperti suku, agama, ras, dan warna kulit / fisik orang. Fasilitator mempunyai pemahaman analisis yang pluralis<span style=""> </span>yang tidak mensumberkan masalah atau persoalan terhadap SARA dan fisi sesorang. Fasilitator tidak boleh mempunyai ektrimitas terhadap stereotip entitas sosial apapun, khususnya stereotip yang berkonotasi negatip.<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0in;" start="3" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="SV">Egaliter <o:p></o:p></span></b></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Seorang fasilitator harus mempunyai prinsip egaliter, dimana status sosial ekonomi tidak menjadi acuan untuk menyelesaikan masalah. Semua orang dipandang sederajat sebagai makhluk Allah yang sama sama mempunyai potensi dan kelemahan diri. Tidak membangun relasi atas bawah, juragan buruh, gusti kawula dan relasi guru murid.<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0in;" start="4" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="SV">Berkeadilan gender<o:p></o:p></span></b></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Seorang fasilitator haris memandang relasi jenis kelamin secara adil. Artinya tidak ada diskriminasi (meminggirkan), subordinasi (membawahkan) dan stereotip (melekatkan sifat) jenis kelamin manusia. Dengan kata lain seorang fasilitator harus menjahui nilai nilai patriarkhi dan feodalisme.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;" lang="SV">Gaya Penampilan Fasilitator<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Seorang fasilitator sebaiknya mempunyai gaya yang dapat diterima oleh semua pihak. Agar bisa diterima semua pihak yang difasilitasi, seorang fasilitator sebaiknya mempunyai gaya penampilan sebagai berikut:<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0in;" start="1" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="SV">Ramah<o:p></o:p></span></b></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Sebaiknya seorang fasilitator berpenampilan <i style="">semanak, semedulur, grapyak </i>atau dengan bahasa sosialnya adalah familier dan mudah bergaul. Siapapun orangnya tanpa pandang bulu dapat digauli secara wajar. Ekpresi penampilan ramah biasanya berupa murah senyum tidak angker dan tidak menakutkan dan yang lebih penting tidak sombong dan devensip.<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0in;" start="2" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="SV">Humoris<o:p></o:p></span></b></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Seorang fasilitator akan tidak membosankan kalau dalam penampilannya selalu cerdas membuat orang senang dan tertawa riang. Artinya penampilan yang tegang dan terlalu serius secara terus menerus sebaiknya dihindari oleh seorang fasilitator. Namun ingat bahwa humor yang dikeluarkan jangan sampai membuat orang tersinggung. Kuncinya jangan mengambil topik humor fisik seseorang atau menyinggung keaykinan dan latar belakang sosial. Untuk menjadi seorang humoris yang menarik fasilitator harus jeli bermain logika, karena kelucuan fasilitator adah mempermainkan logika terbalik sehingga orang akan terkesimak dan membangun kesegaran suasana pikir orang.<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0in;" start="3" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="SV">Disiplin<o:p></o:p></span></b></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Sebaiknya seorang fasilitator haris disiplin dalam segala tindakannya. Sehingga dia mampu menjadi pemandu proses yang tepat waktu dan tepat sasaran. Basis kedisiplinan fasilitator bukan berbasis normatip namun berbasis kesepakatan terhadap tanggung jawab bersama.<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0in;" start="4" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="SV">Cakap<o:p></o:p></span></b></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Sebaiknya seorang fasilitator mempunyai penampilan cakap dalam mendengarkan orang bicara, cakap mengambil maksud dan kepentingan orang, dan cakap menyampaikan gagasan dan idenya baik secara verbail (kata kata) maupun non verbal (tulisan dan gerak tubuh).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;" lang="SV">Pengetahuan Dasar Fasilitator<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Fasilitator diharapkan banyak oleh orang orang yang difasilitasi dalam segala pengetahuan. Namun tidak ada seorangpun di dunia ini yang menguasai semua pengetahuan yang ada di dunia. Oleh karena itu beberapa pengetahuan dasar yang perlu dimiliki oleh fasilitator dalah:<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0in;" start="1" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="SV">Analisa Sosial<o:p></o:p></span></b></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Seorang fasilitator sebaiknya mempunyai pengetahuan cara menangkap fakta sosial, menghubungkan satu sama lain dan memaknai secara kritis. Ada tiga hal dalam analisa sosial yang perlu dipahami fasilitator: <b style="">Pertama,</b> Kerangka berpikir, kerangka berpikir orang selalu dibagi dua yaitu keraka pikir obyektip-subyektip, struktural-non struktural, positivis dan non positivis. <b style="">Kedua</b>, Kesadaran manusia sebagai landasan memaknai informasi. Dimana setiap orang biasanya mempunyai tiga kesadaran sebagai berikut: (1) Kesadaran magis, yaitu kesadaran yang bertumpu kepada kekuatan diluar manusia yang mempengaruhi nasib manusi. (2) Kesadaran naif, yaitu kesadaran yang bertumpu kepada kekuatan keberadaan manusianya atau sumber daya manusianya yang mempengaruhi nasibnya. (3) Kesadarn Kritis yaitu kesadaran yang bertumpu kepada kekuatan system atau struktur yang sangat mempengaruhi nasib manusi. <b style="">Ketiga,</b> methodologi analisa sosial yang menyangkut methode konvensional (statistik akademis sepihak) dan methode intelektual organic yang partisipatip. Biasanya seorang fasilitator rakyat khususnya fasilitator petani menggunkan methode partisipatip. Dimana analisa sosial yang dilakukan menggunakan metdode peran serta masyarakat itu sendiri. <o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0in;" start="2" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="SV">Komunikasi<o:p></o:p></span></b></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Pengetahuan komunikasi sangat dibutuhkan seorang fasilitator. Bahkan pengetahuan dan ketrampilan komunikasi ini menjadi faktor penentu keberhasilan seorang fasilitator dalam memandu proses. Bentuk komunikasi yang sangat dibutuhkan adalah komunikasi verbal. Berbagai bentuk komunikasi verbal yang sangat diperlukan adalah: (a) Dialog, yaitu komunikasi dua arah yang berimbang saling memberi, saling menerima. Berganti antara mengaujuakan pendapat dan mendengarkan pendapat partner bicaranya. (b) Orasi / pidato / ceramah, yaitu bentuk menyampaikan pokok pikiran secara systematis, runtut dan jelas pesannya dalam waktu tertentu dengan mengingat porsi; antara konsep abstrak dan contoh kongkrit secara berimbang, antara bentuk verbal dan gerak, antara serius dan humor, serta antara pengalaman diri dan pengalaman orang lain. Dalam methode ceramah sebaiknya tidak total satu arah namun mengakomodir harapan dan kebutuhan yang mendengarkan. Salah satu ’penyakit’ atau kelemahan metode ceramah ini adalah apa yang disampaikan dianggap penting oleh pendengarnya padalah tidak semuanya penting bagi sipendengarnya. (c) Provokasi, yaitu bentuk komunikasi yang menyampaikan informasi dan pikiran membuat orang yang mendengarkan terstimulant untuk bertindak. (d) Agitasi, yaitu bentuk komunikasi yang menyampaikan informasi yang secara umum masih tertutup atau rahasia. Sehingga orang yang mendengarkan akan terkesimak dan terdorong untuk bergerak secara cepat. (e) Intimidasi, yaitu bentuk komunikasi yang memprofil entitas sosial tertentu sehingga orang yang mendengarkan akan keluar kesadarnnya secara kritis dan akan melakukan refleksi untuk keluar dari kebiasaannya yang tidak mempunyai muatan pemihakan tertentu. (e) Ceritera kasus, yaitu bentuk komunikasi yang berbentuk cerita kasus untuk mempermudah pendengar memahami berbagai konsep secara abstrak. (f) Komik, yaitu bentuk komunikasi yang dituangkan dalam gambar gambar agar mempermudah orang memahami pesan yang terkandung dalam informasi yang akan disampaikan.<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0in;" start="3" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="SV">Metode Pendidikan orang dewasa<o:p></o:p></span></b></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Metode pendidikan orang dewasa adalah suatu proses pendidikan untuk orang dewasa. Prinsip dasar pendidikan orang dewasa adalah: (a) Proses pendidikan yang berbasis kepada pengalaman, keyakinan, norma, pikiran dan pendapat dari peserta. Sehingga prinsip saling membelajari satu sama lain adalah mutlak sebagai basis kurikulumnya. (b) Mekanisme dan tatatertib proses pendidikan berdasarkan kultur dan norma yang melekat dari semua peserta yang disepakati bersama. (c) Proses pendidikan yang memerdekakan dan mencerdaskan orang bukan membodohi, sehingga unsur berpikir dan berkreasi lebih diberi proposi yang lebih dari pada unsur indoktrinasi. (d) Alur pendidikan yang berbasis refleksi pengalaman peserta untuk diambil <i style="">lesson learned</i> untuk memperbaiki tindakan dimasa yang akan datang.<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0in;" start="4" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="SV">Media pembelajaran rakyat<o:p></o:p></span></b></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Pemahaman pengetahuan tentang media pembelajaran rakyat sangat diperlukan oleh seorang fasilitator. Beberapa media pembelajaran rakyat yang paling diperlukan adalah; (a) Media musyawarah, media ini sangat populair dikalangan masyarakat Indonesia. Musyawarah sebagai bentuk media pembelajaran yang paling demokratis, partisipatip dan effisien. (b) Media seni budaya, biasanya kesenian rakyat adalah menjadi media pembelajaran untuk pendidikan rakyat dalam mentransformasi nilai nilai tertentu dalam kehidupan manusia. (c) Media transformatip, media ini biasanya berupa kegiatan praktik yang memberi keuntungan atau hasil secara pragmatis namun sekaligus membangun kesadaran strtetegis dalam kontek idiologis dan struktural. (d) Media sosial budaya, media pembelajaran melalui jalur prosesi keagamaan dan budaya yang secara tradisi atau secara umum telah dilakukan oleh masyarakat. </span><span style="" lang="IT">(e) Media populair, yaitu media pembelajaran melalui TV dan Radio.