Jumat, 22 Februari 2013
Pemberkuasaan
Pemahaman Singkat
Pemberkuasaan / Pemberdayaan
Istilah pemberdayaan merupakan terjemahan dari “empowerment”, yang
secara harfiyah bisa diartikan sebagai “pemberkuasaan”, sedang dalam arti luas
pemberdayaan masyarakat adalah : suatu usaha pemberian atau peningkatan
“kekuasaan” (power) kepada masyarakat yang lemah atau tidak beruntung
(disadvantaged) melalui perubahan struktur social, dimana rakyat (masyarakat)
mampu menguasai (berkuasa atas) kehidupannya, sehingga harkat dan martabat
kehidupan masyarakat dapat berkembang kearah yang lebih baik.
Selain itu istilah pemberdayaan masyarakat hamper memiliki kesamaan
tujuan dengan pembangunan (development). Dimana pembangunan (development)
itu sendiri adalah proses social yang direncanakan atau di rekayasa untuk
memajukan kemajuan masyarakat, dimana pembangunan senantiasa berkembang
seiring dengan tuntutan zaman dan kebutuhan masyarakat.
Namun dari dua istilah diatas terdapat perbedaan paradigma yang sangat
mendasar, dimana pemberdayaan menempatkan masyarakat sebagai pemain
(actor) utama dalam menentukan kehidupannya, sedangkan pembangunan
menempatkan pemerintah sebagai sumber segala-galanya. Terlepas dari itu semua
dapat kita temukan tujuan yang ingin dicapai baik oleh pemberdayaan masyarakat
maupun pembangunan adalah untuk merubah kondisi kehidupan masyarakat yang awalnya tertinggal, melalui serangkaian proses, program yang terencana, sehingga
tercipta kehidupan masyarakat ke arah yang lebih baik.
Sejumlah studi menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin dan
termiskin di pedesaan masih cukup banyak. Mereka menjadi bagian dari
komunitas dengan struktur dan kultur pedesaan. Kira-kira separuh dari jumlah itu
benar-benar berada dalam kategori sangat miskin (the absolute poor). Kondisi
mereka sungguh memprihatikan antara lain, ditandai oleh malnutrion, tingkat
pendidikan yang rendah (bahkan sebagian masih buta huruf), dan rentan terhadap
penyakit. Jumlah penghasilan dari kelompok ini hanya cukup untuk makan.
Karena itu tidak mengherannkan bila perkembangan fisik dan mental mereka
(termasuk anak-anaknya) juga berjalan agak lamban. Kelambanan itu terasa sekali
ketika dalam kehidupan mereka diintroduksi ideologi dan teknologi baru yang
berbeda dari yang sudah ada.
Oleh karena itu, kegiatan pembangunan perlu diarahkan untuk merubah
kehidupan mereka menjadi lebih baik. Perencanaan dan inplementasi sehingga
mereka mempunyai akses pada sumber-sumber ekonomi sekaligus politik.
Nampaknya tidak terlalu berlebihan apabila dinyatakan bahwa medan perang
melawan kemiskinan dan kesenjangan yang utama sesungguhnya berada di
desa.Masyarakat miskin kini bertambah miskin dan masyarakat yang hampir
miskin kini tergelincir menjadi miskin. Oleh sebab itu, bila negara ingin mencapai
tujuan ekonomi sebagai cita-cita oleh rakyat maka masalah kependudukan
(masyarakat) perlu menjadi unsur utama dalam rencana pembangunan jangka
panjang.
Dalam proses pemberdayaan dan pembangunan masyarakat pemerintah
sebagai pemegang kebijakan memiliki tanggung jawab yang besar dalam
memenuhi hak-hak rakyat akan penghidupan yang layak, hak akan pendidikan,
kesehatan, kesempatan kerja, dan lain-lain. Dalam hal ini pemerintah perlu
melakukan langkah-langkah strategis seperti:
Pertama, menganalisa kebijakan sosial yaitu merumuskan seperangkat
tindakan (course of action), kerangka kerja (framework), petunjuk (guidline),
rencana (plan), penetaan (maping), trada atau strategi yang dirancang untuk
mencapai tujuan social. Tujuan social berorientasi pada upaya pemecahan
masalah social, pemenuhan kebutuhan sosial, dan pencapaian kesempatankesempatan
social yang maksimal.
Kedua, menaikkan anggaran untuk program pelayanan social dan
kebutuhan social, seperti pogram pengentasan kemiskinan, pendidikan, kesehatan,
perluasan lapangan kerja dan lain-lain. Idealnya, negara berkembang dapat
mengeluarkan dana untuk pembangunan social minimal 20 persen.
Ketiga, peningkatan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah.
Pemerintah pusat dan daerah kerap kali terjadi saling menyalahkan ketika
melakukan penanganan masalah dilapangan. Hal ini diakibatkan karena lemahnya
koordinasi. Langnkah koordinasi ini penting dalam rangka mencapai pelayanan
yang memadai serta mencegah persoalan yang muncul dilapangan
Dalam pemberdayan masyarakat paradigm pemerintah sebagai sumber
segala-galanya di geser dengan menempatkan masyarakat alikan sebagai pemain
utama. actor dalam pembangunan. Demikian juga dengan proses pembangunan seharusnya dilakukan untuk meningkatkan derajad keberdayaan masyarakat
sampai kapada tingkat keberdayaan masyarakat yang optimal.
Secara bertingkat keberdayaan masyarakat menurut susiladiharti dapat
digambarkan sebagai berikut:
(1) Tingkat keberdayaan pertama adalah terpenuhi kebutuhan dasar (basic needs).
(2) Tingkat keberdayaan kedua adalah penguasaan dan akses terhadap berbagai
system dan sunber yang diperlukan
(3) Tinggkat keberdayaan ketiga adalah dimilikinya kesadaran penuh akan
berbagai potensi, kekuatan dan kelemahan diri dan lingkungannya.
(4) Tingkat keberdayaan keempat adlah kemampuan berpartisipasi secara aktif
dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi lingkungan yang lebih kuat
(5) Tingkat keberdayaan kelima adalah kemampuan untuk mengendalikan diri
dan lingkungannya. Tingkat ini dapat dilihat dari keikutsertaan dan dinamika
masyarakat dalam mengevaluasi dan mengendalikan berbagai program dan
kebijakan intitusi dan pemerintahan.
Untuk mewujudkan derajad keberdayaan tersebut perlu dilakukan
langkah langkah secara runtun dan simultan, antara lain :
1. Meningkatkan suplai kebutuhan-kebutuhan bagi kelompok masyarakat yang
paling tidak berdaya (miskin).
2. Upaya penyadaran untuk memahami diri : potensi, kekuatan, dan kelemahan,
serta memahami lingkungannya,
3. Pembentukan dan penguatan institusi terutama institusi ditingkat local,
4. Upaya penguatan kebijakan,
5. 5. Dan pembentukan dan pengembangan jaringan usaha atau kerja
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2134146-tinjauan-teoritik-tentang-pemberdayaan-masyarakat/#ixzz2Lb94MCBy
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Thanks mas Jarwo, inspiratif. Bagaimana kalau saya usul tingkat keberdayaan keenam? Saya pikir itu adalah "Kemampuan atau kemauan untuk memberdayakan orang lain." Orang tidak pernah berdaya dengan sendirinya, melainkan merupakan resultante dari sebuah "jejaring mutual" saling memberdayakan. Keberdayaan setiap orang, melalui kelima level yang disampaikan mas Jarwo selalu merupakan sumbangsih (kontribusi) dari orang lain (langusng maupun tidak). Olah karena itu melekat tanggungjawab untuk memberdayakan lingkungan (orang lain) ketika orang sudah berdaya. Ini cuman usul mas, salam pemberdayaan dan selamat memberdayakan!
BalasHapus