<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0in;" start="5" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="IT">Teknik teknik penyelesain konflik<o:p></o:p></span></b></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Teknik teknik penyelesain konflik secara parkatis perlu dipahami oleh fasilitator. Beberpa hal yang elementer untuk dikethui adalah: (a) Investigasi dan analisis sumber sumber konfilk. (b) Analisis terhadap karakter entitas yang terlibat dalam konflik. (c) Memahami alur fitroh manusi menghadapi konflik. (c) Berbagai tknik menyelesikan konflik dengan berbagai modus seperti, dialog langsung, arbitrase, juri, sampai bentuk litigasi dan gencatan senjata perang terbuka. Disamping itu perlu memahami bentuk bentuk menejemen konflik dimana system ini tidak menghilangkan konflik itu sendiri tetapi merubah potensi konflik menjadi potensi untuk berprestasi.<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0in;" start="6" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="SV">Program pemberdayaan Masyarakat<o:p></o:p></span></b></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Fasilitator rakyat sangat direkomendasi untuk memahami prinsip prinsip pemberdayaan masyarakat. Hal ini penting karena hampir semua proses fasilitasi kegiatan rakyat selalu mengacu kepada proses pemberdayaan. Beberapa elemen yang perlu dikuasai dalam proses pembedayaan masyarakat adalah: (1) Proses masyarakat memenuhi kebutuhan dasarnya. (2) Membangun kesadaran kritis, agar proses produksi dan perilaku hariannya tidak justru menguntukan pihak lain yang lebih kuat dan merugikan dirinya. (3) Proses membangun kemampuan rakyat untuk mengakses berbagai pusat pusat sumberdaya dan fasilitas public. (4) Proses kemampun menumbuh kembangkan oernanisasi rakyat untuk menyelesikan persoalan struktural. (5) Proses meningkatkan kapasitas melakukan kontrol sosial dan kontrol kebijkan public yang merugikan hak hak dasarnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;" lang="SV">Pengetahuan / ketrampilan khusus untuk Fasilitator petani / desa<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Fasilitator petani direkomendasi untuk memahami berbagai pengetahuan yang ada hubungannya dengan kehidupan petani atau warga desa. Berbagai pengetahuan yang sangat penting dipahami adalah:<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0in;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="SV">Kultur budaya masyarakat.<o:p></o:p></span></b></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Fasilitator petani / warga desa semestinya memahami nilai nilai yang dipercaya dan diyakini, hukum dan norma adat yang menjadi acuan kontrol sosial, serta berbagai tradisi dan prosesi ritualnya. Hal ini penting untuk memahami karakter manusia yang akan difasilitasi dan mempermudah membangun kepercayaan fasilitator di masyarakat. Disamping itu sangat penting untuk menjadi media proses pembelajaran petani dan warga desa secara kultural.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 35.7pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><b style=""><span style="" lang="SV"><span style="">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style=""><span style="" lang="SV">Peraturan dan Perundang Undangan <o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 35.7pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Seluruh warganegara termasuk petani maupun warga desa tidak akan pernal lepas dari kekuatan normatip perundang undangan dan peraturan yang diberlakukan kepada dirinya. Oleh kerena itu fasilitator petani sebaiknya memahami berbagai peraturan dan perundang undangan yang berhubungan dengan pertanian dan desa. Hal ini penting untuk mempermudah analisasa kebijakan dalam rangka mengkaji hak hak petani dan warga desa yang telah diakomodir oleh negara dan sekaligus untuk menginfestigasi hak hak dasarnya yang masih perlu diperjuangkan. Salah satu contohnya adalah UU 32 /2004, Peraturan Presiden Nomer 36, dan Peraturan dan berbagai kebijakan pertanian, kehutanan dll.<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0in;" start="3" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="SV">Globalisasi Pertanian.<o:p></o:p></span></b></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Sejak revolusi hijau diterapkan seiring dengan politik pangan dunia sampai produksi pangan menjadi komondity perdagangan bebas. Nasib petani berada diujung jurang kehancuran karena keringat petani terhisap oleh industri makanan. Disamping pendapatan yang minimal, petani terancam oleh penyakit akibat racun dari pupuk dan obat pemberantas hama. Sementara kerusakan ekosytem alam akibat system pertanian industri tidak bisa direhabilitasi sampai tujuh generasi berikutnya. Oleh karena itu fasilitator petani perlu mengikuti perkembangan globalisasi pertanian yang secara tidak langsung pada dekade ini menentukan nasib kehidupan petani.<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0in;" start="4" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="SV">Analisa pranata mangsa.<o:p></o:p></span></b></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Kemampuan analisa ekosystem yang hubungannya dengan musim sangat penting bagi fasilitator petani. Sebab sektor pertanian yang bahasa inggrisnya <i style="">agriculture </i>adalah suatu proses produksi yang berhubungan dengan alam dan budaya manusia. Dengan demikian teknik membaca tanda tanda alam yang berhubungan dengan proses produksi, kehidupan tumbuhan, hewan dan manusia sangat penting sebagai bekal seorang fasilitator petani.<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0in;" start="5" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="SV">Analisa perkembagan produksi.<o:p></o:p></span></b></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Kemampuan analisa produksi pertanian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan bahasa fasilitator petani. Bahasa fasilitator petani akan mudah dimengerti kalau menggunakan bahasa proses dan faktor produksi pertanian.<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0in;" start="6" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="SV">Analisa Pasar Produksi Pertanian<o:p></o:p></span></b></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Pemahaman akan analisa pasar seperti alur dan mekanisme, harga, konsumen, perantara yang ada hubungannya dengan pasar produksi pertanian, sangat urgent untuk diketahui oleh fasilitator petani. Persoalan pertama bagi petani adalah persoalan harga yang selalu dibawah ongkos produksi, sehingga elemen ini menjadi persoalan utama bagi kehidupan petani.<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0in;" start="7" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="SV">Pemetaan kawasan<o:p></o:p></span></b></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Pemataan kawasan yang memberi informasi tentang posisi petani dalam system alam pertanian menjadi refrensi yang direkomendasikan untuk diketahui oleh para fasilitator petani. Sebab kehidupan petani secara utuh sangat tergantung dengan posisi mereka dalam kawasan alam sekitarnya.<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0in;" start="8" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style="">SWOT <i style="">Organic Farming</i> dan <i style="">An Organic Farming</i><o:p></o:p></b></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; line-height: 150%;">Fasilitator petani sebaiknya mampu membuat analisa kelemahan, keunggulan, hambatan dan dukungan dua bentuk budi daya pertanian baik yang menggunakan organic system maupun yang menggunakan an organic system. Sehingga dapat memahamkan dan menyadarkan petani dalam memilih system budidayanya dalam kontek untuk kesejahteraan hidupnya dan pelestarian alam lingkungannya.</p> <ol style="margin-top: 0in;" start="9" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="SV">Pe</span>lestarian lingkungan dan ekosistem<o:p></o:p></b></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; line-height: 150%;">Berbagai wacana dan teknik bagaimana upaya manusia khususnya petani menjaga pelestarian alam lingkungan dan ekosistemnya sebaiknya dipunyai oleh fasilitator petani. Sebab kelangsungan kebertahanan dan keberdayaan petani sangat tergantung dengan ekosistem dan alam lingkungannya.</p> <ol style="margin-top: 0in;" start="10" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style="">Wacana Gerakan Organisasi Petani.<o:p></o:p></b></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; line-height: 150%;">Nasib petani jelas bukan hanya ditentukan oleh kualitas kapasitas dirinya dan ketersediaan alam lingkungan yang didukung oleh ekosistemnya, tetapi juga ditentukan oleh kebijakan global, peraturan pemerintah mulai pusat sampai desa. Oleh karena itu untuk memperjuangkan nasibnya petani perlu mempunyai media gerakan perlawanan. Oleh karena itu fasilitator petani sebaiknya memahami wacana gerakan organisasi petani untuk memperjuangkan hak hak hidupnya.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: center; line-height: 150%;" align="center">*</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; line-height: 150%;">Dinamika Kelas:</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Bijih salak 25 per kelompok, ide untuk membagi. Lesson learned mengurangi semangat serakah.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Menjatuhkan telor ayam mentah agar tdk pecah, dengan modal kertas satu kertas fipchard, sedotan minuman 20 bijih dan silotip sepanjang 1 m.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="" lang="IT"><span style="">3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="IT">Bentuk bentuk presentasi diskusi kelompok: (a) Drama (b) Pantomin. (c) Kartu berwarna. (d) Siaran radio briack news. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="" lang="IT"><span style="">4.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="IT">Penampilan fasilitator: Pakai film dokumenter, pakai kartu, presentasi pakai gambar.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="" lang="SV"><span style="">5.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="SV">Review: Bisa menggunakan media tulisan; Bisa menggunakan bentuk reporter; pakai gambar gambar. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="" lang="SV"><span style="">6.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="SV">Syarat menjadi fasilitator: (1) Menguasai mater (2) Menggunakan alat alat yang ada. Kartu bisa diganti dengan kalender bekas, untuk menempel bisa diganti dengan bagor, tampah dll. Ganti spidol dengan areng, atau kapur. Gantinya lem dengan getah gori dll. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="" lang="SV"><span style="">7.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="SV">Ice briker: Pingsut dengan berbagai ceriter bisa samson delila, berburu (polisi hutan, pemburu, singa). Rujak buah...menyebut buah yang belum disebut. Ceritera ceritera lucu: Ceritera neraka, ceritera memanah buah. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.75in; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="" lang="SV"><span style="">8.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="SV">Menjadi fasilitator yang trampil: Tidak ada orang yang tahu segalanya, tetapi semua orang pasti tahu sesuatu.<o:p></o:p></span></p>Misteri Pemberdayaan Desahttp://www.blogger.com/profile/12050053405844970849noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-996407174833559365.post-62690409589858919272009-06-09T20:07:00.001+08:002009-06-09T20:09:20.797+08:00<p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style="">PERUT RAKYAT MENGGUGAT<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style="">Fajar Sudarwo (Mas Jarwo) <a style="" href="#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><b style=""><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman";">[*]</span></b></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><o:p> </o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Dua minggu terakhir pemberitaan di media <st1:place st="on"><st1:city st="on">massa</st1:City></st1:place> baik Koran dan TV menyuguhkan berita mulai mewabahnya penyakit flu burung di sekitar wilayah Joga dan diprediksi minggu ini akan memasuki Jogjakarat. Sementara Pemkab Sleman terforsir kepada persoalan dirinya mulai pejabatnya yang sedang terkena kasus korupsi, anggaran routin dari pos BBM meningkat, pengalokasian APBD untuk meneruskan pembangunan Stadion, sedangkan anggota DPRD sampai DPR Pusat lebih kosentrasi bagaimana memperoleh anggaran untuk dirinya. Terus rakyat siap yang memikirkan dan melindungi dalam baying baying kerterpurukan multy dimensi?</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Mau menjerit tidak ada yang mendengar, mau mengeluh tidak ada yang memperhatikan, menangis? Air mata sudah kering.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Hari hari ini rakyat memasuki masa “panik” yang luar biasa, tidak ada satupun tawa dan senyum ketenangan. Bagaimana rakyat tidak <i style="">sumpek</i> dan gelisah? Biaya pendidikan sekolah anak yang melambung mencekik leher, sementara para pejabat sekolah beserta Dewan Sekolahnya sibuk menghitung hitung dana BOS (Biaya Operasional Sekolah) yang akan turun agar tidak mengurangi iuran atau apalah namanya dari orang tua siswa. Rakyat mau sakit? Jangan…! Biaya pengobatan mahal karena rumah sakit swasta sampai pemerintah termasuk Puskesmas sudah berorientasi bisnis---yang swasta berlomba mencari pemasukan untuk memayar hutang bank---yang pemerintah dikejar untuk memberi masukan Pendapatan Asli Daerah. Ironis luar biasa banyak daerah bangga memperoleh pendapatan asli daerah dari rakyat sengsara yang lagi sakit! Sementara banyak direktur rumah sakit memperoleh penghargaan karena berprestasi mendatangkan keuntungan untuk perusahaannya atau yayasannya dari rakyat yang “sekarat” luar dalam. Harga kebutuhan pokok lambat tetapi pasti merangkak naik meninggalkan daya beli yang dimiliki rakyat. Sementara harga produksi pertanian, kerajinan dan upah tenaga kerja tidak pernah ada perlindungan. Bahkan untuk para buruh kecil, sedang menunggu harap harap cemas mendapat pemberitahuan PHK dari perusahaannya karena tidak ada jaminan dan perlindungan hukum bagi mereka. Sementara korban PHK, kerusuhan social, bencana alam masih menumpuk terlantar tidak terperhatikan!</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Kebohongan demi kebohongan selalu disuguhkan. Mulai dari rumah---menonton dan mendengarkan TV dan radio hanya kebohongan dan penipuan, mengikuti kumpulan RT hanya mendengar ambisi tokoh masyarakatnya yang merencanakan berbagai program yang ujung ujung nya menguras dompet rakyat yang udah “bokek”. Mengikuti musyawarah pembangunan desa, hanya mengulang berbagai kebutuhan dan rencana pembangunan yang pernah dibicarakan tetapi sedikit yang direalisir---alasan klasik dana pembangunan tidak cukup, karena rata rata lebih dari 60% APBD, terserap untuk pembiayaan operasioanl dirinya (biaya pegawai, fasilitas, perjalanan dinas dll), sementara anggaran APBN disamping terserap untuk biaya routin juga untuk membayar hutang. Masih terngiang ditelinga rakyat kampanye calon pejabat mulai presiden, gubernur, bupati sampai kepala desa dan kepala dusun hanya janji janji yang tidak pernah ditepati. Semua menjanjikan “perubahan”, tetapi perubahan apa yang didapat rakyat setelah mereka menjadi pejabat? Hanya perubahan harga kebutuhan pokok dan pelayanan public yang semakin memberatkan rakyat. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Perut mual, kepala pusing, hati <i style="">nelongso</i> itulah profile rakyat <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Indonesia</st1:country-region></st1:place> saat ini! Pemimpin dan wakil rakyat yang telah dipilih dan didukung secara demokratis ternyata tidak mampu membawa perubahan nasib rakyat biasa. Berbagai pidato, pengumuman sampai penjelasan para <i style="">priyayi agung pangembating projo</i> yang dilahirkan dari rahim demokrasi rakyat justru semakin hari semakin menyakitkan dan mengecewakan rakyat. Sudah muak dengan berbagai penjelasan yang sok sistematis, sok simpatik, sok ilmiah---tetapi ujung ujungnya rakyat harus menjadi korban dan rela menderita untuk membayar kobodohan dan kebohongan para pejabat dan birokrasi. Rakyat sudah membaca dan mempunyai feeling---apa maunya pemerintah! Tidak usah basa basilah! Toh rakyat sudah terbiasa menderita dan susah! Sebetulnya semua penjelasan dari pemerintah maunya agar rakyat siap dan tidak berontak karena; (a) Dikurangi berbagai subsidinya; (b) Membayar biaya mahal unit pelayanan public yang di privatisasi/swastanisasi, sehingga unit tersebut bisa lebih professional dan mendatangkan keuntungan negara. (c) Siap memasuki liberalisasi dalam kerangka perjanjian global (Seperti perjanjian dengan WTO, IMF, Bank Dunia, ADB dll) yang tidak adil; (c) Mengikuti <i style="">deregulation</i> untuk memberi kemudahan para investor dan penanam modal <st1:place st="on"><st1:state st="on">kan</st1:State></st1:place>? Rakyat---sudah tahu diwaktu dekat akan ada kenaikan BBM, kenaikan Pajak Listrik, Kenaikan Pajak Kendaraan, Kenaikan Pajak Tanah dan bangunan, Kenaikan Pajak Telpon, Kenaikan pajak usaha sampai kenaikan biaya administrasi orang mau meningkahkan anaknya!</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Hai para <i style="">priyayi agung pengembating projo</i>!...Rakyat mu sudah penuh perutnya kemasukan berbagai racun dari makanan <i style="">hybrid</i> dan <i style="">transgenic</i>! Demi mendukung kolehamu pedagang dan pemilik industri makanan. Rakyat mu sudah terperas tenaganya menjadi buruh murah, demi menguntungkan kolehamu investor dan pemilik modal. Rakyat mu sudah tidak punya apa apa lagi terkuras habis akibat kebohongan iklan – iklan industri kolehamu yang memenuhi acara TV, Radio, dan Surat Kabar yang sebetulnya berada dibawah control mu. Rakyatmu sudah menjadi dungu karena dibodohi melalui system pendidikan yang kamu rusak dengan berbagai kebijakan yang menguntungkan perusahaan buku, perusahaan pakain sekolah, perusahaan peralatan/ teknologi sekolah dan para pejabat sekolah. Rakyat mu sudah muali tergusur dari tanah warisan leluhurnya karena demi untuk lahan industri, perumahan mewah, olah raga dan rekreasi para kaum berada (<i style="">the have</i>). Nelayan-mu sudah terpinggirkan oleh pemilik pukat harimau sehingga hanya mampu mengais sisa sisanya dengan biaya mahal karena BBM dan onderdil perahu nya yang semakin mahal harganya. <span style="" lang="SV">Rakyatmu sudah terpinggirkan mengais makan dari pasar karena terpinggirkan oleh supermarket dan mall-mall besar. Rakyatmu sudah dijauhkan dari religiusitasnya karena istitusi agama dan adat sudah kalian <i style="">campurkan</i> dengan kepentingan politik praktis dan bisniss.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Sudah...<i style="">blak-blakan</i> saja hai para <i style="">priyayi agung pengembating praja!</i> Tidak usah plintat-plintut, sudah tidak usah malu malu, sudah tidak usah ewuh pekewuh dan tidak usah gengsi. <i style="">Ngomong!... Ngomong</i> saja kepada rakyatmu. Jangan khawatir dan takut takut kepada rakyatmu. Rakyatmu adalah ibu kandungmu yang tidak akan pernah habis kasih sayangnya, tidak pernah akan tega untuk tidak memaafkanmu, dengan kata lain emosi rakyat dengan negara adalah <i style="">tega warase ora tega larane, tega larane ora tega matine</i>. Artinya rakyat pasti akan arif dan legowo kalau harus mananggung kesalahan dan dosa dosa mu! Asal...blak blakan saja kepada rakyatmu. Karena Rakyat bagaikan Ibu yang sudah tahu masalah anaknya yang tidak pernah <i style="">diomongkan terus terang</i>. Mengapa tidak pernah berterus terang? Karena materi persoalannya adalah tentang ”perselingkuhan”. Rakyat sudah tahu kena apa para wakil rakyat dan pejabat tidak mendengarkan suara rakyat? Karena para <i style="">pangembating praja</i> berselingkuh (tanpa sepengetahuan rakyat) mendengarkan dan mengikuti pesan (melalui penjelasan para konsultan dengan bahasa ilmiah) dari kepentingan IMF (International Monetary Fund), WTO (World Trade Orrganization), Bank Dunia, ADB (Asian Development), TNC<span style=""> </span>(Trans National Corporation) karena merekalah yang dianggapnya menjadi <i style="">saka guru</i> perekonomian dan pembangunan negara. Di tingkat praktis para pemimpin dan politisi setelah menjadi pejabat mengikuti kepentingan para penyandang dananya yang sebagaian besar adalah para pelaku ekonomi rente (lebih sebagai broker ketimbang sebagai pelaku produksi dan jasa yang memberi nilai tambah ekonomi).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Kesabaran rakyat sebagai ibu bangsa dan negara sudah diambang batas, jangan menunda nunda lagi berterus terang (transparan) kepada rakyat. Jangan sampai kekecewaaan rakyat menggelinding menjadi ketidak percayaan rakyat kepada negara. Sebab percayaan rakyat adalah modal keberlangsungan hidup bangsa dan negara. Kalau sampai rakyat menjatuhkan <i style="">talak</i> dan sepertai ibu <i style="">nyupatani</i> anaknya yang durhaka, maka kehancuran dunia akhirat yang akan ditemui di kemudian hari. Begitu juga kalau kalau tidak secepatnya para aparatus negara bertobat dan mengaku dosa kepada rakyatnya, bangsa ini tinggal menunggu waktu kehancurannya. Seperti banyak di prediksi para akhli bahwa Indonesia akan hilang dibawa angin --- jangan terjadi ya Allah Indonesiaku <i style="">gon with wind</i>!<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center"><span style="" lang="SV">****<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span><o:p></o:p></span></p> <div style=""><!--[if !supportFootnotes]--><br /> <hr align="left" size="1" width="33%"> <!--[endif]--> <div style="" id="ftn1"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman";">[*]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Aktivis LSM Tinggal di Jogja</p> </div> </div>Misteri Pemberdayaan Desahttp://www.blogger.com/profile/12050053405844970849noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-996407174833559365.post-3981237278558159622009-06-09T20:05:00.001+08:002009-06-09T20:06:44.982+08:00<p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="font-size: 14pt;" lang="SV">Teknik Penyelesaian Masalah <o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="font-size: 14pt;">(<i style="">Problem Solving</i>)<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center">Fajar Sudarwo (Mas Jarwo)</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style="">A. Pengertian <o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;">Masalah merupakan bagian dinamika kehidupan manusia, artinya tidak ada satupun manusia di dunia yang tidak pernah mempunyai masalah. Bahkan dalam perkembangannya “masalah” merupakan bagaian tidak terpisahkan dengan kehidupan itu sendiri. <span style="" lang="FI">Dengan kata lain masalah adalah indicator dari kehidupan itu sendiri. Arti keseharian ”masalah” adalah seluruh fenomena kehidupan yang membuat kekecewaan atau kemarahan seseorang atau sekumpulan orang. Indikasi atau tanda tanda masalah biasanya dapat dipahami dalam seluruh kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan, tujuan, cita cita, idiologi, kepentingan, target yang ada dibenak orang atau sekumpulan orang. Secara praktis ada yang mengartikan bahwa ”masalah” adalah hambatan atau rintangan yang mengakibatkan realita tidak sesuai dengan rencana, keinginan dan cita cita seseorang atau sekumpulan orang. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span style="" lang="FI">Adalah merupakan anugrah atau keunggulan tersendiri bagi orang atau sekumpulan orang yang dapat mengenali ”masalah” nya. Banyak orang atau sekumpulan orang bisa kecewa dan marah terhadap realitanya, namun sedikit orang yang bisa mengenal atau menemukan masalahnya. Maka banyak orang yang mengalami kebingungan, kepanikan, kebimbangan, keraguan atau kemarahan baik kepada dirinya maupun kepada orang lain, karena mereka tidak mampu nengenali masalahnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="FI"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="FI">B. Kesadaran manusia dalam memahami masalah<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="FI"><span style=""> </span>Cara memahami masalah berhubungan dengan kesadaran yang mendominasi diri seseorang atau sekumpulan orang. Ada tiga kesadaran manusia ketika memahami masalah, yaitu: <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="FI">Pertama</span></b><span style="" lang="FI"> kesadaran magis, yaitu kesadaran akan adanya kekuatan diluar diri dunia manusia, artinya bahwa seluruh kehidupan manusia termasuk persoalannya adalah karena ada kekuatan dan kekuasaan sang maha kuasa di luar dirinya. Kesadaran ini juga disebut kesadaran spiritual, karena kesadaran ini bersumber dari mainstreaming spiritualitas diri manusia. Kesadaran magis ini meletakan masalah pada kekuatan magis. Secara praktis seluruh proses penyelesaian masalah diserahkan kepada sang waktu dan kekuatan yang dipercaya ada di luar kemampuan nalar, knowlidge, dan perasaan manusia itu sendiri. Oleh karena itu strategi utama untuk menyelsaikan persoalan adalah dengan meminta pertolong sang maha kuasa di luar dirinya (berdoa) dan menyerahkan sepenuhnya kepada sang waktu (sabar). Pendekatan utama penyelesaian masalah manusia menggunakan <i style="">cultural approach</i>. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="FI">Kedua,</span></b><span style="" lang="FI"> kesadaran naif, yaitu kesadaran yang bertumpu kepada kepercayaan total terhadap diri manusia itu sendiri. Artinya seluruh persoalan kehidupan manusia<span style=""> </span>tergantung terhadap diri orang itu sendiri. Oleh karena itu kesadaran naif ini juga disebut kesadaran <i style="">self covidance</i>. </span><span style="" lang="SV">Secara praktis seluruh proses penyelesaian masalah diserahkan total terhadap manusia itu sendiri. Oleh karena itu strategi utama untuk menyelesaikan masalah adalah dengan meningkatkan semangat, motivasi dan memperkuat karakter, knowlidge, ketrampilan diri untuk membangun kekuatan menyelesaiakan segala persoalannya. Salah satu rumus praktis nya dalam penyelesaian masalah adalah memahami, mengenali sumber masalah itu sendiri dan membelajari teknik teknik menangani sumber masalah tersebut. Pendekatan penyelesaian masalah yang berbasis kepada kesadaran magis biasanya menggunakan <i style="">developmen approach</i>. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="SV">Ketiga</span></b><span style="" lang="SV">, <span style=""> </span>kesadaran krtitis, yaitu kesadaran yang bertumpu kepada kepercayaan bahwa seluruh kehidupan manusia merupakan satu kesatuan system yang saling terkait satu sama lain seperti struktuk mekanik. Dengan demikian seluruh persoalan kehidupan manusia merupakan kaitan dari system atau struktur sosial, ekonomi dan politik. Oleh karena itu strategi utama dalam penyelesaian persoalan adalah menggunakan strategi transformatip dan advokasi. Pendekatan penyelesaian masalah yang berbasis kepada kesadaran kritis biasanya menggunakan <i style="">structural apprach</i>.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="SV">C. Paradigma (Kawasan berpikir) dalam memahami masalah<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="SV"><span style=""> </span></span></b><span style="" lang="SV">Dalam perspektip keilmuan soaial ada empat<b style=""> </b>kawasan berpikir manusia dalam memahami masalah, yaitu:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span><b style="">Pertama</b>, Paradigma Humanis radikal, yaitu kawasan berpikir dalam memahami masalah dari perspektip kesadaran manusia yang menggugat atau mempertanyakan struktur berpikir dalam kepalanya yang mendominasi dan memaksakan atau mememenjara akal pikirannya sehingga tidak ada keberanian melakukan berbagai terobosan, atau keluar dari pola umum. Menurut paradigma humanis radikal, bahwa masalah adalah akibat dari terkungkungnya cara berpikir manusia itu sendiri. Oleh karena itu cara praktis untuk menyelesaikan masalah menurut paradigma humanis radikal adalah dengan memerdekakan pikir agar mampu melahirkan berbagai kreativitas dan inovasi dalam menyelesaikan masalah.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span><span style=""> </span><b style="">Kedua</b>, Paradigma intepretatip, yaitu kawasan berpikir dalam memahami masalah dari perspektip pemaknaan simbol, bahasa atau tanda tanda fenomena kehidupan manusia. Menurut paradigma intepretatip bahwa masalah adalah merupakan kesalahan atau salah mengerti tentang memaknai simbol, bahasa atau tanda tanda kehidupan. Oleh karena itu cara praktis untuk menyelesaikan masalah menurut paradigma intepretatip adalah dengan meningkatkan kualitas, intensitas, frkekuensi, media dan materi komunikasi. Musyawarah, dialog, diskusi, curhat, dan konseling adalah sangat dianjurkan sebagai media penyelesaian masalah. Jangan sekali kali memendam dan menyembunyikan masalah dalam diri anda, tetapi bukalah dan komunikasikan dengan orang lain yang dipercaya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span><b style="">Ketiga</b>, Paradigma struktural radikal, yaitu kawasan berpikir dalam memahami masalah kehidupan manusia dari perspektip perubahan struktur atau sytem sosial yang mengkonstruksi perilaku manusia. Menurut paradigma struktural radikal bahwa masalah adalah merupakan akibat struktur atau system yang merugikan, menindas, mengeksploatasi manusia. Oleh karena itu cara praktis untuk menyelesaikan masalah menurut paradigma struktur radikal adalah dengan mengkaitkan antara kehidupan manusia dengan struktur atau system yang berlangsung seperti kebijakan publik---UU/PP/PERDA dan struktur sosial ekonimi yang ada.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span><b style="">Keempat,</b> paradigma fungsional, yaitu kawasan berpikir dalam memahami masalah kehidupan manusia dari perspektip fungsi fungsi sosial yang tidak jalan sehingga menimbulkan berbagai masalah yang dirasakan oleh manusia. Menurut paradigma fungsional bahwa masalah adalah merupakan akibat fungsi sosial yang tidak jalan sehingga merugikan dan manyulitkan masyarakat. Oleh karena itu cara praktis untuk menyelesaikan masalah menurut paradigma fungsional adalah dengan mengkaitkan antara kehidupan manusia dengan fungsi fungsi sosial yang berkaitan satu sama lain.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="SV">D. Paradigma pola menganalisis sumber masalah <o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><span style=""> </span>Berbagai teknik untuk memahami sumber masalah kehidupan manusia telah dipolakan dengan berbagai macam pola. Secara paradigmatik pola analisis sumber maslah ada dua, yaitu paradigma sebab akibat dan linier dan paradigma non linier dan tidak selalu berlogika sebab akibat. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Beberapa pola analisis sumber masalah dari paradigma linier yang berlogika sebab akibat contohnya:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="" lang="SV"><span style="">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="SV">Pola pohon / akar masalah.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Pola analisis pohon masalah ini menggunakan analogi profile suatu pohon mulai dari akar, batang, cabang dan daun. Simbol daun adalah masalah yang muncul banyak dipermukaan; simbol cabang adalah merupakan fenomena yang mengakibatkan munculnya masalah dipermukaan; batang adalah merupakan substansi yang menjadi pangkal munculnya fenomena yang mengakibatkan munculnya masalah; sedangkar akar adalah merupakan sumber utama yang menyebabkan substansi yang menjadi pangkal munculnya fenomena yang mengakibatkan munculnya masalah.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="" lang="SV"><span style="">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="SV">Pola makan bubur panas<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Pola analisis makan bubur panas ini menggunakan analogi suatu bubur panas hubungannya dengan pusat dan pinggiran. Temperatur<span style=""> </span>panas yang tertinggi bubur ada di tengah dan semakin meminggir temperatur panasnya semakin mengecil. Analogi ini digunakan ketika orang menyelesikan masalah jangan memulai dari yang paling berat namun mulailah dari masalah yang paling ringan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="" lang="SV"><span style="">3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="SV">Matrik sebab akibat yang berbasis logika management<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Pola analisi matrik logika managemnt menggunakan analogi input output yang menghasilkan outcome dan impact. Masalah masalah yang paling mengemuka harus di masukan menjadi target dalam output, masalah substansial dimasukan dalam rumusan hasil dalam oucome, dan sumber utama masalah dimasukan dalam rumusan benefisiaries dalam impact.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="" lang="SV"><span style="">4.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="SV">Matrik methaplan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Pola matrik methaplan mengghunakan alat bantu karti masalah. Setiap kartu hanya ada satu rumusan masalah. Seluruh kartu masalah dihubungkan satu sama lain dengan logika sebab akibat dan berpola linier. Dari hasil hubungan antar kartu akan ditemukan kartu masalah yang dianggap sebagai kartu masalah yang menjadi sumber utama dari seluruh kartu masalah yang ada.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="" lang="SV"><span style="">5.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="SV">Matrik skore masalah<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Matrik skore masalah adalah merupakan bagain statistik masalah dengan x dan y sebagai variabel masalah. X variabel masalah adalah merupakan fantor masalah yang mempengaruhi atau mengakibatkan atau variabel dependent. Sedangkang<span style=""> </span>Y adalah variable masalah yang dianggap sebagi faktor masalah yang dipengaruhi atau diakibatkan atau variable independent. Setelah di sekor akan diketemukan posisi<span style=""> </span>masalah sebagai variabel penyebab utama, variable perantara masalah<span style=""> </span>dan variable yang diakibatkan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Beberapa pola analisis sumber masalah dari paradigma non linier yang berlogika tidak sebab akibat contohnya:<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0in;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Analisa imaginatip multy dimensi<o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Cara memahami masalah dengan pola imaginatip multy dimensi, dituntut kemampuan untuk menembus dimensi waktu, dimensi tempat, dan dimensi fisik. Analisa ini sering menggunakan teknik spiritual untuk mencari sumber masalah. Karena masalah yang muncul hubungannya dengan galksi mikro kosmos dan makro kosmos. Analisa ini sering disebut juga dengan nama masa depan. Penyelesaian masalah selalu didekati dengan proses perencanaan masa depan secara komprehensip. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><b><span style="" lang="SV">ANALISIS MASADEPAN: </span></b><span style="" lang="SV">KEMAMPUAN UNTUK MELIHAT INTI PERSOALAN, KELEMAHAN, POTENSI, HAMBATAN, DUKUNGAN DI MASA DATNG AGAR DAPAT MENJADI <i>GUIDING STAR.<b><o:p></o:p></b></i></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in;"><b>CONTOH RAMALAN PERUBAHAN MASA DEPAN:</b><br /><b>( ALVIN TOFLER, JOHN NAISBITT, WILLIAM GATE, MARY SHELLEY)</b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="">•<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="" lang="SV">PEKERJAAN FISIK MANUSIA AKAN BERKURANG. </span>PERANNYA AKAN DIGANTIKAN OLEH OTOMATISASI.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="">•<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="" lang="SV">PEKERJAAN YANG BERSIFAT TRADISIONAL, STRUKTURAL, DAN RUTIN AKAN BERKURANG ATAU HILANG. </span>BANYAK PEKERJAAN YANG BERUBAH MENJADI AD HOC MENGIKUTI ASAS PRIORITAS DAN URGENY.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="" lang="IT"><span style="">•<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="IT">ORGANISASI MEMERLUKAN DEMOKRASI, DESENTRALISASI, DEBIROKRASI, DAN DELEGASI<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="" lang="IT"><span style="">•<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="IT">PENYELESAIAN PERSOALAN DI MASA DEPAN AKAN DITANGGULANGI OLEH TIM YANG BEKERJA BERDASARKAN ILMU PENGETAHUAN VIRTUAL KARENA ORGANISASI AKAN MENJADI ORGANISASI JARINGAN.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="">•<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]-->TEMPAT KERJA MANUSIA AKAN BERUBAH DARI KANTOR KE RUMAH, TEMPAT REKREASI, TEMPAT PERISTIRAHATAN, ATAU DALAM PERJALANAN.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="">•<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]-->NILAI UNIVERSAL AKAN MENJADI ACUAN MASYARAKAT DUNIA.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="">•<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]-->MOBILITAS TEMPAT TINGGAL, PENDIDIKAN, PEKERJAAN, DAN KEGIATAN SOSIAL AKAN SEMAKIN TINGGI SEHINGGA IDENTITAS DIRI BUKAN LAGI BERDASARKAN NEGARA TETAPI BERDASARKAN PROFESI.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="">•<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]-->ORIENTASI <st1:place st="on"><st1:city st="on">GAYA</st1:City></st1:place> HIDUP KEMBALI KE ALAM.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="">•<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]-->AKAN <st1:place st="on"><st1:city st="on">ADA</st1:City></st1:place> BERBAGAI PERLAWANAN DAN PENGINGKARAN BERBAGAI “MAINTREAMING” KEHIDUPAN MULAI AGAMA, ADAT SAMPAI ARSITEKTUR DAN SENI.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="">•<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]-->PROSES PEMPRIBADIAN MANUSIA MENGARAH INDIVIDUALISTIS YANG HUMANIS.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0in;" start="2" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Brake through<span style=""> </span><span style="" lang="SV"><o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Pola membuat terobosan adalah menganalogikan bahwa masalah adalah bagaikan tembok penghalang. Untuk mengatasi untuk melewati tembok penghalang ini dengan cara membuat tembusan atau kemampuan menembus tembok. Salah satu teknik menembus tembok adalah dengan cara menggunakan sifat sifat air yang dapat merembes dalam pori pori yang paling kecil atau menggunakan sifat uap yang dapat menembus segala celah sekecil apapun. Secara kongkrit masalah harus dihadapi dengan cara lembut, cair, fleksibel dan tekun.<o:p></o:p></span></p> <ol style="margin-top: 0in;" start="3" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Menjadikan masalah menjadi potensi atau keberuntungan<o:p></o:p></span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Masalah tidak dianalisis untuk dicari sumbernya, namun diubah dan dikontruksi menjadi modal atau sumber keberuntungan. Kemampuan orang dalam mengatasi masalah dengan mengubah menjadi keberuntungan diperlukan social entrprenership yang luar biasa. Namun secara praktis masalah selalu dipahami dari berbagai sisi positipnya tidak harus divonis menjadi vaktor negatip.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="SV">E. BEBERAPA TIP MENGHADAPI SITUASI KRISIS<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 35.7pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="">•<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]-->TENANG JANGAN PANIK, KUASAI DIRI</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 35.7pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="">•<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]-->KENALI POSISI DIRI / ORGANISASI HUBUNGANNYA DENGAN PETA LINGKUNGAN SEKITARNYA DAN GLOBAL.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 35.7pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="" lang="IT"><span style="">•<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="IT">KENALI POTENSI DAN KEUNGGULAN DIRI.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 35.7pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="">•<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]-->KENALI DAN INGAT KEMBALI KAWAN DAN LAWAN.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 35.7pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="">•<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]-->BERPERILAKULAH SEPERTI PERILAKU ORANG YANG SEDANG PENGEMUDIKAN KENDARAAN DALAM MENGHADAPI JALAN, CUACA, PEMAKAI JALAN LAIN, PENUMPANG, BENCANA, MENGENAL KENDARAAN YANG DIKEMUDIAKAN DLL</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 35.7pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="">•<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]-->SELALU SEDIAKAN ALTERNATF</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 35.7pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="">•<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]-->AMATILAH TERUS TINGKAH LAKU STAKE HOLDIR DIRI.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 35.7pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="">•<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]-->BERSIKAPLAH TERBUKA, BANGUNLAH KEPERCAYAAN HINDARI PERILAKU YANG MENDATANGKAN KECURIGAAN.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 35.7pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="" lang="FI"><span style="">•<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="FI">CARI PELUANG JANGAN MENUNGGU PELUANG.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 35.7pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="" lang="SV"><span style="">•<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="SV">TIADA WAKTU TANPA KREATIP DAN INOVATIP.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 35.7pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="">•<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span><!--[endif]-->SEGERALAH BERTINDAK.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 17.85pt; text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style="">F. LINGKUP PROBLEM SOLVING<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings;"><span style="">l<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Kecepatan memahami persoalan.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; line-height: 150%;">Masalah harus secapatnya dipahami, dikenali dan dimengerti secara utuh. Jangan melihat masalah <span style="" lang="IT">hanya bagiannya namun harus di pahami secara cepat jangan sampai tertinggal dengan momentum nya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings;"><span style="">l<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Kecepatan melakukan analisis persoalan.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; line-height: 150%;">Kecepatan melakukan analisis masalah menjadi vaktor penentu dalam menemukan berbagai solusi untuk penyelesainnya. Masalah selalu berhubungan dan terkait satu sama lain dengan masalah lainnya.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings;"><span style="">l<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Kecepatan memunculkan berbagai pilihan tindakan.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; line-height: 150%;">Munculkanlah secara cepat berbagai solusi untuk memecahkan masalah, semakin banyak pilihan akan semakin mudah untuk membuat langkah kongkritnya. Beberapa pilihan di kalkulisi dengan menggunakan analisis SWOT.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings;"><span style="">l<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Kemampuan menentukan pilihan tindakan.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; line-height: 150%;">Hasil kalkulasi SWOT sangat membantu secara cepat untuk memilih solusi, jangan sampai memilih solusi yang justru akan membuat masalah baru.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings;"><span style="">l<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Kecepatan menggalang sumberdaya yang dibutuhkan.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; line-height: 150%;">Salah satu keberhasilan dalam menyelesaikan masalah adalah kemampuan dan kecepatan menggalang resources yang dibutuhkan dalam penyelesaian masalah.</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: center; line-height: 150%;" align="center"><b style="">FS<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p>Misteri Pemberdayaan Desahttp://www.blogger.com/profile/12050053405844970849noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-996407174833559365.post-62548094994346382132009-06-09T20:02:00.001+08:002009-06-09T20:04:34.748+08:00<p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><i style="">INVOLVMENT EVACUATION STRATEGY<o:p></o:p></i></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style="">DALAM PENANGANAN BENCANA MERAPI UNTUK <o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style="">MASYARAKAT DAERAH RAWAN BENCANA<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style="">Fajar Sudarwo (Mas Jarwo)<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style="">Pola Bencana Lereng Merapi<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Pola bencana Gunung api Merapi adalah merupakan bencana yang terus menerus membayang bayangi masyarakat lereng merapi di empat wilah kabupaten; Magelang, Boyolali, Klaten dan Sleman. Pola bencana seperti itu mempunyai implikasi sebagai berikut: <b style="">Pertama</b>, korban tidak akan spektakuler yang dapat menyentuh solidaritas di tingkat nasional dan dunia. <b style="">Kedua</b>, ada kejenuhan team relawan dan para dermawan yang memberikan bantuan. Hal ini disebabkan kurun waktu dan frekuensi nya tinggi. <b style="">Ketiga</b>, energy pemerintah daerah akan tersita secara continue untuk menanganinya. <b style="">Keempat</b>, akan membangun rasa tidak aman yang terus menerus bagi warga di daerah rawan bencana. <b style="">Kelima,</b> material yang dihasilkan dari Gunung Merapi merupakain material ekonomis baik untuk pertanian, perkebunan dan kehutanan maupun untuk bahan bangunan. <b style="">Keenam</b>, profile dan karakter Gunung Merapi menjadi obyek fisata multy dimensi yang dapat menjadi daya tarik wisatawan baik domestic maupun luar negeri.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Pola bencana Gunung api Merapi yang seperti diatas sebaiknya harus menggunakan konsepsi ekosistem. Dimana Gunung Merapi dengan “berkah” dan “bencana” nya adalah merupakan satu kesatuan kehidupan masyarakat sekitarnya. Untuk masyarakat <st2:place st="on"><st2:city st="on">Jogjakarta</st2:City></st2:place>, Merapi adalah bagaian dari unsure kehidupan manusia Jogajakarta itu sendiri. Dimana<span style=""> </span>Merapi (unsure api), Laut selatan (unsure air), keratin <st2:city st="on">Jogjakarta</st2:City> (unsure udara)<span style=""> </span>adalah trinitas kekuatan yang menjadi “kekuatan” masyarakat <st2:place st="on"><st2:city st="on">Jogjakarta</st2:City></st2:place>. Oleh karena itu gunung merapi adalah sudah dianggap kekuatan dan sumber keberkahan masyarakat bukan merupakan sumber bencana dan malapetaka. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><o:p> </o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style="">Fakta yang selalu terulang.<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style=""> </span></b>Gunung merapai telah berkali kali meletus bahkan ada yang mencatat setiap <st2:place st="on"><st2:city st="on">lima</st2:City></st2:place> sampai enam tahun sekali, namun penanganannya masih tetap menggunakan standard penanggulangan bencana secara konvensional. Secara umum pola penangannya adalah evakuasi calon maupun korban baik secara mandiri maupun instruksi otoritas pemerintah. Persoalan penanganan bencana secara konvensional adalah : (1) Koordinasi yang kacau baik di dalam instansi pemerintah maupun antara pemerintah, Polisi, Tentara dan lembaga lembaga non pemerintah. (2) Keterlambatan atau ketidak tepatan bentuk dan cara pemberian bantuan. (3) Ketidak merataan distribusi dan pembagian bantuan. (4) Kekurangan dana dan logistic untuk kebutuhan para pengungsi. (4) Keamanan baik harta yang ditinggal maupun yang dibawa pengungsi. (5) Terjadinya berbagai penyimpangan para pelaksana baik oleh pemerintah maupun organisasi pemerintah. (6) Munculnya berbagai ketidak puasan dari para korban (pengungsi) dan munculnya implikasi social lainnya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Pada kasus untuk mengantisipasi meletusnya Gunung Merapi saat ini (sejak tanggal 12 April 2006 dinyatakan berstatus siaga). Pemerintah mempunyai pola baru dalam penanganan bencanan. Pola ini menggunakan pola satu komando dimana Bupati sebagai Kepala Daerah Tingkat II menjadi pemegang pemimpin secara mutlak. Tiga kabupaten (Klaten, Magelang, dan Boyolali) menggunakan pola evakuasi konvensional murni. Sedangkan kabupaten Sleman menggunakan pola penanganan bencana berbasis perangkat pemerintah Kabupaten Tingkat II. Pola kerja Kabupaten Sleman dalam menangani bencana Gunung Merapi adalah: (a) Mempersiapakan jalur evakuasi untuk dilewati truk untuk menjemput warga yang akan di evakuasi. (b) Pada status siaga satu, disediakan truk untuk mengevakuasi warga. Kendaraan tersebut siap beserta sopir. Konsepnya warga yang akan dievakuasi paling jauh dari kendaraan pengangkut maksimal satu kilometer. (c) Difasilitasi kandang ternak ungsian (sapi / kambing) diwilayah DRB (Daerah Rawan Bencana) <st2:place st="on"><st1:givenname st="on">II</st1:GivenName> <st1:middlename st="on">dan</st1:middlename> <st1:sn st="on">I.</st1:Sn></st2:place> Dalam posisi siaga I semua hewan “berharga” dievakuasi. (d) Disediakan tenda pengungsi di wilayah DRB (Daerah Rawan Bencana) <st2:place st="on"><st1:givenname st="on">II</st1:GivenName> <st1:middlename st="on">dan</st1:middlename> <st1:sn st="on">I.</st1:Sn></st2:place> Pada posisi siaga satu dievakuasi semua warga renta (perempuan hamil, orang tua, orang sakit, anak-anak dan bayi). Pada posisi awas seluruh warga dievakuasi di tenda pengungsian. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Persoalan muncul di barak pengungsian untuk empat kabupaten, persoalan utama adalah kejenuhan (kebosanan) pengungsi karena menunggu waktu “meletus” nya Gunung Merapai. Tidak ada alat dan perhitungan apapun yang dapat memprediksi secara tepat kapan meletusnya. Khusus Kabupaten Sleman jumlah pengungsi tetapnya tidak sebanyak kabupaten lain. Karena jumlah pengungsi tetapnya adalah hanya warga renta. Namun persoalan teknis hampir sama dengan kabupaten lainnya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style="">Strategi saat ini untuk jangka pendek<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style=""> </span></b>Pertanyaan setiap pengungsi, pemerintah, organisasi dan masyarakat yang peduli warga lereng merapi adalah: “Sampai kapan status siaga I akan berlangsung?”. Kalau pertanyaan ini tidak dapat dijawab dengan jelas, maka pola evakuasi seperti diatas akan melelahkan, mengeluarkan biaya, tenaga, pikiran yang tidak sedikit dan tidak ada yang mampu mengantisipasi jumlah yang dibutuhkan. Persoalan lain solidaritas dari masyarakat luas belum bisa berdatangan karena meletusnya gunung belum terjadi. Sementara para pengungsi dibarak semakin resah, gelisah membutuhkan “perhatian” yang terus menerus secara fisik dan psikhologis. Oleh karena itu perlu aksi setrategis sebagai berikut:</p> <ol style="margin-top: 0in;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Relawan desa yang menjadi lokasi barak pengungsian didamping untuk menggerakan solidaritas masyarakat memberi perhatian kepada pengungsi di barak.</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Merecruit relawan yang mau dan potensial menjadi pendamping para relawan desa. Fungsi utama relawan ini adalah sebagai community organizer (CO) untuk mendamping desa yang menjadi lokasi barak pengungsi dan khususnya menjadi fasilitator para relawan desa tersebut.</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Memberi pembekalan dasar berupa <i style="">short course</i> kepada para relawan yang menjadi CO. Hal ini penting karena untuk menjadi relawan yang berperan sebagai CO cukup berat yang memerlukan berbagai ketrampilan yang harus ditopang oleh komitmen dan keseriusan yang tinggi.</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Mengembangkan supoorting sytem untuk memberi backstopping para CO dalam operasionalnya baik dalam hal instrument, media, skill, knowledge dan biaya operasional dasar.</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Membangun akses ke berbagai sumber daya baik instansi pemerintah, non pemerintah baik local, regional dan nasional untuk mendukung supporting system.</li></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style="">Strategi untuk jangka panjang<o:p></o:p></b></p> <ol style="margin-top: 0in;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Melakukan pendampingan pemberdayaan masyarakat untuk wilayah DRB II dan DRB I. Pemberdayaan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan semangat solidaritas warga agar para keluarga yang “longgar” jiwa dan materinya mampu menampung para pengungsi DRB III ketika status merapai dalam posisi Siaga dan awas. Secara statsistik jumlah warga DRB III dibandingkan DRB I dan II adalah I : 16, dimana 16 keluarga DRB II dan I dapat menopang dan menyelamatkan satu keluarga dari DRB III. </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Untuk mendampingi pemberdayaan DRB merapi menggunakan pendekatan CO, dimana peran dan fungsinya adalah membangun gerakan social untuk involvement evacuation ketika gunung merapi dalam status siaga dan awas.</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Secara teknis, keluarga keluarga DRB II dan I yang terselektip menjadi “rumah singga”, dibantu membuat kamar tidur dan MCK agar dapat menampung satu keluarga. Proses pembangunannya melibatkan calon calon keluraga DRB III yang kemunginan membutuhkan pengungsian. </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Begitu juga untuk pengungsian hewan / ternak juga menggunakan involvement evacuation, dimana ternak pengungsi masuk ke kandang ternak keluarga DRB II dan I. </li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Kompensasi warga DRB III kepada warga DRB II dan II, adalah menjaga dan melestarikan mata air, lahan rumput dan ikut gotong royong dalam proses pembangunan warga di DRB II dan I.</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Untuk mensitumlant solidaritas warga DRB II dan I, dapat dikembangkan berbai program seperti program peningkatan pendapatan untuk memperkuat kemampuan mereka dalam menampung para pengungsi DRB III. Dana ini bisa diambil dari APBN, APBD atau program LSM untuk penanggulangan bencana merapi.</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Program ini akan lebih baik kalau diterapkan di empat kabupaten (Sleman, Klaten, Boyolalai dan Magelang).</li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Keunggulan program ini adalah adanya gerakan social rakyat untuk menolong dirinya secara terus menerus. Keunggulan lain adalah mengurangi berbagai persoalan pengungsian konvensional yang mendatangkan berbagai implikasi social yang tidak sederhana.</li></ol> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-align: center; line-height: 150%;" align="center">@</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span></p>Misteri Pemberdayaan Desahttp://www.blogger.com/profile/12050053405844970849noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-996407174833559365.post-80073251481423640192009-06-09T19:58:00.001+08:002009-06-09T20:02:03.470+08:00<p class="MsoNormal"><b style=""><i style=""><span style="font-size: 11pt;">PENGALAMAN LSM MELAKUKAN<o:p></o:p></span></i></b></p> <p class="MsoNormal"><b style=""><i style=""><span style="font-size: 11pt;"><o:p> </o:p></span></i></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="font-size: 14pt;">STRATEGI MENYERAP ASPIRASI<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="font-size: 14pt;"><span style=""> </span>RAKYAT KECIL<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style="">Fajar Sudarwo (Mas Jarwo)<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><o:p> </o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><o:p> </o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style="">ASPIRASI RAKYAT KECIL TERPINGGIRKAN<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style=""> </span></b>Media dan istrumen penyerapan aspirasi public sering tidak bisa diakses dan digunakan oleh rakyat kecil. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor: <b style="">Pertama</b>, secara cultural rakyat kecil adalah mempunyai budaya “bisu”, dimana ada keengganan dan kegamangan untuk menyuarakan aspirasinya secara verbal dan non verbal. <b style="">Kedua</b>, rakyat bawah tidak menguasai alat dan intrumen (teknologi) yang dapat sebagai media untuk menyampaikan aspirasinya. <b style="">Ketiga</b>, rakyat bawah tidak mempunya <i style="">knowledge </i>dan ketrampilan untuk mensistematisir dan merekontruksi pikiran, perasaan, kekecewaan dan persoalannya menjadi bentuk aspirasinya. <b style="">Keempat,</b> secara individual tidak ada kekuatan untuk mempertahankan dan menanggung segala implikasi dari aspirasi yang kemungkunin tidak berkenan bagi “sang penguasa”. <b style="">Kelima</b>, fungsi media <st1:place st="on"><st1:city st="on">massa</st1:City></st1:place> berubah dari menyampaikan berita menjadi membuat berita. Posisi sumber informasi menjadi posisi untuk melegitimasi berita yang diinginkan oleh pihak media <st1:place st="on"><st1:city st="on">massa</st1:City></st1:place>. <b style="">Keenam</b>, media formal (public hearing dan MUSRENBANG) sangat elilitis baik system, metode dan media yang digunakan. Sehingga rakyat bawah tidak pernah terakomodir aspirasinya atau hanya sebagai obyek untuk para <i style="">elite</i> untuk melegitimasi kepentingannya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Kondisi seperti diatas sering dimanfaatkan oleh para elite untuk menyampaikan kepentingan dirinya dengan mengatas namakan<span style=""> </span>aspirasi rakyat. Oleh karena itu sangat sulit untuk menginfestigasi mana suara rakyat dan mana suara <i style="">elite</i>. Sebagain besar suara rakyat dipinggirkan oleh suara elitenya. Bahkan para <i style="">elite</i> sering berupaya menghegemony rakyat untuk menjastifikasi atau <i style="">mengaminin</i> kepentingannya dengan <i style="">stigma </i>suara<i style=""> </i>rakyat. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Sampai saat ini pemerintah <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Indonesia</st1:country-region></st1:place> mulai rezim Soekarno samapi SBY belum ada yang mampu membuat strategi dan media yang dapat menjaring aspirasi rakyat kecil. Oleh karena itu berbagai kebijakan sering bias dengan aspirasi rakyat sendiri. Lebih lebih pada era reformasi ini, dimana media <st1:city st="on">massa</st1:City> dan aksi <st1:city st="on">massa</st1:City> <st1:place st="on"><st1:city st="on">kota</st1:City></st1:place> sebagi otoritas tersendiri yang mempunyai symbol sebagai suara rakyat semakin jauh dari aspirasi rakyat itu sendiri. Karena rakyat bawah khusunya desa tidak mampu mengakses menggunakan kedua media tersebut. Bahkan ada anggapan secara umum “Pemerintah saat ini hanya kosentrsi mengakomodir aspirasi elite <st1:city st="on">kota</st1:City>” melalui media <st1:city st="on">massa</st1:City> dan aksi <st1:place st="on"><st1:city st="on">massa</st1:City></st1:place>.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><o:p> </o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style="">SUARA RAKYAT ADALAH SUARA TELEVISI/RADIO<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style=""> </span></b>Hasil penelitian tahun 2004 di lima kabupaten (Lombok Timur, Bima, Dompu, Alor, dan Sumba Barat) tentang MUSRENBANG sungguh menarik. Dimana MUSBANGDES yang dibuat oleh kepala desanya beserta pamongnya dengan yang dibuat oleh warga masyarakatnya secara substansial tidak berbeda. Bahkan hampir seluruh rakyat <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Indonesia</st1:country-region></st1:place> kemungkinan aspirasinya (suaranya sama). Mengapa demikian? Karena hampir setiap hari rakyat <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Indonesia</st1:country-region></st1:place> hanya menerima konsepsi tentang hidup dariTV. Sehingga mulai aspirasi bentuk makan, minuman, pakaian, rumah dan semua yang ada hubungannya dengan kehidupannya mengikuti dan meniru yang ada di TV/Radio. Aspirasi rakyat secara umum sudah terhegemony atau <i style="">“tersurupi”</i><span style=""> </span>oleh pesan pesan dari TV/Radio, bukan dari hati nuraninya lagi. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Rakyat <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Indonesia</st1:country-region></st1:place> akhir akhir ini sudah hampir total “<i style="">kesurupan”</i> pesan pesan TV/Radio yang di tonton dan diperhatikan setiap harinya. Ketika rakyat diberi kesempatan untuk menyampaiakn aspirasinya (biasanya melalui MUSBANGDES/ MUSBANGDUS, Public hearing dengan DPRD atau melalui berbagai survey), memang mulut rakyat yang menyampaikan, tetapi isi pesannya sebetulnya dari TV/Radio. Hal ini bukan kesalahan TV/Radio atau rakyatnya, namun karena pemerintah, PARPOL, LSM, Perguruan Tinggi, institusi adat dan Agama tidak mampu memberi informasi dan penjelasan seintensip dan sesering<span style=""> </span>TV/Radio. Dengan kata lain guru rakyat saat ini adalah TV/Radio. Dengan demikian seluruh cita cita, harapan, dan perilaku hidupnya hampir total meniru “sang guru” tersebut.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Analogi kondisi rakyat di atas adalah seperti pemain kuda lumping yang sedang “mabuk” di kemudian ditanya aspirasinya. Maka yang keluar dari mulut pemainnya adalah suara “setan” yang menghegymoni atau <i style="">“menyurupi”,</i> bukan suara dari si pemain itu sendiri. Kalau suara itu diikuti maka sebetulnya bukan mengakomodir atau melayani kemauan pemainnya tetapi mengakomodir dan mengikuti kemauan dan kehendak “setan” yang mempengaruhinya. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Demikian juga ketika rakyat yang sedang tersurupi oleh pesan yang ada di TV/Radio, maka yang keluar dari mulit rakyat adalah kepentingan yang ada di TV/Radio. Dengan demikian kalau pemerintah mengikuti dan mengakomodir suara tersebut, sebetulnya bukan mengakomodir dan merespont suara rakyat tetapi mengakomodir dan merespont kemauan dan kepentingan TV/Radio. Padahal pesan yang ada di TV /Radio hampir total merupakan pesan dari kalangan para “pedagang” dan elite politik. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Pemerintah SBY (lihat KOMPAS, <st1:date month="4" day="12" year="2006" st="on">12 April 2006</st1:date> seperti artikelnya Agus Sudibyo)<span style=""> </span>terkesan gamang dan merasa berhutang popularitas kepada media. Sehingga media <st1:place st="on"><st1:city st="on">massa</st1:City></st1:place> khususnya TV/Radio dianggap sebagai sumber informasi yang paling syaheh dan valid. Padahal rakyat perlu dididik untuk kritis kepada media <st1:place st="on"><st1:city st="on">massa</st1:City></st1:place>. Inilah kegamangan ketika pemerintah akan memasuki ranah media <st1:place st="on"><st1:city st="on">massa</st1:City></st1:place> yang akhir akhir ini menduduki posisi seolah olah wakil suara rakyat!</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><o:p> </o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style="">TRATEGI MENYERAP ASPIRASI RAKYAT KECIL<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span><st1:place st="on"><st1:city st="on">Ada</st1:City></st1:place> nasehat rakyat kepada para akhli komunikasi “Jangan bertanya kepada orang yang lagi mabuk atau lagi <i style="">kesurupan</i>!” Sebab jawaban yang diperoleh adalah akan bias dari suara hati yang ditanya itu sendiri.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Kalau kita mengikuti nasehat di atas sebaiknya pemerintah jangan langsung menjaring aspirasi rakyat yang sedang <i style="">kesurupan</i> TV. Sebab hasilnya akan bias dengan suara hati rakyat itu sendiri. Percayalah kalau kebijakan yang dibuat pemerintah hanya berdasarkan pesan TV /Radio akan terus masuk dan keluar dari kesesatan yang tidak ada ujung pangkalnya. Oleh karena itu, kalau menggunakan analogi pemain kuda lumping yang sedang trans maka sebelum ditanya di tiup dulu telinganya dan disadarkan. Setelah sadar baru ditanya aspirasinya. Insya Allah yang keluar adalah suaranya yang mencerminkan kebutuhan hati nuranya bukan menyuarakan kehendak setan yang <i style="">menyurupi</i>. Dengan demikian perlu ada upaya upaya untuk melakukan proses penyadaran diri rakyat terlebih dahulu dengan cara memberi berbagai penjelasan dan informasi yang dapat untuk mengkritisi dan mengkonter penjelasan dan informasi sesat dari TV /Radio dan media lainnya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Salah satu fungsi Departemen Komunikasi dan Informatika adalah membuat strategi komunikasi yang dapat menyadarkan rakyat yang sedang <i style="">kesurupan</i>. Fungsi ini yang selama rezim SBY khususnya belum terlihat effektip. Bahkan terkesan sejak memasuki masa reformasi Departemen Penerangan terlihat gamang dan ragu, seolah olah tidak mempunyai visi dan sikap yang jelas. Oleh karena itu ada beberapa konsep yang dapat menjadi referensi bagi Departemen penerangan sebagai berikut: <b style="">Pertama</b>, membangun sytem komunikasi melalui birokrasi yang transformatip. Sehingga para apparatus pemerintahan di tingkat pelayanan public memahami, mengerti dan bisa melaksanakan dan menjelaskan kebijakan kebijakn pemerintah kepada rakyatnya. Komunikasi antar instansi pemerintah sendiri sampai saat ini terkesan macet. Oleh karena itu perlu mengembangkan system komunikasi antar departemen / instansi yang lebih intensip dan effektip. <b style="">Kedua</b>, mengembangkan komunikasi rakyat yang dialogis melalui media populair di lingkungan masyarakat sendiri. Artinya perlu ada juru penerang yang transformatip dan cakap menggunakan media rakyat setempat yang populair. <b style="">Ketiga</b>, mentransformasi pesan melalui media <st1:place st="on"><st1:city st="on">massa</st1:City></st1:place> untuk mengimbangi pesan dari elemen elemen lain. Sampai saat ini Departemen Komunikasi dan Informatika belum banyak menggunakan program acara TV dan Radio yang dikemas secara populair untuk menyampaikan penjelasan tentang berbagai kebijakan pemerintah. Namun untuk melaksakana ketiga konsep tersebut perlu menggunakan metode dan strategi yang tidak mengulang seperti digunakan rezim Orde Baru. Karena pada zaman Orde Baru Departemen Komunikasi dan Informatika terkesan sebagai fungsi untuk menjinakan rakyat ketimbang sebagai fungsi membangun kesadaran dan pencerahan rakyat. Pada saat ini diperlukan Departemen Komunikasi dan Informatika yang mampu mencerdaskan, mendidik, memerdekaakan, mencerahkan pikiran rakyat. Berbagai instrument dan media komunikasi yang mencerahkan dan menyadarkan rakyat sudah banyak dilakukan oleh kalangan sebagain kecil LSM dan terbukti effektip hasilnya. <b style="">Keempat</b>, perlu mengembangkan system informasi yang antisipatip untuk masalah masalah social khususnya bencana, wabah penyakit, stok bahan kebutuhan pokok, dan berbagai pelayanan public.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Kalau rakyat sudah tidak terhegemony oleh suara TV/Radio maka Departemen Komunikasi dan Informatika perlu mengembangkan strategi penjaringan aspirasi rakyat yang “merakyat”. Artinya perlu ada sytem yang dapat mengakomodir aspirasi rakyat dan menggunakan bentuk dan media yang dapat diakses oleh rakyat bawah. Strategi penjaringan aspirasi rakyat bawah yang paling tepat adalah melalui media “aduan langsung” di setiap yunit pelayanan umum seperti: Pelayanan kesehatan, Pelayanan Pendidikan, Pelayanan <st1:city st="on">surat</st1:City> <st1:place st="on"><st1:city st="on">surat</st1:City></st1:place> yang ada hubungannya dengan kepentingan warga negara seperti KTP, SIM, IMB, dll. Artinya strategi penjaringan aspirasi menjadi satu system yang tidak terpisahkan dengan system kerja birokrasi dan apparatus pelayanan public. Departemen Komunikasi dan Informatika tidak bisa bekerja secara terpisah dan artificial, namun harus mampu mentransformasi TUPOKSI nya menjadi bagaian yang tidak terpisahkan dengan seluruh Departemen, instansi, unit, di setiap tingkatan mualai dari desa, kecamatan, kabupaten, propinsi dan pusat. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Sytem dan media aduan di unit pelayanan umum sangat effektip berdasarkan pengalaman LSM yang mengembangkan program gerakan partisipasi dan pengawasan pelayanan public khususnya Puskesmat, IMB, Pendidikan, dan pelayanan di tingkat desa di kabupaten Sleman, Bima, Lampung, Solok dan <st1:place st="on">Sumba</st1:place> barat. Hal ini karena instrument dan bahasanya sangat familier dengan rakyat bawah. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Namun penjaringan aspirasi rakyat kecil harus diimbangi dengan peningkatan kualitas dan kapasitas pelayanan public. Kalau tidak, maka akan mempercepat proses kekecewaan rakyat dan akibatnya dapat mengurangi kepercayaan dan partisipasi rakyat terhadap proses pengelolaan pembangunan dan pemerintahan. Faktor utama persoalan di era pemerintahan SBY adalah apparatus pemerintahan di tingkat bawah tidak memahami kemauan politik pemerintah pusat dan tidak mampu mengurai dan mengoperasionalkan kebijakan kebijakan pemerintah di tingkat pusat dan kabupaten. Bahkan terkesan sampai saat ini apartus pemerintah energinya banyak terserap untuk mengurus dirinya yang tidak pernah selasai dengan operational cost “tinggi” terbukti rata rata 60% APBN/APBD terserap untuk membiayai birokrasi dan apparatus .</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">*</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span></p>Misteri Pemberdayaan Desahttp://www.blogger.com/profile/12050053405844970849noreply@blogger.com0